"Lalu apa gunanya pernikahan ini jika Mas Aksa saja sedikit pun tidak menaruh hati padaku? Apa?" "Aku sedang berusaha. Tapi itu butuh waktu lama. Bersabarlah." Suara Aksa semakin lirih terdengar. "Sabar?" Inaya menggeleng kuat. "Aku tidak bisa, Mas. Aku gak bisa kalau harus nunggu cinta dari Mas Aksa. Sedangkan aku tahu, cinta Mas Aksa sangat besar pada wanita itu? Sekarang lebih baik ceraikan saja aku, lalu menikahlah dengan wanita itu!" "Inaya!" bentak Aksa untuk pertama kalinya. Membuat Inaya terkesiap dan memejamkan mata seketika. Mengapa mencintaimu harus sesakit ini, Mas?