chapter 16

58 5 3
                                    

Ada pepatah, jangan benci seseorang berlebihan, karna bisa
jadi cinta katanya.
Pasalnya batas antara benci dan cinta itu tipis banget.

Happy reading♥️

****

Pagi ini zara berangkat sedikit siang, semaleman suntuk ia menonton drakor hingga tak ingat waktu.
Tidur setelah sholat subuh memang jarak nya tipis sekali menuju jam sekolahnya.
Ia selalu terima resiko untuk masalah seperti ini.
Mungkin waktu jam pelajaran yang  akan disita zara untuk membayar tidurnya.

Ia memasuki kelas dengan mata pandanya seluruh tubuhnya menggigil,ya kalian tau bagaimana rasanya begadang semaleman dan di paksa bangun di pagi hari.

"Ra gimana kemarin?" Tanya lisa yang langsung menyambut kedatangan zara.

"Lo sih pake sakit, giliran di butuhin sakit lo"

"Ya kan udah rencana Tuhan" katanya sok dramatis.

"RAAAAAA" Teriak hendry dari pojokan kelas.
Ia teman cowok zara yang cukup dekat.
Ketika smp hendry sempat menembaknya namun ia tolak karna alasan ia sudah bersama haikal kocak memang jika di ingat lagi.

Zara mencoba tidak mendengarnya, lama-lama matanya yang sudah menghitam ini bisa keluar secara kasar.
"Isshh raa di panggil juga" gerutu henry

"Ya lo tau kan sekarang jam berapa.
Ini masih pagi dimana mood
seseorang tercipta" omelan zara pagi ini.

"Ya maap.
Gini ya zara talia gue cuman nyampein amanah bahwa lo dapet salam"

"Dari saha?"

"Gavin"

"Gavin?"

"Iya Reza gavin mahesa kelas XI
Mipa 1" jelas hendry

Pernyataan henry tersebut membuat pagi ini begitu hangat.
Lagi pula hanya sebuah salam,tapi mengapa zara ingin tersenyum.
Sangat senang rasanya.
Rencana pagi ini untuk tidur musnah kantuknya hilang tubuhnya yang tadi menggigil kini segar.

"Salam balik nggak?" Tanya hendry

"Iya salam balik" jawabnya seraya mengulum senyum

"Ciye ayee cinta yang terbalaskan" ledek lissa.

Jam pertama di buka oleh fisika, pelajaran yang sangat tidak menarik di mata zara,bahkan hanya mendengar namanya saja ingin meletup kepalanya.
Saking bosennya  ia menjungkat-jungkitkan kursinya ke belakang.
karna ia duduk paling belakang guru jarang meliriknya.

Zara menyusuri pandanganya ke seluruh ruangan dan matanya berhenti di jendela samping kanannya yang kira-kira berjarak 2 langkah lebar dari tempat ia duduk.
Ada gavin dan teman-temannya disana.
Ia berusaha membuka jendelanya dan terbukalah.
"Hayy"katanya tersenyum seraya melambaikan tangannya.

Ekspresi zara tetap sama dari kemarin hingga kini datar.
Bibirnya tak ada tarikan sedikitpun sekedar hanya untuk membalas senyuman.

"Ih senyum napa,judes batt ni cewe" kesalnya

Wajah zara tetap sama,ia menurunkan kursi yang masih berjungkat-jungkit tadi dan membuang pandanganya kedepan.
Zara ingin tertawa mendengar umpatan-umpatan yang di berikan gavin padanya toh ia saat itu lebih kejam.
Bukan balas dendam namun hanya sedang tidak ingin saja membalas senyum seorang gavin.

....

"Drok gue pengen deh memajukan volly SMA Garuda" Tutur gavin tiba-tiba.

"Lo malem-malem ke rumah gue mau mabar apa mau bahas masa depan" ketus hendry

Dream🌙 ✔️Where stories live. Discover now