Kita yang Tak Pernah Saling

Novel Pertama

Di Kota Surakarta, di bawah langit yang selalu teduh dan jalanan kecil yang penuh kenangan, kami belajar di kampus yang sama-berpapasan hampir setiap hari, tapi tak pernah benar-benar saling menyapa.

Aku duduk di pojok perpustakaan, dia sering di taman kampus sambil baca buku filsafat yang aku tak pernah mengerti. Kami pernah ikut kelas yang sama, seminar yang sama, bahkan pernah jadi panitia di acara yang sama. Tapi setiap pertemuan selalu diiringi jarak yang tak pernah bisa dijembatani.

Solo jadi saksi diam: dari angkringan di belakang kampus, suara gamelan sore dari pendopo fakultas, sampai wangi kopi tubruk di warkop pinggir jalan-semuanya pernah jadi tempat aku menunggu sesuatu yang tak pasti.

Cerita ini bukan tentang dua orang yang akhirnya bersama,
tapi tentang dua mahasiswa yang pernah saling diam,
di kota yang terlalu tenang untuk mengganggu perasaan yang sudah lama ingin bicara.