Who?✔

By anone2324

69K 2.3K 118

Sudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terl... More

1. Permainan dimulai
2. Calon bini jahanam
3. Siap tidak kudu siap
4. Geng Acakadul
5. Kawin Kawin Kawin
6. Bukan malam pertama
7. Kucing garong
8. Zibran sialan
9. Kejadian lagi
10. Hamam bodoh
11. Hati malaikat
12. Arifin? Silmi? Who?
13. penasaran?
14. Bahaya
15. si Gadis preman
16. Terpuruk
17. Malam yang tidak dapat diulang
18. Darah siapa?
19. Kotak?
20. UKS
21. Hamam masa depan?
22. Cerai?
23. Dua pilihan
24. Benci
25. Tamu malam
26. Ibran kecil
27. Hamam malang
28. Bad
29. Bad 2
30. Sakit apa?
31. Cafe
32. Perbincangan
33. Leave
34. Jangan bilang ya!
35. Cerai vs Jibran
36. Terjebak
37. Pesan misterius
39. Selamat tinggal
40. Akhir segalanya
EXTRA PART

38. 'Dia' terluka lagi

856 26 6
By anone2324

Braks

Pintu itu di dobrak kasar oleh Jibran dengan satu kaki. Pandangan pertama yang ia lihat adalah Milena! Milena yang tidak sadarkan diri dengan kondisi memprihatikan

Sontak, Hamam dan teman teman terkecuali Reza pun bangun dan terkejut melihat Jibran, Marcelio, juga Lutfi juga teman teman yang lain! Hamam yang sadar akan kehadiran mereka pun mencoba bangkit dan melawan dengan tangan kosongnya

"Sialan lo sini maju!"

Marcelio tanpa berfikir panjang pun menghabisi Hamam dengan beberapa tinju tepat di wajahnya hingga hidung Hamam mengeluarkan darah. Hamam pun tidak berdaya, Hamam yang masih setengah sadar pun mencoba membalas pada Marcelio dengan sebuah besi panjang yang ada disebelah Hamam

"Len len bangun len!"
Jibran mencoba membangunkan Milena dipangkuannya

Semua pun bergaduh pada saat itu menghabisi teman teman Hamam. Lutfi pun ikut membantu, Caroline perempuan pun menbantu dengan menjambak jambakan rambut semuanya. Ada dika disana! Salah satu teman mereka di sekolah, Dika pun ikut membantu ia terus menendang perut teman Hamam hingga terkapar jatuh ke lantai

"Bang!!"

Jibran berlari ke arah Marcelio yang siap dipukul oleh besi panjang oleh Hamam. Jibran berusaha melindungi kakak dari Milena agar tidak terkena pukulan besi yang cukup besar itu pada tengkuknya

Bugh
Jibran pun pingsan akibat ulah Hamam

"Sialan lo!"

•••

Mereka semua berkumpul dirumah sakit, tepatnya diruangan Unit Gawat Darurat. Milena, Jibran, Juga Hamam terbaring tidak sadarkan diri disana sedangkan teman teman Hamam yang lain? Mereka sudah aman dikantor polisi untuk mempertanggung jawabkan magsud mereka. Tapi Reza tidak ada, Justru Reza ikut menemani di rumah sakit

Marcelio dan kedua orang tuanya terus mondar mandir di lorong rumah sakit menunggu kabar dari anak perempuannya. Sungguh kedua orang tua Milena pun tidak tau sebenarnya ada apa ini?

"Gimana gimana dok?"

Mereka mengerubuni dokter yang baru keluar dari ruangan UGD

Dokter laki laki itu menarik nafasnya kasar

"Saudari Jibran? Saudari Milena? Saudari Hamam?"

"Kita semua wakilnya dok"
Mereka berucap bersamaan

"Oh kalau begitu,untuk saudari Jibran tidak apa apa. Ia hanya mengalami luka bengkak akibat pukulan benda tumpul"

"Untuk Milena, mungkin selama beberapa hari kedepan akan bangun. Ia meminum dosis obat tidur yang sangat tinggi"

"Saudari Hamam.. heem kami akan berusaha semaksimal mungkin. Pasien sudah boleh dijenguk, silahkan"

Dokter itu mulai ragu ketika menjelaskan kondisi Hamam

Jibran sudah bangun dari pingsanya. Ia memang tidak merasakan sakit yang teramat dalam. Hanya luka pukulan aja yang membuatnya bengakak

"Bran! Gapapa?"
Marcelio menemui Jibran diikuti teman teman yang lain

"Makasih ya udah lindungin gue"

"Haha..santai aja lah bro kaya kesiapa aja"

"Milena gimana?"
Jibran melirik ke arah ranjang Milena

"Hamam racunin Milena bran"

"Wah gila tu anak"
Jibran siap turun dari ranjangnya namun ditahan

"Eh tunggu dulu! Tenang aja, polisi udah nanganin mereka"

"Apa ada kerabat dari tuan Hamam?"
Tanya dokter itu

Sebelumnya tidak ada yang mau menjadi wali ataupun saudaranya karena Hamam telah hampir membunuh Milena. Hamam sudah tidak mempunyai siapa siapa sekarang kecuali Milena, akhirnya dengan rasa iba. Marcelio lah yang bersedia menjadi kerabat dari orang yang menculik adiknya

"Saya dok"

"Boleh ikut keruangan saya?"

"Jadi begini..Apakah Hamam sudah pernah terkena sakit dalam sebelumnya?"

"Eum..saya kurang tau dok"

"Saya rasa sudah. Organ dalam nya sudah rusak, banyak kandungan dari alkohol yang menggerogoti paru paru hingga jantungnya. Mungkin karna banyak minum berlebih"

Marcelio masih mencerna omongan dokter itu

"Saya dan tim tidak bisa memastikan sampai kapan dia bertahan. Jantungnya sudah bocor, dan banyak beberapa luka fisik di sekujur badannya. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk kehidupan beliau"

"Dok..itu artinya diaa sebentar lagi.."

"Mungkin. Saya tidak bisa memastikan, sebentar lagi dia bangun karna obat tidur yang saya berikan tidak berdosis tinggi. Saya akan cek sampai mana perkembangannya"
Dokter itu menjelaskan sambil menulis beberapa resep dan catatan pada buku khususnya

"Ah..saya mengerti dok. Terimakasih saya permisi"

Marcelio pun kembali keruangan UGD yang didalamnya terdapat Jibran, Milena juga Hamam. Tapi saat ia kembali ia melihat Hamam sudah duduk dibangku sebelah ranjang Milena dengan wajah penuh penyeselan. Sesekali Hama mengelus rambut Milena halus menandakan kasih sayang yang teramat besar baginya

"Dia bangun langsung cari Milena"
Lutfi berbisik pada Marcelio

Sungguh, dilubuk hati terdalam Marcelio ingin sekali membuat Hamam mati karna menyebabkan ini semua. Tapi setelah melihat rasa sayangnya yang sangat besar pada Milena, Marcelio mengurungkan niatnya dan berusaha memaafkan Hamam dengan berat hati

"Maafin aku. Aku tau aku salah len"

"Bangun len, jangan tinggalin aku buat yang kedua kalinya"

"Aku janji sama kamu len gaakan ngulang lagi"

"Maafin aku"

"Aku gapunya siapa siapa selain kamu"

"Lena..maafin aku"

Hamam terus mengenggam lengan Milena,sesekali mengecup dan mengelus lengan itu. Lutfi kasihan melihat Hamam yang sangat sangat menyesal ia pun menghampiri Hamam dan mencoba menenangkan dirinya

Mariana, Alicia, Dika dan yang lainnya pun ikut mengelilingi ranjang Milena

"Milena bakal bangun ko mam"
Lutfi terus mengusap punggung Hamam

"Mam..gue mau ngomong sebentar"
Marcelio pun mengajak Hamam keluar dari ruangan itu menuju taman rumah sakit di belakang

Hamam menatap awan awan diatas yang cerah. Juga memandangi beberapa pasien rumah sakit yang berjalan jalan ditaman ini dengan bantuan suster maupun bantuan kursi roda. Hamam duduk bersebelahan dengan Marcelio di taman itu

Marcelio menghela nafasnya kasar. Kedua tangannya ia masukan kedalam hoodie yang ia pakai

"Maaf bang"
Hamam memulai percakapan itu terlebih dahulu

"Gue udah maafin. Gatau kalo Lena"

"Gue sadar gue salah"

"Udah berapa lama lo lakuin ini?"

Hamam berat mengatakannya. Ia tidak berani menatap wajah Marcelio

"Sebulan semenjak gue nikah"

"Kenapa? Lo mau bales dendam?"

"Heem"

Hamam mengangguk

"Gapapa, gue juga butuh denger cerita lo"

"Gue.."

"Gue pengen bales dendam sama bokap bang. Semenjak gue dinikahin gue ditinggalim gitu aja demi cewe lain, gue ngerasa enak banget idupnya. Udah buat masa depan gue ancur tiba tiba jodohin taunya malah dia idung belang"

Marcelio masih menyimak tidak menatap ke arah Hamam

"Sekarang pun gue gatau dia dimana sama siapa dan apa yang harus gue lakuin sekarang"

"Gue..udah gapunya siapa siapa lagi"

"Milena gaakan maafin gue begitu aja bang. Gue tau Milena"

"Kata siapa? Coba aja dulu, Milena ga sejahat itu"
Marcelio tersenyum mengingat adiknya yang ceria sewaktu dulu

"Lagian ayah ibu lo juga gaakan nerima gue lagi bang"

"Gue belum cerita sama mereka semua ini perlakuan lo. Gue bisa aja belain lo"

Hamam menoleh

"Bener bang?"

"Asal jaminannya lo gaakan buat Milena gini lagi buat kesekian kali"

Hamam mencerna omongan Marcelio, teringat berapa kejadian sewaktu menjadikan Milena pelampiasan emosinya

"Soal pesen yang masuk ke hp lo selama beberapa minggu ini. Itu gue bang"

"Gue juga neror Milena pake darah biar dia takut sampe malah kepikiran Milena mati karna darah itu"

"Gue gila ya bang?"

Marcelio tersenyum

"Lo gaakan sadar kalo terus ngeluh"

"Gue tadi ngomong sama dokter soal penyakit lo"

"Gue? Penyakitan bang?"
Hamam masih tidak percaya

"Jantung lo bocor"

Marcelio bangkit dari kursi taman itu

"Lo mau kopi?"

Hamam tidak membalas. Ia masih shok mencerna omongan dari Marcelio, Marcel pun pergi mencari sebuah kopi ataupun makanan lain dan berniat kembali lagi ke tempat ini duduk dan mengobrol seputar Milena bersama Hamam lagi, Marcel yakin Hamam bisa berubah

Tanpa sadar, Hamam menangis diam dalam lamunannya. Ia memegang jantungnya merasakan sakit yang teramat dalam sesekali ia menepuk jantungnya agar tidak mengeluarkan rasa sakit. Tapi nihil pukulan itu malah membuat sakitnya menjadu jadi, ingin rasanya berteriak meminta tolong tapi tiba tiba ia tidak bisa berbicara hingga akhirnya terjatuh. Orang yang lalu lalang pun tidak tinggal diam, mereka membawa Hamam keruangan untuk diperiksa

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 100K 46
WARNING!!! Semua cerita author gak bisa tamat gratis disini ya, hehehee. Harus beli dulu kalau mau tahu bagaimana tamatnya. Terima kasih 😁 Jadi sek...
37.4M 2.3M 45
🍁 N E W V E R S I O N 🍁 **** Gimana pendapat lo kalau dengar kata 'bad boy'? Nakal? Always. Playboy? Mayoritas seperti itu. Merokok? Pasti. Suka bo...
AREKSA By Itakrn

Teen Fiction

34M 3.3M 64
"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakina...