"Akan tiba masanya dimana kita dipertemukan kembali dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali."
********************************
" Bos,kayaknya ada yang aneh sama lo hari ini deh." Tanya Bimo tiba-tiba.Dimas tetap diam saja tanpa menjawab pertanyaan dari Bimo.
Mungkin Dimas saat ini sedang menggunakan otak nya untuk hal yang lebih bermanfaat.
Digunakan untuk berfikir misalnya.
Biasanya kan otaknya itu digunakan hanya untuk pajangan semata dan digunakan untuk menjahili teman teman atau guru killernya.
Mereka berempat berjalan beriringan menuju ke lapangan utama, tanpa Bimo, Azka,dan Goni sadari manusia tengil yang satu ini masih menuntun sepeda dengan santai nya tanpa memperdulikan tatapan terkejut dari siswa siswi lainnya.
Dimas ini mungkin memang manusia yang tak mempunyai akal sehat atau bahkan mungkin dia sudah benar benar tidak punya akal sehat.
Mau ditaruh dimana muka yang katanya ganteng ini, bagi orang lain mungkin naik sepeda ke sekolahan itu adalah hal yang biasa ketika kita masuk sekolah pada jam yang telah ditentukan.
Ketika siswa normal lainnya sudah menuntaskan pelajaran jam pertamanya dan menuju ke kantin untuk sekedar merefreshingkan otak dan badan mereka, berbeda dengan Dimas yang baru saja sampai disekolahan tepat pukul 10.00 wib.
"Itu kenapa pacar gue naik sepeda ya."
" Ya ampun Dimas,kalau motor Lo rusak atau butuh tumpangan,gue bisa jemput Lo kok dim,kapan aja deh gue pasti mau kok."
" Tambah ganteng aja nih cowok gue."
Begitulah celetukan dan pujian yang diomongkan oleh siswi di SMK GUNA BANGSA. Walaupun sebenarnya juga nggak banyak murid perempuan yang bersekolah di sini.
Heran juga kenapa para murid perempuan di SMK GUNA BANGSA ini selalu mengidolakan sosok tengil Dimas yang sebenarnya tidak ada hal yang untuk dibanggakan dari seorang Dimas.
Kalau soal urusan tampang dan parasnya yang katanya ganteng itu sudah tidak bisa diragukan lagi.
Lihatlah sebagai contoh dekatnya yaitu Ayah Alan.
Hampir semua rupa wajah Dimas mirip dengan wajah Ayah Alan.
Tapi kalau soal urusan otak dan sikap, Dimas tidak bisa meniru Ayah Alan.
Ayah Alan adalah sosok orang yang ramah,dermawan, dan tenang dalam menghadapi sikap.
Berbanding terbalik dengan sang putra yang entah mendapatkan sikap dan sifat dari siapa.
Mengapa anaknya ini tidak bisa menjadi sosok orang yang seperti ada dinovel novel yang pernah dibaca author, menjadi sosok orang yang cool dan irit bicara yang diharapkan oleh Ayah Alan.
Dengan begitu Ayah Alan tak akan malu jika harus mengakui kalau Dimas ini Adalah putranya.
Entah nasib Dimas dimasa depan itu seperti apa, kalau Dimas ditanya pasti jawabannya selalu bikin orang geregetan.
Flashback
"Lo sebenarnya nanti mau jadi apa dimasa depan sih Dim?."Tanya Arkan.
"Ohh gue mah gampang, gue bawa plastik bungkus ciki sama gue keluarin suara merdu gue di pinggir lampu merah udah dapet duit bro. Jadi kemungkinan besar gue mau jadi CEO."
"Hahhhh yang bener lu, CEO di perusahaan om Alan??." Arkan terkejut dengan pernyataan Dimas.
Pasalnya Dimas tidak pernah mau kalau disuruh untuk meneruskan perusahaan ayah nya itu.
"Ya kagak lah, gila Lo,gue mau jadi CEO di perusahaan ngamen corporation."
"Ck ck ck perusahaan apaan tuhh."
Okelah kita lupakan saja tentang masa depan Dimas nantinya, masih jauh juga.
Tanpa mereka berempat sadari ada seorang guru yang sudah berusia lanjut sedang memperhatikan gerak gerik mereka,terutama Dimas.
Sebenarnya Dimas ini sadar atau tidak kalau dia masih menuntun sepedanya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
" KALIAN TETAP DISITU ATAU SAYA AKAN AMBILKAN GOLOK SAYA SEKARANG JUGA." Teriak guru tersebut.
Dan sedetik kemudian mereka berempat menghentikan langkahnya dan berusaha menahan segala umpatan yang siap ditujukan kepada gurunya tersebut.
Mampus gue Batin Dimas.
Pak Juned nama guru tersebut, beliau adalah guru BK yang paling ditakuti oleh semua siswa maupun siswi di SMK GUNA BANGSA.
Pak Juned pun yang tadinya memantau gerak gerik mereka berempat dari koridor sekolah mulai menghampiri mereka.
"Ehh pak Juned, tambah ganteng aja pak, kumis juga makin lebat aja. Pake apasih pak rahasianya?." Sapa Dimas pada pak Juned yang diakhiri dengan kekehan.
Azka yang mendengar ucapan Dimas pun dengan cepat menginjak kaki Dimas.
"Aduh Lo kenapa nginjek kaki gue Anjing." Bisik Dimas menahan rasa nyut nyutan di kaki dan jemarinya.
Pak Juned menghela napas panjang melihat tingkah murid murid nya yang tak bisa diatur dan selalu membangkang ini.
Beliau ini sudah cukup tua untuk menangani murid murid yang bisa dikatakan bangor ini, beliau butuh istirahat.
Mungkin itulah alasan nya kenapa rambut pak Juned tak pernah tumbuh, justru kumisnya lah yang selalu tambah lebat.
Dia sudah pusing menghadapi murid murid yang tak bisa diatur ini sampai sampai rambut nya rontok dan beralih ke kumisnya.
" Kalian ini tau sudah jam berapa?ini sudah waktunya untuk masuk ke kelas kalian dan ikutilah pelajaran dengan baik. Dan untuk kamu Dimas.."
Pak Juned menggantungkan kalimatnya dan berjalan mendekati Dimas dan menarik telinga Dimas dengan geram.
" KENAPA KAMU BARU DATANG KE SEKOLAHAN DIMAS?? KAMU TELAT LAGI? KAMU SEBENARNYA NIAT DATANG KESEKOLAH APA TIDAK DIMAS?." Teriak pak Juned tepat ditelinga Dimas.
Dimas Hanya bisa menggeram pasrah sambil berumpat dalam batinnya.
Kuping gue budeg lama lama nih, mana tuh air liur muncrat dimuke gue lagi ahh. Batin Dimas.
Pak Juned melepaskan jeweran nya pada telinga Dimas dan menatap Dimas dengan sorot mata tajam
Dimas menghela napas dan memutar bola matanya malas.
"Pak Jun,saya ini selalu niat datang ke sekolah pak." Bela Dimas.
"Lalu kenapa kamu baru datang??Itu yang namanya niat datang ke sekolah?." Tanya pak Juned.
"Kalaupun saya nggak niat untuk datang kesekolah saya pasti udah bolos dari tadi dan nongkrong di warung nya Abah odo pak. Itu malah bisa buat saya kenyang dan nggak susah susah disuruh disuruh buat praktekin cara nya ngelepas ban mobil dari tempat nya pak.Saya bela belain naik sepeda dari rumah nyampe kesekolahan pak.Gini aja masih nggak dihargai Ya Allah." Bela Dimas lagi.
Jadi,Dimas itu adalah anak otomotif.
Dia ambil jurusan TKRO(TEKNIK KENDARAAN RINGAN DAN OTOMOTIF).
"Tapi tetap saja kamu itu telat masuk Dimas, KBM dimulai sejak pukul 06.45 wib. Dan ini sudah jam 10.00 lebih dan kamu baru nyampe?."
"Namanya juga naek sepeda elahh pak pak." Kali ini yang nyeletuk bicara bukan Dimas, melainkan Bimo.
Bimo baik banget deh,sampe belain bosnya.
" DIAM KAMU."
Mereka berempat diam tak berkutik.
"Dimas,taruh sepeda kamu diparkiran dan segera berdiri dengan posisi hormat kepada bendera sampai istirahat kedua nanti.Cepat dan tidak pakai lama."
Tanpa aba aba, mereka berempat langsung lari kelapangan dan tanpa meraka sadari Dimas masih setia menuntun sepedanya menuju lapangan utama.
Pak Juned hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak dari pemilik sekolahan ini.
Dimas membawa sepeda nya untuk menemaninya menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh pak Juned.
" Lo kenapa bawa sepeda lo kesini bos?." Tanya Bimo yang menjadi ngeri sendiri dengan bos nya ini.
" Bacot, diem lo, gue takut sepeda gue nanti kalau gue tinggal dicuri orang.Disini kan banyak copet." Ujar Dimas dengan melirik Bimo, Azka, dan Goni.
Emang nggak waras Dimas.
*********************************
Bonus pict lapangan utama SMK GUNA BANGSA.
*********************************
HAII HAII GIMANA KABARNYA?
GIMANA BUAT PART KALI INI?
MAAF KALAU MASIH BANYAK KESALAHAN DAN TYPO YAK.
AKU MASIH AMATIRAN HEHEHEHE
JAN LUPA VOTE AND COMENT NYA YAK!!!!
MAKSA NIHHH
ENGGAK LAHH
CANDA DOANG KAGAK USAH SEPANENG
OHH IYA JAN LUPA FOLLOW AKUN INSTAGRAM
(at) ryftaa_
(at) dimasdanendra_
(at) restapnwr_
(at) azkasfadillh
Bye bye
Lop yu all