CHAPTER 34 - 2 - A DANGER LOVERS

2K 233 17
                                    

JAVIER




Aku tahu kalau Mr.L mengendalikan Carlo agar dia masuk ke dalam sungai dan menenggelamkan dirinya hingga mampus dimakan piranha. Seratus persen yakin dengan hal itu.

Benar-benar orang sok suci yang memuakkan.

Tanpa banyak omong, aku langsung mendorong Sam (yang entah bagaimana caranya bisa bebas dari Pak Petrus) dengan kakiku, tapi cowok itu tidak roboh begitu saja. Aku mencoba lagi dengan teknik judo yang aku pelajari dari Ethan, cukup berguna rupanya. Kesempatan itu aku manfaatkan untuk melarikan diri dari danau, dan untung saja aku bebas dari sana. Setidaknya aku bisa melawan mereka dengan background hutan daripada sungai yang dipenuhi piranha.

Aku berusaha mencari cara untuk mengambil remot yang ada di tangan Mr.L karena hanya dengan itu aku bisa menghentikan kendali hipnotisnya. Aku tidak ingin memukul siapapun, karena mereka adalah temanku. Tapi berhubung Ethan dan Sam sudah kembali menyerangku, kali ini dengan gerakan yang lebih cepat, aku terpaksa mendaratkan pukulan menyakitkan di wajah Ethan, juga tendangan maut di pinggang Sam. Mereka terjatuh, dan berusaha untuk bangkit, tapi kemudian aku menghantam mereka dengan tendangan lagi, masing-masing tepat di pinggang sehingga mereka berhenti. Aku melihat Mr.L yang sedang tidak melihat kami, karena orang itu sibuk dengan kerjaan lainnya yang menyangkut Belle. Aku tidak tahu apa yang diinginkan orang itu, yang jelas sekarang aku harus membantu Carlo keluar dari wilayah sungai.

Aku mendekati Carlo dan menyentuh pundaknya, memaksanya untuk mundur. Tapi dia terlalu kuat. Aku kembali mencoba untuk menyentaknya mundur, tapi tidak bisa.

"Aku sudah mencoba, Nak!" teriak Pak Petrus sambil melayangkan tinju mautnya kepada Ernest dan Sam sekaligus, yang sia-sia karena tubuh beliau jauh lebih kecil dibandingkan Sam dan Ernest yang bagaikan bouncer di klub ternama. "Percuma! Lebih baik terus membela diri!"

Karena percobaanku yang keempat gagal, aku akhirnya mencari cara lain yang bisa kulakukan untuk menghentikan Carlo. Dan satu-satunya cara adalah dengan merebut remot yang sekarang berada di tangan Mr.L itu. Aku melihat kubu Mr.L yang sepertinya sedang sibuk sekali mempersiapkan sesuatu yang terlihat seperti piring-piring di pinggir danau. 

Wait, piring-piring? Apa ini semacam sesajen? Sekte apa yang sedang mereka masuki?! 

Dari jauh, aku bahkan bisa melihat makhluk-makhluk yang ada di sekitar sana tidak terlalu senang dengan kedatangan kami, terutama tindakan mereka yang rada menganggu dan memancing. Karena hanya aku satu-satunya yang memiliki kemampuan, aku jadi sasaran tinju mereka semua. Mereka mengamuk padaku, mati-matian berusaha masuk ke dalamku dengan tujuan entah apa. 

Aku kemudian memutuskan untuk menghampiri Andrew yang sudah merobohkan Ernest dan Sam dan mengalihkan fokusku.

"Mereka tidak melihat kita." Pak Petrus berkata saat aku mendekatinya. "Mereka sibuk dengan urusan sesajen mereka. Mereka pikir kita sedang sekarat dihajar oleh orang-orang ini."

"Mereka aliran sesat?!" tanyaku tidak percaya.

Apa itu berarti semua teman-temanku akan dijadikan tumbal atau semacamnya?

"Orang gila selalu punya banyak kegilaan yang akan mengejutkan kita. Lebih baik, kita fokus mencari rencana kilat untuk melepaskan mereka semua." 

Aku mengangguk. "Kita harus cari cara untuk merebut remot yang ada di tangan Mr.L itu, Pak Petrus. Tapi bagaimana caranya?"

Pak Petrus menoleh sejenak ke belakang, lalu kembali menatapku baik-baik.

"Ada Filly, Tracy, dan Mr.L yang sedang sibuk mempersiapkan ritual sekte sesat mereka yang aneh, temanmu yang sinting, Patricia, yang sedang membisikkan sesuatu ke telinga Sierra. Teman kamu yang banyak mulut itu juga masih kepayahan di ujung sana." Pasti yang dimaksud adalah Bri. "Dan sisanya...awas!"

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Where stories live. Discover now