me after you [TERBIT]

By cosmicandteddy

513K 42.8K 14.5K

[TERBIT DI LAVELLE PUBLISHER] ACT 2 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Karena kita belum sepenuhnya berakhir.❞ Masih tenta... More

Menempuh Bersamaku
12. Halo Lio
15. Bye Bye Lio
17. Mengingatkan
18. Satu Semester
19. Liptint
21. Alkohol
24. Pulang Kampung
26. Toronto Kembali
29. Wisuda
31. Lembaran Baru
34. Cerita Malam
36. Selamat Datang Anakku
37. Leo
38. Buna
39. Lia Dilamar
Kamu Berada di Sini: Baca Aja
1. Halo Pak Dosen
3. Calon
4. Dari Mama Untuk Radhea
5. Ikatan Suci
6. Kanada & Peraturan
PO NOVEL

2. Lamaran

16.1K 2.6K 1.1K
By cosmicandteddy

Suara ketukan flatshoes hitam itu berbunyi di sekitar koridor gedung fakultas di jam siang tersebut. Derap langkahnya melaju sampai tiba di gedung jurusan yang bertepatan di belakang gedung fakultas tadi. Ia melangkah menuju bagian bawah beringin yang saat ini terlihat begitu ramai diisi oleh banyak mahasiswa yang sedang bersantai di bawahnya.

Pemilik flatshoes itu berhenti di salah satu meja, dimana ada orang lain yang sedang duduk di sana.

"Lia."

"Hmm?"

Sebuah buket bunga tersodorkan pada penunggu meja itu, orang itu masih sibuk berkutat di depan layar laptopnya sampai akhirnya menoleh padanya juga.

"Gosh!!" Ia berteriak heboh.

"Selamat sempro Lia sayang!"

Temannya langsung membawanya segera masuk ke dalam pelukannya. Heya menyambut pelukan Lia dengan begitu bahagia. Mengetahui temannya ini telah melewati masa sidang dan itu artinya salah satu perjuangan gadis itu telah selesai. Heya harus memberinya sebuah apresiasi setelah kerja kerasnya beberapa waktu lalu telah terbayarkan.

"Gue kangen banget sama lo!" Lia memeluknya begitu erat sampai membuat Heya ikut gemas dengan pelukannya itu.

Setelah selesai dengan sesi berpelukan, keduanya langsung terduduk di kursi meja tersebut.

"Tumben banget sih pakaian lo kayak gini." Lia memperhatikan pakaian formal yang Heya pakai, berupa kemeja putih dan rok pensil abu-abu. Penampilan yang begitu terlihat segar dan dewasa. "Lo kayak udah kerja. Dih! Iri banget gue lihat lo kayak gini!" serunya.

"Jangan iri lah, makanya kelarin skripsian lo tuh." Heya terkekeh melihat reaksi Lia itu.

Sedangkan Lia hanya berdecak mendengarnya."Dikira skripsi kayak ngerjain PR anak SMP. Mana ada yang mudah."

"Gue seminar kemarin nggak ada satupun orang yang ngasih gue bunga. Gue sedih tahu nggak, tapi gue seneng hari ini gue ngedapetinnya dari lo. Thanks banget!" Lia mengamati kumpulan bunga mawar merah muda dan putih itu berada di dalam satu buket yang ia pegang. Tatapannya tak lepas melihat kejutan yang diberikan Heya tersebut.

"Gue sebenarnya nggak terlalu ngemasalahin soal hadiah setelah seminar. Karena apapun intinya, lo udah berhasil ngelewati semua itu." Heya tersenyum melihat reaksi Lia yang tampak begitu senang.

"Tapi gue tetep sedih, Heya. Lo tahu nggak rasanya jauh dari ortu dan lo harus ngadepin ini sendirian." Lia membalas balik.

"Ah sorry. Gue lupa bagian itu. Sorry Lia. Tapi intinya lo berhasil ngelewatin semua itu, 'kan? Selamat!" Senyuman Heya lebih mengembang lagi ke arahnya.

Lia membalas senyumannya dan keduanya berlanjut bercerita tentang apa saja yang mereka lalui akhir-akhir ini.

"Lo pake pakaian ginian emangnya mau ngapain?" Lia tampak penasaran dengan penampilannya ini sejak tadi.

Heya melihat sejenak penampilannya hari ini, "Gue habis ikut seminar tadi. Sekalian ngelamar kerja juga," sambungnya.

Karena ucapannya terakhir itu, mata Lia otomatis dibuat terbelalak seketika. "Serius lo!?"

Heya mengangguk.

"Lo ngelamar dimana?" tanya Lia.

"Ada perusahan sawit yang lagi buka lowongan dan kebetulan juga mereka nyari fresh graduate. Mereka juga buka seminar tadi, jadi ya... gue coba join aja."

Mendengar penjelasan Heya itu langsung membuat Lia berdecak kagum. "Good luck! Semoga lo keterima."

"Amin."

"Nanti traktir gue di gaji pertama lo, ya."

"Dengan syarat lo udah kelar kuliah nanti."

"Iiiih!"

Tawa Heya semakin kencang melihat Lia dengan muka masamnya. Obrolan mereka terus berlanjut membahas banyak hal lainnya. Hingga tak berselang lama, sebuah dering ponsel berbunyi dari dalam tas kecil milik Heya. Benda pipih itu langsung diambil olehnya dengan cepat.

Sebuah panggilan masuk dari nomor yang tak asing muncul di layar ponselnya. Heya terdiam beberapa detik dan barulah ia mau menjawabnya.

"Halo?"

"..."

"Sekarang lagi main di kampus."

"...."

"Oke."

Panggilan telepon tersebut segera dimatikan oleh pihak seberang. Ada hal yang membuat urusannya harus selesai di tempat ini segera.

"Lo mau kemana?" tanya Lia yang mulai cemas melihat Heya pulang lebih cepat dari yang ia kira.

"Gue mau pulang. Ada yang mau gue samperin," jawab Heya.

"Jangan pulang dulu dong. Gue kangen nih, kita makan dulu lah di kantin." Lia menahannya.

"Hmm.. okelah. Gue kangen juga sama batagornya kantin."

"Nah gitu dong!"

"Tapi sebentar aja ya."

"Iya-iya. Ayo cabut."

Mendengar ucapan Lia, Heya justru dibuat tertawa. Jika mengingat tentang kantin, ada banyak kenangan yang pernah terjadi di sana. Pernah ketika ia bolos dari mata kuliah biokimia karena mata kuliah itu terlalu sulit untuknya, yang jadi tempat pelariannya pertama adalah kios kecil  batagor itu.

Ada banyak yang berlalu di tempat itu dan menjadikannya sebuah kenangan tersendiri yang ia simpan di dalam hatinya. Salah satu tempat sederhana yang begitu istimewa di kampus ini.

Lia menutup laptopnya setelah selesai mematikannya tadi, lalu membereskan barang-barangnya segera dan keduanya pun segera beranjak meninggalkan meja ini.

□□□□□

Pukul satu siang, sebuah sedan putih baru saja terparkir tepat di belakang wrangler hitam berbadan besar yang berhenti di depan rumahnya. Heya mengamatinya sejenak dan bertanya-tanya, apa ada tamu yang sedang berkunjung ke rumahnya saat ini?

Karena ia pikir sedang ada tamu, jadi ia memarkirkan dulu mobilnya di luar. Baru saja dia pulang dari kampus setelah sempat mengunjungi Lia di sana. Heya langsung melepaskan seatbeltnya lalu menutup pintu mobilnya segera.

"Kak Kira!" Suara adiknya langsung menyambut kedatangannya lebih dulu. Windy  melangkah cepat sambil menghampirinya yang masih berada di depan mobil.

Heya menoleh keheranan. Ada gerangan apa yang membuat adiknya tampak terburu-buru seperti ini, tapi ia melihat ada sesuatu dari rumahnya. "Di rumah ada siapa, Win?" tanyanya.

"Lo masuk dulu!"

"Temennya mama ya?"

"Masuk dulu! Cepet!"

Karena paksaan dari adiknya itu, mereka berdua melangkah cepat memasuki rumahnya. Dari depan pintu, Heya dapat melihat ada beberapa sepatu pantofel dengan dominasi warna hitam yang tergeletak di depan lantai masuk. Jangan lupakan sebuah stiletto merah juga berada di sana.

Heya membuka flatshoesnya segera, samar-samar ia dapat melihat mamanya tengah menyeduhkan minuman ke pihak tamu di ruangan depan rumahnya. Seketika pandangan Heya beralih ke arah mamanya dan dia terpaku melihat siapa tamu yang sedang berada di rumahnya saat ini.

Mama lantas menghampirinya dan mengajaknya untuk segera duduk di kursi seberang tamu mereka. "Untung kamu pulang cepet," sambut beliau setengah berbisik.

Lantas Heya bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi. Melihat tamu di depannya ada empat orang yang terdiri tiga orang pria dan seorang wanita dan beberapa dari mereka tak asing lagi di matanya.

"Kenapa?" tanya Heya ke arah mamanya sambil berbisik.

"Mereka mau ngelamar kamu," ucap mama.

Pandangan Heya beralih cepat ke arah tamu di depannya. "Kak Mark mau ngelamar kamu!" Mama mengejutkannya sekali lagi.

Di depannya saat ini, Heya benar-benar melihat ada sosok Mark yang terduduk di antara orang tuanya. Satu hal lagi yang mencuri pandangan Heya, seorang laki-laki yang memakai jas hitam tengah duduk di samping mamanya Mark. Ia terlihat begitu berwibawa dengan setelan jas seperti itu, seolah yang diucapkan mamanya tadi juga tak main-main saat berkunjung ke rumahnya sekarang.

Mark tersenyum ke arahnya, sedangkan Heya hanya bisa tersenyum kikuk karena ia masih dibuat terkejut atas yang berlangsung saat ini. Barulah percakapan kedua keluarga itu dibuka.

"Baiklah. Jadi, maksud kedatangan saya ke sini sambil membawa keluarga—maaf jika sedikit mengejutkan. Putra saya, Mark Agraha Lych, ingin melamar anak anda, Radhea Akira."

Percakapan kedua keluarga itu mulai dibuka dari papanya Mark.

Mulailah suasana saat itu berubah menjadi ketegangan sendiri untuk Heya. Semuanya menjadi momen yang begitu mendebarkan dan membuat jantungnya bekerja tak kalah cepat. Ia tak salah dengar, bahwa orang tua Mark baru saja mengatakan, anaknya ingin melamar Heya.

"Mama— ehm maaf manggilnya—"

"Nggak papa. Mama aja nggak papa."

"Mama, maaf sebelumnya jika anda terkejut sama kedatangan keluarga saya. Makasih sebelumnya udah ngizinin keluarga saya untuk datang ke sini. Maksud tujuan saya dateng ke sini, mama, saya ingin melamar putri pertama anda. Saya ingin mengajaknya untuk berada di dalam satu ikatan suci yang sama dengan saya nantinya. Maka itu, berikan saya izin untuk melamar putri anda, Radhea Akira."

Heya kehilangan kata-katanya, melihat semua yang diucapkan oleh Mark itu dihadapan keluarga mereka masing-masing. Mark seolah tak memberikannya jedah untuk bernapas saking terkejutnya ia. Tapi Heya tahu, bahwa pria di depannya ini menyimpan sebuah keseriusan di balik semua kalimat yang diucapkannya tadi. 

Mata Heya juga beralih ke arah beberapa seserahan yang dibawakan oleh pihak keluarga pria itu dan ada satu hal juga yang membuatnya terpaku di sana. Sebuah kotak beludru biru yang dipegang oleh Mark. Kotak itu merupakan kotak baru lagi, yang berbeda dari yang dia berikan beberapa hari yang lalu dengannya.

Lantas sebuah dorongan Heya rasakan dari arah bahu kanannya. Melihat ada Mamanya yang tengah tersenyum ke arahnya dan raut wajahnya juga berubah menjadi haru yang begitu bahagia.

Mamanya mengangguk, meyakinkannya sambil menggenggam tangannya seerat mungkin.

"Kalau dia emang jodoh terbaik kamu yang dipilih sama Tuhan, Mama terima dia dengan sebaik mungkin." Mama menatapnya dengan penuh haru dan Heya dapat melihat ada genangan air mata di iris hitamnya.

Tangan kirinya juga ikut digenggam oleh adiknya. Windy menganggukkan kepalanya sambil meyakinkannya juga atas pilihan tersebut.

Pandangan Heya beralih lagi menatap Mark dan kedua orang tuanya yang juga memasang senyum hangat untuknya. 

"Radhea, saya ingin kamu jadi yang pertama dan terakhir untuk saya. Jadi temen saya selama S3 di Kanada nanti. Jadi tempat berbagi cerita bersama. Jadi seseorang yang hadir di setiap saat, di saat bahagia ataupun sedih..."

Kotak beludru biru tadi langsung terbuka. Memperlihatkan sebuah cincin emas putih dengan permata yang berkilau indah membentuk sebuah lingkaran di sana. Cincin kali ini tampak begitu indah. Heya melihat ke arahnya dan tatapan matanya berubah menjadi begitu hangat. Heya tak dapat lagi menampung genangan air mata yang memenuhi penglihatannya.

"Radhea, dalam nama cinta yang tulus, dengan segenap jiwa dan hati saya. Maka izinkanlah saya melamar kamu untuk menjadikan kamu sebagai yang pertama dan terakhir. So, will you marry me?"

Bertepatan saat itu juga, air mata yang sejak tadi ia genang lantas memecah. Ia terisak mendengarkan semua kalimat tersebut. Tangan Heya dengan cepat menutup wajahnya sambil menyembunyikan isak tangisnya itu. Bukan hanya tangis biasa, tapi itu menjadi sebuah tangisan yang syarat akan kebahagiaan, bagaimana waktu menjadikan setiap tetes air matanya penuh dengan haru bahagia.

Dengan menghembuskan napas pelan, sambil mengucapkan nama Tuhan di dalam hatinya, Heya kehilangan kata-katanya dan hanya bisa mengangguk membalasnya.

Setelahnya kedua keluarga itu langsung terlibat dalam sebuah rasa haru yang begitu bahagia. Mereka bahagia melihat ada masa depan indah lainnya di sini. Bagaimana semuanya berlalu menjadi momen yang begitu menegangkan, tapi sekaligus juga bahagia.

Heya menjadi yang paling bahagia hari ini. Melihat Mark dengan segenap hati dan jiwanya, menginginkannya untuk dijadikan pertama dan terakhir. Atau lebih akrabnya, Heya yang akan menjadi nyonya Lych dan seterusnya akan berada di samping pria itu.

□□□□□

TBC

Note:

semoga gak cringe asksksmskkss

guyss please bangeeet, aku nggak tahu prosesi orang lamaran itu gimana :"" jadi maaf banget kalo ada yang salah wkwk gak pernah ikut lamaran dan gak pernah dilamar juga (awww,,,) :""

have a nice day!

Continue Reading

You'll Also Like

13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
53.6M 3.1M 50
SUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argantara the me movie season 1 -Ketika tawam...
493K 48.9K 18
(GAY STORY!!!). (on going!) Re-upload just for fun!! Semua yang ada di cerita ini fake! *Berlatar SMA Mandala dan murid pindahan dari SMA Gelangga. E...