CHAPTER 24 - THOSE THOUGHTS EVERYONE FEEL

2.1K 236 7
                                    


Sierra



Setelah melalui serangkaian diskusi hebat mengenai rumah lego sebelah yang konon bisa menghipnotis orang, aku langsung turun ke bawah bersama Belle untuk menjauh dari pembicaraan. Jadi aku memutuskan untuk mengalihkan perhatianku dengan membuat teh di bawah dan ngobrol bersama Belle, padahal kupikir awalnya dia mau berduaan bersama Bri. 

Yap, belakangan ini dia dekat dengan cowok itu. Aku tidak bisa menangkap apa yang dia rasakan, entah itu senang atau risih saat berada di dekat Bri. Aku tahu Bri adalah orang yang sedikit bawel, lebay, dan banyak tingkah, tapi aku bakal senang banget kalau Belle mau dengannya. Bri adalah cowok baik yang mampu membuat Belle tersenyum, terlebih lagi, dia termasuk salah satu manusia yang tahan dengan Belle dan segala ocehannya. 

"Kupikir ini bakal jadi liburan seru. Ternyata, aku malah berada di film Get Out,," kata Belle padaku saat dia menuangkan teh ke gelas-gelas yang aku siapkan. 

Aku mengangguk menyetujui.

"Nggak begitu juga kali, Belle. Makanya, aku merasa ada yang aneh dengan Sam waktu di api unggun malam itu."

Belle mengerang. "Begitu juga yang aku rasakan pada Bri. Makanya aku langsung mendesak kamu masuk ke dalam kamar mandi. Jujur, this is scary, Sier! Everything seems intense, aku nggak suka!"

Yap, Belle, kamu pikir cuma kamu yang takut? Aku juga takut, apalagi mengetahui kalau mereka dikendalikan. Maksudku, mereka tidak terhipnotis setiap saat. Bisa saja mereka sadar, lalu tidak sadar, lalu sadar kembali, dan balik tidak sadar. Berati kita tidak tahu kapan mereka berada di bawah pengaruh hipnotis, dan kapan tidak.

"Tenang aja, Belle. Aku yakin kita bisa menghentikan hipnotisnya, kok. Yang perlu kita lakukan kan cuma mengetahui identitas si pemilik rumah lego itu, terus kita pergokin dia."

"Tapi, kamu pikir memergoki orang itu semudah melempar bola, Sier?"

Yap, aku tahu apa maksudnya. Tapi itu hanya memergokin orang. Aku sudah biasa melakukan hal demikian, jadi aku tidak terlalu khawatir. Tidak sekhawatir Belle yang belum pernah menghadapi masalah seperti ini sebelumnya. Aku takut kalau dia bakal panik lalu melakukan serangkaian tindakan bodoh.

"Aku tahu. Tapi tenanglah. Kita punya banyak orang pandai di sini. Ethan, misalnya."

"Ah, itu kan cuma karena kamu suka sama dia, jadi kamu bangga-banggain dia terus," katanya sambil menggodaku. "Kenapa nggak yang lain? Carlo atau Javier misalnya. Mereka juga sepertinya punya otak yang mirip-mirip crush kamu itu."

 Aku pura-pura cemberut padanya karena sudah menyinggung Ethan, tapi dalam hati aku mencari-cari di mana orang itu. Sam, Ernest, Carlo, dan Bri sudah turun dan mereka lagi asyik ngobrol—mungkin soal hipnotis itu—tapi aku tidak melihat Javier dan Ethan. Ethan bilang Javier sedang ada urusan keluarga yang membuatnya harus kabur sejenak dari kami, tapi ini sudah hampir malam dan dia belum kembali. Apa itu berarti dia bakal balik besok? Tanpa Javier, rasanya kelompok kami seperti kurang orang... Ah! Kenapa aku jadi memikirkan cowok itu, sih?! 

Aku segera menggelengkan kepala dan mengalihkan pikiran lalu membawa nampan yang penuh dengan gelas teh.

"Wah, makasih, Sier. Kamu baik banget udah bikinin kita teh," kata Ernest sambil tersenyum manis.

Aku masih tidak ingin berbicara terlalu banyak pada Ernest, karena sikapnya semalam sukses membuatku ketakutan. Dia mendadak berlagak super bahagia, nyaris seperti orang gila yang berkeliaran di jalan. Tapi sore ini dia tampak biasa saja. Bahkan dia masih bisa berbicara serius dengan Sam.

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang