PERFECT DEMON || Day and Nigh...

By NihaOsh

4.6M 407K 176K

[17+] Kim Ara, gadis 20 Tahun yang terperangkap di Mansion mewah milik Jung Jaehyun, ketua Mafia yang bersemb... More

DEMON || 00
DEMON || 01
DEMON || 02
DEMON || 03
DEMON || 04
DEMON || 05
DEMON || 06
DEMON || 07
DEMON || 08
DEMON || 09
DEMON || 10
DEMON || 11
DEMON || 12
DEMON || 13
DEMON || 14
DEMON || 15
DEMON || 16
DEMON || 17
DEMON || 18
DEMON || 19
DEMON || 20
DEMON || 21
DEMON || 22
DEMON || 23
DEMON || 24
DEMON || 25
DEMON || 26
DEMON || 27
DEMON || 28
DEMON || 29
DEMON || 30
DEMON || 31
DEMON || 32
DEMON || 33
DEMON || 34
DEMON || 35
DEMON || 36
DEMON || 37
DEMON || 38
DEMON || 39
DEMON || 41
DEMON || 42
DEMON || 43
DEMON || 44
DEMON || 45
DEMON || 46
DEMON || 47
DEMON || 48
DEMON || 49
DEMON || 50
DEMON || 51
DEMON || 52
VOTE COVER
INFO PO
SHOPEE (TERBATAS!!)
SHOPEE MALAYSIA
READY STOCK TERBATAS!
[NEW COVER] OPEN PO KUOTA TERBATAS
Link Shopee Perfect Demon

DEMON || 40

64.8K 6.4K 3.5K
By NihaOsh

Spam Komen Kuy!!
Jangan lupa Vote juga.

Makasih.. 😘

.
.
.

Ara tak mau berhenti menangis, Ara terus memeluk Jaehyun di atas sofa. Sementara Jaehyun hanya diam. Memang keadaan Sungchan cukup memprihatinkan, bahkan ketika ia menemukannya di gudang dalam keadaan tak sadarkan diri.

Jaehyun akui, ia pernah beberapa kali melukai orang lain bahkan hingga mati, namun ada rasa tidak terima ketika yang ia lihat bagian dari keluarganya sendiri.

"berhenti menangis, Ara. Kamu gak mau anak kita kenapa-kenapa kan?" Bisik Jaehyun yang membuat Ara menghentikan tangisannya. Ini pertama kalinya Jaehyun menyebutnya sebagai anak kita. Terlebih Jaehyun menaruh tangan kanannya di perut di Ara.

"Kamu butuh banyak istirahat" ujar Jaehyun lagi.

"Tapi Sungchan-"

"Percaya sama aku, dia bakal baik-baik aja" sela Jaehyun, dan Ara kembali terdiam, namun tidak melepaskan Pelukannya pada Jaehyun.

Dan asal kalian tahu, Jaehyun bersikap lembut tapi tidak dengan raut wajahnya. Raut wajahnya tetap dingin seperti biasa.

**

4 jam berlalu, kini Jaehyun mendorong kursi roda Ara memasuki ruang rawat Sungchan.

Terlihat seorang wanita dewasa menangis tersedu-sedu disana sambil menggenggam tangan Sungchan.

Ara yang melihat itu tampak terkejut, ia tak asing dengan wajah wanita dewasa itu, sebab foto wanita itu ada di dompet Sungchan dan selalu Sungchan tunjukan padanya.

"Sungchan gak bangun, hks Sungchan gak bangun" ujar Juhyun seraya menyapa Jaehyun dengan mata yang basah.

"Sungchan bakal baik-baik aja, bersabar" gumam Jaehyun seraya tersenyum tipis.

Juhyun mengusap air matanya, ia sudah mendengar cerita kenapa Sungchan seperti ini.

Sementara Ara hanya diam dengan tatapan mengarah pada Sungchan, ia terus meneteskan air matanya.

Mereka terdiam beberapa detik, hingga akhirnya Juhyun menoleh dan menatap Ara yang duduk di kursi roda.

"Siapa perempuan ini Jae? Apa temannya Sungchan?" Tanya Juhyun yang melihat Ara tengah terisak lirih.

Ara mengusap Air matanya. "Aku sudah menganggap Sungchan sebagai adik kandungku sendiri, kami tinggal bersama dengan Jaemin dan Jeno" sahut Ara, dan Juhyun tersenyum kecil, lalu kembali memandang Sungchan.

Dapat Jaehyun lihat Juhyun tidak begitu tertarik pada Ara, bahkan Responnya hanya seperti itu.

"Jae, gimana kalau Lucas dan Minho datang? Bibi takut" ujar Juhyun seraya menatap Jaehyun dengan sendu.

"Kamar ini akan dijaga, aku berhasil mengambil kembali semua harta ayahku"

"Benarkah? Bibi ikut beryukur, Jae" sahut Juhyun, dan Jaehyun mengangguk.

"Kita bicarakan nanti, Ayah memberikan 40% hartanya untuk Sungchan"

Juhyun nampak terkejut mendengarnya. "B-bagaimana bisa?"

"Nanti ku ceritakan" sahut Jaehyun, dan Juhyun masih terkejut dengan ucapan Jaehyun. Sementara Ara yang mendengarnya hanya bisa diam, ia tidak mengerti kenapa Sungchan mendapat bagian dari warisan Ayahnya Jaehyun.

**

Ara terus terdiam, ia sebenarnya ingin menemani Sungchan, namun Ibunya Sungchan nampak tidak menyukainya.

"Aku ngelakuin kesalahan sama Sungchan atau Ibunya?" Tanya Ara dengan suara pelan.

Jaehyun mengangkat tubuh Ara dari kursi roda dan membaringkannya di atas brankar.

"Ibunya Sungchan benci pekerjaan Sungchan, mungkin dia berpikir kamu salah satu pengaruh buruk buat Sungchan" sahut Jaehyun, yang membuat Ara tambah sedih.

"Lalu, apa hubungan kamu sama Sungchan? Kenapa Ibunya Sungchan keliatan dekat sama kamu?" Tanya Ara seraya menatap Jaehyun, lalu Jaehyun duduk di kursinya.

"Hal ini gak banyak di ketahui orang, ibunya Sungchan mantan istri kedua ayahku. Aku dan Sungchan satu ayah tapi beda Ibu" sahut Jaehyun yang membuat Ara terkejut.

Pantas Sungchan selalu menjadi orang pertama yang mengabarinya informasi soal Jaehyun ketimbang Jaemin yang seorang hacker.

Bahkan Sungchan yang mengusulkan untuk memasuki gedung J-group, sebab ia tahu segalanya tentang J-group.

"Apa kamu membenci Sungchan?" Tanya Ara.

"Aku membenci semua orang" gumam Jaehyun yang membuat Ara mengerutkan dahinya.

"Tapi sekarang kupikir, gak semua orang bisa kubenci, gak semua orang mengancam kehidupanku, dan gak semua orang punya pemikiran untuk menghancurkanku"

Jaehyun, terlalu takut dihancurkan hingga ia memilih untuk menghancurkan orang lain lebih dulu.

Jaehyun menatap Ara dengan tajam. "Sebenarnya Aku benci bercerita seperti ini" gumam Jaehyun lagi.

"Maaf" lirih Ara.

"Tidur aja, udah malam" ujar Jaehyun setelah melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 12 malam.

"Kamu tidur di sofa?" Tanya Ara.

"Dimana lagi?"

Ara melirik brankarnya yang lumayan besar, bahkan banyak tempat kosong di sekitarnya karena tubuhnya yang ramping.

"Gimana kalau tidur disini? Sama aku. Kasurnya agak cukup, daripada kamu sakit badan tidur disana" ujar Ara dengan suara pelan.

Jaehyun terdiam sejenak, lalu ia beranjak dari kursi, menarik tirainya hingga menutupi seluruh area brankar, lalu ia melepas jaketnya di taruh di kepala kursi.

"Apa babynya mau aku usap lagi?" Gumam Jaehyun seraya menaiki brankar dan membaringkan diri di samping Ara.

Ara menahan senyumnya mendengar ucapan Jaehyun.

"Kasurnya gak terlalu buruk" gumam Jaehyun lalu memeluk Ara dari belakang, seperti biasa.

Nampaknya Jaehyun mulai mengerti jika Ara suka dipeluk dari belakang, dengan usapan di perutnya.

"Jae, aku suka kamu yang kayak gini" gumam Ara, namun tak ada sahutan dari Jaehyun, Jaehyun semakin menarik Ara kedalam pelukannya, dan mengusap perut Ara dengan lembut.

"Jae-"

"Tidur, Ara" sela Jaehyun dengan bisikan. Ara pun bungkam, ia segera menutup matanya agar cepat terlelap.

Setidaknya malam ini Ara merasa lebih baik, Jaehyun memeluknya dalam tidurnya dan mengusap perutnya dengan lembut.

Ara hanya tinggal berdoa, agar Sungchan cepat pulih dan baik-baik saja.

**

Jaemin dan Jeno datang menjenguk Sungchan larut malam, mereka mendapat kabar ini dari Ara, Ara mengirimi mereka pesan ketika nomor mereka sengaja tak diaktifkan. Jaemin dan Jeno berpikir The Death Fourth sudah bubar, sebab Ara dan Sungchan tak lagi pulang ke rumah mereka.

Jaemin dan Jeno memperkenalkan diri pada Juhyun, namun Juhyun segera mengusir keduanya saat tahu bahwa keduanya adalah teman Sungchan yang ikut bekerja tidak benar. Juhyun benar-benar membenci orang-orang yang telah menjerumuskan anaknya kedalam hal yang tidak baik.

Jaemin dan Jeno tidak tahu harus menjelaskan bagaimana lagi. Sebab, mereka mengerti dengan kebencian Juhyun.

Jaemin dan Jeno pun keluar dari kamar rawat Sungchan, mereka bahkan tak sempat melihat jelas keadaan Sungchan.

"Jen" panggil Jaemin ketika Jeno terus berjalan mendahuluinya.

"Kita bubarkan? Ya bubar" gumam Jeno setelah menghentikan langkahnya, lalu ia menoleh kearah belakang, tepatnya menatap Jaemin.

"Sampai ketemu nanti, gue pergi" gumam Jeno, lalu ia benar-benar pergi meninggalkan Jaemin disana.

Jaemin hanya mematung di tempatnya, memang kepergian Jeno dengan tatapan sendu.

Sungchan dan Jeno masih memiliki tempat untuk pulang, namun Jaemin dan Ara tak ada tempat lagi, keduanya berjanji untuk selalu bersama, namun kenyataannya orang lain telah mengambil Ara darinya, hingga Jaemin tak tahu lagi harus kemana.

Pikir Jaemin, mungkin tinggal seorang diri di rumah itu tak terlalu buruk jika ia menyikapinya dengan nyaman.

Ya, Jaemin memutuskan untuk tetap tinggal di rumah itu, walau sendirian.

**

Cklek

Minjeong yang tak bisa tidur terperanjat mendengar pintu kamarnya terbuka, ia dapat melihat Lucas yang datang dalam keadaan mabuk, membanting pintu kamar dengan keras.

"Minjeong" panggil Lucas, Minjeong hendak beranjak dari kasur, namun Lucas lebih dulu menindihnya disana.

"Ada apa sama raut wajah kamu?" Tanya Lucas yang terlihat tidak suka, sebab Minjeong terlihat takut pada Lucas.

Minjeong pun tersenyum kecil. "Kamu harus istirahat" ujar Minjeong.

Lucas terdiam, mata merah dan berarinya menatap Minjeong dengan dingin.

"Apa hari ini kamu habis pergi?" Tanya Lucas.

"Ya, ke minimarket seperti biasa"

"Aku benci kebohongan" gumam Lucas, lalu ia menarik pajama yang Minjeong kenakan, hingga kancingnya terlepas.

"L-Lucas" lirih Minjeong dengan suara gemetar.

"Diam dan nikmati, seperti bisa" bisik Lucas, lalu ia melepas kasar seluruh pakaian Minjeong, dan Minjeong hanya pasrah. Sebab tidak ada gunanya melawan Lucas yang lebih kuat darinya.

Malam itu Minjeong hanya bisa menangis menerima perlakuan kasar Lucas.

Lucas tidak pernah memukulnya ketika marah, Namun Lucas melakukan Sex dengan kasar ketika marah.

**

Ara membuka matanya kerika merasakan hangatnya hembusan nafas di batang hidungnya. Ia terkejut melihat wajah Jaehyun sedekat ini.

Posisi Ara kini memeluk Jaehyun dengan berhadapan, bahkan bibir Jaehyun berada dekat di depan batang hidungnya.

Ara memandang wajah terlelap Jaehyun sedekat ini, Jaehyun terlihat kelelahan, terbukti dari dahinya ya yang berkerut tidak nyaman.

Ara tersenyum kecil, tangannya menyentuh pipi Jaehyun yang terasa hangat, membuat senyuman itu berubah menjdi cemas.

"Jae" lirih Ara, nampaknya Jaehyun demam saat ini.

Ternyata Jaehyun bisa tertidur pulas, bahkan ia dapat mendengar lirihan Ara.

"Jae, kamu demam"

"Hm" gumam Jaehyun.

"Kamu harus minum obat-" ucapan Ara terhenti ketika Jaehyun membuka matanya.

"Diam, dan tidur lagi" gumam Jaehyun, bahkan nafas Jaehyun begitu hangat.

"Kamu-"

Chu~

Mata Ara membola ketika Jaehyun menyatukan bibir mereka.

Bibir Ara yang dingin bersentuhan dengan bibir Jaehyun hanya hangat.

"Diam" bisik Jaehyun lagi, lalu kembali menutup matanya tanpa berniat menjauhkan bibirnya dari Bibir Ara.

Ara yang canggung hanya mematung di tempatnya, tanpa sadar kedua tangannya meremat baju Jaehyun di bagian pinggang karena terkejut.

"Aku harus ke toile-mmhhh" Jaehyun membungkam bibir Ara lagi, kali ini Jaehyun melumatnya hingga membuat Ara merasakan sepanas apa suhu tubuh Jaehyun.

"Mh, 5 menit lagi" gumam Jaehyun setelah melepaskan bibir Ara. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Ara, dan Ara hanya diam.

Ara pun menyerah, ia membiarkan tubuhnya dipeluk Jaehyun lagi.

**

"Harusnya aku membunuh Sungchan dan Jaehyun juga" gumam Minho.

"Oh sial!" Maki Minho seraya melempar guci kecil yang berada di atas meja hingga hancur.

Dok dok dok

"Masuk"

Wonho masuk, dan berhadapan dengan Minho.

"Malam ini, habisi Sungchan dan Jaehyun, bagaimana pun caranya, bunuh mereka. Aku jamin semua keluargamu" titah Minho yang emmbuat Wonho terdiam, berusaha menahan keterkejutannya.

Minho geram Karena Wonho hanya diam, ia pun mencengkram kerah kemeja Wonho, membuat Wonho terkejut.

"Ada masalah?"

"T-tidak, Tuan. Akan saya lakukan" sahut Wonho, lalu Minho pun melepaskan cengkramannya.

"Bagus"

.
.
.
Tbc

DI WATTPAD HANYA SEPARUH, SISANYA DI NOVEL YA, MASIH PANJANG KONFLIKNYA.

Silahkan Order di shopee Aerishop794 (Stock Terbatas!)

READY STOCK YAA. Jangan sampai kehabisan. 😍😍

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 496K 61
[NOVEL DAPAT DIBELI DI CLOUDBOOKSPUBLISHING] Bagi Luna, kebahagiaan nya cuma Gerhana, cowok jutek yang selalu menolaknya. Cowok yang membuat Luna ing...
10.6M 690K 29
Mari follow terlebih dahulu 💋 *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Masih mau bermain-main, hm?" Yang di tanya...