STALKER - Beside Me [REVISI] āœ”

By smileracle

104K 13.8K 13.3K

Bagaimana jika setiap aktivitasmu diawasi oleh seseorang yang tak dikenal? Hidup Ruwi menjadi lebih tidak ten... More

Prolog
1 - Arti Nama
2 - New Friends
3 - Seseorang yang Peduli
4 - xxxx is Calling
5 - What I Feel (1)
6 - What I Feel (2)
7 - Preman dan Bunga
8 - Sebuah Surat
9 - The Incident
10 - It's okay, But...
11 - Kecurigaan
12 - Benang Merah
13 - Hidden Person
14. Chandra's Side Story
15 - Serpihan
16 - Serpihan 2
17 - Lindungi Ruwi!
18 - Save Me!
19 - Rumah Sakit
20 - Pengakuan
21 - Maaf...
22 - Happy Ending?
23 - 1004
24 - Siapa Mr. R?
CAST
25 - Pria itu...
26 - Belum Usai
27 - Sebuah Janji
28 - Ketemu
29 - Dua Perisai
30 - Memori Masa Lalu
31 - It's Okay not to be Okay
32 - Kembali pada Kenyataan
33 - H-1
35 - His Face
36 - Kepingan Rahasia
37 - Serious Talk
38 - Stalker Baru
39 - Laporan Terakhir
40 - Ayah Idaman
41 - Face to Face
42.a - Hari Yang Dinantikan
42.b - Hari Yang Dinantikan
43 - Black Memories
44 - Fakta Lain
45 - Untitled
46 - Sebuah Keputusan
47 - Kalimat yang Membunuh
48 - Kabar Buruk
49 - An Apology
50 - Lembaran Baru
51.a - (Stalker) Beside Me
51.b - (Stalker) Beside Me
52 - R, Si Baik
53 - Love You Goodbye
54 - Untitled
55 - Love to Love
56 - One Fine Day
EPILOG
Special Part - Mr. R's Side Story

34 - D-Day

1.1K 150 228
By smileracle

👣👣👣

Secercah sinar fajar berhasil menembus lubang ventilasi yang ada di ruangan minimalis itu. Seorang pria yang menghuninya baru saja bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan menuju meja yang letaknya tak jauh. Tujuannya adalah mengambil sebuah buku yang tergeletak di sana, lalu membukanya sekadar mengecek sesuatu.

07.20 : Ruwi berjalan menuju halte
07.30 : Ruwi menaiki bus bernomor 085
07.50 : Ruwi sampai di fakultas hukum

Tulisan rapi di dalam buku itu memperlihatkan jadwal kegiatan yang biasa dilakukan Ruwi setiap harinya. Seperti biasa, Mr. R akan selalu memastikan waktunya agar dia tidak terlambat saat akan mengikuti gadis itu diam-diam.

"Haruskah aku menemaninya berangkat kuliah?" Mr. R bertanya pada dirinya sendiri.

"Jika saja tidak ada Zaidan dan Vano, aku pasti bisa mengikuti Ruwi dengan bebas. Dua cowok itu selalu saja mengacaukan rencanaku," lanjutnya dengan suara deep.

Bagaimana dengan wajahnya? Lampu yang tergantung di langit-langit kamar tidak dinyalakan, juga sinar mentari belum sepenuhnya menembus ruangan itu sehingga yang terlihat sekarang hanyalah siluet dari garis wajahnya yang begitu tajam.

Mr. R menutup bukunya kasar. Diletakkannya benda itu dengan posisi yang sama persis seperti sebelumnya. Kemudian, ia beralih mengambil setumpuk foto-foto hasil jepretannya yang dia cetak kemarin.

"Zaidan..." gumam Mr. R saat menemukan foto cowok itu diantara beberapa foto yang dia genggam.

"Vano..." lanjutnya begitu melihat foto selanjutnya.

"Meski kalian bersatu, kalian tetap tidak akan bisa mengalahkan aku." Mr. R menyunggingkan senyuman miring. Terdapat ribuan makna yang terkandung di dalamnya.

"Mari kita bermain malam ini. Akan aku buktikan kalau aku lebih baik dari kalian dalam segala hal."

👣👣👣

Ruwi mengistirahatkan kepalanya di meja setelah kepergian seorang dosen dari ruang kelas. Semalam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pertama, karena bayang-bayang Mr. R yang menakutkan terus muncul dalam benaknya. Kedua, karena khawatir dengan adanya kemungkinan sesuatu yang buruk akan menimpanya dalam waktu dekat.

Stalker itu selalu membuat Ruwi merasakan kecemasan yang luar biasa di hampir setiap detik dalam hidupnya. Mungkin bagi sebagian orang hal itu terdengar berlebihan. Tapi, hei! Ada orang asing yang selalu mengintai setiap aktivitas yang Ruwi lakukan. Penguntitan tidak hanya dilakukan sehari, tapi dapat diperkirakan lebih dari satu bulan berjalan. Risih dan juga sangat mengerikan tentunya.

+62 810-xxxx-1004
Aku harap nanti malam kamu akan datang. Aku tidak berniat menyakitimu. Sebaliknya, aku hanya akan memberitahumu sebuah rahasia.

Ruwi langsung mengangkat kepalanya sesaat setelah membaca pesan itu. "Rahasia?"

"Kira-kira rahasia apa yang ingin Mr. R ceritakan? Apa rahasia itu berhubungan denganku?" Beberapa pertanyaan lain mulai muncul di benak Ruwi. Sisi lain dalam dirinya menjadi penasaran akan rahasia yang ingin Mr. R ceritakan padanya.

Sekarang Ruwi menjadi bimbang antara akan menemui Mr. R atau tidak. Kemungkinannya, jika dia pergi menemui Mr. R maka segala pertanyaan yang ada di kepalanya akan terjawab. Mengenai tujuan dan alasan Mr. R menguntit, juga rahasia yang ingin disampaikan stalker itu sendiri. Namun yang menjadi masalah adalah mental Ruwi belum cukup berani untuk menemui Mr. R. Cewek itu tidak siap mengambil risiko jika sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Masih ada sisa waktu kurang dari 5 jam untuk memikirkannya. Aku harus mempertimbangkan semuanya dengan matang." Ruwi berusaha meyakinkan diri sendiri.

Di tengah peliknya memikirkan hal itu, Ruwi dikejutkan dengan kedatangan Risti yang entah sejak kapan memasuki ruangan. Tadi cewek itu telat masuk kelas sehingga dia tidak diizinkan mengikuti pelajaran oleh dosen.

"Eh, gue tadi liat Zaidan sama Vano ngobrol bareng lagi di taman. Akhir-akhir ini mereka berdua makin dekat, apa jangan-jangan ada sesuatu diantara mereka?" Risti langsung memulai obrolan dengan sebuah gosip yang ia bawa.

"Risti, jangan mikir yang aneh-aneh, deh. Mereka gak ada hubungan apa-apa selain teman." Ruwi seolah sudah mengerti tuduhan temannya itu.

Tawa Risti meledak karena ucapan Ruwi barusan. "Astaga, lo kira gue mikir Vano dan Zaidan itu ga*y?! Ya kali gue mikir kayak gitu. Astaga Ruwi, otak lo udah gak polos, ya, ternyata."

"Trus apa dong?" Ruwi bertanya sambil menahan malu.

Risti berusaha menghentikan tawanya. "Gue curiga jangan-jangan mereka lagi menjalin hubungan kerja sama untuk mengalahkan mahasiswa dari kampus sebelah. Mungkin aja mereka mau tawuran. Menurut penglihatan gue sih, mereka lagi berdiskusi serius... kayak lagi menyusun strategi perang, maybe. Lo kalo liat pasti kaget karena banyak banget kertas coretan yang berserakan di meja mereka."

Ruwi tersenyum samar. Menyusun strategi? Sudah pasti Zaidan dan Vano sedang menyiapkan sebuah rencana untuk menangkap Mr. R nanti malam. Melihat kegigihan dua cowok untuk mempersiapkan semuanya berhasil membuat Ruwi tersentuh.

👣👣👣

Suasana damai dan aman menyelimuti perjalanan pulang Ruwi karena keberadaan Zaidan dan Vano yang selalu menempel padanya. Dua bodyguard tanpa tanda jasa itu tampak lebih akrab dan bersahabat. Entah demi pencitraan saat di depan Ruwi atau bukan, yang jelas tingkah keduanya tidak seperti kemarin yang tiap kali bertemu selalu dipenuhi dengan perdebatan sengit.

"Gimana kalo aku sendiri yang menemui Mr. R nanti malam?" tanya Ruwi ditengah perjalanan.

"GAK BOLEH!" jawab Zaidan dan Vano bersamaan. Mereka menatap Ruwi cukup serius.

"Udahlah, kamu tenang aja. Serahkan semuanya pada detektif Upin dan Ipin!" lanjut Vano seraya menunjuk dirinya sebagai Upin kemudian menunjuk Zaidan sebagai kembarannya-Ipin.

"Najis, bangsat! Lo mah botak jadi mirip si Upin. Sedangkan gue mirip Ipin dari mananya coba?!" seru Zaidan merasa tak terima dirinya dianggap sebagai detektif Ipin.

"Gue udah gak botak lagi, ya! Kagak liat ini rambut udah tumbuh 2 senti?!" seru Vano sembari memegang sejumput rambut di kepalanya.

Zaidan menggeleng. "Bagi gue, lo masih keliatan botak!"

Ruwi hanya bisa tertawa melihat interaksi dua cowok itu. Sepertinya mereka tidak bisa berdamai dalam waktu sehari saja. Namun, interaksi tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa keduanya sudah berteman akrab karena tidak ada lagi rasa canggung yang menjadi sekat diantara mereka.

"Tapi aku serius, aku pengen menemui Mr. R secara langsung," ujar Ruwi begitu tawanya mereda.

"Gak! Itu terlalu berbahaya. Kita gak tau tujuan Mr. R ngajak ketemuan dan rencana apa yang sedang dia pikirkan. Anggap aja dia punya niat jahat. Aku takut orang itu nyakitin kamu." Vano dengan tegas menolak dan hal itu langsung disetujui Zaidan.

Tujuan Mr. R? Ruwi seketika teringat akan SMS yang dikirim Mr. R tadi. Stalker itu ingin mengatakan sebuah rahasia. "Tapi ..."

Zaidan segera memotong. "Gak ada tapi-tapian lagi. Lo tenang aja, biar gue dan Vano yang ngurus semuanya. Lebih baik lo jaga diri lo sendiri dengan cara tetap tinggal di dalam kos," timpal Zaidan.

"Ingat Ruwi, jangan kemana-mana sebelum misi penangkapan Mr. R berhasil, oke? Aku dan Zaidan pasti bisa menangkap Mr. R. Malam ini akan menjadi malam yang paling disesali oleh stalker itu karena udah berani macam-macam sama kita." Vano menambahkan.

Ruwi tersentuh dengan usaha dua cowok itu dalam melindunginya. Perasaan bersalah turut Ruwi rasakan karena merasa dirinya sudah menjadi beban bagi mereka. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain hanya mengucapkan terima kasih, meskipun menurutnya kata itu tidaklah cukup untuk membalas kebaikan Vano dan Zaidan selama ini.

"Oh iya, aku udah minta izin ke bos kalo kamu gak bisa bekerja hari ini, jadi kamu gak usah berangkat kerja dulu demi keamanan," kata Vano.

Ruwi mengangguk paham. Kemudian, ketiganya kembali melanjutkan perjalanan menuju indekos yang ditinggali Ruwi seiring dengan tenggelamnya matahari secara perlahan ke ufuk barat.

👣👣👣

Setengah jam sebelum waktu yang ditentukan, Zaidan dan Vano sudah bersiap di dalam kafe flower--tempat yang dipilih Mr. R untuk dijadikan tempat pertemuan. Kafe itu bisa dibilang kurang begitu dikenal terlihat dari jumlah tenaga kerja dan sedikitnya pelanggan yang datang. Tempat yang tidak terlalu ramai sudah pasti akan dipilih agar rencana Mr. R berhasil tanpa diganggu pihak manapun. Untungnya, bukan Ruwi yang datang menemui stalker itu.

"Anj*ing lo, Zaid!" Vano terus menyumpahi Zaidan melalui earphone bluetooth yang terpasang di telinga kanannya.

Zaidan yang duduk di dekat jendela paling belakang langsung melirik kearah meja yang ditempati Vano. "Ingat, demi Ruwi!"

Jarak antara mereka berkisar 4 meter jauhnya. Zaidan perlu melewati tiga meja untuk bisa sampai di tempat Vano. Mereka sengaja duduk sendiri-sendiri karena hal itu merupakan bagian dari rencana. Vano bertugas berhadapan langsung dengan Mr. R, sedangkan Zaidan yang akan mengatur jalannya rencana melalui sambungan telepon, serta memastikan untuk merekam pembicaraan antara stalker dengan Vano. Rekaman suara itu nantinya dapat dijadikan bukti untuk diserahkan kepada polisi.

"Lo dapat wig dari mana sih?! Emangnya gak lo cuci dulu sebelum lo kasih ke gue??!! Kepala gue udah gatal-gatal ini!" lirih Vano penuh penekanan. Cowok itu melotot tajam kearah Zaidan.

"Sambat mulu, ah! Gue ada di sini bukan untuk dengerin sambatan lo!" Jawaban Zaidan terdengar nyaring ditelinga Vano.

Saat ini, Vano sudah bertransformasi layaknya perempuan dengan memakai hoodie berwarna pink, celana jeans biru tua, dan tak lupa wig panjang yang bertengger di kepalanya. Dengan kata lain, dia sedang cosplay menjadi Ruwi untuk mengelabui Mr. R. Sebenarnya, Vano sudah puluhan kali menolak untuk berpura-pura menjadi Ruwi. Namun, pada akhirnya dia terpaksa mengiyakan hanya demi menangkap Mr. R--stalker yang selalu mengganggu kehidupan cewek yang dia cintai.

(Bengek parah ^><^)

"Gak ngotak lo! Kayak gak ada rencana lain aja!"

"Ya, kalo lo ada rencana lain kenapa gak dari tadi dibicarain, bangsat! Udah telat kalo mau mengubah rencana, bentar lagi Mr. R datang!" Zaidan ikut emosi karena Vano masih saja mengeluh dengan idenya.

"Gue emang gak ada ide, dan rencana ini emang ide lo. Tapi gak gini juga caranya, asu! Sekarang gue tanya, lo mau gak ada diposisi gue?!"

"Gue sih mau-mau aja. Tapi yang jadi masalah badan gue terlalu berotot, aneh kalo gue nyamar jadi cewek!" balas Zaidan.

"Oh, jadi lo anggap badan gue kayak cewek gitu?!" Vano terlihat bersiap-siap ingin memulai perkelahian.

Zaidan menghela napas kesal. "Serba salah, anj*ing! Udah fokus aja sama rencana! Jangan banyak bacot!"

Mereka langsung membuang muka. Diam adalah pilihan yang tepat untuk sekarang. Vano dan Zaidan harus kembali bersikap tenang dan kondusif sebelum Mr. R datang. Rencana bisa saja gagal jika Mr. R mengetahui kalau dia sedang dijebak oleh Vano dan Zaidan.

Tak lama kemudian, seorang pria dengan pakaian serba hitam lengkap dengan topi terlihat baru saja memasuki kafe. Pria itu mengedarkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang.

"Arah jam 5 dari posisi lo, seorang pria bertopi berjalan mendekat. Kemungkinan dia adalah Mr. R, bersiaplah." Zaidan dengan suara pelan memberitahu Vano melalui earphone bluetooth.

"Oke, bersiap," jawab Vano sembari memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Dengan begitu, Mr. R tidak akan langsung mengenali bahwa orang yang dia temui bukanlah Ruwi yang asli.

"Target semakin mendekat," kata Zaidan.

Tiga...
Dua...
Satu...

"Ruwi...?" tanya pria asing itu sesaat setelah sampai di samping meja yang ditempati Vano.

Tebakan Zaidan tidak meleset rupanya. Pria misterius itu pasti Mr. R. Sekarang dia tinggal mengandalkan kemampuan akting Vano dalam memerankan sosok Ruwi.

"Apa kamu Ruwi?" tanya pria itu sekali lagi.

Vano mengangguk dengan anggun. Dia mencoba sebisa mungkin untuk meniru gestur yang biasa Ruwi lakukan.

Pria itu langsung mengambil posisi duduk berhadapan dengan Ruwi palsu. Dengan santainya ia membuka topi yang selama ini menutupi sebagian wajahnya. Sekarang nampak jelas dihadapan Vano seperti apa bentuk wajah seorang stalker yang selalu mengganggu Ruwi itu.

Melihat bagaimana wujud asli Mr. R membuat emosi Vano muncul. Ingin rasanya dia memukuli wajah orang itu, karena kelakuannya yang menjijikkan sudah mengganggu ketenangan Ruwi selama ini. Vano mencoba tetap tenang karena tidak ingin mengacaukan rencana yang sudah berjalan.

.
.
.
.
.

Itu beneran Mr. R?! Kok muda bgt yakkk... Hayoloh

Semangat menunggu kelanjutannya 😆😆

Love,
Arama 🐾

Continue Reading

You'll Also Like

1M 166K 82
| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masi...
Shotgun By Retno Ayu

Teen Fiction

7.9M 112K 35
"Eughmp...ahh ! Apa kamu sudah gila ?! Apa yang kamu lakukan, Al ?!!" teriak Alisha, mendorong tubuh lawannya dan melepas paksa tautan bibir mereka. ...
460K 12.4K 147
Di bawah umur tolong jangan ya, ini adalah area dewasa šŸ”ž.... Dan untuk yang sudah dewasa dan cukup umur baca aja ya ... kalau suka kasih vote ok, ma...
810K 72.3K 129
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.