CHAPTER 27 - THE ONES WHO'S LEFT CONSCIOUSLY

2.1K 232 16
                                    

Ethan 

Sebelum semua orang menyalahkanku karena sengaja menyembunyikan kabar hilangnya Javier, aku akan jelaskan terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum semua orang menyalahkanku karena sengaja menyembunyikan kabar hilangnya Javier, aku akan jelaskan terlebih dahulu. 

Ketika aku mendapat pesan dari ponsel Javier dari sosok pengagum rahasia mamanya, aku sudah berjanji pada diriku bahwa ini akan menjadi satu masalah yang rumit dan saling berhubungan. Kabar pertemuanku dengan Andrew terpaksa kutunda karena aku sudah mencampakkan Javier cukup lama. Temanku itu bahkan tidak jelas nasibnya, tapi dari lolongan yang kudengar ketika aku berada di luar bersama Sierra dan Belle, aku telah bertekad bahwa setelah ini, apa pun yang terjadi, aku harus menghilang sementara dari mereka untuk  menyelamatkan Javier. Sebelumnya, Bri sempat menyambutku di pintu depan. 

Katanya, "Bro, lo mau ke mana?" 

Aku sempat berniat meninggalkannya, tapi teringat bahwa selain Javier (yang sedang raib), Bri adalah satu-satunya orang yang dapat kuandalkan di sini. Jadi kuputuskan untuk memberitahunya berhubung situasi benar-benar terjepit.

"Aku berbohong ketika aku bilang Javier sedang berkumpul dengan keluarganya. Itu cerita yang panjang, tapi Javier nggak memiliki hubungan yang baik dengan keluarga besarnya. Dia ada di rumah sebelah, yang bukan lego, dan jadi sandera." 

Aku menceritakan detail lengkapnya pada Bri, berharap cowok itu tidak kaget dan bertindak lebay, tapi untung saja kali ini dia bisa diajak serius. Setelah mendengarkan dengan seksama, dia menawarkan diri untuk mengatur rencana. 

"Lo serahkan sisa anak-anak yang di sini pada gue. Gue akan lindungi mereka dengan segenap tenaga, terutama Belle." Melihat tampangku yang bete karena dia tidak mengikutsertakan Sierra (dan tentu saja kakaknya, dan juga teman kakaknya, dan sahabat indigoku), Bri buru-buru meralat kalimatnya. "Oh jelas Sierra juga kuperhatikan, dong! Kakaknya juga. Teman kakaknya juga. Sobat indigo lo juga dah. Bibi di vila serta kang bakso sekalian deh! Jangan melotot-melotot begitu! Masa aku cuma peduli pada Belle aja, jangan marah gitu lah. Lo selalu bikin jantung gue mau copot."

Aku mengangguk lega. "Aku akan coba mengeluarkan Javier dari rumah sebelah, sementara itu, kamu pastikan anak-anak tidak keluar. Bila ada perubahan rencana, apa pun itu, entah karena tiba-tiba mereka jadi zombie lagi, atau karena salah satu dari mereka nekat, pastikan kamu menjadi orang terakhir yang dapat mereka andalkan. Cuma kamu yang bisa kupercaya saat ini, Bri. Stay alive, oke?" 

Dengan begitu, kutinggal Bri yang segera masuk menyusul Belle yang untungnya tidak sempat kepo, lalu berjalan melintasi jalan setapak dan melewati pagar pembatas antara villa ku dengan milik Pak Rafa. 

Walaupun hari belum gelap gulita sepenuhnya, ada atmosfer horor yang terus-terusan mengintai setiap langkah yang kuciptakan. Bahkan ketika aku akhirnya memutuskan untuk melompati pagar dan mendarat dengan bunyi berisik yang terdengar seperti speaker bervolume penuh di telingaku, aku sudah gemetaran sendiri dan takut ketahuan. Aku tidak akan membiarkan diriku habis diadili Carlo dan yang lain, ataupun dipenggal pak Rafa atau Melissa dengan kapaknya (karena cewek itu suka sekali bermain dengan kapak, entah mengapa). 

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang