Renatta [ On Going ]

By happiesgrateful

345 15 8

(FOLLOW SEBELUM MEMBACA READERS) Nichol yang melihat Renatta langsung bergegas untuk keluar kelas. "Nichol!" ... More

Prolog
1| Perkenalan
2| Surat
3| Surat 2
4| Surat terakhir
Info!!!
6| Masih ada rasa?
7| Cowok
8| Sebuah tawaran
9| Bodyguard
10| Sakit

5| Radit sudah biasa

19 1 0
By happiesgrateful

Semua murid menuju kelasnya masing-masing. Adapun Renatta, masih pagi gini sudah membicarakan buku yang kemarin di belinya.

"Ngomong-ngomong, gue udah punya novel best seller yang baru terbit itu."

"Oh, ya?"

"Iya," ucap Renatta dengan senyuman.

"Lo sih nggak ngajak-ngajak." Zahra merengek.

"Tau!" ucap Jasmine cemberut.

"Gue juga nggak nyangka mau ke toko buku."

"Maksudnya?"

"Gue kan kemarin nebeng sama Radit, katanya dia mau mampir dulu, ya udah gue ngikut-ngikut ajah, eh dia berhenti di toko buku. Padahal duit gue tinggal sedikit, itu juga di tambah duit Radit."

"Hah! Renatta seorang putri dari pengusaha sukses, ditraktir sama Radit. Oh my God."

"Iya. Gue emang boros."

"Tapi, cie-cie yang kemarin boncengan berdua!" ucap Tessa dengan suara sedikit keras.

"Tessa! Jangan keras-keras! Nanti Radit bisa dengar!" Renatta melihat posisi Radit.

"Iya, iya, maafin gue," ucap Tessa.

Waktu Istirahat pertama tiba. Kak ghea selaku ketua ekskul bahasa inggris chat di grup English club.

Kalau ada, sebenarnya Renatta ingin mengikuti ekskul matematika, namun tak ada. Ia memilih ekskul bahasa inggris untuk memperdalaminya.

"Di beritahukan kepada anggota ekskul bahasa inggris, dimohon untuk berkumpul di kelas 10 IPS 1 sepulang sekolah.
Terima kasih."

Sedangkan Nichol yang merupakan anggota ekskul Bahasa inggris pun melihat chat dari ketua ekskul di grup hanya tersenyum.

Renatta mengajak teman-temannya untuk pergi ke kantin. Namun mereka menolak. Renatta melihat Radit yang asyik mendengarkan musik. Radit melepas headset yang dipakainya setelah Renatta membuat Radit hampir jantungan.

"Renatta! Ngagetin ajah," ucap Radit yang nafasnya masih tak beraturan.

"Aku ngajakin kamu ke kantin mau nggak? Ini tanda terima kasih aku ke kamu, karena kamu telah membantu membeli buku yang aku mau. Kamu boleh pilih apa ajah yang ada di kantin."

"Aku nggak ngarepin imbalan dari kamu."

"Iih, ga apa-apa. Kamu sudah makan belum?"

"Belum."

"Pasti kamu laparkan? Uang jajanmu disimpan ajah ke tabungan. Biar hari ini aku yang traktir kebutuhannmu!"

"Ya udah."

Kantin penuh dengan orang yang sedang lapar.

"Kamu mau apa?" Tanya Renatta yang sedang mengambil ice cream.

"Aku sama-in ajah kayak kamu."

"Terus apa lagi?"

"Udah itu ajah."

"Kamu nggak usah malu-malu, ambil ajah yang kamu mau."

"Udah gapapa."

"Radit, kita duduk di bangku taman sekolah ajah ya?"

Radit mengangguk.

"Enak ya makan ice cream ditemani angin sepoi-sepoi," sambung Renatta setelah duduk dibangku taman.

"Iya."

"Aku bakalan rindu suasana disekolah setelah lulus. Walaupun aku masih baru disini, tapi rasa kekeluargaannya kental banget. Kadang aku mikir. Apa teman-temanku akan lupa padaku nanti?"

"Aku juga merasa begitu, teman-teman aku sering jahil dari kelas 10. Kayaknya aku bakalan kangen mereka. Dari mulai ejekannya, jahilnya. Tapi ya udah lah, kalau aku balas nanti masalah tambah panjang."

"Mereka bertiga itu?" ucap Renatta.

"Iya. Mereka yang sering jahil padaku."

Renatta tersenyum tak suka, setelah Radit membicarakan tiga anak yang sering jahil terhadap Radit.

Suasana seakan hening. Renatta menyanyikan lagu yang ia sukai dengan merdu.

"Suara kamu merdu juga, Ren."

"Apaan sih!" ucap Renatta sambil memukul lengan Radit dengan pelan.

"Aduh! Beneran suara kamu enak di dengar!"

"Bisa ajah ngehibur orang!"

"Terus, lagunya juga sama yang aku suka."

"Oh, ya?"

"Iya."

"Kok bisa samaan gitu yah."

Renatta melahap ice cream nya dan tidak sengaja ice cream itu mengotori hidungnya.

"Maaf!" ucap Radit yang akan membersihkan hidung Renatta.

"Tuh kan nyebelin. Btw, Makasih ya."

"Iya. Bel masuk sudah bunyi tuh!"

Mereka berdua memasuki kelas. Tanpa melihat kursi, Radit langsung menduduki tempat duduknya yang ada permen karet yang telah dikunyah.

Bu Tasya memasuki kelas 11 IPS 2.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Kalian sudah kan mengerjakan tugasnya?"

"Sudah," sahut hampir semua murid.

"Aduh, gue belum selesai lagi tugasnya," gumam ketua geng yang sering jahil terhadap Radit.

"Kalau semuanya ngerjain. Ibu mau kalian tulis soalnya dan jawab di papan tulis!"

Beberapa murid mengerjakan di papan tulis. Radit berdiri untuk mengerjakan tugas yang terakhir. Ia berjalan menuju papan tulis.

"IYUUH," Semua murid melihat jijik dengan yang dilihatnya.

"Ada apa sih?" tanya bu Tasya.

"Itu bu, celana nya Radit ada permen karetnya!" ucap salah satu siswi.

Radit langsung mencari permen karet yang didudukinya.

"Siapa yang menaruh permen karet di tempat duduknya Radit?" tanya bu Tasya.

Semua murid tidak ada yang mengakuinya. Namun, sekelompok anak dibelakang tampak ribut.

"Kalian yang dibelakang?! Ributin apa?"

"Ini bu, Derbi yang naruh permen karetnya!" teriak salah satu anggota geng yang sering jahil kepada Radit.

"Nggak bu! Dia nih!" tunjuk ketua geng.

"Dia bu!"

"Sudah! Ibu mau lihat kalian mengerjakan tugas apa tidak?!" ucap bu tasya. Lalu, memeriksa buku mereka bertiga.

Buku mereka menjelaskan bahwa mereka tidak mengerjakan. Alias kosong jawabannya.

"Kalian seharusnya ngaku dari awal, bahwa kalian tidak mengerjakan. Terus di tambah lagi kalian jahil kepada Radit. Jadi, kalian push up 70 x !"

"Ibu, banyak banget sih."

"Keputusan ibu sudah bulat. Jangan curang!"

"Sekarang kita koreksi," sambungnya.

Bel pulang berbunyi.

"Ren, kamu mau pulang nggak? Biar aku antar!" ucap Radit memarkirkan motor.

"Nggak, makasih. Aku ada jadwal ekskul!"

"Cie, uhuy." rayu jasmine.

Renatta hanya tersenyum.

***

Malam sunyi. Sepulang kerja Radit membersihkan diri. Lalu, menulis di sebuah buku.

"Renatta, saat aku berteman dengan mu, detik itu juga aku nyaman."

Sedangkan Renatta menulis juga di sebuah buku diary nya.

"Dia laki-laki berbeda dari yang lain, dia sopan, jujur, pekerja keras, dan baik. Gue nyaman bersamanya. Dia diibaratkan rumput yang diterpa angin kencang. Namun tetap saja akarnya kokoh di tempatnya."

Renatta menerima pesan dari sahabat sekolah lamanya.

Continue Reading

You'll Also Like

129K 14.2K 18
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...
958K 67.2K 63
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.7K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
398K 28.2K 27
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...