Affected [COMPLETED]

By tenfullsun_

58.2K 7.6K 4.4K

"Jadilah pacarku, hanya 6 bulan. Kau bisa mengatur kontraknya." - Jung Jaehyun (Completed) (Berlanjut ke Dadd... More

Coffe
He Was My Ex
Agreement
First Meeting
Late Night Date
Healing
Trouble
Sunday Morning
Apple Cheeks
Daddy's Little Girl
Lost
Premenstrual Syndrome
Fellow
Encounter
Special Chapter: Missing (U)
Persevere
Spesial Chapter: Cousin
No Manner
Special Chapter: Hangover
He Loves Her
Baby
Runaway
Unfulfilled Promises
High Tension
Special Chapter: Babysitting
Decision
Daydream
He (Still) Loves Her
Dreams Come True
Sorry
Daddy's
Reconciliation
Final Chapter: Her
New World

Revealed

1.2K 210 127
By tenfullsun_

Aku penasaran sama respon kalian dengan chapter kali ini.

Jadi tolong comment ya, votenya juga kalau boleh :)

🍑🍑🍑

Setelah bertengkar masalah kontrak pacaran akhirnya aku dan Jaehyun kembali berdamai. Tidak dideklarasikan secara resmi sih, tapi ya anak itu tidak membahas lagi masalah Ten. Yang ada dia malah memintaku untuk dikenalkan dengan Ten. Jaehyun juga memintaku untuk tidak membatalkan perjanjian kami. Sebenarnya ada untungnya juga, aku jadi tidak perlu mengembalikan uangnya he-he.

Walaupun kami bertengkar cukup sengit tapi kuakui Jaehyun itu seorang yang sangat sabar. Dia dengan cepat bisa meredam rasa kesalnya dan dengan mudah bersikap biasa seperti tidak terjadi apapun di antara kami. Aku masih tidak habis pikir ketika dia tiba-tiba memasak nasi untukku dan memilih makan bersamaku sebelum pulang.

Aku menyanggupi permintaannya dan mengatur janji temu dengan Ten. Hampir seminggu aku menunggu kabar dari Ten, dia sedang sibuk berlatih untuk lomba katanya. Sebenarnya bukan hanya Ten, Jungwoo dan Doyoung juga ikut. Dan Doyoung lah penyebab kenapa mereka harus latihan lebih ekstra. Mungkin karena kemampuan Doyoung tidak sebaik Ten dan Jungwoo. Jujur saja aku malah tidak menyangka jika Doyoung itu juga bisa menari. Saat di Itaewon kemarin dia tidak ikut melakukan street dance.

Oke, berhenti membahas Doyoung. Kita kembali lagi ke Jaehyun dan Ten.

Aku tengah menunggu dua anak itu di kafe. Yang kumaksud adalah kafe milik Minhyuk. Aku memang sengaja meminta mereka ke sini karena sekalian aku habis bekerja. Ya hitung-hitung supaya kafe ini lebih ramai juga, begitu maksudku.

Tring~

Bunyi bel saat pintu dibuka menarik perhatianku. Itu Jaehyun, yang baru saja masuk. Anak itu tersenyum seperti biasa, tampan sekali.

Kapan sih aku bisa melihat dia jelek? Sungguh tidak manusiawi -,-

Karena melihat Jaehyun, tiba-tiba aku jadi teringat dengan Hyunji. Aku belum bercerita pada Jaehyun kalau Hyunji menemuiku. Sengaja tidak kuceritakan karena aku takut nanti Jaehyun akan memarahinya atau malah memarahiku. Bukannya aku berburuk sangka atau merasa terlalu percaya diri tapi mungkin saja kan begitu. Mengingat Jaehyun itu suka sensitif jika menyangkut masalah Hyunji.

"Hai, sudah lama menunggu?" Jaehyun menarik kursi di sampingku lalu duduk di sana.

"Tidak juga. Ini pesananmu." aku menggeser Ice Americano pesanannya.

Tring~

Bel tanda pintu dibuka kembali berbunyi, kali ini Ten yang berjalan masuk.


Ten langsung menuju ke meja kami dan mengajakku tos lalu bersalaman ala laki-laki dengan Jaehyun.

"Ten." Ten memperkenalkan dirinya secara singkat. Aku tidak tahu apa maksudnya ia memakai masker itu supaya ia bisa menyembunyikan ekspresinya, atau memang dia perlu memakainya saja. Tapi dari matanya aku bisa melihat Ten sedang dalam mode tidak ramah a.k.a senggol bacok.

"Jaehyun, Jung Jaehyun." Ten mengangguk menanggapi lalu mengambil minuman yang sudah kusiapkan untuknya. Setelah minum dia kembali memasang maskernya.

"Kenapa kau memakai masker?"

"Aku sedang gejala flu."

Kan baru gejala??? Tapi aku tidak mengutarakannya, aku takut jika tiba-tiba dia marah.

Untuk beberapa saat tidak ada yang berbicara di antara kami bertiga. Ten sibuk bermain hp, sepertinya sibuk membalas pesan. Sedangkan Jaehyun dia sibuk mengaduk minumannya. Hanya suara es batu beradu dengan gelas yang terdengar. Sungguh, hawanya sangat dingin. Aku juga tidak tahu mau bicara apa. Canggung sekali >.<

Ayo Ahra, berpikirlah!

"Ten, bagaimana lombanya kemarin?" aku bertanya karena memang betulan tidak tahu. Kemarin sebenarnya aku diundang untuk melihat mereka saat tampil. Tapi ya karena aku bukanlah pengangguran yang mempunyai banyak waktu luang jadinya aku tidak bisa datang. Karenanya mereka bertiga -Ten, Doyoung, Jungwoo- marah kepadaku. Mereka sengaja tidak membalas pesanku di grup chat.

Sebenarnya Ten tidak berniat marah kepadaku. Anak itu masih mau membalas chatku tapi dari room chat kami sendiri. Dia takut dikira pengkhianat oleh si Kim bersaudara.

"Yeah, lancar. Tebak kami juara berapa?" sepertinya ini topik yang tepat, matanya terlihat berbinar sekarang.

"Memangnya kalian menang?" tanyaku sengaja menggodanya.

"Ck, kau ini tidak bisa ya ikut senang sedikit."

"Salah sendiri kalian mengabaikanku."

"Kau itu yang tidak mau meluangkan waktu." Ten mulai menyudutkanku.

"Sudah kubilang aku kan tidak bisa datang."

"Ck, padahal kau bisa saja minta tukar shift atau izin sekali. Memang dasar mata duitan." Ten kembali menyesap kopinya setelah mengataiku. Sedangkan Jaehyun malah terkekeh melihat kami berdebat.

"Sudahlah tidak penting. Jadi kalian juara berapa? Satu? Dua? Tiga? Harapan satu?" Ten menghela nafas sebentar sambil memutar mata.

"Sayangnya juara dua. Ya tapi tidak apa-apalah." aku menggangguk paham.

"Tentu, itu sudah bagus. Tingkatkan lagi! Bersyukur juga jangan lupa!" Ten kembali merotasikan bola matanya.

"Kalian ikut lomba apa?" tiba-tiba Jaehyun ikut menimbrung.

"Dance." jawab Ten singkat.  Habis itu tidak ada kelanjutan. Sepertinya Ten masih kesal dengan Jaehyun karena masalah kontrak pacaran itu. Aku menendang pelan kaki Ten supaya dia tidak terlalu menampakkan rasa kesalnya.

"Apa?!"

Ih dasar tidak peka.

"Tidak apa-apa!"

"Apa kau ikut semacam dance club?" Jaehyun bertanya pada Ten.

"Ya, aku ada beberapa."

"Boleh aku ikut kapan-kapan?" Wow ini informasi baru. Jangan bilang Jaehyun juga bisa dance?

"Ah kau bisa juga?"

"Ya dulu lumayan, tapi mendengar ceritamu tadi aku jadi ingin melakukannya lagi." Ten menunjukkan sedikit ketertarikan walau masih menjawab dengan singkat.

"Hmm, kabari saja jika kau ingin ikut."

"Ngomong-ngomong kalian tidak ada foto yang lebih bagus apa? Foto yang kau kirimkan kemarin jelek." Aku bersungut-sungut protes pada Ten.

"Foto apa? Yang mana?"

"Yang mana lagi? Kau kan hanya mengirimkan ini." aku mendorong ponselku ke tengah untuk menunjukkan fotonya pada Ten. Jaehyun juga ikut maju untuk melihatnya.

*Hmm, susahnya mencari foto mereka bertiga yang bareng*

"Ah itu? Aku belum minta ke Doyoung dan Jungwoo. Kau minta saja sendiri ke mereka."

"Ch, kii minti siji sindiri ki mirika." aku menirukan gaya bicara Ten dengan minyi-minyi. Ten hanya memelototiku sebagai gantinya.

"Ini siapa?" Jaehyun menunjuk gambar Doyoung.

"Doyoung."

"Kim Doyoung?" aku mengangguk. Aku tidak tahu bagaimana Jaehyun bisa mengenal Doyoung. Jika benar seperti itu, dunia ini memang sempit ternyata. Yang membuatku bingung sekarang adalah kenapa Jaehyun seperti terkejut mendengar pengakuanku.

"Kau kenal dia?"

"Dia teman kami. Kenapa?" kali ini Ten yang bertanya.

"Bagaimana kalian bisa kenal? Dia benar Kim Doyoung dari Universitas Seoul?" Ten berdecak sebelum menjawab.

"Iya memangnya kenapa?" Bukannya menjawab Ten, Jaehyun malah menoleh padaku.

"Ahra, kau ingat aku pernah bilang aku sedang mencari orang yang menghamili Hyunji?"

Aku melihat Ten yang tiba-tiba terkekeh. Tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu. Aku akhirnya mengangguk menjawab Jaehyun.

"Kenapa?"

"Dia orang yang kucari. Orang itu, Kim Doyoung."

Aku dan Ten saling berpadangan. Kami sama-sama terkejut dengan apa yang barusan keluar dari mulut Jaehyun. Tentu saja kami tidak bisa percaya begitu saja. Bagaimanapun kami mengenal Doyoung, dia anak yang baik.

"Kau yakin?" aku bertanya lagi sementara Ten mulai terkekeh. Lebih seperti tertawa mengejek.

"Kau jangan sembarangan menuduh orang. Apalagi sampai melimpahkan tanggung jawabmu pada orang lain." ucap Ten tajam.

"Jaehyun, ini tidak lucu sama sekali. Doyoung tidak mungkin melakukannya. Kau mungkin salah orang, mungkin bukan Doyoung yang ini." aku mencoba menjelaskan.

"Aku juga tidak sedang bercanda. Aku punya buktinya." Jaehyun mengeluarkan ponsel.

"Ini diambil malam itu saat kami keluar untuk minum." Jaehyun menunjukkan sebuah foto dan di situ memang ada Doyoung. Aku masih tidak yakin tapi apakah masuk akal jika ada dua orang yang memiliki nama sama dan wajah yang mirip?

"Hanya karena kalian pergi minum bersama tidak lantas kau bisa menjadikannya sebagai tersangka." lagi-lagi Ten menyangkal.

Aku paham kenapa Ten sangat membela Doyoung, Ten tentu lebih mengenal Doyoung dengan baik.

"Bagaimana kalau kalian melihat ini juga?" Jaehyun kembali menyodorkan ponselnya.

Sebuah video sedang diputar. Sepertinya itu adalah rekaman cctv di sebuah gedung. Awalnya tidak terlihat adanya aktivitas, lorong itu sepi sampai empat orang datang. Di antara keempat orang itu ada seorang gadis yang digendong sementara tiga yang lain juga berjalan agak sempoyongan. Mereka berhenti di pintu paling ujung dekat kamera cctv ini.

Oh, itu Jaehyun dan Doyoung yang menggendong seorang gadis di punggungnya. Jika aku tidak salah berasumsi, itu pasti Hyunji. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup rambut panjangnya. Video berakhir saat keempat orang itu masuk ke dalam yang kuyakini adalah apartemen Jaehyun.

"Masih ada satu lagi." Jaehyun memutar video lainnya.

Kalau dilihat dari waktu yang tertera, video itu merupakan lanjutan dari video sebelumnya. Waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Masih sama, lorong itu kelihatan sepi sampai pintu apartemen Jaehyun terbuka. Itu Doyoung, keluar dengan keadaan agak berantakan.

Sampai sini aku berpikir, ini memang seperti yang diceritakan Jaehyun. Tapi jika berpikir lebih jeli lagi, video ini tidak bisa membuktikan tuduhan Jaehyun. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi di dalam sana. Video itu tidak cukup membuktikan bahwa Doyoung pelakunya.

Aku tidak tahu harus berpihak pada siapa. Keduanya sama-sama temanku. Aku percaya pada Jaehyun, begitupun dengan Doyoung. Melihat bukti yang ditunjukkan Jaehyun, aku tidak bisa begitu saja langsung menyimpulkan bahwa Doyoung pelakunya. Di sisi lain, Jaehyun juga tidak mungkin membohongiku, kan?

"Aku tidak tahu apa maksud dari ini semua."

Di tengah keheningan ini, Ten membuka suara. "Jujur saja, aku juga tidak suka kau  melibatkan Ahra dalam hubungan kontrak ini."

"Lagipula apa dasar kami harus mempercayaimu? Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana." Ten melanjutkan, persis seperti yang kupikirkan.

"Aku tahu." Jaehyun menunduk dalam. Suaranya terdengar putus asa. "Tapi aku tidak berbohong." Jaehyun menatapku penuh harap.

"Ahra, kau masih mau mempercayainya?" kali ini Ten bertanya kepadaku.

"Kita sudah lihat sendiri, kan? Bisa saja laki-laki ini memang pelakunya. Kau tidak mau menjadi orang jahat dengan membantunya lari dari tanggung jawab, kan? Ada nyawa yang tidak bersalah di sini."

Semua yang dikatakan Ten benar tapi tetap saja aku merasa Jaehyun juga tidak bersalah. Bukan dia yang menghamili Hyunji.

Aku tidak tahu harus menjawab apa. Yang kulakukan hanya memandangi Ten dan Jaehyun secara bergantian. Pasti Ten berpikir aku seperti orang bodoh sekarang.

Menghela nafas, Ten kembali melanjutkan, "Ku harap kau merenungkannya baik-baik. Aku pergi dulu ya."

Ten tersenyum sambil mengusak kepalaku lembut, aku bisa melihat dari matanya.

"Ku harap kau juga merenungkannya Jaehyun. Terlepas dari segala bukti yang ada, hanya kalian yang tahu. Jika kau memang merasa benar, maka buktikanlah."

Setelah itu Ten benar-benar pergi meninggalkan aku dan Jaehyun. Aku tidak menyangka jika Ten akan berkata seperti itu pada Jaehyun. Kurasa Ten hanya ingin bersikap netral disini.

"Ahra," Jaehyun akhirnya kembali membuka suara.

"Hm?"

"Bisakah kau membantuku bertemu Doyoung? Aku akan membuktikannya padamu."

🍑🍑🍑

*Puk puk Jaehyun*

*Aku akan membuktikannya padamu.*

Hai semuanya, kita skip dulu ke-uwu-an Jaehyun dan Ahra ya. Banyak konflik yang harus diselesaikan. Menurut kalian gimana? Jaehyun beneran yang hamilin Hyunji apa tidak?

p.s
Aku udah siapin special chapter kalau reads-nya sudah 2000 😏

Continue Reading

You'll Also Like

16.5M 1.6M 72
Galak, posesif, dominan tapi bucin? SEQUEL MY CHILDISH GIRL (Bisa dibaca terpisah) Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala...
9.8M 636K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
15.3M 217K 8
Sudah terbit
6M 484K 50
FOLLOW DULU ❗❗ BANYAK PART DI PRIVATE ...oOo... Zara Cyra Aprilaen dan Areon Aciel Ligarta, dua orang remaja yang harus terikat dalam ikatan pernikah...