My Mate is a Vampire Princess...

بواسطة Stevanyla

302K 21.6K 572

(Fantasy Story) -Belum direvisi- Bukan lagi rahasia umum, jika bangsa vampir dan manusia serigala itu tidak... المزيد

Memulai (Versi Revisi)
Sejarah Singkat
I... Alpha
II... Speechless
III... I'll Be There
IV... Fragile Heart
V... Ramalan
VI... Cincin Hitam
VII... Moonlight
VIII... Reject?
IX... A Hard Day
X... Mengajak Pergi
XI... A Hope
XII... Menerima Takdir
XIII... Bagaimana ini?
XIV... Pergi Ke Mana? (Versi Revisi)
XV... Redwood Pack (Versi Revisi)
XVI... Pretend Didn't Know
XVII... Rindu
XVIII... Kerajaan Appalachia
XIX... Day By Day
XX... Unknow
XXI... Everything Will Be Ok
XXII... Mengingat Kembali
XXIII... Long Night
XXIV... I Will Do
XXV (a)... Pencarian Bukti
XXVI (b)... Pencarian Bukti?
XXVII... Cruel
XXVIII... One Day
XXIX (a)... Heartless
XXX (b)... Heartless
XXXI... Diambang Batas Kesabaran
XXXII... Memories (Versi Revisi)
XXXIII... Terungkap?
XXXV... Now You Know
XXXVI...Not Over Yet
XXXVII... Chaos and Sword
(Special Part) Everyday, I Love You
XXXVIII... Something Right
XXXIX... Dream Come True (Versi Revisi)
XL... Blood Moon
XLI... The Winter Feel Warmer
XLII... How Could It Be?
XLIII... If You Ask, "Why?"
XLIV... Poison on Your Head
XLV... Throw Them to Hell (Versi Revisi)
Epilog

XXXIV... This is Time

3.6K 335 12
بواسطة Stevanyla

Semua video dan foto tersebar di kalangan bangsa immortal. Gempar dan heboh itulah keadaan sekarang.

Orlan, Jorge, dan Dafa terkejut melihat video-video dan foto-foto tersebut.

Namun, tidak dengan Garnet. Ia telah curiga dari awal, jikalau mate anaknya itu ialah Lucia bukan Noura. Lebih parahnya lagi, ternyata Arva mengetahui hal ini! Tetapi anaknya itu terus saja mengelak bila ia tanya mengenai hal ini. Rasanya sekarang ia ingin menjewer telinga Arva, sayangnya anaknya itu tidak ada di sini.

Orlan memandangi foto dirinya dan Lucia hasil jepretan entah siapa itu. Siapa yang berani-beraninya memfoto dirinya dan Lucia, dan pastinya makhluk itu mengikuti dirinya selama ini? Kenapa ia tidak sadar? Ah, tapi biarkan sajalah. Kapan pun itu, rahasia ini cepat atau lambat akan terungkap. Entah ia sendiri yang mengatakannya atau justru yang lainnya --seperti saat ini.

Orlan teringat dengan ucapan Lucia tempo hari yang mengatakan ingin bercerita padanya? Apakah ini yang dimaksud oleh Lucia? Tentang identitas asli mate-nya itu? Ia sudah berjanji akan mendengarkan langsung cerita ini dari Lucia, walaupun ia sudah tahu terlebih dahulu. Namun, masalahnya bagaimana caranya ia bertemu dengan Lucia? Gara-gara semua video dan foto ini, dunia immortal mengalami kegaduhan. Tidak mungkin ia keluar dan pergi ke Kerajaan Appalachia untuk menjemput dan membawa Lucia ke sini, ini terlalu berisiko. Lagi-lagi seperti biasa, ia akan menunggu. Menunggu sampai waktunya tepat. Entah kapan waktu yang tepat itu akan datang.

"Jadi, dugaan saya selama ini benar?" Dafa mengelus dagunya. Mulai malam ini, ia bisa tidur dengan nyenyak. Tapi ada satu lagi pertanyaan terbesar bercongkol dalam pikirannya, apa alasan Lucia berpura-pura menjadi Noura?

"Tapi ini belum tentu benar. Kerajaan Appalachia, baik Raja Carlen maupun Putri Lucia belum mengonfirmasi tentang semua ini." Jorge menatap Orlan yang dari tadi tidak berkomentar dan terus memandangi ponsel. "Bagaimana Orlan? Apa yang akan kau lakukan, warga pack menuntut penjelasan."

Orlan menghela napas panjang. Ia tidak tahu harus bagaimana. Sepertinya ia harus bertanya terlebih dahulu pada Lucia atau ia mengakui saja memang benar, Lucia merupakan mate-nya?

"Aku bingung, Pa," jawab Orlan, ia galau berat. Yang sekarang ia ingin lakukan ialah, bertemu dan memeluk Lucia, ia sangat merindukan mate-nya itu. Bahkan Jay melolong sedih di dalam sana.

"Kau beneran tidak tahu, tentang Lucia yang berpura-pura menjadi Noura? Jangan-jangan kau tahu, tapi diam saja seperti Arva." Garnett curiga, matanya menatap Orlan menyelidik.

"Engga, Ma. Aku nggak tahu." Orlan menggeleng.

"Semakin banyak warga pack yang berkumpul di halaman depan mansion." Devin datang melapor, ia sampai kewalahan mengatur para warrior untuk menjaga ketat halaman depan agar tidak ada werewolf yang menyelonong masuk.

Orlan memijit pelipisnya. Lebih baik ia menghubungi atau mengirim pesan pada Lucia. Jikalau dalam hitungan satu jam Lucia tidak memberikan jawaban, terpaksa ia akan mengaku pada warga pack. Kasihan juga, bila warga pack harus berdiri menunggu di depan sana.

➡➡➡

Carlen meletakkan ponselnya di atas meja. Ini terlalu cepat dari perkiraannya. Ia tidak mengira kalau Ferin akan melakukan ini. Ia mendapatkan kabar dari Jenderal Nehan, bila warga vampire menerobos masuk ke dalam halaman istana menuntut penjelasan dari video-video dan foto-foto yang beredar itu.

Vander tidak mengira, ternyata diam-diam Lucia dan Orlan cukup berani menghabiskan waktu bersama di tempat umum seperti itu dan keduanya sering bertemu di kafe? Ia masih syok mendengar cerita dari Carlen tentang kebenaran identitas Lucia dan ia terpukul ternyata yang meninggal Noura. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Siapa yang menyebarkan semua ini?" Kening Darren berkerut dalam. Satu nama terlintas dalam pikirannya, ya, siapa lagi kalau bukan vampire kampret itu. Si dalang dari semua kekacauan yang terjadi.

Nancy menyenderkan badannya pada sandara sofa. "Palingan juga Ayahku." Ia bertopang dagu. "Demi Dewa, aku sangat malu memiliki Ayah seperti dia."

Lucia memandangi fotonya dan Orlan yang tengah mengantre menaikki roller coaster yang tersebar luas dikalangan bangsa immortal itu, ia tersenyum samar. Dalam situasi seperti ini, ia ingin bertemu dengan Orlan. Ia sudah mengetahui semua kebenarannya. Lagi pula semua sudah tahu tentang identitas aslinya dan hubungannya dengan Orlan. Ia sekarang ingin bebas. Bukannya mengeluh, tapi selama ini ia terkekang berpura-pura menjadi Noura. Ia kehilangan jati dirinya.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Nancy, menatap Carlen penuh tanya.

"Ini sudah waktunya Lucia bersama Orlan." Ucapan Carlen membuat keempat vampire yang sedang bersamanya terkejut bukan main. "Kita tidak bisa lagi membiarkan Lucia di sini."

"Bagaimana caranya Lucia ke Redwood Pack? Halaman istana dipenuhi oleh vampire. Apakah Alpha Orlan yang akan ke sini? Itu tidak mungkin, nanti dia dikeroyok sama para vampire," ujar Nancy.

"Ada satu cara dan hanya Darren yang bisa membantu Lucia ke Redwood Pack." Perkataan Carlen mengundang senyum miring dari Darren.

"Anda yakin Yang Mulia? Setelah semua kebenaran yang terungkap?" Darren berdiri dan bertolak pinggang. "Saya masih syok dan ditambah mendengar Lucia mate-nya Alpha Orlan. Lalu, Anda menyuruh saya membawa Lucia ke Redwood Pack?" Darren tertawa sinis. "Itu tidak akan pernah terjadi." Ia pergi meninggalkan ruangan.

Lucia menatap kepergian Darren. Sampai sekarang Darren masih mencintainya sedalam ini. Ia telah menyakiti hati Darren. Ia menundukkan kepala sedih.

Vander menghela napas. "Saya yang akan bicara pada Darren." Sepertinya ia harus turun tangan untuk meluruskan jalan pikiran Darren.

Carlen mengusap wajahnya kasar. Ia tahu pasti reaksi Darren akan seperti ini. Bila mendengar ternyata yang mati merupakan Noura bukannya Lucia, mungkin Darren akan sangat bahagia. Namun, fakta selanjutnya ternyata Lucia merupakan mate-nya Orlan. Wajar saja jikalau Darren sangat marah, pujaan hatinya sudah menjadi milik orang lain.

◾◾

Darren menonjok pohon apel yang membuat buah apel berjatuhan dari ranting. Ia marah, sangat marah. Kenapa takdir seolah-olah mempermainkannya?

Vander menarik tangan Darren untuk menghentikkan aksi gila adiknya itu. "Control your self!" Darren menampik tangan Vander kasar. "Dengarkan. Mungkin bagimu ini tidak adil. Tetapi coba lihat dari sudut pandang Lucia. Dia selama ini menderita harus berpura-pura. Apakah kau tidak bisa membiarkannya menemukan kebahagiaannya? Aku tahu apa yang kau rasakan, karena pada akhirnya kita berdua sama-sama tidak bersama dengan wanita yang kita cintai."

Darren kembali menonjok pohon apel, kali ini bukan buahnya yang berjatuhan, tapi pohonnya yang tumbang.

"Coba sekarang kau ingat-ingat. Apakah Lucia pernah mencintaimu?" Vander seketika menyesal telah mengatakan ini, apalagi wajah Darren seketika murung dan menggelap.

Darren menatap Vander dalam. Ia mengingat ramalan itu, bila memang nama Lucia dan Orlan yang tertulis dalam ramalan itu, berarti tidak ada kesempatan untuknya bersama Lucia. Bila mengingat masa lalu, Lucia tidak pernah mengatakan mencintai dirinya. Dahulu, hanya ia yang sering mengungkapkan cinta. Bahkan saat ia mengajak Lucia menikah, Lucia menanggapinya dengan tawa. Jadi selama ini, tidak ada dirinya dalam hati Lucia?

Darren menyapu rambutnya ke belakang. Mengembuskan napas kasar. "Ya, aku akan membantu Lucia. Aku juga ingin memastikan, apakah Lucia bahagia bersama Alpha Orlan. Bila tidak, aku akan membawanya kembali ke sini."

Vander tertawa geli. "Kau yakin dengan pertanyaanmu itu?"

➡️➡️➡️

"Kau masih ingin tahu, bagaimana caranya menghancurkan Kakakmu, Putra Mahkota Alison?"

"Kakak, ya?" Ferin tertawa hambar. "Memangnya kau tahu bagaimana caranya?"

"Kau menyukai Cassie, dia berasal dari Keluarga Spencer."

"Iya, lebih dari menyukai, aku mencintainya."

"Aku pernah mendengar, bahwa bila Keluarga Walton yang merupakan vampire murni dan titisan pertama Dewa, menikah dengan Keluarga Spencer. Anak mereka akan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, tidak tertandingi."

Ferin menaikkan alisnya, ia tertarik. "Apa Keluarga Walton lainnya, sudah mengetahui tentang ini?"

"Tidak. Baru kau saja. Aku menceritakan ini karena kau sahabatku." Lelaki bersurai ungu dan beriris mata putih itu menegak secangkir teh. "Sebenarnya, kenapa kau ingin sekali melenyapkan Alison? Apa kau ingin takhta kerajaan jatuh ke tanganmu?"

Ferin menggeleng. "Bukan, aku tidak tertarik menjadi raja."

"Lalu?"

Ferin melemparkan senyuman tipis, penuh kemisteriusan.

***

"Apa kau akan kalah lagi darinya?" Lelaki bermata hitam yang senada dengan rambut hitam legamnya, berdiri di samping Ferin yang sedang meminum darah hewan di dalam sebuah botol bir. "Dahulu kau tidak bisa merebut Cassie dari Alison." Ia menjeda. "Apa kali ini, kau akan kalah dari kedua anak Alison?"

Ferin tertawa sinis. Tidak menjawab perkataan lelaki di sampingnya.

"Aku hanya ingin mengingatkan. Kau memang berhasil membunuh Alison pada perang kedua, tapi Cassie juga terbunuh oleh lainnya. Namun, kau tidak berhasil membuat bangsa vampire dan werewolf bermusuhan. Justru, setelah perang kedua terjadi, saat pergantian kepemimpinan dan memutuskan untuk bekerjasama, hubungan kedua bangsa semakin membaik."

Ferin menggenggam erat botol bir yang ia pegang sampai remuk, darah hitam menetas di atas tanah.

"Bahkan, sampai sekarang kau tidak tahu, siapa yang menyegel bangsa penyihir dan siapa yang dapat membuka segel itu." Lelaki itu mengembuskan napas. "Kita memang sudah tahu, segalanya tentang Putri Lucia. Tapi jangan lupa, sampai sekarang kita tidak tahu. Apakah benar, Putri Lucia merupakan half blood? Jika benar, kali ini bukan hanya kau yang hancur, kita semua juga akan hancur."

"Aku tahu."

"Salah satu caranya, jangan sampai Putri Lucia dan Alpha Orlan bersama. Jika mereka berdua menikah, kau bisa membayangkan, apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang."






My Mate is a Vampire Princess
***********************************
07April2020

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

What If We? بواسطة floè

خيال (فانتازيا)

2.4M 173K 49
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
1.3M 131K 49
Di novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketena...
2.6M 188K 64
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
7.6K 924 25
[MELARIKAN DIRI KE JEPANG MEMBUATKU TERLIBAT SKANDAL KENCAN DENGAN SEORANG ANGGOTA BAND TERKENAL] Dulu, sendirian terasa menyenangkan. Dan kini, sesu...