Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

120K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Tawanan Azkaban; 17

1.9K 344 9
By gxrysmxth

Dan kemudian terowongan itu mulai menanjak, sesaat kemudian berbelok, aku bisa melihat sepetak cahaya dari lubang kecil, aku, Harry dan Hermione berhenti, tersengal kehabisan napas, merayap maju. Harry dan Hermione mengangkat tongkat untuk melihat apa yang ada di depan kami, rupanya ruangan, ruangan yang sangat berantakan dan berdebu, kertas dindingnya mengelupas, lantainya penuh bercak noda, semua perabotnya hancur, seakan ada yang memukulinya, semua jendelanya ditutup papan. Aku mengangkat diriku keluar dari lubang, diikuti Harry dan Hermione, memandang berkeliling, ruangan itu kosong, tetapi pintu di sebelah kanannya terbuka, menuju lorong remang-remang. Mataku yang terbelalak liar memandang jendela-jendela yang tertutup papan.

"Kurasa kita berada di Shrieking Shack." Bisik Hermione.

Hanya satu pintu yang sedikit terbuka, selagi merayap mendekati pintu itu, kami mendengar gerakan-gerakan dari baliknya, erangan pelan, kami bertukar pandangan terakhir, anggukan terakhir. Dengan tongkat terpegang erat di depannya, Harry menendang pintu sampai terbuka lebar. Dilantai sebelah tempat tidur, ada Ron yang memegangi kakinya yang mencuat dalam posisi aneh.

Aku, Harry dan Hermione berlari mendekatinya, "Ron! Kau tak apa-apa?"

"Di mana anjingnya?" Tanyaku.

"Bukan anjing," Ron meratap, giginya mengertak menahan sakit, "Harry, ini jebakan."

"Apa?"

"Dia anjingnya, dia Animagus."

Ron menatap melewati bahu Harry, aku, Harry, dan Hermione berputar, dengan bunyi keras laki-laki di dalam keremangan menutup pintu di belakang kami, rambut yang kotor awut-awutan menggantung sampai ke bahunya, kalau tak ada mata yang berkilau dari dalam rongganya yang dalam dan gelap, dia bisa dikira mayat. Kulitnya yang pucat tertarik begitu ketat di atas tulang wajahnya, sehingga tampak seperti tengkorak, dia menyeringai sehingga tampaklah gigi-giginya yang kuning. Laki-laki itu adalah Sirius Black!

"Kalau kau ingin membunuh Harry, kau harus membunuh kami juga!" Kataku berteriak pada Black, Black menjawab dengan parau, "Hanya ada satu yang akan mati malam ini."

"Dan itu kau!" Harry menjerit, dia langsung mencekik Black sampai Black terjatuh, aku mengambil tongkatku didalam jubah dan mencoba untuk membantu Harry.

"Expelliarmus!" Tongkat sihirku terlepas dari genggaman tanganku, tongkat itu terbang meluncur menuju Profesor Lupin!

Aku langsung menarik Harry mundur saat Profesor Lupin sudah menggenggam tongkat milikku, Profesor Lupin berkata, "Wah-wah Sirius, kau ini benar-benar sudah lupa waktu yang tepat untuk menyerang, ya?"

"Seperti kau tidak tahu aku saja, Remus." Kata Black, nyengir, Profesor Lupin tersenyum, dia menjulurkan tangannya dan Black menyambutnya, Profesor Lupin menarik Black bangkit lalu memeluknya!

"Profesor Lupin!?" Aku berteriak kaget, sama sekali tak terbayang olehku jika Profesor Lupin akan memeluk Sirius Black yang merupakan buronan, "Padahal aku mempercayaimu walau kau adalah Werewolf!"

"Sejak kapan kau tahu?" Tanya Profesor Lupin dengan santainya, membuat aku bingung dan mengernyitkan dahi, "Sejak Profesor Snape memberikan tugas tentang Werewolf!"

Black meraung, "Ayo cepat bunuh dia!"

Profesor Lupin menghela nafas, dia memberikan Black tongkat milikku, "Baiklah, tapi Harry harus tahu alasannya dulu."

"Aku sudah tahu semuanya!" Harry berteriak sambil memandang Black, "Kau mengkhianati orang tuaku dan membunuh mereka!"

"Tidak, kau salah!" Profesor Lupin balas berteriak, "Lalu siapa!?"

"Orang yang kukira sudah mati sampai kau melihatnya lewat peta itu!" Kata Profesor Lupin lagi, Harry terdiam sejenak, "Tidak! Peta itu salah!"

"Peta itu tidak pernah salah!" Kini Black yang berteriak.

"Expelliarmus!" Terdengar mantra pelucut tongkat lagi, tongkatku yang tadinya dipegang oleh Black terbang meluncur dan kini ditangkap oleh Profesor Snape!

"Snape!" Kaget Black, Profesor Snape menyeringai, "Ah, Black, berani sekali kau, dan wah-wah, Lupin, aku sudah memberi tahu pada kepala sekolah kalau kau membantu penjahat masuk kastil, ah, betapa indahnya pembalasan, aku sangat ingin menangkap kalian, tapi kenapa tidak minta bantuan Dementor?"

"Snape, kenapa kau tak kembali saja ke kastil dan bermain-main lagi dengan alat-alat kimiamu itu?" Kata Black, Profesor Snape memandangnya tajam, Profesor Lupin membentak, "Sirius!"

"Tapi aku benarkan? Si Snivellus ini--"

Profesor Lupin lagi-lagi membentak, "Sirius!"

"Oh, kalian seperti sepasang suami-istri yang sedang bertengkar--" Profesor Snape memandang kearah kami berempat, "Kalian! Cepat keluar!"

Kami berempat diam, tak ada yang bergerak, Harry, Ron dan Hermione mengacungkan tongkatnya kedepan wajah Black, tapi tiga tongkat itu dengan cepat berubah arah pada Profesor Snape, "Expelliarmus!"

Tiga mantra sekaligus mengenai Profesor Snape, dia mental kebelakang dan menabrak-nabrak papan kayu sampai papan kayu itu patah dan kurasa Profesor Snape pingsan.

"Lalu--lalu siapa!?" Teriak Harry lagi, aku berbisik dengan pelan, "Kalian menyerang seorang guru!"

"Kami menganggap dia teman, tapi dia pengkhianat!" Kata Lupin terengah, kini aku yang berteriak, "Ayolah! Katakan namanya!"

"Peter Pettigrew!" Teriak Black lantang, suasana menjadi hening beberapa saat, mana mungkin Peter Pettigrew!? Dia sudah lama mati!

"Dia sudah mati!"

"Dia disana!" Kata Black, dia menunjuk tepat kepada Ron, aku mengernyit, tidak mengerti, "Apa!? Dia itu Ron!"

"Bukan dia! Tapi tikusnya!" Kata Black lagi, aku menoleh pada Ron dan pada Scabbers yang sedang berada di genggaman tangan Ron, tanpa pikir panjang, aku langsung saja merebut Scabbers dari tangan Ron, Ron berteriak parau, "Cassandra! Kembalikan Scabbers!"

"Buktikan! Buktikan kalau tikus ini adalah Peter Pettigrew!" Kataku mengabaikan Ron yang berusaha mengambil kembali Scabbers, aku mendekat maju dengan langkah pelan sambil memegang erat Scabbers.

Profesor Lupin melangkah maju, dia menatapku sambil tersenyum lalu mengambil alih Scabbers dari tanganku, setelah itu, aku langsung melangkah mundur kembali ke samping Harry.

"Tunjukkan dirimu!" Kata Profesor Lupin sambil mengarahkan tongkatnya pada Scabbers, kilatan cahaya biru-putih meluncur dari tongkat Profesor Lupin.

Sesaat Scabbers membeku di udara, lalu sosoknya yang kecil hitam menggeliat liar, Ron menjerit dan tikus itu jatuh ke lantai, ada kilatan cahaya lagi, dan kemudian, kami seakan mengawasi film pertumbuhan pohon yang dipercepat. Sebuah kepala mendadak mencuat dari lantai, tangan dan kaki bermunculan, saat berikutnya, seorang laki-laki berdiri di tempat tadi Scabbers berada, meremas-remas tangannya dengan ketakutan. Crookshanks yang entah datang darimana mendesis-desis dan menggeram-geram di tempat tidur, bulu di punggungnya berdiri.

Laki-laki itu sangat pendek, tak lebih tinggi dari aku dan Harry, rambutnya yang tipis tak berwarna berantakan dan bagian atas kepalanya botak, tubuhnya kisut, mengesankan orang yang tadinya gemuk kemudian berat badannya menyusut dalam waktu singkat. Kulitnya tampak kotor, seperti bulu Scabbers, dan sesuatu yang memberi kesan tikus masih tertinggal di hidungnya yang runcing, matanya yang sangat kecil dan berair. Dia memandang berkeliling kepada kami semua, napasnya cepat dan pendek-pendek, aku melihat matanya melesat ke pintu dan kembali berpaling pada kami lagi.

"Sirius! Remus! Kawan lamaku!" Katanya sambil merentangkan tangan berusaha untuk memeluk Black dan Profesor Lupin, tapi mereka berdua memasang wajah jijik dan akhirnya mendorong Pettigrew sampai duduk kembali.

"Kau! Kau yang telah mengumpankan James dan Lily pada Voldemort!" Kata Black keras, Pettigrew mencicit dan berusaha kabur, matanya jatuh kepada Harry, dia berjalan mendekat pada Harry, "Oh Harry! Lihat betapa kau mirip dengan ayahmu!"

Aku menarik baju Harry kebelakang, membuat Pettigrew berhenti dan mengalihkan pandangannya kepadaku, "Putrinya Irabella! Aku kenal dengan ibumu! Kau juga miri--"

"Beraninya kau bicara dengan Cassandra dan Harry!" Kata Profesor Lupin, dia dan Black menarik Pettigrew kebelakang, Pettigrew tersungkur ke lantai.

"Kenapa kau menyerahkan James dan Lily pada Voldemort!?" Teriak Profesor Lupin dengan tongkatnya yang teracung siap, "Aku terdesak! Bagaimana kalau kau jadi aku!? Kau tahu bagaimana Pangeran Kegelapan itu!"

"Lebih baik aku mati daripada mengorbankan temanku sendiri!" Teriak Black, Pettigrew mencicit takut, dia berlari kearah pintu, tapi Harry tiba-tiba ada disana dan menghadangnya.

"Harry! Ayahmu tak akan senang kalau aku mati!" Kata Pettigrew pada Harry, Profesor Lupin dan Black lagi-lagi menarik Pettigrew ke belakang, Profesor Lupin mengacungkan tongkatnya, siap menyerang.

"Jangan!" Harry berteriak, aku, Profesor Lupin dan Black memandang kepadanya, aku berteriak, "Harry! Dia itu sudah mengumpankan kedua orang tuamu!"

"Jangan bunuh dia!" Harry tak mendengarkan perkataanku, Pettigrew langsung bersujud di kaki Harry, "Terimakasih, Nak!"

"Lepas!" Dia menendang Pettigrew, "Kita bawa saja kesekolah, biar dia ditangkap dan dan mendapatkan kecupan Dementor!"

"Aku akan membawanya." Kata Profesor Lupin, kali ini, dari tongkat Profesor Lupin keluar tali-tali yang mengikat Pettigrew, Harry dan Black, mereka berdua mendekat pada Ron, sepertinya hendak memapah Ron yang kakinya patah, Ron sempat ragu-ragu tapi pada akhirnya ia dipapah oleh mereka berdua.

Harry dan Black yang memapah Ron keluar duluan, diikuti oleh Hermione lalu Profesor Lupin dan Pettigrew, aku masih terdiam ditempat, aku teringat akan tongkatku dan Profesor Snape! Aku buru-buru menghampiri Profesor Snape, aku lihat dia masih pingsan, dan tongkatku ada pada lengannya.

"Profesor! Profesor Snape!" Kataku memanggil, aku tak berani menepuk-nepuk pipinya atau mengguncangkan tubuhnya, "Profesor Snape!"

Kelopak mata Profesor Snape perlahan terbuka menampilkan kedua netra hitam kelamnya, mata itu menatap padaku, ia langsung duduk dari tidurnya, "Yang lain? Black dan Lupin!?"

"Sudah keluar." Jawabku, dia memandang padaku dalam lalu langsung berdiri bangkit dan berjalan melewatiku, "Ikuti aku, Aldrich!"

Aku tersentak lalu bangkit berdiri mengikuti Profesor Snape dari belakang, "Profesor, bisa kau kembalikan tongkatku?"

Profesor Snape berhenti mendadak, dia berputar kemudian tangannya menjulurkan tongkatku, aku meraihnya dengan cepat, lalu Profesor Snape meneruskan perjalanannya.

"Disitu kau, Potter!" Kata Profesor Snape, dia mendekat pada Harry, Ron dan Hermione yang sedang melihat kedepan dengan raut takut-takut, aku mendekat pada Hermione dan betapa terkejutnya aku saat melihat kedepan, ada Werewolf disana! Aku juga bisa melihat baju-baju usang yang terletak tak jauh dari kami, itu baju Pettigrew! Sepertinya dia bertransformasi menjadi tikus lalu melarikan diri.

Profesor Snape berbalik dan terkejut saat melihat Werewolf, dia langsung merentangkan tangannya, mengambil posisi melindungi kami berempat, Werewolf mendekat lalu menyerang udara dengan cakarnya, membuat kami berlima terjatuh, hampir saja serangan itu mengenai Profesor Snape. Anjing hitam meloncat menyerang Werewolf dari samping kanan, sementara itu, kami semua berdiri lagi, masih dengan Profesor Snape berdiri didepan sambil merentangkan kedua tangan melindungi kami, anjing itu menyerang Werewolf berkali-kali lalu kabur menjauhi kami, dan Werewolf itu mengikutinya.

"Sirius!" Harry berteriak, dia berlari menuju pada anjing itu dan juga Werewolf, Profesor Snape berteriak, "Kembali kemari, Potter!"

"Harry! Harry!" Aku hendak menyusul Harry, tapi cengkeraman Profesor Snape pada tanganku membuatku tak bisa mengejarnya, "Jangan bodoh! Aldrich!"

"Tapi Harry--" Aku melepas paksa cengkeraman Profesor Snape pada tanganku lalu mengejar menyusul Harry, dibelakang, Profesor Snape berteriak, "Aldrich! Kembali!"

Kakiku terus berlari menyusuri hutan, aku terjerembab kedepan dengan tangan kanan yang jatuh terlebih dahulu lalu tertimpa berat badanku, tangan kananku rasanya sakit sekali, sepertinya patah, tapi aku menahannya dan mulai berlari lagi. Aku melihat cahaya dari depan, cahaya yang menyilaukan, disana, ada Harry yang terduduk dan juga Black yang telentang ditanah.

"Harry!" Aku berteriak memanggil, dan pada saat itu juga tubuh Harry jatuh ke tanah, "Harry! Bertahanlah!"

Aku berjongkok dihadapan Harry, menepuk-nepuk pipinya dengan menggunakan tangan kiri, tapi Harry tak kunjung bangun, "Harry! Harry!"

Ada suara dari belakang, aku berteriak, "Disini!"

Nafasku terengah-engah, rasa pusing melanda kepalaku, aku memegang dahiku, ternyata ada darah yang masih mengalir kerena kepalaku menabrak batu saat akan menyelamatkan Ron, dari bawah aku bisa melihat Profesor Snape dengan cepat mendekat, mataku makin lama makin merapat sampai akhirnya hanya warna hitam yang aku lihat.

Aku membuka mata secara perlahan, yang pertama kulihat adalah langit-langit dan bau-bau obat-obatan sangat menyengat, tak salah lagi, ini adalah Hospital Wings, aku menoleh kesamping, ada Ron yang kakinya diperban dan ditempatkan di atas bantal, aku lalu melihat pada tangan kananku, tangan kananku juga diperban.

"Yang kita butuhkan adalah lebih banyak waktu."

"Oh!"

Aku menoleh, ada Harry, Hermione dan juga Profesor Dumbledore sedang berbicara, "Sirius Black ada di sel puncak di menara gelap, kau tahu hukumnya, Miss Granger, kau tak boleh terlihat, dan kalian harus kembali sebelum lonceng terakhir, jika kalian berhasil malam ini, lebih dari satu nyawa yang kau selamatkan."

Profesor Dumbledore berbalik menghadap pada Hermione, "Kurasa tiga putaran cukup."

Dia lalu menuju pintu, hendak menutupnya tapi tak jadi, "Oh, ngomong-ngomong, jika kau ragu, lakukan persis seperti apa yang kau lakukan, itu baik, semoga beruntung."

Aku mengernyit, "Apa maksudnya semua itu?"

"Cassandra!" Pekik Hermione, "Yeah, ini aku."

"Maaf, kalian harus disini karna Ron, kakimu patah, dan Cassandra, tanganmu patah dan kepalamu juga terbentur batu." Kata Hermione, dia merogoh kedalam bajunya, lalu menarik rantai emas yang sangat panjang.

Aku bisa melihat jam pasir kecil mungil tergantung di rantai itu, Hermione lalu mengalungkan rantai itu ke leher Harry juga, Hermione lalu memutar jam pasir kecil itu tiga kali.

"Bagaimana kalian bisa ada disitu?" Kata Ron sambil menunjuk kearah pintu, aku menoleh, ada Harry dan Hermione disana! Tapi dia tadi ada didepanku! "Tadi aku bicara dengan kalian disini, dan sekarang kalian disana!"

"Ya! Kenapa--maksudku, tadi kalian disini lalu menghilang dan muncul dipintu!" Kataku cepat-cepat sambil memandang bingung pada Harry dan Hermione.

"Kau saja yang menjelaskan, Hermione." Kata Harry, Hermione mengangguk, lalu dia menceritakan tentang Time-Turner dan bagaimana mereka berdua menyelamatkan Black dan juga Buckbeak padaku dan Ron.

Ketika aku, Harry, Ron, dan Hermione meninggalkan rumah sakit esok siangnya, kastil nyaris kosong. Hari panas terik dan ujian sudah usai, sehingga semua menggunakan kesempatan ini untuk mengunjungi Hogsmeade. Meskipun demikian, baik aku, Ron maupun Hermione tak ingin pergi, maka kami dan Harry berjalan-jalan saja di halaman, masih membicarakan peristiwa luar biasa malam sebelumnya dan bertanya-tanya di mana gerangan Black dan Buckbeak sekarang.

Ada bayang-bayang menjatuhi kami dan saat kami menengadah, kami melihat Hagrid yang bermata merah, menyeka wajahnya yang berkeringat dengan salah satu saputangannya yang sebesar taplak meja. Wajahnya berseri-seri memandang kami.

"Aku tahu harusnya aku tak boleh senang, sesudah apa yang terjadi semalam." Katanya, "Maksudku, Black kabur lagi, dan segalanya--tapi coba tebak!"

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 187K 82
[ WAJIB FOLLOW DULU SEBELUM BACA ] ⚡ Keano Alezandro, siapa yang tidak mengenalnya? Ketua gang Draco yang memiliki prinsip, Membantai bukan di bantai...
525K 50.6K 48
lucky to get to know the blonde man [ draco malfoy x reader ] "Tapi kau taukan (name) kalau draco itu suka dengan gadis slytherin, astoria greengrass...
152K 29.5K 73
❛𝗶'𝗺 𝗻𝗼𝘁 𝗶𝗻 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿, 𝗶'𝗺 𝘁𝗵𝗲 𝗱𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿.❜ •• HARRY POTTER AND TWILIGHT CAST IN ONE UNIVERSE [𝗔𝗹𝘂𝗿 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗯𝘂𝗸𝘂...
166K 1.1K 2
draco x readers x oliver (complete) unpublish. "she's princess from Arcane family." #1 draco [ 05/2021 ] #5 dracomalfoy [ 01/2021 ] #1 oliverwood [...