My Popular Husband [SUDAH TER...

By dealisius

13.5M 524K 55.4K

DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT CERITA INI YA. KALO YG CAKEP..... YA TETEP GA BOLEH ANJIR! FOLLOW DULU SEBELUM... More

PROLOG ✔️
RAGADERA 1✔️
RAGADERA 2✔️
RAGADERA 3 ✔
RAGADERA 4 ✔
RAGADERA 5 ✔
RAGADERA 6 ✔
RAGADERA 7 ✔
RAGADERA 8 ✔
RAGADERA 9 ✔
RAGADERA 10 ✔
RAGADERA 11 ✔
RAGADERA 12 ✔
RAGADERA 13 ✔
RAGADERA 14✔
RAGADERA 15 ✔
RAGADERA 16
RAGADERA 17
RAGADERA 18
RAGADERA 19
RAGADERA 20
RAGADERA 21
RAGADERA 22
RAGADERA 23
RAGADERA 24
RAGADERA 25
RAGADERA 26
RAGADERA 27
RAGADERA 28
RAGADERA 29
RAGADERA 30
RAGADERA 31
RAGADERA 32
RAGADERA 33
RAGADERA 34
RAGADERA 35
RAGADERA 36
RAGADERA 37
RAGADERA 38
RAGADERA 39
VOTE SEQUEL
Extra Part
PLAGIATOR!
QnA MPH
SEKEDAR INFO DAN CUAP CUAP
OPEN GROUP CHAT 2
Update Sequel dan Info Terbit

RAGADERA 40

246K 9K 2.9K
By dealisius

Buat pembaca baru, selamat datang di dunia ragadera wkwk

Sesuai kata aku kemarin, usahain part ini 4k komen. Bersatu buat spam ya disetiap paragraf. Jangan lupa banjiri komen pokoknya❤

Absen username dulu yuk, siapa yang lagi mau baca ini

Jangan lupa tekan bintang sebelum reading, and happy reading💛

***

Jarak; ruang yang memisahkan dua manusia yang saling mencintai.

***

Raga menggebrak meja dikantin yang duduki sahabatnya, hingga membuat anak-anak The TENAR yang lain terlonjak kaget. Raga datang bersama dengan Arnold, karena semalam ia menginap di rumah Arnold. Berhubung hari ini, kelas XII mendapatkan free class, anak-anak The TENAR pun menggunakan waktunya untuk berkumpul di kantin.

"Bangsat lo ya, gue kaget," sungut Arnold. "Emang, temen sialan."

"Kenapa lo?," tanya Ezra.

"Kalian tau ngga!-"

"NGGA!" ucap The TENAR kompak sambil teriak, dan kini Raga yang tersentak kebelakang karena kaget. "Sialan lo pada."

"Mampus! Itu yang kita rasain tadi, waktu lo gebrak meja." ucap Navin. Sedetik kemudian, ekspresi Raga terlihat sendu.

"Serius gue mau cerita. Dera mau ngambil beasiswa buat kuliah di luar negeri-"

"Wah, bagus dong. Ngga nyangka ya, bini lo pinter juga."

"Bagus pala lo! Masa iya, dia mau ninggalin gue. Dan parahnya lagi nih ya, dia berangkat hari ini, tapi dia baru ngasih tau gue semalem."

"Lo udah coba buat bujuk dia, supaya dia ngga ambil beasiswa itu?"

"Belom."

"GOBLOK!" ucap The TENAR kompak lagi. Raga yang kaget, hanya bisa mengelus dadanya sabar.

"Harusnya, lo coba bujuk dia dong. Mana Raga yang gue kenal? Raga yang punya sejuta kata-kata manis buat bujuk orang. Kok sekarang lo jadi bego karna Dera sih?." ucap Arnold.

"Dia berangkat jam berapa?" tanya Tito.

"Nih, barusan nyokap gue sms, dan katanya dia berangkat jam 11.00 an."

"Masih ada waktu buat lo mikir, apakah lo harus pertahanin atau ngga. Gue sebagai sahabat cuma bisa bilang, ambil keputusan terbaik dan jangan sampe keputusan itu bikin lo nyesel di suatu saat nanti."

Raga hanya mampu terdiam mencerna setiap kalimat yang Ezra ucapkan. Ezra bernasib sama seperti dirinya, tapi kenapa kisah Raga lebih rumit? Selama ini, Raga tidak pernah mendengar Ezra mengeluh soal Vina, seolah hubungan mereka selalu berjalan mulus dan selalu sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Raga melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Masih ada waktu tiga jam untuk Raga memikirkan semuanya. Raga memutuska untuk mengajak teman-temannya pergi ke rooftop, karena ia sedang butuh suasana yang sedikit lebih tenang. Raga memutar hp nya sambil memikirkan semua masalah hidupnya dan mencoba untuk menemukan solusinya.

Raga berpikir, jika Dera saja tidak mau mempertahankan hubungannya dan memilih untuk pergi, lalu apa gunanya Raga berjuang dan mempertahankan? Karena Raga tau, apapun yang ia lakukan, itu tidak akan bisa mengubah keputusan Dera untuk pergi. Mungkin memang lebih baik Dera pergi. Dan mungkin ini waktu yang tepat untuk mereka berdua mengintropeksi diri, apa yang kurang dari mereka sehingga mereka tak mampu bersama.

Tapi, yang jadi pertanyaannya adalah, apakah Raga sanggup berjauhan dengan Dera? Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang, Dera memilih pergi disaat mereka sudah saling mencintai? Kenapa Dera tidak pergi sebelum mereka sama-sama mencintai? Karena jika Dera pergi sebelum mereka saling mencintai, setidaknya Raga tidak akan sesakit ini dan segalau ini. Apa sesingkat itukah waktu kebahagiaan dirinya dengan Dera? batin Raga.

"Lo masih mikirin Dera?" tanya Arnold yanh langsung dibalas anggukan oleh Raga.

"Susul dia!" ucap Tito yang sontak membuat Raga menoleh ke arah Tito.

"Ngapain? Dia juga udah milih pergi kok. Jadi, yaudah biarin dia pergi."

"Dih, kok ngapain sih!? Ya lo harus tahan dia. Segampang itu lo biarin dia pergi setelah lo ngerasain bahagia sama dia? Emang lo rela? Emang setengah hati lo rela ditinggal sama setengah hatinya Dera? Kenapa lo diem? Karena lo ngga rela kan?" ucap Tito yang mulai kesal dengan tingkah Raga. "Kalo dia tetep milih buat pergi?"

"Itu urusan nanti, yang penting lo udah berusaha buat nahan dia." ucap Navin.

"Yaudah, gue coba."

"Lo mau coba, tapi lo masih duduk disini. Susulin ke bandara bego, terus bujuk dia. Ini udah mau jam sebelas. Astaga, temen gue tololnya natural banget." geram Ezra.
Raga langsung bangkit dari duduknya. Ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Ia berjalan ke belakang sekolah, namun langkahnya tiba-tiba berhenti. Raga menepuk dahinya, ia lupa jika tadi ia berangkat menggunakan motor Arnold, sedangkan motornya ia tinggal di rumah Arnold. Raga pun kembali berlari menuju rooftop.

"Kenapa? Kunci motor?" tanya Arnold sambil tertawa.

"Bangsat emang, gue lupa kalo gue berangkat sama lo. Lo juga, bukannya ngingetin."

"Nih. Awas ya, bleki gue jangan sampe lecet." Raga hanya menjawab dengan mengacungkan ibu jarinya. Raga mengandarai motornya dengan kecepatan tinggi. Dia beberapa kali membunyikan klakson, karena kendaraan didepannya berjalan dengan lambat.

***

Dera menyeret kopernya. Wajahnya lesu seolah tak bersemangat. Namun, ia tetap memaksakan tersenyum di depan bunda dan mamanya. Sejak tadi, Dera berharap banyak akan kedatangan Raga. Namun, laki-laki itu seolah hilang ditelan bumi. Sejak semalam, Raga pergi dan belum juga kembali. Makanya hari ini ia hanya diantar oleh bunda dan mamanya, karena Daren sekolah dan ia juga tidak bisa ikut mengantar ke bandara. Setelah acara berpelukannya, Dera melambaikan tangannya ke arah bunda dan mama sebagai salam perpisahan. Ia menarik kopernya.

"Dera!" Dera memutar tubuhnya untuk melihat siapa orang yang memanggilnya. Tubuhnya mematung di tempat. Raga. Ya, orang yang saat ini berdiri di depan Dera dengan jarak yang lumayan jauh. Rasanya Dera ingin berlari dan memeluk Raga dengan erat sebelum ia benar-benar pergi.

Raga berjalan menghampiri Dera. Dia menatap manik mata Dera, sambil memegang tangan Dera yang ingin menyeret kopernya untuk memasuki kabin pesawat. Raga masih terus berharap, karena ia tau masih ada secuil harapan dari sorot mata Dera.
"Lo yakin mau tetep pergi? Baru aja gue ngerasain rasanya saling memiliki dan saling mencintai. Terus lo anggep apa kebersamaan kita selama ini? Lagian, lo kan bisa dapetin beasiswa disini, tapi kenapa lo milih buat keluar negeri."

"Maaf."

"Kalo dengan nerima kata maaf lo, bisa bikin lo ngga jadi pergi, gue akan terima kata maaf lo."

"Ga, gue nyesel udah nerima lo, karena lo ngga bisa dukung gue seutuhnya." tanpa sadar, Dera sudah mengucapkan kalimat yang membuat hati Raga hancur.

"Jadi sekarang lo nyesel? Lo nyesel udah nerima gue seutuhnya? Lo nyesel udah ngerakit kebahagiaan sama gue, yang bahkan kebahagiaan itu belom sempurna!?" tanya Raga dengan suara paraunya.

"Iya, gue nyesel." gue nyesel udah nyakitin hati gue sendiri, dengan ngomong kayak gini sama lo. Lanjut Dera dalam hati. Sekarang, perasaannya benar-benar hancur. Entah harus mengumpulkan berapa kepingan, agar hatinya kembali utuh.

"Gue tau, gue emang play boy. Tapi, gue berani sumpah, sekarang dihati gue cuma ada nama lo, Der. Plis, gue mohon, lo jangan pergi ya." ucap Raga sambil menjambak rambutnya sendiri, saking frustasinya.

"Maaf, gue ngga bisa. Gue bakal tetep pergi, buat lanjut kuliah."

"Oke, silahkan pergi! Lupain kalo kita pernah ketawa bareng. Lupain semua kata-kata manis yang pernah gue ucapin. Dan satu lagi, lupain bahwa gue pernah mohon mohon sama lo buat tetep bertahan, karena semua itu cuma bulshit. Gue ngga pernah beneran cinta sama lo. Lo itu, cumpa pelampiasan."

Dera yang sudah tidak kuat berhadapan Raga, memilih untuk segera masuk kedalam pesawat. Dera duduk disamping bule, dan sepertinya ia adalah seorang tourist. Dera membuka tas selempangnya, tapi ia tak bisa menemukan buku diary nya disana. Dera pun mulai panik. Padahal seingat Dera, ia sudah memasukkannya kedalam tas ini semalam. Dera pun mencoba bertanya ke orang di sebelahnya.

"Excuse me, do you see my book?"

"No. But if need some book, I have two."

"No, thanks. I just need my book." ucap Dera.

"Duh, masa iya buku diary gue ketinggalan? Nanti kalo Raga baca gimana? Aduh, lagian gue bego banget sih. Aturan semalem gue cek lagi." gumam Dera frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. "Are you okay?"

"Yes, i'm fine." ucap Dera sambil memaksakan senyumannya.

***

Dera masuk kedalam unit apartemennya, yang sudah di pesankan oleh ayahnya. Untuk sementara, ia akan tinggal disitu, sebelum ia resmi masuk kuliah dan tinggal di asrama. Dera membuka kopernya, dan menata barang-barangnya. Dera sengaja hanya membawa sedikit baju, agar boneka pemberian Raga bisa masuk ke dalam kopernya. Dera juga sempat menyemprotkan parfum Raga ke boneka itu. Dera menaruh boneka itu disamping bantalnya, dan menaruh sebuah kotak musik diatas nakasnya.
Dera juga membawa bingkai yang isinya foto Dera dan Raga. Sebisa mungkin, semua kenangannya dengan Raga, ia bawa bersamanya. Setelah memberes-bereskan barangnya, Dera bergegas untuk membersihkan badannya. Lalu, ia pergi ke minimarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Saat kembali dari berbelanja, ia disapa oleh salah satu tetangganya yang tinggal di samping unit Dera. "Kamu baru ya disini?"

"Iya. Eh, kamu bisa bahasa Indonesia? Kok tau kalo aku dari Indonesia."

"Ngeliat makanan kamu, yang ada logo halal nya bikin aku berpikir, kalo kamu orang Indonesia, dan ternyata bener. Oh iya, aku Sean."

"Dera." Dera menerima uluran tangan Sean. "Disini kuliah atau kerja?"

"Kuliah, dan lebih tepatnya sih mengejar beasiswa."

"Waw, kamu pinter juga ya. Aku juga kuliah, tapi bukan beasiswa. Yaudah, aku buru-buru nih, semoga kamu bisa nyaman tinggal disini. Berhubung aku teman pertama kamu, kamu bisa hubungin aku kalo ada apa-apa. Boleh aku minta nomer kamu?"

"Ehm-"

"Kenapa? Kamu ragu sama orang asing ya?"

"Ngga kok." ucap Dera sambil menerima hp yang disodorkan oleh Sean.
Dera masuk ke dalam kamarnya, lalu ia iseng membuka instagramnya, dan ternyata Raga baru saja memposting sebuah foto. Akhirnya, Dera ikutan memposting sebuah foto dengan caption 'Pada akhirnya, pergi adalah jalan terbaik.'

Setelah berkutat dengan ponselnya, Dera memilih untuk menyibukkan dirinya dengan belajar. Mungkin itu adalah cara yang paling efektif agar Dera tidak selalu teringat dengan Raga. Dera adalah orang paling labil di dunia ini, karena ia ingin melupakan sosok Raga, tapi ia membawa semua kenangannya bersama. Itu artinya, ia tidak benar-benar berniat untuk melupakan sosok Raga. Lagian, bagaimana ia bisa melupakan, jika wajah Raga sudah permanen didalam pikirannya.

"Ayo Dera, semangat. Lo pasti bisa ngelewatin ini semua." ucap Dera menyemangati dirinya sendiri. Tiba-tiba, sebuah notifikasi instagram masuk ke hp nya. Ternyata itu adalah DM dari vina.

Revinaa_
Der, lo utang banyak penjelasan sama gue.
Apa-apaan lo, keluar negeri tapi ngga bilang-bilang sama gue:(
Gue juga mau ikut anter lo ke bandara, terus gue mau meluk lo sebagai salam perpisahan
Lo jahat banget sih:(

Aderaluna
Gua ngga maksud begitu. Gue pengen bilang, tapi gue takut ganggu kebahagiaan lo sama Ezra.
Gue bakal cerita semuanya, tapi ngga sekarang.
Gue masih pangen menata hati dan kehidupan gue di lingkungan baru:(
Makasih ya, lo selalu ada buat gue:)

Revinaa_
Yaudah kalo emang lo belom siap buat cerita.
Take care ya disana. Sering-sering kabarin gue ya wkwk

***

Ayo bersatu buat spam di part ini, sampe tembus 4k komen buat lanjottt. Pasti readers pendatang baru, pensaran kan. Buat yang lagi baca ulang, gaboleh spoiler yaaa xixixi.

Spam komen next yuk, biar ngga jadi siders<3

Spam komen RAGADERA biar kalian inget terus sama merek

Spam yellow love yuk 💛
[Spam disini aja, biar raga tau seberapa cinta kalian sama mph]

A/n dera; yang mau hujat aku, disini aja ya😔💔

Jangan lupa untuk follow akun Ig

dealisius • the.tenar • ragagideon • aderaluna

Supaya kalian tau info update dan spoiler spoiler ceritanya.

Salam sayang,
—dey, Buna negara of Dreagel, Braspati, dan The Tenar.

Note; Jangan lupa nabung untuk peluk mereka versi buku di buku di momentous publisher ya. #nabunguntukMPH cukup sisihin 3ribu perhari sampe 3 bulan dan di bulan november nanti, kalian udah bisa dapet paket komplit. Jangan sampe keabisan❤ untuk info terbit selanjutnya akan di posting di instagram dealisius dan momentous.publisher.

[Raga Gideon]

[Navin Narendra]

[Arnold Algara]




[Ezra Zetama]

[Tito Algantara]

Continue Reading

You'll Also Like

7M 286K 78
Nah ini nih kisah Kinara perempuan yang sangat cantik, baik, dan ceria tentunya. Yogi adalah Most wanted SMA Karta Wijaya yang selalu membuat heboh...
7M 596K 47
[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀] ❗𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐍𝐄𝐑𝐈𝐌𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓 𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐁𝐄𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐀𝐏𝐀𝐏𝐔𝐍❗ "Gue mau ngomong sama...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.8K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
439K 30.6K 56
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sequel: DESTINY Judul pertama(DANIEL) Diganti jadi (KANAYA) Rank: #-1 Acak [01-05-2021] #-1 Smk [03-05-2021] ***...