My Husband Tetanggaku...

By santiya022

286K 22.3K 724

belajarlah untuk mengerti bahwa sesuatu yang baik untukmu tidak akan Allah ijinkan pergi kecuali akan digant... More

perkenalan ✨
Pertemuan singkat
Dia Lagi?
kebenaran
patah hati
ketemu kembali.
Paket?
Salah sangka.
Terluka
Cemburu?
tunggu aku
khitbah
SAH❤️!
Satu Sama
Kampus
Ngeselin? Tapi sayang
ketakutan
I Love You
Maafkan Aku
Definisi Cinta
Mungkin.
Sebuah Pelukan
Dijemput
Poligami
Nasihat lembut
Ada apa?
Cupcake
Seminar
Takdir
Pertanyaan Hariz
Minta Balikan?
Ini cerita kita
Ngidam
Aku gak cantik ya?
Orang lama atau Orang baru?
Perihal hati dan cinta
Selalu cinta

cinta yang salah

8.7K 647 9
By santiya022

Jika cinta bisa dibuktikan dengan kata HALAL,
Kenapa pacaran menjadi perantara nya.
Padahal sesuatu yang diawali dengan keburukan maka akan berakhir dengan penghianatan.

-My Husband Tetanggaku-

🕊️🕊️🕊️

BERADA dirumah sakit adalah hal yang paling membosankan, tidak ada yang menarik dari rumah sakit hanya akan bertemu dengan dokter,suster dan peralatan lengkap kesehatan. Membosankan memang tetapi bagi Salwa tempat ini lah yang menjadi tempat terindah.


Karena dia akan terus melihat suaminya dengan jas putih dengan wajah tampan nya yang letih. Sudah dua hari Salwa di rumah sakit Hariz selalu ke ruangan Salwa untuk melihat keadaan istrinya dan tidur bersama istrinya jika malam.

Sangat jarang Hariz pulang kerumah dia menghabiskan waktunya hanya bersama Salwa. Setelah bekerja ataupun operasi pasien selesai pasti Hariz selalu datang dan memperhatikan istrinya. Berpamitan ataupun menanyakan sudah makan atau belum.

Salwa selalu tersenyum disaat dirinya di berikan perhatian khusus oleh Hariz, menurut Salwa Hariz adalah suami yang Humoris, sangat perhatian dan tidak pernah marah jika Salwa melakukan kesalahan.

Intinya the best deh mas Hariz .

Saat salwa ingin menutup matanya untuk beristirahat, tiba-tiba terdengar suara keributan didepan pintu ruangan nya. Dengan perasaan penasaran akhirnya Salwa bangun dari tempat tidurnya. Membuka sedikit pintu dan mengintip.

Gadis cantik dengan memakai baju pasien dan seorang laki-laki yang tinggi, gadis itu menangis sedangkan laki-laki itu marah-marah.

"Aku gak bisa putus sama kamu." Ucap wanita itu dengan menangis.

"Gak bisa Ra, aku bosen sama kamu. Kamu itu manja aku gak suka!" Kata laki-laki.

"Emang salah ya kalo seorang pacar manja sama pacarnya sendiri? Enggak kan! "

"Intinya aku mau putus sama kamu, aku pergi dulu." Ucap laki-laki itu dan pergi meninggalkan wanita itu dengan tangisan.

Salwa sangat mengerti apa yang dirasakan oleh wanita Tersebut, karena dia pernah berada di posisinya. Di khianati, di selingkuhi dan di bohongi itu akan terjadi dalam pacaran.
Hubungan tanpa status itu bagaikan rumah tanpa pondasi, akan rubuh dan tidak akan kokoh.

Pacaran hanya sebuah kata tetapi pernikahan adalah sebuah status yang asli. Ketika ijab Kabul maka Arasy Allah bergetar maka disitulah perjalanan cinta dimulai.

"Hai!" Sapa Salwa saat berada didepan wanita itu.

Wanita itu mendongakkan kepalanya, lalu melihat Salwa sebentar dan menangis lagi dalam kesakitan. Salwa duduk disamping wanita itu dan merasa sedih dengan apa yang terjadi pada wanita yang berada disampingnya.

"Jika kita mencintai seseorang maka kita harus siap untuk tersakiti. Jika kita benar-benar mencintai seseorang itu maka kita harus mengikhlaskan nya walau hati tak menerima." Kata Salwa.

Wanita itu berhenti menangis, menoleh ke arah Salwa. Dengan senyuman lebar Salwa berikan untuk menyemangati nya. Salwa merasa sakit yang dia rasakan Salwa pun merasakan nya.

"Aku pernah ada di posisi kamu, di khianati oleh cinta yang selama ini aku anggap adalah sebuah kebahagiaan tapi kenyataannya malah membawa kepada kesedihan"

Wanita itu akhirnya mendengarkan, menghapus air matanya. Salwa tersenyum, setidaknya wanita itu tidak menangis lagi meski rasa sakit belum lekas sembuh.

"Tapi aku sadar, bahwa aku salah. Aku terlalu mencintai seseorang yang belum tentu akan menjadi milik ku selamanya. Tuhan selalu memberitahukan bahwa pacaran adalah hal yang buruk, ketika kamu menjalankan nya maka keburukan yang sedang kau jalankan"

"Tapi.. aku sayang sama dia" ucap wanita itu.

Salwa tersenyum, lalu memegang tangan wanita itu dan mengelusnya. " Sayang itu boleh, tapi satu kesalahan kita. Membalas sayang kita itu dengan cara yang salah."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Cintai dia sewajarnya, ikhlaskan dia seperlunya. Cintai maha cinta maka kamu akan mendapatkan yang terbaik"

Wanita itu terdiam, menangis kembali. Tangisan penyesalan, tangisan ketakutan dan tangisan kesadaran. Salwa memeluk tubuh wanita itu seraya berkata.

" Menangis lah karena kamu berdosa
bukan karena kehilangan seseorang"

Wanita itu semakin menangis dalam pelukan Salwa, rasa sakitnya tergantikan dengan rasa takut. Takut jika Allah tidak mengampuni dosa nya, takut jika Allah murka kepadanya. Takut jika Allah tidak akan memberikan keringanan untuk nanti di akhirat.

Beberapa menit kemudian wanita itu berhenti menangis, lalu mengucapkan terimakasih kepada Salwa. Mereka berkenalan dan wanita itu bernama Rara Ananda pelajar SMA, Rara mengalami kecelakaan lalu Rara dikejutkan dengan pacar nya yang mengatakan untuk mengakhiri hubungan.

"Apa kamu merasa sedih ditinggalkan pacar kamu?" Tanya Rara.

"Tidak.." jawab Salwa lalu tersenyum.

"Loh kenapa?"

"Karena aku menemukan yang lebih baik darinya, yang lebih menyayangi ku dan menjagaku " kata Salwa dengan mengingat bagaimana dirinya di lamar oleh Hariz.

"Wah, siapa laki-laki itu?"

"Hariz Fadlan Aziz, dialah imamku." Kata Salwa .

" laki-laki yang akan menjagaku setelah ayah ku, laki-laki yang akan membimbing ku kepada jannah-nya Allah dan laki-laki yang selalu mencintai ku tanpa mengungkit masa lalu ku.." lanjutnya.

"Apa kamu mencintai ya?"

"Iya, aku mencintai nya sejak pertama kali aku bertemu nya dan sampai akhirnya Allah mempersatukan kita berdua. Aku merasa bahwa Allah itu terlalu baik , memberikan jodoh yang baik padahal aku jauh dari kata baik."

"Apa kamu bahagia?"

"Sangat, sangat bahagia. Aku yakin bahwa sesuatu yang kita tinggalkan karena Allah maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita dan sekarang aku yakin dengan kata-kata itu. Aku bersyukur bisa putus dengan pacar ku jika tidak aku tidak akan bahagia detik ini juga." Ucap Salwa dengan tersenyum.

" Cintai seseorang yang benar-benar mau menghalalkan kamu bukan menghancurkan kamu. Karena pada hakikatnya kita hidup untuk ibadah bukan untuk hiburan" pesan Salwa kepada Rara.

Rara sadar, Rara merasa apa yang selama ini Rara pikirkan semuanya terjawab. Merasa bersyukur karena dirinya diselamatkan dari dosa yang sangat besar.

Rara tersenyum," terimakasih banyak ya ka, Kaka udah mau nyadarin aku. Kalo gak ada Kaka mungkin aku gak bisa setenang ini"

"Berterimakasih lah kepada Allah karena tanpa ijin Allah kamu gak akan bisa bahagia lagi. Allah sayang sama kamu makanya Allah kasih sakit hati agar kamu belajar bahwa cinta yang salah akan berakhir dengan kecewa."

"Iya ka aku merasa sangat bersalah sama Allah, aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar "

"Oke,jangan sedih lagi ya. Nanti cantik nya ilang loh"

"Haha Kaka bisa aja"

"Aku punya tebak-tebakan nih, kamu jawab ya." Ucap Salwa " piring-piring apa yang bisa lihat bulan?" Tanya Salwa.

Rara berpikir, dia tidak tau jawabannya akhirnya Rara mengatakan tidak tahu dan Salwa menjawab.

"Piring bolong, kan bisa ngeliat bulan. Hahah " Salwa tertawa.

Rara terdiam lalu detik kemudian dia tertawa karena lelucon Salwa, mereka berdua tertawa lepas tanpa merasa memiliki masalah, tertawa senang hingga kebahagiaan itu hadir lagi bagi Rara.

"Hmm.."

Rara maupun Salwa reflek berhenti tertawa karena mendengar suara seseorang. Salwa melihat ke arah depan tidak jauh dari Salwa duduk berdiri seorang laki-laki berjas putih dengan wajah datar tapi tampan.

Salwa melirik sekilas lalu beralih ke arah Rara, " Rara kenalin dia teman aku" kata salwa.

Hariz yang mendengar pun mengerutkan keningnya, heran. Sedangkan Salwa menahan diri nya agar tidak tertawa saat melihat Ekspresi suaminya yang seperti terkejut. Rara hanya bisa tersenyum dia juga tidak tau siapa dokter yang sedang berdiri itu.

"Teman hidup maksudnya, hehe.." salwa terkekeh.

Rara tersenyum, ternyata dokter itu suaminya. Salwa hanya tertawa saat melihat wajah suaminya yang masih datar. Tidak lama kemudian datang suster yang memangil Rara untuk beristirahat, Rara pun berpamitan.

Salwa masih tertawa kecil, sedangkan Hariz menatap Salwa kesal karena ditertawakan. Hariz duduk disamping Salwa.

"Terus aja ketawa." Kata Hariz dingin.

Salwa menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya, saat melihat suaminya kesal seperti ingin tertawa terus tanpa berhenti. Memang istri yang baik. Alias..

Emang ya gua gak ada akhlak ngetawain suami batin salwa.

" Mas udah selesai kerjanya?" Tanya Salwa yang hanya dibalas dengan gelengan kepala.

"Mas udah dong jangan marah, Salwa minta maaf.."

Hariz menoleh dan Salwa pun melihat, mata mereka bertabrakan. Saling diam tapi jantung masih seperti maraton. Meskipun mereka sudah menikah tapi Salwa merasa masih pertama kali bertemu dengan Hariz.

Hariz mendekat, Salwa menelan ludah sendiri karena dia takut. Hariz memegang kerudung Salwa sampai akhirnya Salwa merasakan panas dingin dan merasakan hembusan nafas Hariz.

"Rambut kamu keliatan."

"Teri__" belum sempat melanjutkan.

Cup!

Hariz mencium pipi Salwa lalu Tersenyum, ini yang tidak Salwa sukai senyuman dan ciuman yang membuat Salwa hampir kehabisan oksigen. Salwa tersenyum malu-malu.

"Saya pergi dulu, makasih udah semangatin saya." Kata Hariz tersenyum.

"Semangatin?" Tanda tanya besar bagi Salwa.

"Iya senyuman mu." Jawab Hariz.

Salwa mengigit bibir bawahnya agar tidak tersenyum tapi nihil Salwa tersenyum lalu menyender di pundak Hariz dan menutup wajahnya karena malu. Hariz hanya diam dan memegang tangan Salwa dan mencium.

Bahagia itu sederhana saat bersama orang yang kita cintai dan merasa malu saat bersama nya rasanya seperti orang yang sangat beruntung bisa bahagia tanpa harus merebut kebahagiaan orang lain.

"Udah nyender nya jangan lama-lama nanti nyaman lagi." Celetuk Hariz.

Salwa bangun, lalu berlari ke arah ruangan nya karena pipi nya sudah merah padam. Malu saat tau Hariz mengatakan itu, karena pada kenyataannya memang Salwa nyaman. Sebelum menutup pintu Salwa mengatakan sesuatu yang membuat Hariz tersenyum.

"Mas Hariz nyebelin! Tapi Salwa sayang. " Ucap Salwa tersenyum lalu menutup pintu.

Hariz tersenyum, lalu pergi ke ruangan operasi. Sedangkan Salwa tersenyum senang dan lompat-lompat kegirangan karena di cium oleh Hariz. Suster yang melihat pun keheranan karena sikap Salwa yang seperti anak kecil mendapatkan mainan.

"Ka Salwa kenapa, nanti jatuh loh ka" suster itu memperingati dan  bertanya dengan heran.

Salwa berhenti melompat,melihat ke arah suster . " Senang ya hari ini sus, di cium sama dokter Hariz!" Teriak Salwa lalu lompat-lompat kembali.

"Aneh, dicium sama suami ko Seneng!" Ucap suster yang sedang merapihkan kasur.

"Iya seneng lah sus, kan jarang Salwa dicium." Celetuk Salwa dengan cemberut.

"Bukan jarang tapi ka Salwa gak peka!"

"Terus Salwa harus ngode gitu? " Suster itu mengangguk mengiyakan.

" Gimana cara kodein nya?" Tanya Salwa polos.

"Ginih nih.." ucap suster " mas Hariz pipi Salwa nganggur loh.., gitu ka!" Lanjutnya.

"SUSTER!" teriak Salwa.

Suster pun tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi pasiennya. Terlihat sangat lucu, Salwa yang awalnya kesal berubah menjadi lucu. Tertawa dengan membayangkan betapa geli nya bila Salwa meminta seperti itu.

***

Salwa sudah diperbolehkan untuk pulang, sekarang Salwa berada di balkon sedang melihat bulan dan bintang yang selalu bersama. Walau terlihat kecil tapi cahaya nya tidak ada yang bisa menandingi.

Tidak sengaja mata Salwa melihat ke arah depan rumah, bangunan tinggi yang berwarna hitam dan putih. Rumah yang sederhana tapi sangat mewah. Salwa tersenyum, tidak bisa ditebak ternyata jodohnya adalah tetangga nya sendiri.

Buat apa dia jauh-jauh pacaran dengan orang jauh jika pada akhirnya dia menikah dengan tetangga nya. Sungguh menyebalkan bagi Salwa, tersenyum saat melihat kamar yang terlihat sepi karena penghuninya sudah berada di rumah lain.

"Angin malam tidak baik untuk kesehatan."

Salwa terkejut, membalikkan badannya dan melihat Hariz yang memakai kaos hitam dengan rambut yang basah mungkin karena wudhu. Tingkat ketampanan nya 10 × lipat. Salwa berusah untuk tenang agar dia tidak terbawa suasana karena melihat wajah Hariz.

"Gak perlu ngeliatin saya kaya gitu." Ujarnya lalu duduk di kursi.

"Si- siapa juga yang ngeliatin situ, ge'er banget!" Kata Salwa dan melangkah pergi.

"Tunggu." Suara dingin Hariz menginterupsi.

Hariz berjalan ke arah Salwa, melihat wajah Salwa yang sudah merona. Tiba-tiba Hariz semakin dekat dan hanya tersisa beberapa jarak. Salwa panas dingin, tanganya memegang baju dengan erat.

"Mas.." ucap Salwa gugup.

"Saya cuman minta sesuatu,boleh?" Bisik Hariz dan membuat tubuh Salwa tegang.

"PAK HARIZ DI PENDING DULU!" Teriak seseorang membuat Salwa dan Hariz terkejut.

Salwa bernafas lega, dia berhutang Budi kepada Diky karena sudah menyelamatkan dirinya. Hariz merasa kesal dengan datangnya Diky tiba-tiba di waktu malam dengan membawa sebuah kertas.

"Ada apa?." Tanya Hariz to the point.

"ACC dulu tugas saya, baru bapak boleh ngelanjutin!" Tegas Diky dan memberikan kertas yang sejak tadi dia bawa.

"Ini bukan jam kuliah jadi besok saja ke ruangan saya." Kata Hariz dingin.

"Ya Allah diky salah apa sih sebenarnya, pak ACC aja dulu. Ini antara hidup dan mati saya pak!" Diky begitu menyedihkan.

"Lebay Luh!" Ujar Salwa dengan tertawa.

"Biarin aja, demi tugas apapun akan gua lakuin meskipun itu memalukan" Diky tersenyum hambar.

"Udah Diky besok aja, sekarang kamu pulang." Hariz menyuruh Diky untuk pulang karena sudah malam.

"Ya Allah bapak jahat banget masa saya di usir, asal bapak tau aja sebelum bapak disini saya duluan yang tinggal dirumah ini dari orok!" Curhat seorang Diky.

Salwa hanya tertawa saat melihat wajah Diky yang begitu sedih dan melihat wajah suaminya yang tidak berubah tetap dingin dan datar. Dua orang yang berbeda sedang berdebat,sangat lucu bagi Salwa.

"Pulang Diky, ini udah malem" saran Salwa.

Akhirnya dengan terpaksa Diky pun menurut, sebelum pulang Diky menyanyi sebuah lagu yang entah kesedihan atau kebahagiaan.

"Mari pulang..marilah pulang.. bersama-sama.." senandung itu terus Diky ucapkan sampai keluar kamar.

"Buahaahahaha" Salwa tertawa terbahak-bahak dan memegangi perutnya.

"Lucu banget tuh Diky, udah kaya anak yang di buang sama emak ya!" Salwa terus tertawa tanpa memperdulikan tatapan maut dari suaminya.

"Berhenti tertawa atau kuntilanak bakalan bangun." Ucap Hariz kesal.

Salwa diam. Lalu dengan jurus seribu bayangan dia lari masuk kedalam kamar ketakutan, sedangkan Hariz hanya tersenyum saat melihat Salwa lari seperti dikejar-kejar preman.

Hariz masuk kedalam dan menutup pintu kaca dan menutup dengan gorden. Berjalan ke arah tempat tidur dan melihat Salwa yang sembunyi dengan menutupi selimut sampai ke atas kepala.

"Mas Hariz kuntilanak nya gak bangun kan?" Tanya Salwa dibalik selimut.

"kamu takut sama setan?"Hariz bertanya.

"Takut setan dan takut kalo mas Hariz digodain" ucap Salwa polos.

Hariz tertawa ." kamu aneh-aneh aja, kamu kira saya apaan."

Salwa membuka selimut dan melihat ke arah Hariz. " Cewek itu suka sama cowok ganteng dan mas itu termasuk, ngertikan?"

"Tidak." Jawab Hariz santai.

Salwa kesal lalu memukul Hariz dengan semangat. " Ngeselin banget deh, udah tau istri khawatir!"

"He?! Lagi juga saya mana mau sama dia." Kata Hariz yang berusaha menghindar dari pukulan Salwa.

Mereka berdua langsung tertawa, mengingat bagaimana gila nya mendebatkan sesuatu hal yang tidak penting terlebih sampai berpikir bakalan tertarik. Salwa mulai heran kenapa dia begitu khawatir jika Hariz digoda oleh Tante Kunti , dia yang bodoh atau Tante Kunti sebenernya?

Hariz tertawa saat tau istrinya begitu khawatir padahal itu adalah hal yang konyol yang tidak akan dilakukan. Memang istrinya ini ada-ada saja, cemburu dengan makhluk halus sungguh tidak masuk akal.

TERIMAKASIH 🌻

SALAM MHT❤️

Continue Reading

You'll Also Like

30.3M 1.3M 45
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
7.7M 504K 55
[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Ini kisah Keysheva, seorang dokter muda cantik yang sangat menyukai lelaki bernama Angkasa, temannya dulu saat masih SMA, oh ralat bahkan...
3.1M 174K 67
[CERITA LENGKAP] ☁☁☁ "KENAPA HARUS SAHABAT GUE?!!" "Sorry" "Semuanya udah terlambat, asalkan lo tau rasa sakit yang gue rasain berkali-kali lipat. L...
461K 1.6K 7
"Maafkan aku.." "Aku pikir seiring berjalanya waktu aku bisa mencintaimu. Tapi kenyataan aku tidak bisa. Dia telah kembali dan tidak bisa aku pungki...