Part 1. Kiamat Sudah Dekat

56 6 0
                                    


"Gak boleh telat,..." Tapi astaga telat! Hari ini pertama meeting di posisi baru dengan Director rumah sakit. Ini gara-gara semalam terlalu malam pulang dari Bandung.Baru seminggu hari ini ngantor disini dan hari ini meeting pertamaku dengan Direktur Utama Rumah Sakit tempatku bekerja. Keluar buru-buru dari mobil dan menenteng tas kerja dan tas laptop sementara tangan lain memegang gelas kopi. Multitasking...


Aku berjalan cepat di lobby. Ponselku berbunyi,... Astaga lebih baik aku membeli wireless headphones lain kali.

 Astaga lebih baik aku membeli wireless headphones lain kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya kenapa Ma?" Lobby kenapa ramai sekali, harus berhati-hati dengan semua barang yang kubawa sementara aku harus mengejar lift di depan, sembari menelepon.


"Lisa, adik kamu minta bayaran semesteran kuliah. Kamu belum kasih ya..." Mama datang dengan masalah. Uang!


"Udah Ma, kan udah awal bulan sama uang saku semua. Sekarang dia minta apa lagi?!" Belum apa-apa aku sudah kesal.


"Katanya kurang. Kepake sama dia buat beli buku kuliah dan bayar praktek. Dia minta lima juta lagi...." Langsung menghela napas kesal dengan omongan Mama.


"Dia pake buat apa lagi sih...Ya Tuhan! Mama jangan kasih Ma. Aku mau ngocehin orang dulu, kemana lagi sih dia pakai uangnya, itu adek satu kenapa sih nyusahin bener!" Aku tak sadar mengoceh dengan nada tinggi, harus nanggung semuanya di keluarga ini semenjak kepergian Papa. Dua adikku masih kuliah, walaupun satu hampir selesai. Kebutuhan rumah, Ibu yang terkadang sakit, kenapa hidupku berat sekali belakangan.


"Iya Mama gak habis pikir kenapa dia gak bisa berhemat. Udahlah Lisa, nanti Mama yang kasih aja, Mama masih ada..."


"Gak bisa Ma! Simpen buat Mama! Besok aku omelin dulu si Ardy! Kurang ajar! Kemarin Mama tahu dia juga minta tambahan, sekarang....Aww!" Dan tiba-tiba aku bersenggolan dengan seorang gelas kopiku tumpah dan sukses membuat noda lebar. Kopi yang masih panas itu membuatku noda di bajuku! Apes!


"Sial! Bisa hati-hati gak sih!" Akumulasi kekesalanku sudah memuncak sekarang. Entah kesialan apa hari ini, baju ku kena tumpahan kopi, baju putih lagi, lupa gak bawa blazer! Telat lagi, harus ketemu Director hari ini,... Orang yang menabrakku juga sedang melihat pada layar ponselnya. "Kamu tuh ya! Liat dong kalo jalan! Jangan lihat HP terus..." Aku hopeless melihat bajuku yang sudah kotor.


"Maaf, saya tak melihat Anda."


"Maaf!Maaf! Mata dipakai kalo jalan!" Aku melihat orang yang menabrakku, mukanya bule, mungkin salah satu keluarga pasien. Ganteng, tapi gue gak perlu kegantengan dia sekarang. Ngomong Indonya lancar, gak ada accent khusus. Kok bisa...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan Cinta Sang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang