CHAPTER 30 - RED-HANDED MAN

1.7K 212 12
                                    

Javier


Dasar kucing tukang bikin penasaran, sekarang dia kabur begitu saja setelah sukses membuatku bertanya-tanya! Aku sempat berniat untuk menangkap kucing itu, kalian tahu, membawanya pulang atau mengajaknya bertempur bersamaku. Tapi baru saja aku melangkah maju, dengan tatapan mata terkunci pada matanya, hewan mungil itu lari tunggang langgang, seakan-akan aku bakal menjadikannya sate kucing atau apalah. 

Baiklah, sepertinya aku harus mengurus Tracy dan situasiku yang terjepit saat ini. 

"Bagus! Kemari, anak-anak! Hajar mereka! Bunuh mereka!" teriak Tracy liar, sambil tertawa-tawa seperti orang gila yang merasa di atas angin karena pasukan tempurnya datang menolong.

Tanpa disuruh, Sam dan Ernest langsung menerjang ke arahku yang langsung menghindar dengan refleks. Aku mendengar suara kapak dipukul ke meja, dan melihat Pak Petrus nyaris mati dengan kepala terpenggal di atasnya. Tracy segera lari menyelamatkan Salim yang sepertinya sulit sekali menyelamatkan diri, tanpa memedulikan aku masih terjebak di sini dengan Sam dan Ernest yang tatapannya kosong: jelas bahwa mereka dihipnotis. Aku tahu apa yang harus aku lakukan, hanya saja aku harus keluar dulu dari sini bersama Pak Petrus. Aku berusaha berlari ke arah beliau, tapi kapak itu terus nyaris mengenaiku. Untuk yang kedua kalinya, aku terpeleset dan Ernest menginjak kakiku.

"Ahhh!"

Lalu Sam mengangkat kapaknya tinggi-tinggi dan menghujamkannya padaku. Kapak itu mengenai ujung rambutku yang langsung tercerai berai, membuatku berteriak dalam hati bahwa setelah ini rambut Mr.L harus aku botakin dengan ganas. 

 Aku berusaha berdiri dan menendang Ernest yang langsung mundur, lalu berlari ke arah pintu. Andrew sudah keluar dari ruangan, entah apa yang dia lakukan. Aku kemudian memancing Sam dan Ernest untuk mengikutiku, dan sayangnya mereka mau. Aku berlari mengitari lorong sambil mengeluarkan botol yang tadi aku ambil di brankas. Kemudian aku membukanya. Wangi khas bunga krisan langsung menyeruak. Aku berhenti di ujung tangga menuju ke lantai tiga dan dan menaiki satu anak tangganya.

Sam dan Ernest masih berlari mengejarku, dan tepat satu detik sebelum mereka menyentuhku, aku melemparkan botol itu ke arah mereka, yang terbuka dengan dramatis (mungkin teman-teman setanku membantu). Mereka langsung diam dan terkulai di tempat. Aku tidak berharap mereka pingsan, karena sebenarnya aku juga butuh bantuannya. Mereka perlahan-lahan sadar lalu menggelengkan kepala seperti orang bingung. Aku memeriksa keadaan, barangkali si Tracy dan Salim masih ada di sekitar sini. Tidak ada. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, tapi biarkanlah. Yang penting teman-temanku bebas dulu.

Melihat mereka yang mulai sadar, aku menghampiri mereka.

"Sam, Ernest, udah sadar? Halo?" tanyaku sambil menepuk-nepuk pipi mereka dengan kasar.

Sam menepis tanganku dengan tidak kalah kasarnya. "Kamu ini main tampar sama kakak kelas! Nggak sopan abis!"

"Hei, justru Anda yang harus sadar diri! Aku sudah pertaruhkan nyawa demi menyelamatkan kalian, tahu!"

Ernest yang langsung berdiri dan membersihkan diri mengangguk.

"Apa kita kena hipnotis lagi?" tanyanya bingung.

"Mana Sierra?!" Sam setengah menjerit, membuatku mau tidak mau harus membekap mulutnya.

"Kalau kamu berisik begini, kita bisa mampus bersama! Aku nggak tahu kalau efek samping hipnotis semengerikan ini!"

Sam melepas tanganku dengan kasar lalu menguasai diri. 

"Apa dia baik-baik saja?" 

Aku memiringkan kepala. "Terakhir kali yang kutahu, dia sedang bersama Ethan, yang berarti, Tenang Saja. Sekarang, kamu ada bersama kami. Jadi, kalau kamu mau bertemu adikmu itu secepatnya, kamu harus fokus membantu kami di sini."

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Where stories live. Discover now