The Queen of China

Por kietzyQS

31.5K 5K 954

a story about an extraordinary beauty princess of Wei Dynasty and the most powerful whom bloodthirsty king of... Más

Cast of The Queen of China
Teaser
1. The Great Kingdom
2. Bird Sound
3. Beauty in the Palace
4. Love & Separation
5. Destined Meeting
6. Falling for you
7. The Princess's Heart
8. That Beautiful Flower
9. Sincerity Falls
10. The Proposal
11. Barely Paper
12. Uncertain Destiny
13. The Phoenix
14. The wind in you
15. Missing You
16. Hunting
17. Cold Breeze
18. a little thing
19. Touch
20. What happend?
21. Old Feeling
22. Razor Blade
23. Lantern Festival
24. Fragrant
25. The Windy Night
26. The Untold Story
27. The Happy News
28. Little Xiao
29. The Wind in the Forest
30. Beloved One
31. The Lost Time
32. The Queen of Wu
33. Faded
34. The trial of love
35. Your Pain
36. Endless
37. The only Way
38. Our First Night
39. Suffocating
40. Trial of Love
41. Sweet Enemy
42. New Rules
43. the Past
44. Welcome
46. Happiness
47. L.O.V.E

45. It's a journey

726 104 16
Por kietzyQS

.Chapter 45.

.it's a journey.


Suji tiba di aula Permaisuri, begitu ia muncul, seluruh selir bangkit berdiri untuk memberi hormat pada Permaisuri besar Dinsati Wu secara serentak.

"silahkan duduk kembali" ujar Suji dengan bijaknya.

Seluruh selir melirik Suji dengan sudut mata tak suka kemudian duduk di kursi mereka masing-masing. Suji menarik napas dalam dan memberi kode pada Xue. Xue dengan percaya diri maju selangkah.

"mulai hari ini, Permaisuri akan menetapkan beberapa peraturan baru menyangkut istana dalam" ungkap Xue.

Suji hanya menurunkan tatapannya menanti Xue untuk membacakan sebuah surat yang telah di cap menggunakan cap Permaisuri.

"Pertama, Istana Dalam akan melakukan penghematan pengeluaran masing-masing Istana bagi para selir dan dimulai dari pengeluaran di Istana Permaisuri sebagai contoh bagi yang lainnya. Kedua, uang tahunan yang didapat para selir akan dipotong hingga 20% untuk membantu memelihara anak yatim piatu di daerah terpencil sebagai wujud kesetiaan pada Negara. Ketiga, istana dalam harus secara penuh terlepas dari politik kerajaan, dan bagi siapapun yang berusaha mencampuri politik kerajaan akan dihukum dengan berat. Keempat, semua selir yang melahirkan anak untuk Raja, baik itu putra/ putri akan mendapatkan tambahan uang tahunan hingga 30%." Xue menutup kertas gulungan itu dan mengembalikannya pada Suji dengan penuh hormat.

Seluruh selir tampak gusar dengan dua peraturan yang dibacakan oleh pelayan Setia permaisuri itu. Semuanya saling bertukar tatap seakan meminta pendapat dan mengumpulkan keberanian untuk melakukan negosiasi terkait kebijakan itu.

"Permaisuri ~" belum sempat salah satu selir tinggi bicara, Suji dengan cepat memotongnya.

"Kebijakan ini dibuat berdasarkan pertimbangan dan persetujuan Jin Wang. jadi, jika ada yang membantah atau membuat onar karena tidak ingin mematuhi perintah. Maka orang itu akan dihukum dengan seberat-beratnya" ucap Suji dengan raut wajah tenang miliknya.

Semua selir dontak bangkit berdiri dan bersujud didepan Permaisuri. Mereka serentak mengagungkan nama Permaisuri sesuai adat yang berlaku. Suji hanya menerima salam hormat mereka.

"Permaisuri! Beberapa kabar menyebar bahwa Yang Mulia telah mengandung, apa berita itu benar?" ungkap salah satu Selir tinggi Jiang dengan tatapan lembutnya pada Suji.

Suji menatap selir tinggi Jiang yang sering disapa sebagai Jiang Fei dengan tatapan lembutnya. Selir lainnya tampak tertarik dan ikut bersuara sehingga berhasil mengalihkan perhatian Suji.

"Permaisuri! Pantas saja Yang Mulia bersikeras membuat kebijakan ini? ternyata . . Yang Mulia telah lebih dulu mengandung bayi Jin Wang. bukankah ini terasa tidak adil?" lirih yang lainnya.

"Permaisuri, setelah kepergian Lim Gui Fei, tak ada lagi selir lain yang begitu disayangi oleh Jin Wang. . berhubung Permaisuri sedang hamil dan tak bisa melayani Jin Wang. kenapa Permaisuri tidak berbagi berkah ini kepada kami para selir yang tak berdaya disini?" ungkap seorang selir yang baru saja memasuki aula pertemuan itu dengan wajah arogannya pada Suji.

"Permaisuri, beliau adalah salah satu selir resmi selain Jiang Fei, ia adalah Yang Xi atau sering dipanggil Yang Fei. . ia adalah anak salah satu menteri di Wu" bisik Xue pada Suji.

"Yang Fei, sepertinya. . hari ini, kau terlambat" ujar Suji dengan senyum kecil diwajahnya untuk wanita itu.

"Permaisuri! Aku tidak terlambat, aku hanya tidak enak badan. . jadi aku tidur lebih siang" ungkap Yang Xi sembari membenarkan rambutnya dan duduk dikursi kosong didepan Jiang Li.

"Shu Gui Fei telah tiba!" sebuah suara mengalihkan semua perhatian.

"Shu Gui Fei memberi hormat pada Permaisuri" ungkap Shu Li dengan merendahkan tubuhnya untuk menghormati Ratu Dinasti Wu itu.

Suji tersenyum cerah begitu menatap Shu Li, ia segera meminta pelayan membantu Shu Li untuk duduk di kursi yang paling dekat dengannya. Shu Li tersenyum hangat menatap Suji, Suji membalas senyum itu tak kalah lebar.

"Shu Gui Fei, kau telah kembali. . bagaimana dengan perjalananmu selama di Shu?" tanya Suji perhatian.

"semua urusan hamba telah selesai. terima kasih atas perhatian Permaisuri" ungkap Shu Li tersenyum lembut pada Suji. Suji membalas senyum itu.

"Shu Gui Fei, . . kau baru saja kembali. . seharusnya kau istirahat yang layak. Xue, siapkan tandu dan bawa Shu Gui Fei kembali ke kediamannya untuk beristirahat" titah Suji dengan lembutnya. Xue bergerak menghampiri Shu Li.

"Permaisuri, tidak perlu. . hamba baik-baik saja" ujar Shu Li tersenyum menatap Suji.

"tidak masalah, ini hanya masalah memberi hormat. Tidak ada yang pantas untuk diperdebatkan. . kesehatanmu lebih penting" ungkap Suji dengan senyum tulusnya.

"kalau begitu, terima kasih atas perhatian Yang Mulia permaisuri" ungkap Shu Li dengan penuh hormat sembari memberi hormat pada Suji. Suji mengangguk lembut.

Shu Li melangkah pergi ditemani oleh Xue. Suji meratapi punggung Shu Li yang menjauh dan melirik semua selir yang ada disekitarnya.

"apa yang kalian bicarakan?" tanya Suji melirik para selir yang sibuk berbisik seakan membicarakan seseorang dari belakang.

"Permaisuri, anda bersikap baik pada Shu Gui Fei. . sebaiknya anda berhati-hati padanya. . bagaimanapun, ia adalah Putri Kerajaan pertama yang menjadi istri Jin Wang. Meski Jin Wang tak menyukainya, kekuatakn kerajaan Shu tidak bisa dianggap remeh" lirih Yang Xi dengan senyum evil penuh arti diwajahnya.

"Yang Fei.. " panggil Suji.

"hanya kali ini, aku mengampunimu karena membicarakakan Shu Gui Fei seperti ini. dan kalian semua, perhatikan! Jika satu kali saja . . aku mendengar kalian membicarakan Shu Gui Fei seperti ini, aku tidak akan tinggal diam!" tegas Suji dengan tatapan seriusnya menatap orang-orang itu satu persatu.

0.0

Suji tampak sedang melukis di atas meja kediamannya. Ia benar-benar menikmati waktunya seorang diri, ia tersenyum menatap lukisan di atas mejanya dengan raut tenang diwajah cantiknya.

"hug.." Suzy tertegun saat menyadari seseorang memeluknya erat dari belakang. Suzy melirik ke kiri dan menemukan wajah pria tampan itu tengah bersandar dibahunya.

"apa yang membuatmu begitu lelah?" tanya Suzy.

"kepalaku pusing memikirkan pekerjaan yang tidak kunjung selesai. . tetapi apa kau tahu apa yang membuatku lebih pusing?" lirih Seok Jin dengan lembut.

"apa?" tanya Suji.

"bertahan untuk tidak menyentuhmu selama 7 bulan penuh. . itu sungguh membuatku frustasi" ujar Seok Jin. Suji tersenyum geli mendengar gumaman suaminya itu.

"Wu Seok Jin, jangan berlebihan, bukankah sekarang hanya tinggal 5 bulan lagi? kau punya banyak selir di istana dalam. . kau hanya tinggal menunjuk satu orang dan orang itu akan dengan sepenuh hati melayanimu" lirih Suji santai sembari melanjutkan gambarnya.

"grep..." dalam kecepatan maksimal, Seok Jin menarik tangan Suji dan membuat wanita itu menatapnya.

"apa kau sedang menawarkan suamimu pada wanita lain?" tanya Seok Jin pelan, wajah mereka hanya berjarak 5 cm saat ini. Suji terdiam, jantungnya kembali berdegup kencang karena ulah pria tampan ini.

"jika kau hanyalah suamiku, aku tentu tidak akan melakukannya. . tetapi faktanya kau adalah Jin Wang, Raja besar kerajaan Wu. Sebagai seorang Permaisuri, aku tidak berhak untuk membatasimu untuk memiliki banyak keturunan" ungkap Suji sembari menyentuh wajah tampan Seok Jin dengan jari lentiknya.

"aku menyayangi bayi kita, tetapi aku lebih menyayangimu. . bagaimana bisa. . "

"sssh" Suji meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Seok Jin. Seok Jin terdiam.

"ia akan sedih jika mendengarnya. . kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu lagi. . itu akan mempengaruhi tumbuh kembangnya" ungkap Suji. Seok Jin tersenyum mendengar ucapan Suji, secepat kilat ia mencium bibir ranum Suji.

Suji tertegun saat mendapatkan ciuman yang secepat kilatan itu. Suji menatap Seok Jin sembari berkedip beberapa kali. Seok Jin membelai pipi Suji dengan sangat lembut.

"Wei Suji . . bisakah hari ini. . kau membuat pengecualian?" tanya Seok Jin lembut.

"tidak bisa. . " jawab Suji sembari menggelantungkan tangannya di leher Seok Jin.

"tapi kau bisa tidur bersamaku malam ini. . bukankah itu sudah cukup?" senyum Suji. Seok Jin membalas senyum Suji tak kalah lembut dan tersenyum penuh arti.

"baiklah. . kalau begitu, aku akan menurutimu" jawab Seok Jin. Suji mencium pipi Seok Jin dengan lembut kemudian melepaskan tangannya dari Seok Jin.

"kalau begitu kembali lah ke aulamu. . aku tidak ingin dituduh sebagai Permaisuri yang hanya bisa menggoda Raja dan menyebabkan Raja besar suatu kerajaan lalai akan tugasnya" lirih Suji dengan senyum lembutnya untuk Seok Jin.

"baiklah. melihatmu, aku menjadi jauh lebih tenang dari sebelumnya" lirih Seok Jin dengan senyum penuh arti diwajah tampannya. Suji tersenyum mendengar penuturan Seok Jin.

0.0

Suji memasuki taman dimana Pangeran Xiao tampak berkeliaran bermain dengan beberapa pelayan, sementara Hyunjin menyaksikan sang Pangeran dari kejauhan. Seakan menyadari kehadiran Suji melalui para pelayan yang sibuk memberi hormat, Hyunjin lantas menoleh.

"Permaisuri!" sapa Hyunjin penuh hormat.

"berdirilah" ujar Suji.

"Permaisuri, . . apa keadaanmu baik-baik saja belakangan ini?" tanya HYunjin.

"tentu saja." jawab Suji.

"Permaisuri, beberapa hari lagi. . aku akan kembali ke Wei . . " ujar Hyunjin ragu. Suji sedikit terkejut mendengar hal itu.

"ku harap, selama aku tidak ada. . Permaisuri dapat menjaga diri dengan baik" ujar Hyunjin lagi.

"Apa Jin Wang yang memintamu kembali?" tanya Suji menatap Hyunjin dengan raut penasaran diwajah cantiknya.

"tidak, ini adalah keputusanku sendiri. . " jawab Hyunjin tanpa berani menatap Suji.

"kau tidak perlu menyembunyikannya, apa kau pikir. . jika kau menjawab jujur, aku akan memohon kepada Jin Wang untuk membiarkanmu tetap disini?" lirih Suji dengan datar.

"aku tidak berani" jawab Hyunjin.

"Hwang Hyunjin. . bagaimanapun, kau adalah salah satu orang yang penting bagiku dimasa lalu. . aku harap kau hidup dengan tenang dan mencari kebahagiaanmu sendiri di masa depan." Ungkap Suji dengan tulus dan ekspresi seriusnya.

"Permaisuri. . " Hyunjin kehabisan kata-kata.

"belakangan ini, selain mendengar banyak keluhan di istana dalam. Aku dengar, ada banyak Mentri yang menawarkan putrinya untuk menjadi istrimu . . tetapi kau menolak semua dari mereka. Aku harap, itu semua bukan karena aku" ungkap Suji menunduk pelan. Hyunjin menatap ekspresi Suji dan tersenyum pelan.

"Permaisuri, kau salah menilai. . aku menolak mereka karena aku menginginkan seorang istri yang bisa mengerti diriku seutuhnya. Bukan seorang wanita yang hanya menyukai pasaku" jawab Hyunjin santai.

"aku akan merasa lega jika ucapanmu adalah benar" timpal Suji sumrigah. Hyunjin tersenyum menatap senyum Suji.

"ku dengar, bayimu telah menginjak usia 2 bulan. . jika ia lahir kelak. . ia pasti akan menjadi kesayangan dari Jin Wang." ungkap Hyunjin menatap perut Suji yang mulai menyembul. Suji tersenyum lembut.

"jika ini Wei, aku tak akan mengkhawatirkan apapun. . tetapi ini bukanlah Wei. Bagaimanapun, aku akan tetap bertahan untuk melindungi diriku dan anakku. . " ungkap Suji.

Hyunjin terdiam menatap kegigihan Suji. Sosok wanita lembut yang ia kenal tak pernah terlihat begitu gigih dan berpendirian tegak seperti ini sebelumnya. Perlahan senyum lega terukir diwajah tampan Hyunjin.

"kau berubah.. " ujar Hyunjin dengan senyum bangga diwajah tampannya.



To be continue . . .

Seguir leyendo

También te gustarán

Meenakshi Por Raji

Ficción histórica

9.6K 672 31
"Do you know, Guruma told me how much she likes me being there." Thirteen year old Meenakshi spoke about her new life. "She is absolutely right. Havi...
247K 16K 142
The Divine woman Draupadi was born as the eternal consort of Panadavas. But we always fail to treasure things which we get easily. Same happened with...
11.6K 164 116
The ancient saying goes: Most generals come from Guan Xi, while ministers come from Guan Dong. He Lisa was born to be a Star General. She was merely...
32.2K 1.7K 72
true love never exists right?? or If it does than only give pain. "It's amazing how someone can break your heart, and you can still love them with al...