My Conglomerate Husband (Comp...

By Au_thorsecret

90.3K 2.7K 132

Jangan lupa follow sebelum membaca 15+ "Cobalah membenciku..." "Aku tidak bisa...." "Kau egois..." Rank #01-L... More

-001-
-002-
-003-
-004-
-005-
-006-
-007-
-008-
-009-
-010-
-011-
-012-
-013-
info
Curhat Author
-014-
MHC 15
-016-
Cast Man
-017-
-018-
MHC 19
-020-
MHC 21
MHC 22
-023-
MHC 24
-025-
-026-
say thank you
-028-
-029-
-030-
MHC 31
-032-
-033-
-034-
-035-
-036-
-037-
-038-
-039-
-040-
Exstra Part -001-
Exstra Part -002-
promosi dan pengumuman

-027-

832 39 4
By Au_thorsecret

One week later.

Las Vegas 07.00 AM.

Satu minggu telah berlalu, dari masa bed rest Erlina. Ia lebih tampak semangat menjalani hari-harinya sekarang. Semakin hari namanya semakin terkenal menjadi seorang arsitek, karena rancangannya yang terkenal sangat bagus.
Steven tidak melanjutkan pendidikannya. Ia lebih memilih memfokuskan diri untuk Alexander Corp cabang kedua milik ayahnya. Hubungannya dengan Endless semakin membaik. Bahkan, Steven sudah mengungkapkan isi hatinya pada Endless, jika ia sudah mencintai sepenuhnya.

Charles dan Casley—adik Erlina dan Steven. Hasil dari pernikahan Ameera Resyen Alexander dan Jordan Alexander. Mereka berdua semakin lucu di usianya yang beranjak enam bulan, meskipun baru bisa tengkurap. Charles lebih mirip dengan Ameera, sedangkan Casley lebih dominan dengan Jordan.

Amarlic dan karina sudah melakukan pertunangan. Hanya tinggal menghitung hari untuk mengadakan upacara pernikahan. Hubungan Erlina dan Karina, mereka menjadi teman sekarang. Beberapa hari yang lalu, Karina datang ke mansion Erlina, dan meminta maaf atas perlakuan tunangannya. Ya, Amarlic, siapa lagi jika bukan dia?

Flahsback on

"Karina, ayo masuklah," ucap Erlina ketika melihat Karina yang datang. "Iya, terima kasih," sahut Karina.

Mereka berdua melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Erlina menyuruh Karina duduk, lalu pamit ke dapur sebentar untuk membuatkan minum. Meiji—pelayan di mansion Erlina memang sudah lama tidak bekerja. Dikarenakan ia harus merawat anaknya yang sedang sakit parah. Beberapa menit kemudian, Erlina kembali dengan membawa segelas jus jeruk di tangannya.

"Minumlah," titah Erlina. Ia duduk di sebelah Karina. Karina mengangguk sebagai jawaban. Karina pun meminumnya hingga tersisa setengah.

"Ada apa?" tanya Erlina. "Di mana ayah, Mamah dan Kakakmu, Ms. Alexander?" Bukannya menjawab, Karina malah bertanya balik seraya celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"Jangan memanggilku Ms. Alexander, ini bukan di kantor, Karina," cetus Erlina."Baiklah," balas Karina.

"Ayahku masih bekerja di Alexander one Corp nya, mamahku sedang membawa si kembar jalan-jalan. Sedangkan, Steven sama seperti ayahku masih berkutat dengan berkas-berkas," jelas Erlina. "Seperti itu, ya, aku ke sini ingin meminta maaf padamu atas perlakuan Amarlic padamu waktu itu," tutur Karina seraya menundukkan wajahnya. Erlina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ah, itu tidak masalah, aku sudah melupakan kejadian itu. Jadi, jangan mengingatkan aku tentang itu," balas Erlina.

"Namun, apakah kamu sudah melupakan Amarlic?" tanya Karina dengan hati-hati. "Tentang itu, kau tidak perlu khawatir. Aku sudah melupakan Amarlic. Sebab, aku tahu, hanya kamu kebahagiaan Amarlic," imbuh Erlina.

Namun, aku tidak yakin jika kau tidak merebut Amarlic dariku, sedangkan kau gadis pembawa sial, batin Karina.

"Kau baik sekali, aku ke sini bukan untuk mengatakan itu saja. Aku juga ingin menjadi temanmu. Aku menganggapmu sebagai adikku, Erlina," ucap Karina membuat Erlina tersenyum mendengarnya. "Hmm, apakah kau bisa memasak, Karina?" tanya Erlina seraya menyentuh bahu Karina.

Karina pun mengangkat wajahnya."Ya, aku bisa. Apakah kau mau aku ajarkan memasak?" tanya Karina semangat. "Sepertinya, iya, lumayanlah untuk mengisi waktu luang ku kalau tidak ada pekerjaan. Hehe ...," jawab Erlina yang diakhiri kekehan.

"Hehe, iya, aku senang bisa membantumu untuk itu. Baiklah, mulai kapan kau mau aku ajarkan?" tanya Karina. "Hari minggu saja, apa kau bisa?" sahut Erlina.

"Aku bisa." Erlina pun mengulas senyumnya. "Namun, sepertinya aku harus pamit sekarang," cetus Karina seraya bangkit dari dudduknya.

"Iya, tidak apa-apa, ayo aku antar." Karina mengangguk sebagai jawaban. Erlina pun mengantar Karina sampai di depan mansion. "Dah, Karina!!" Teriak Erlina ketika Karina sudah menjalankan mobilnya.

Aku mengingat mansion ini, dan tentunya aku mengingat dirimu, Michelle. Si gadis pembawa sial, batin Karina dengan seringaian liciknya.

Flashback off

Di sinilah Erlina dan Karina berada, di dapur apartemen milik Karina. Karina sedang mengajari Erlina memasak Bordot's chicken. Sedangkan seseorang yang duduk di ruang makan, ia memperhatikan Erlina yang tampak serius membuat masakannya. Sedangkan, Amarlic tampak sibuk memainkan ponselnya. Mereka berdua sengaja diajak oleh Erlina dan Karina, meskipun Erlina dan Amarlic sempat tidak setuju.
Amarlic pun sudah mengetahui jika Karina dan Erlina berteman selama satu minggu ini.

"Akhirnya jadi juga, ini ke empat kalinya kau mengajarkanku masak, Karina. Terima kasih, ya," ucap Erlina seraya melepas apron nya. "Hehe, tidak perlu seperti itu, Erlina. Kita kan teman. Ayo, kita bawa masakannya pada kedua lelaki itu," terang Karina seraya menunjuk Fransisco dan Amarlic menggunakan dagunya.

Erlina dan Karina  membawa Bordot's chicken hasil buatannya masing-masing. Erlina duduk di hadapan Fransisco, dan Karina duduk di hadapan Amarlic. "Amarlic, cobalah Bordot's chicken milikku, pasti kau menyukainya," imbuh Karina. Ia menyuapi Amarlic menggunakan garpu.

Amarlic menerima suapan dari sang calon istri dengan senang hati. Membuat Erlina memperhatikan raut wajah Amarlic yaang terlihat lebih tampan jika sedang mengunyah makanan. Ah, ini gila, mengapa aku berpikir seperti ini, pikir Erlina.

"Erlina, suapi aku seperti Karina menyuapi Amarlic, ya ...," rengek Fransisco yang berhasil membuyarkan lamunan Erlina. "I---iya, Frans." Dengan cepat Erlina memotong Bordot's chicken menjadi bagian-bagian kecil. Lalu menyuapi Fransisco, "ini."

"Hmm, so delicious, Erlina. Kau lolos dalam babak ini!!" Teriak Fransisco kegirangan membuat Karina dan Erlina tertawa. Amarlic?, ya, dia tertawa juga.

"Mengapa kau melihatku seperti itu, Erlina? Apakah kau tidak suka jika aku tertawa? Apa salahnya jika aku ikut tertawa jika Karina— kekasihku tertawa?" sarkas Amarlic ketika melihat Erlina memperhatikannya saat tertawa. "Kau salah, Amarlic, Erlina bukannya tidak menyukai kau tertawa. Namun, Erlina hanya terkejut melihat kau tertawa, jangankan melihatmu tertawa, bicara saja jarang. Aku pun terkejut melihat kau seperti itu," tukas Fransisco membuat Erlina tersenyum tipis.

"Hmm, Karina, aku dan Frans pamit pulang, ya. Sepertinya, aku ada urusan." Erlina beranjak dari duduknya. Fransisco pun melakukan hal yang sama. "O---oh, baiklah, makanannya tidak dibawa saja?" tanya Karina. Erlina menggeleng, "tidak, Karina."

"Memangnya kau mau pergi ke mana, Erlina? Sepertinya, terburu-buru sekali?" tanya Karina penasaran. "Aku ing ... "

"Maksudnya, kami ingin pergi berjalan-jalan, Karina. Ajaklah tunangan mu untuk keluar, tidak baik di kamar terus untuk sepasang kekasih yang belum menikah," celetuk Fransisco membuat Karina tersenyum tipis.

Amarlic pun hendak mengeluarkan suaranya jika Erlina tidak berbicara lebih dahulu, "kami pulang. Karina, terima kasih," sela Erlina yang dibalas anggukkan oleh Karina. Erlina pun melenggang pergi bersama Fransisco. "Shit," umpat Amarlic.

Fransisco dan Erlina keluar dari apartemen. Erlina berjalan mendahului Fransisco. Fransisco pun merasa aneh dengan tingkah Erlina. "Erlina ... "Diam lah!" Ketus Erlina, lalu masuk ke dalam mobil milik Fransisco begitu saja.

"Ada apa, Erlina? Apa aku berbuat salah?" tanya Fransisco  ketika sudah masuk ke dalam mobil. "Ya, kau seharusnya tidak perlu mengatakan pada mereka, jika kita akan pergi bersama," cetus Erlina.

"Maafkan aku, Erlina, hanya saja aku tidak mau kau terlihat belum bisa melupakan Amarlic," balas Fransisco. "Memang pada kenyataannya seperti itu, Frans, sulit sekali melupakannya. Semakin aku ingin melupakannya, semakin besar juga rasa ingin memilikinya, Frans, pasti kau pernah merasakan itu kan, Frans?" terang Erlina. Ia menoleh ke arah Fransisco yang menatap kosong stir mobil.

"Ya, aku sedang merasakannya, Erlina ...," lirih Fransisco yang terdengar samar-samar di telinga Erlina. "Kau menjawab apa, Frans? Aku tidak mendengarnya," sanggah Erlina.

"Ah, tidak lupakan saja, sebagai permintaan maaf ku. Kau mau ke mana Erlina?" tanya Fransisco seraya tersenyum lebar menutupi luka di hatinya.

"Hmm, bawa aku kemana pun. Dan tentunya yang membuat perasaanku senang," jawab Erlina. "Untukmu, Nona." Erlina tersenyum lebar, Fransisco pun menjalankan mobilnya.





Aku tanya lagi ya😂.
Erlina jadinya sama •Fransisco
                                        •Amarlic

Kalau Steven udah jadi sama Endless. So, aku gak masukin Steven ke list.

Amarlic dinikahin sama Karina gak, ya?😮

Lagi gak mood.
So, maaf kalo agak absurd😕

Continue Reading

You'll Also Like

377K 13.7K 25
Adam Pov Aku sangat membencinya, dan aku akan membuat hidupnya seperti di neraka takan ada kebahagian yang ada hanya akan ada Kesedihan dan Kesakitan...
Empty By Amoy

Teen Fiction

16.8K 699 25
Mencintai seseorang itu hal yang wajar. Fabri mencintai Aldo tapi tidak dengan Aldo. Fabri terus mengejar Aldo walaupun Fabri tahu akan seperti apa h...
73.2K 1.5K 42
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...
1.2K 281 35
📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒. ***** Jika dikehidupan ada kurva. Mungkin kurva terendah Verzy...