"Kamu selingkuh."
Langkah kaki Saka terhenti, lalu dia mendengar tarikan napas tercekat Renata di belakangnya, membuatnya memutar tubuh untuk menatap Renata.
Renata mengepalkan kedua tangannya, menatap Saka penuh tuntutan. "Apa yang kamu lakukan dengan wanita itu di hotel. Kalian..." kedua mata Renata membendung telaga yang siap tumpah detik itu juga.
"Memangnya... kenapa kalau aku selingkuh?" Saka melangkah perlahan menghampiri Renata, berdiri tegak dengan tatapan dinginnya yang menusuk. Kepalanya sedikit merunduk hingga dia bisa berbisik di telinga Renata. "bukannya dulu kamu juga selingkuhan suami orang, hm? Jadi, berhenti lah bersikap seolah-olah kamu yang paling tersakiti. Padahal... kamu dan perempuan itu nggak ada bedanya, Nata." Saka menarik wajahnya, dia tersenyum miring ketika menemukan wajah pucat Renata yang menatap kosong ke depan. "aku benar, kan?"
- Prolog
- Satu - Takdir Yang Mengerikan
- Dua - Sang Badai (1)
- Dua - Sang Badai (2)
- Tiga - Saka (1)
- Tiga -Saka
- Empat - Renata (1)
- Lima - Renata (2)
- Enam- Renata (3)
- Tujuh - Hati Yang Mulai Goyah
- Delapan - Keluarga
- Sembilan - Perangkap
- Sepuluh - Babak Baru Kehancuran (1)
- Sebelas - Babak Baru Kehancuran (2)
- Dua Belas - Pernikahan
- Tiga Belas - Malapetaka Yang Baru
- Empat Belas - Sebuah Karma (1)
- Lima Belas - Sebuah Karma (2)
- Enam Belas - Hati Yang Gundah
- Tujuh Belas - Getaran Hangat
- Delapan Belas - Badai Di Tengah Pelangi
- Epilog