Happy Reading
"Kamu mau minta anter kemana?" tanya seseorang yang tiba-tiba masuk ke rumah keluarga Lami, Jaemin pun langsung membalikkan badannya terkejut
Oh Tuhan, tolong Jaemin sekarang!
Jaemin menatap ibu Lami yang baru saja masuk ke dalam rumah
"O-Oh enggak tante, tadi saya minta anter ke toilet tapi gak tau jalan, tante sendiri kok cepet banget pulangnya?" tanya Jaemin balik
Wina tampak mengangguk mengerti, "Ini tante mau ambil barang yang ketinggalan jadi abis ini pergi lagi."
"Oh gitu, yaudah tante saya ke toilet dulu ya," ujar Jaemin dan ia menatap maid itu lalu mengedipkan matanya memberi kode dan maid itu tampak menangkap kode tersebut lalu mengangguk mengerti
"Yaudah tante juga mau pergi lagi, tante tadi ketinggalan bawa handphone," ujar Wina dan perempuan paruh baya itu kembali keluar dari rumahnya
Setelah pura-pura ke toilet, Jaemin pun mengintip keluar memastikan sudah tidak ada si tua bangka itu. Jaemin pun kembali keluar dan menghampiri maid tersebut
"Ayo bi, anter saya ke kamar orang tua Lami," pinta Jaemin
"Ayo ikut saya," ajak maid itu lalu mendahului Jaemin dan laki-laki itu mengikutinya dari belakang
Maid itu pun membukakan pintu kamar milik orang tua Lami yang ternyata berada di lantai satu, "Ini den, kamar tuan dan nyonya besar." ujar maid itu
"Makasih ya bi, tolong bibi jagain pintu kamar biar gak ada yang masuk," pinta Jaemin dan maid itu pun mengangguk
Jaemin pun langsung masuk pelan-pelan ke dalam kamar luas itu, Jaemin sempat terkagum sejenak melihat betapa luasnya kamar milik kedua orang tua Lami
"Gelo, gede pisan nih kamar," gumam Jaemin lalu matanya menelisik ke seluruh sudut kamar, banyak laci disana
"Nah, banyak tuh lacinya," gumamnya dan langsung membongkar-bongkar isi laci tersebut, mungkin ini dokumen-dokumen rahasia milik kedua orang tua Lami
Sungguh bodoh, mengapa lacinya tidak dikunci.
Sebelumnya Jaemin menemukan map di laci depan tetapi isinya hanya laporan keuangan perusahaan milik ayah Lami
"Mana sih kok gak ada?" keluh Jaemin sambil membongkar-bongkar seluruh isi laci satu-persatu tetapi matanya teralihkan saat melihat beberapa tumpukan map berwarna hitam yang terlihat mencurigakan
Jaemin mengambil map tersebut dan membukanya, ia membacanya dengan teliti
"Oh shit!"
••••
Mark dan Nara pun langsung keluar dari mobil, mereka baru saja sampai di rumah sakit dekat cafe tempat mereka biasa nongkrong
Mark dan Nara berlari kecil masuk ke dalam rumah sakit tersebut dan langsung beranjak menuju UGD
Mark melihat teman-temannya sekarang yang sedang menunggu di luar UGD, "Guys, Yeonjun gimana sekarang?" tanya Mark
"Belom tau Mark, lagi ditanganin sekarang," jawab Jaehyun yang nadanya terdengar putus asa
Mark tampak memijit pelipisnya frustasi sedangkan Nara hanya terdiam dan menunduk, ia tidak ingin Yeonjun kenapa-kenapa, apalagi hubungannya dengan Yeonjun sedang tidak baik sekarang
"Kok dia bisa kecelakaan?" tanya Mark
"Gak tau tapi menurut saksi mata dia ketabrak mobil padahal Yeonjun udah pelan bawa motornya terus mobil itu ngebut terus nabrak Yeonjun, Yeonjun gak bisa ngehindar karena mobilnya nabrak dari arah berlawanan,"
Penjelasan Lisa membuat Mark terdiam, ia curiga bahwa mobil itu sengaja menabrak Yeonjun
"Apa mobil itu sengaja nabrak Yeonjun?" ujar Mark berasumsi dan semua atensi beralih menatap Mark bingung
"Maksud lo Mark? kok lo berasumsi kaya gitu kan lo gak ada di TKP?" tanya Jennie yang sedikit tidak setuju dengan asumsi dan pendapat Mark
"Dari penjelasan Kak Lisa gua bisa simpulin kalau mobil itu sengaja karena mobil itukan dari arah berlawanan dan Yeonjun juga bawanya pelan, udah tau ada motor di lawan arah tapi kok malah ngebut?"
Pendapat Mark lagi-lagi membuat mereka terdiam, perkataan Mark ada benarnya juga. Mengapa mobil itu tetap ngebut sedangkan ada motor di lawan arah
"Kalo mobil itu sengaja, emang siapa yang punya dendam ke Yeonjun, hah?" tanya Rosie bingung
"Oke dari pada kita diskusi kaya gini dan gak jelas asumsi kita, mending tunggu Yeonjun sadar terus kita tanya ke dia, sekarang udah mau sore mending kita makan dulu," ujar Bang Chan menutup perbincangan mereka
"Yaudah abis dokter keluar kita makan," jawab Jennie
Tidak lama kemudian dokter yang menangani Yeonjun pun keluar
Semuanya pun mengalihkan pandangannya menatap dokter tersebut, "Gimana kondisi Yeonjun, dok?" tanya Rosie sedikit khawatir
Dokter itu tampak menghela nafas, "Syukurlah Yeonjun berhasil melewati masa kritisnya dan tidak ada luka yang terlalu serius, jadi tidak terlalu parah."
"Yeonjun juga masih belum sadar jadi tunggu saja besok, mungkin aja dia akan siuman nanti," jelas dokter tersebut
"Syukurlah, makasih dok atas penjelasannya," jawab Jennie
"Habis ini orang tua Yeonjun atau wali Yeonjun harus mentandatangani administrasi yang ada, Yeonjun juga nanti akan dipindahkan ke ruang VIP,"
"Oke dok," jawab Mark dan akhirnya dokter yang menangani Yeonjun pun pergi
"Yaudah kita makan dulu aja, abis ini kita balik lagi ke rumah sakit, gue juga yang bakal hubungin kedua orang tua Yeonjun buat dateng kesini," ujar Jaehyun
"Yaudah kita makan yuk, ada restoran seafood di sebelah rumah sakit," ujar Lisa dan mereka pun mengangguk menyetujui ajakan Lisa
••••
"Jeno, jangan lupa ya kamu siap-siap karena malam ini kita fitting baju buat pernikahan Jaemin dan Lami nanti," ujar Renata
Jeno pun hanya mengangguk pelan, "Jaeminnya ikut?" tanya Jeno
"Jaemin udah fitting baju seminggu yang lalu, tinggal kita doang," ujar Renata dan Jeno pun mengerutkan keningnya bingung
Jaemin sebenarnya sudah fitting baju dari jauh-jauh hari bersama Hyunjin, ia juga bilang kalau tidak ingin disatukan fitting bajunya dengan keluarganya, entah alasannya mengapa—itu yang Renata tahu padahal Jaemin tidak pernah fitting baju sama sekali
"Kok Jaemin duluan bun?" tanya Jeno
"Gak tau, itu permintaan dia jadi bunda gak bisa nolak juga," jawab Renata santai dan Jeno pun terdiam
Ada apa dengan Jaemin? mengapa ia ingin memisahkan jadwal fitting baju dengan keluarganya?
"Yaudah kamu siap-siap, bentar lagi jam 6 sore. Abis makan kita fitting baju," suruh Renata dan Jeno mengangguk saja
"Jaemin ada apa ya?" gumam Jeno bingung, "Arghh tau ah suka-suka dia aja." Jeno pun langsung masuk ke dalam kamarnya lalu bersiap-siap
Tiba-tiba ponsel Jeno berbunyi dan Jeno pun merogoh ponselnya lalu melihat siapa yang menelponnya
Siyeon, pacarnya
"Halo Yeon?"
"Halo Jen, lagi ngapain?" tanya Siyeon yang ada diseberang sana
"Gue mau mandi soalnya mau fitting baju buat acara Jaemin sama Lami nanti," jawab Jeno
"Oh gitu, padahal gue mau ngajak jalan," kekeh Siyeon
Jeno tersenyum tipis, "Kok malah cewek yang ajak jalan sih? emang lo mau kemana sih?" tanya Jeno gemas
"Gak tau sih soalnya di rumah bosen kerjaannya belajar mulu, kesel gue!" gerutu Siyeon dan Jeno tertawa kecil
"Jalan-jalan aja di kamar dijamin gak bosen," ujar Jeno
Siyeon mendengus sebal, "Udah gila lo! jalan-jalan kelilingin kamar." decak Siyeon sebal dan Jeno pun tertawa saja
"Ya katanya mau jalan, jalan dikamar juga jalan-jalankan?" ujar Jeno bercanda dan Siyeon menghela nafas kasar
"Punya pacar yang otaknya kaya otak cicak kaya gini nih," dengus Siyeon dan tertawa Jeno seketika langsung meledak
"Heh! gue pemenang olimpiade fisika kok disamain sama otak cicak, eh tapi emang cicak punya otak ya?" tanya Jeno polos
"Goblok!"
Lagi-lagi Jeno tertawa, ia juga merutuki dirinya sendiri, mengapa ia menanyakan hal yang tidak penting seperti itu
"Bercanda Yeon,"
"Yaudah sana mandi, baunya udah kecium nih sampe sini," ujar Siyeon dan Jeno mendengus sebal
"Yakali bau badan gue kecium nyampe rumah lo, ngawur dasar!" ujar Jeno ketus dan Siyeon pun tertawa
"Yaudah sana mandi, gue mau belajar lagi nih!" suruh Siyeon tidak santai
"Iya iya, galak banget sih? yaudah gue mandi bye bye my boo!" ujar Jeno alay
"My boo my boo, sok inggris lo jir!" ledek Siyeon dan tertawa
"Hehehe yaudah gue mandi dulu ya, gue tutup nih!" ujar Jeno
"Bye!"
Jeno pun langsung menutup sambungan teleponnya dan meraih handuk yang ada di bangku belajarnya dan masuk ke dalam kamar mandi
••••
Mark dan teman-temannya kembali ke rumah sakit untuk menghampiri Yeonjun, kata orang tua Yeonjun, laki-laki itu berada di lantai 3 ruang VIP 1
Kedua orang tuanya Yeonjun juga sudah pulang lagi karena ada urusan bisnis yang harus mereka selesaikan
Mereka pun masuk ke dalam ruangan Yeonjun, mereka melihat Yeonjun yang masih belum sadar, mereka menatap miris ke arah Yeonjun
Nara menatap Yeonjun dengan tatapan kosong, ada rasa bersalah dalam dirinya, ia mungkin sudah keterlaluan dan berlebihan atas respon yang ia berikan kepada Yeonjun beberapa hari yang lalu
Mark pun tersadar akan tatapan Nara sedari tadi, Mark pun menghampiri Nara dan mengusap bahu adiknya lembut
"Abis Yeonjun siuman, lo selesaiin semuanya sama dia ya," ujar Mark lembut dan Nara mengangguk pelan
Jennie pun samar-samar mendengar percakapan antara Nara dan Mark, "Selesaiin apa Mark? emang Nara sama Yeonjun ada apa?" tanya Jennie
Sontak mereka semua mengalihkan atensinya menatap Mark dan Nara, mereka semua mendengar pertanyaan Jennie tadi
"O-Oh, ada sedikit masalah antara adek gue sama Yeonjun," jawab Mark seadanya
Jaehyun mengerutkan keningnya bingung, "Emang ada masalah apa Mark?" tanya Jaehyun penasaran
Mark menatap Nara sekilas dan menatap teman-temannya lagi, "Yeonjun waktu itu nyium Nara paksa, setelah kejadian itu hubungan mereka renggang jadi gue bilang abis Yeonjun sadar adek gue harus selesaiin semuanya."
"Cium paksa? Yeonjun nyium paksa lo Nar?" tanya Lisa heboh
"Bangsat! lo gak usah teriak-teriak di kuping gue napa?" gerutu Chan sambil menggaruk-garuk telinganya yang sedikit mendengung
"Bacot!" desis Lisa dan langsung menghampiri Nara
"Coba ceritain Nar, kok Yeonjun bisa cium lo paksa?" tanya Lisa yang suaranya melembut dan Nara pun terdiam sejenak
Nara mendongakkan kepalanya menatap Lisa, "Ceritanya panjang kak." jawab Nara melirih
Lisa menghela nafas, ia mengusap bahu Nara pelan, "Ayo ceritain pelan-pelan, tapi kalau gak mau ceritain juga gak apa-apa kok." ujar Lisa lembut
"Anjay! gue baru liat Lisa ngomongnya lembut, biasanya bar-bar sadis!" ledek Rosie sambil tertawa lepas bersama Bang Chan
Mereka sama-sama berdarah Australia makanya sangat kompak dalam masalah mengejek dan menggoda orang lain
"Bacot lo Roseblok!" desis Lisa
"Roseblok?" tanya Rosie bingung
"Rose goblok!" ledek Lisa sambil menjulurkan lidahnya, Rosie pun mendengus sebal dan mengumpat, "Bangsat lo Lilis!"
Lisa pun langsung menatap Nara lembut, "Mau ceritain semuanya?" tanya Lisa dan Nara tampak menghela nafas kasar
"Gue sama Kak Yeonjun kencan dua hari yang lalu," Nara mulai membuka suaranya
"Wow lo udah kencan—"
"Bacot lo supri! diem!" Jennie memotong ucapan Rosie yang sedari tadi gatal ingin berbicara
"Gue sama Kak Yeonjun nonton bioskop dan disitu awalnya biasa-biasa aja tapi Kak Yeonjun udah mulai mepet-mepet ke gue dan dia minta izin buat nyium gue, tapi gue tolak!"
"Gue tolak terus dia maksa dan pas gue tolak lagi dia langsung nyosor gitu aja, jelas gue murka karena gue seolah-olah udah kaya jadi cewek murahan aja," jelas Nara
"Dari situ hubungan gue merenggang sama kak Yeonjun, dia udah minta maaf tapi gue masih kecewa, gue masih ngerasa gue cewek gampangan, tapi kayanya gue udah berlebihan jadi gue bakal selesaiin ini semua," jelas Nara
Jennie menghela nafas, "Lo gak berlebihan Nar, tapi lo tuh tegas sama cowok, gua salut sama lo tapi alangkah baiknya lo juga selesaiin masalah ini." jawab Jennie
••••
"Oh shit!"
Jaemin terkejut, ia baru saja menemukan beberapa surat yang isinya cukup mengerikan
Disana juga ada surat medis milik Lami, Jaemin pun langsung mengambil surat medis itu dan memasukkannya ke dalam tas yang sedari tadi ia bawa
Tapi ia masih terkejut dengan surat-surat yang lainnya, mungkin kalian juga akan terkejut melihat map itu
Isinya adalah semua penggelapan dana yang dilakukan orang tua Lami, surat pengalihan perusahaan milik ayah Jaemin
"Jadi ini rencana mereka semua? ayah Lami ambil alih perusahaan ayah kalau gue udah nikah sama Lami? ini kenapa ayah tanda tangan lagi? pasti gak dibaca dulu," gumamnya
"Jadi mereka mau ambil perusahaan orang tua gue buat bangkitin perusahaan mereka yang hampir bangkrut?"
Jaemin pun mengambil surat lainnya, tersisa satu surat yang ternyata isinya penyelundupan barang ekspor secara ilegal
Jaemin terkejut setengah mati, untungnya ia melakukan penyelidikan ini. Jika tidak, bisa saja keluarganya menjadi gembel nantinya
Jaemin membaca surat medis Lami, apa ini juga dipalsukan oleh keluarga Lami, Jaemin melihat nama rumah sakit tersebut dan nama dokter yang tertera di surat medis itu
"Dokter Kang?"
Bersambung
•
•
•
Besok chapter 50, terakhir ya gais tapi tenang aja bakal ada chapter penutup setelah chapter 50 oke?
LR.
Playboy, 2020