Part. 25 : Meet Embun Pagi

125K 5.5K 112
                                    

[REPOST]


Konten dalam cerita ini dilindungi oleh Undang-undang yang berlaku. Segala tindak plagiat akan dipidanakan.

Nantikan POHON SERIBU BANGAU.

Jangan lupa untuk mengunjungi lapak sebelah ya.
My Morning Dew, Not An Ordinary Man, Miss Reply.

Happy Reading ^_^



♡♡♡

Kliingg...

"Selamat datang di Coffee Prince dengan saya Embun Pagi, ada yang bisa dibantu." Sapa waiterss-nya yang bernama Embun itu.

Noah tersenyum saat mendengar suara sapaan gadis itu dan melihat senyumnya. "Hallo Embun, masih ingat saya?"

Kening Embun berkerut. "Hmm..."

Embun nampak berusaha mengingat sosok pria tampan berkulit tanned didepannya itu. "Oh iya! Yang datang sama mas Frankie!" Sahut Embun kemudian. "Apa kabar, Sir?"

Noah tersenyum. "Baik. Jangan panggil Sir ya." Sahut Noah. Beberapa waktu lalu, Noah memang pernah berkunjung kemari bersama Frankie, sepupunya. Dan kala itu Noah berjanji akan mengujungi cafe ini kembali bersama Pelangi.

Embun tersenyum lagi. "Iya. Mas."

Noah juga tersenyum. "Kenalkan, ini Pelangi. Tunanganku."

Embun mengulurkan tangannya dan tersenyum. "Saya Embun Pagi."

Pelangi juga tersenyum. "Hai Embun."

"Sesuai janji saya waktu itu, saya akan mengajak tunangan saya untuk minum kopi disini." Ujar Noah.

"Seep!" Sahut Embun sambil mengacungkan kedua jempolnya. "Mau pesan apa"

"Cafe latte ice blended dan Mocca latte." Kata Noah sambil melihat isi daftar menunya.

"Dengan kue apa?"

"Tiramisu." Jawab Noah. "Kamu mau tiramisu atau yang lain?" Tanya pria itu sambil menatap wanita yang duduk dihadapannya itu.

"Ya. Tiramisu saja." Jawab Pelangi.

"Baiklah. 2 tiramisu." Kata Noah.

"Baiklah. Silahkan ditunggu sebentar." Sahut Embun lalu melesat pergi.

Sore ini Noah mengajak Pelangi untuk mampir di Coffee Prince untuk minum kopi. Mereka baru saja selesai fitting baju pengantin disalah satu butik langganan keluarga Cullen.

"Sepertinya kamu kenal dengan Embun?" Tanya Pelangi.

Noah tersenyum. "Tidak. Frankie pernah mengajakku minum kopi disini. Dan Embun lah yang melayani pesanan kami waktu itu."

Pelangi mengangguk.

Sebenarnya ia sudah tahu tentang Embun dari Disca. Disca bercerita banyak tentang sosok teman barunya itu.

Disca menyukai Embun. Dan sepertinya mereka sangat cocok.

Suka humor, bawel, suka menonton film drama, sama-sama suka band Greenday, sedikit galak, mandiri, kuat dan pantang menyerah.

Mereka klop dan saling melengkapi.
Pelangi senang dengan persahabatan mereka.

"Ini pesanannya. Silahkan dinikmati." Kata Embun ketika membawakan pesanan ke meja no. 4.

"Thank you." Jawab Noah.

"Silahkan dinikmati." Kata Embun lagi.

"Hei Embun." Seru Pelangi ketika gadis itu akan beranjak pergi.

"Ada yang mau dipesan lagi mbak?" Tanyanya.

Pelangi tersenyum saat melihat binar mata gadis itu yang tak pernah padam. Gadis cantik yang penuh semangat dan ceria.

"Apa tulisan berbahasa Rusia itu sudah ada artinya?"

Mata Embun membulat seketika. "Kok mbak bisa tahu?"

Pelangi tersenyum. "Disca yang cerita padaku."

"Mbak kenal sama mbak Disca?"

Pelangi mengangguk. "Ya. Bukankah kamu juga bekerja di PT. Angkasa Raya?"

Embun mengangguk.

"Saya juga bekerja disana."

"Yang bener mbak?"

Pelangi tersenyum lagi. "Bagaimana dengan tulisan itu?"

Embun malah meringis. "Kayaknya itu hanya kerjaan orang asing yang lagi patah hati mbak. Saya sendiri juga nggak ngerti maksudnya apa."

Pelangi terdiam sejenak. Beberapa bulan lalu, Disca memang menceritakan gadis cantik yang diinginkan oleh Disca untuk menjadi istri kakaknya, Andrei.

Dan Disca juga menceritakan tentang secarik kertas berbahasa Rusia itu. Tapi Disca tidak menjelaskan apa isi tulisan itu.

"Apakah aku melewatkan sesuatu?" Tanya Noah.

Pelangi hanya tersenyum. "Tidak. Nanti saja aku ceritakan."

"Baiklah. Selamat menikmati. Kalau mau pesan lagi, ingat untuk memanggil nama saya. Embun Pagi."

Noah dan Pelangi langsung tertawa kecil saat melihat ekspresi gadis itu.

Kedua matanya membulat dengan binarnya yang indah, senyumnya mengembang dan tak lupa tangan kanannya menunjuk pada name tagnya.

"Baiklah. Aku akan mengingatnya." Kata Noah kemudian.

Embun tersenyum lalu beranjak pergi.

"Sepertinya kamu mengenal Embun?" Tanya Noah.

Pelangi malah tersenyum misterius. "Tanyakan saja pada Disca."

Kening Noah berkerut. "Main rahasia denganku?"

Pelangi terkikik.

"Ayolah! Ceritakan padaku."

"Ihh! Mr. Cullen ternyata juga punya rasa penasaran ya?" Godanya.

"Ahh! Kamu menggodaku ya?"

"Enggak tuh!"

Noah terkekeh.

"Embun itu teman baru Disca dan sepertinya Disca akan menjodohkannya dengan Andrei."

"Apa?" Pekik Noah.

Pelangi mengangguk. "Sudah kubilang kan! Tanyakan sendiri pada Disca."

"Apa gadis itu tahu?"

Pelangi menggeleng. "Masih dalam tahap negoisasi." Jawab Pelangi sambil mengedipkan mata.

♡♡♡

Virgin For SaleWhere stories live. Discover now