CHAPTER 31 - THE WOUNDED CHASING

1.7K 216 6
                                    

Ethan



Aku menyuruh anak-anak yang sudah bebas itu untuk bersembunyi di dalam gudang tempat pertama kami masuk tadi. Untung saja aku sudah menyalakan lampu, jadi aku tidak perlu menghadapi tangisan mereka yang pastinya bisa bikin otakku meledak. 

Yah, kalau boleh aku memohon perkecualian, otakku sudah cukup penuh dengan isi pikiran semua orang yang beragam, mulai dari Mr.L yang rupanya punya koneksi dengan papa Javier, si kembar Tracy dan Filly yang berbeda kepribadian namun serupa, Sam dan Ernest yang untungnya sudah lepas dari pengaruh hipnotis, ditambah Javier yang bolak-balik menanyakan keberadaanku dan Sierra lantaran kakaknya yang superprotektif tidak berhenti menganggunya sejak dia sadar. Kevin, si pemimpin gerombolan anak, sempat memghampiriku sebelum aku dan Sierra meninggalkan mereka sebentar untuk mencari Bri, Belle, dan yang lainnya.

"Kak, aku bisa pulang ke mama, kan?" katanya dengan wajah memelas.

Aku tidak bisa menjawabnya. Bukannya aku ingin bilang, "Ya, Nak, sayang sekali kita sudah terjebak di rumah antah berantah, jadi kita hanya bisa berdoa supaya dosa-dosa kita diampuni dan kita bisa pulang dengan tenang ke Surga". Tapi Sierra langsung menjawab pertanyaan si Kevin dengan intonasi yang lembut, sama sekali berbeda dariku.

"Bisa dong, Vin. Setelah ini, kakak antar kamu ke mama, oke? Sekarang kakak cuma minta satu aja," katanya sambil tersenyum. "Jangan buat keributan. Kalian diam aja, kalau bisa tidur, oke? Di sana ada kunci, setelah kakak keluar, kunci langsung pintunya. Jangan lupa pintu yang di sana juga dikunci, oke? Nanti kalau kakak sudah selesai membasmi semua monsternya, kakak akan balik ke sini lagi."

"Tapi, gimana kalau yang  mengetuk pintu bukan kakak? Terus pas kita buka malah Si Monster?"

Wow, pemikiran yang cukup bagus. Kali ini aku yang menjawab.

"Kakak punya kunci cadangannya," kataku sambil mengeluarkannya dari saku, memastikan bahwa tidak satu orang pun baik Mr.L, Tracy, Filly, ataupun tukang kebun mereka, Salim, yang dapat membukanya lagi karena ini satu-satunya kunci yang mereka miliki dan bodohnya ditinggal begitu saja tanpa kecurigaan. Aku menemukannya saat kami pertama masuk dari pintu depan. "Kakak akan buka sendiri. Jadi, kalau ada orang lain yang mengetuk, jangan dibuka dan jangan bersuara. Pokoknya kalian tidur aja, oke?" kataku sambil mengelus rambut ikalnya. 

Kevin mengangguk lalu segera menunggu kami keluar.

Aku lalu mengajak Sierra dan keluar dari gudang itu. Aku mendengar bunyi klik dari dalam, jelas si Kevin mengerti permintaan kami untuk mengunci pintunya. Ruangan kali ini sepi. Tadi masih ribut dengan suara anak-anak, namun dengan cepat digantikan dengan kesunyian yang mencekam. Aku melihat ruangan sedikit berantakan, lalu maju untuk memeriksa keadaan, sementara Sierra mengikuti di belakang.

"Than, kita harus cari Bri, Belle, sama Carlo. Tadi aku dengar Sam dan Ernest sudah ada di atas. Kalau begitu berarti Javier sudah mengurus mereka," kata Sierra dengan suara bergetar. 

Aku tahu dia masih menahan sakit karena kakinya yang ditusuk oleh anak tidak sopan berwajah horor yang sudah aku amankan di dalam gudang.

"Tenang saja, kita periksa dulu keadaan, setelah semuanya be..."

BRAK!

Aku melihat Sierra jatuh ke lantai dengan kepala mengeluarkan darah. What the heck. Aku langsung menoleh ke belakang dan mendapati Carlo sedang mengangkat kapak tinggi-tinggi. Tuggu dulu, apa ujung kapak tadi mengenai kepala Sierra? Aku melihat kapak yang masih bersih dan berkilau. Berarti dia hanya menggunakan bagian tumpulnya untuk memukul cewek itu. Kalau saja dia berniat menyakiti cewek itu, akan kujadikan sate dirinya!

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Where stories live. Discover now