Euis Dinamara, masa lalunya yang buruk membuatnya tersandera dalam pikiran yang gelap dan picik. Sampai datang seorang pria yang menuntunnya menuju cahaya. Pria itu bernama Niam Zamzami Parawansa. Seorang mahasiswa double degree dan aktivis.Skandal mereka memaksa Niam mundur dari jabatannya sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.
Sanggupkah dia merelakan itu? Nyata-nyata, jabatan itu sangat diidam-idamkan ketika dirinya masih menjadi mahasiswa baru. Ataukah dia memang harus melepaskan tampuk jabatan itu demi kebaikan dirinya dan orang yang sudah memfitnahnya?
Belum selesai masalah itu, ternyata Euis menerima lamaran dari pria lain.Pada akhirnya, Niam sadar bahwa yang paling berat bukanlah masalah yang sedang dihadapi, tapi hatinya yang masih serupa gelas bukan telaga.Sebab baginya, segenggam garam hanya akan terasa asinjika dilarutkan dalam gelas.
*****
Novel ini terinspirasi dari kitab Ar Risaalah Al Qusyairiyah, dan Mi'raaj At Tasyawwuf Ila Haqaa'iq At Tashawwuf.
- Bab 1 Aktivis Batu Akik
- Bab 2 Hubungan Darah Bukan Saudara
- Bab 3 Arem-Arem Cinta
- Bab 4 Dua Hati yang Menyimpan Luka
- Bab 5 Yang Seharusnya Patah
- Bab 6 Benci Tapi Rindu
- Bab 7 Kesepakatan Tiga Bulan
- Bab 8 Belajar tentang Cahaya
- Bab 9 Menggarami Luka
- Bab 10 Pelukan Pertama
- Bab 11 Hujan Bulan September
- Bab 12 Sangiang Pandita
- Bab 13 Membunuh Perasaan
- Bab 14 Terperangkap Cinta
- Bab 15 Akhir Segalanya (Ending)