Polin in Love

By achieras

30.7K 2.9K 806

( COMPLETED ) Jerome Polin Sijabat. Awalnya, aku bahkan tidak tau siapa itu Jerome. Tapi, setelah menonton ch... More

Prolog
1. Halu
2. Pertemuan
3. Centang Biru
4. Keberanian
6. IG Live
7. Broken Home
8. Pernyataan
9. Sepucuk Surat
10. Masa Lalu
11. Okay?
12. Cemburu
13. Layar
14. Kembali
15. Makan Bareng
16. Keluarga
17. Alasan
18. Day One
19. LDR
20. Hancur
21. Payung
22. Berpisah
23. The One
24. Restu
Epilog

5. A Day with Jerome

1.3K 132 28
By achieras

"Ini gak deh."

"Yang ini juga engga," ucapku lalu melempar dress putih yang aku pegang ke tempat tidur.

"Ini aja deh!" Aku mengambil sweater berwarna pink dan memadukannya dengan baju kodok berwarna hitam.

Aku mematut diriku dicermin. Berputar-putar bak putri dan akhirnya tersenyum. "Pas!"

Tak lupa, aku memoleskan bedak dan lipbalm ke bibirku. Setelah itu aku merapi-rapikan rambutku sedikit dan sudah!

Aku berlari ke bawah dan memakai sneakers putih kesayanganku. Jam di hapeku sudah menunjukkan angka 12.37.

"Duh! Harus cepat nih!" Aku langsung buru-buru masuk ke mobil dan otw ke TA.

Jerome Polin
|Kamu dimana?

WA dari Jerome masuk tepat ketika aku menginjakkan kaki di lobby TA.

Aku baru nyampe, k-|

"Hoii!" Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku terperanjat, ini sih gak ada orang lain lagi.

Aku membalikkan badan sambil cemberut. "Kaget tau!"

"Ih ngambek ih," ejek Jerome sambil mengacak-ngacak rambutku.

"Jeromeeee!" Aku pura-pura ngambek padahal hatiku sih senang banget.

"Iya deh iya," katanya sambil tertawa kecil.

Aku merapikan rambutku. Lalu aku memperhatikan style Jerome hari ini. Dia memakai kaos hitam dengan outer kemeja kotak-kotak kuning.

"Kita mau makan dimana?" tanyaku.

"Gak tau sih, ada ide?" Jerome malah bertanya balik.

Aku berpikir sejenak. "Kalo ganti tempat mau gak? Aku bosen banget nih kalo di mall! Wing Hang aja yuk!"

"Eh, boleh tuh, aku udah sering denger tapi belum pernah cobain."

Kami langsung melangkah ke parkiran dan masuk ke mobil. "Pake seatbelt ya."

"Males!" cetusku. Aku sih niatnya bercanda aja, soalnya gak mungkin lah baru pertama kali keluar udah kurang ajar.

Tiba-tiba Jerome mendekat ke arahku. Aku syok. Mukanya deket banget sama mukaku. Jantungku rasanya berhenti sejenak sampai tangan Jerome menarik seatbeltku, memasangkannya, lalu menjauh.

Jantungku akhirnya bisa berdetak lagi meskipun dengan kecepatan tidak normal.

"Baru kenal aja bandel, kalo ditilang aku tinggalin kamu sama polisinya ya," canda Jerome sambil melajukan mobilnya.

"Jahat!" balasku sambil pura-pura biasa aja, padahal hatiku udah deg-degan gak karuan.

Setelah beberapa menit diam dan menenangkan hati, aku membuka percakapan.

"Btw, kok koko mau sih keluar sama aku?" tanyaku sambil menatap Jerome yang mengemudi sambil mengikuti arahan GPS.

"Karena aku emang bakalan sempetin keluar sama orang kalau lagi di satu kota," jawab Jerome. Ia memperbesar volume sampai aku bisa mendengar lagu Sujud di AltarNya.

Aku berkata 'oh' tanpa suara, teringat Jerome emang pernah ngomong begitu di salah satu videonya.

"Selain itu, kamu... lucu," lanjutnya.

Mendengar jawabannya, aku sedikit tersipu.

Aku tidak merespon apapun. Hanya menyanyikan lagu yang sedang berputar karena kebetulan aku hapal liriknya. Jerome juga bernyanyi dan akhirnya kami bernyanyi bersama.

Rasanya senang banget, kalau punya pacar seiman, bisa doa bareng dan nyanyi lagu rohani bareng.

Andaikan Jerome beneran pacarku.

Aku menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran itu. Rasanya aku gak tau malu banget, bisa jalan bareng gini aja harusnya udah bersyukur.

Tiba-tiba hapeku bergetar berkali-kali. Aku melihat siapa yang menelepon.

Incoming call : Papa

Aku langsung mereject telepon tersebut.

"Loh, siapa? Gak diangkat?" tanya Jerome.

"Gak," jawabku singkat.

Untungnya Jerome peka aku tidak ingin membahasnya dan ia pun mengalihkan topik. Kami ngobrol-ngobrol sepanjang jalan dan tak jarang kami tertawa.

"Udah nyampe nih," ujar Jerome sambil mematikan mesin mobil.

Dengan riang, aku turun diikuti Jerome. Ini tempat makan dimsum favoritku dan aku sudah berencana memesan yang banyak.

Kami duduk di tempat yang diarahkan pelayan. Tempat ini cukup ramai karena memang terkenal enak. Untungnya, tidak ada yang heboh minta foto sama Jerome.

Aku langsung memesan ini dan itu. Jerome melongo melihatku. "Kamu pesan sebanyak itu? Bisa habis emang?"

"Bisa lah, lagian untuk berdua."

"Tetap aja itu banyak banget woi untuk berdua," protes Jerome.

Aku tersenyum dan meninggalkan Jerome ke kasir. "Tenang, pasti habis kok."

Setelah membayar, aku balik ke tempat duduk. Satu persatu menu keluar. Aku melihatnya dengan mata berbinar.

Sebelum makan, kami berdoa dipimpin oleh Jerome. Setelah itu aku langsung makan dengan lahap.

Jerome menatapku sambil berdecak kagum. "Kamu kuat makan juga."

"Koko kan kuat makan juga, makan yang banyak ya, gak usah sok diet!"

Ketika aku mau mengambil siomay rumput laut kesukaanku, sumpit Jerome menghalangiku, aku berusaha merebutnya tapi gagal dan akhirnya masuk ke mulut Jerome.

"Ih!"

"HAHAHAHA" tawa Jerome meledak. "Kamu udah makan banyak, gak boleh lagi."

Aku ikut tertawa karena tawa Jerome. Entah kenapa, aku gampang banget ketawa sama tingkah-tingkahnya, plus, ketawanya nular.

Setelah selesai, Jerome melangkah ke kasir dan aku buru-buru menariknya keluar.

"Woi, belum bayar woi!" teriak Jerome sambil berusaha menahan langkah.

"Tadi aku udah bayar, sistem disini bayar dulu baru makan," jawabku lalu melepaskan tangannya.

"Lah, gak enak lah, masa kamu yang bayarin aku."

"Gapapa, anggap treat pertama keluar," balasku santai.

"Hm..., oke...," balas Jerome. Terdengar ragu, tapi akhirnya dia meng-iyakan.

"Ini langsung pulang apa gimana?" tanya Jerome setelah duduk di mobil sambil memasang seatbelt. Kali ini, aku memasang punyaku sendiri.

"Mumpung masih sore, main scooter aja yuk di PIK!"

"Wah, seru juga, oke, yuk!" jawab Jerome.

Tak lama, kami sudah sampai dan langsung menyewa scooter. Kami melewati jembatan PIK bersama.

Aku sengaja melambatkan laju scooterku agar sedikit tertinggal dari Jerome. Punggung Jerome ada di depanku, rasanya seperti mimpi. Sesekali ia menoleh sambil mengoceh dan tertawa.

Senyumku mengembang. Aku tak akan lupa senyumnya dibawah senja hari ini.

Danau buatan ada disisi kami. Jerome berhenti dan aku pun ikut berhenti. "Foto yuk!"

Aku tentu saja mengiyakan. Setelah selesai, kami berkeliling sampai malam sambil bercerita tentang banyak hal.

Setelah merasa cukup, kami mengembalikan scooter ke tempatnya. Kami menyempatkan untuk membeli boba sebelum Jerome mengantarku pulang.

"Nya," panggil Jerome ketika aku sedang asik menyeruput boba yang baru saja aku beli.

"Hm?"

"Aku senang banget hari ini, dan aku nyaman banget sama kamu walaupun kita baru kenal," ujar Jerome dengan cepat. "Setelah ini, kamu masih mau keluar sama aku kan?"

Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

Akhirnya mereka ngedate! Hehehe

Gimana gaes?

Btw, mohon dukungannya dengan vote dan comment! Luvv! ❤

Mantappu Jiwa! ^^

Continue Reading

You'll Also Like

AREKSA By Itakrn

Teen Fiction

34M 3.3M 64
"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakina...
7.5M 733K 106
"𝒟𝒾𝓃𝑔𝒾𝓃𝓂𝓊 𝒿𝓊𝓈𝓉𝓇𝓊 𝓂𝑒𝓁𝓊𝓁𝓊𝒽𝓀𝒶𝓃𝓀𝓊" -𝒮𝓉𝒶𝓇𝒾𝑔𝑒𝓁 Kisah ini rumit. Tentang si cantik Galaxia Starla Amodra cewek bar-bar di...
56.2M 5.6M 51
"𝚂𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚞𝚔𝚊." -𝒜𝓂𝑒𝓎𝓈𝒾𝒶𝒶, 𝟢𝟢.𝟢𝟢 "Tolong jemput gue, Ka," pinta gadis itu. "Gak bisa, gue...
6M 725K 61
SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA/ TOKO BUKU ONLINE TERPERCAYA Bagaimana jika ia yang selalu menyakitimu, tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang...