For Tomorrow || Beomgyu

By seesawrendipity_

10.4K 654 35

[ON GOING] Kau mencintaiku, begitupun diriku. Mungkin caraku ini salah, ah memang salah. Aku hanya ingin kau... More

Him, Different.
Help
Together
Love, Hate.
Try
Lover

GyuJi

979 68 17
By seesawrendipity_

Sudah pukul 10PM

"Beomgyu." Panggil Jiyoo pelan, saat ini mereka berdua tengah duduk berteduh di sebuah persimpangan toko yang sudah tutup, setelah insiden jadian tadi, hujan turun menyertai mereka, pelukan hangat pun berubah jadi hawa dingin.

"Hum." Respon Beomgyu menoleh.

"Lima jam lagi kau akan pergi." Ucap Jiyoo tanpa menatap kearah kekasihnya ini. Jiyoo memang tengah menyandar dibahu Beomgyu.

"Apa kau ikut denganku saja?" Tukas Beomgyu sedikit bergerak membuat Jiyoo bangun dari sandarannya dan menatap Beomgyu penuh tanya.

"Aku sedang sekolah, orangtua ku bagaimana, aku akan apa di sana?"cerocos Jiyoo begitu menggemaskan bagi Beomgyu.

"Ya sudah kau tetap di sini, jaga diri juga hatinya ya."

"Harusnya itu untukmu." Keluh Jiyoo.

"Tenang saja." Tukas Beomgyu memegang tengkuk Jiyoo.

"Bagaimana jika aku rindu?"tanya Jiyoo membuat Beomgyu terdiam.

"Ingat wajahku, hubungi aku, kita mengobrol lama."

"Baiklah, akan ku lakukan."sela Jiyoo malah menjatuhkan diri ke pelukan Beomgyu. 

"Boleh aku membantumu?"tanya Beomgyu hati-hati, tangannya mengelus punggung Jiyoo iba.

"Membantu apa? Memang aku sedang ada masalah?" Tanya Jiyoo berlaga semua baik-baik saja.

"Saat kau menangis di perpustakaan, aku melihatmu di balik rak buku. Pasti kau sedang dalam masalah berat, sampai Hyemin pun tidak kau beritahu," kukuh Beomgyu melepas dekapan gadisnya ini.

Jiyoo menggeleng.

"Tidak ada masalah berat."

"Aku tidak mau pergi dengan situasi dirimu yang kesulitan. Ayo ceritakan saja padaku," tukas Beomgyu mengapitkan jemarinya dalam jemari Jiyoo.

"Lain waktu saja, aku sungguh tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Um, hujan sudah reda, ayo kembali ke kedai." Celoteh Jiyoo mendadak gugup.

Beomgyu tidak ingin percaya begitu saja, dirinya pun menuruti ajakan Jiyoo, mereka pun pergi meninggalkan tempat berteduh ini, berjalan menunduk karena ada gerimis menerpa.

"Berhenti dulu." Sahut Jiyoo yang berjalan di belakang gandengan Beomgyu.

"Ada apa?"

Jiyoo malah tersenyum lirih dan mendekati Beomgyu.

"Bisa kau peluk aku lagi?" Tanya Jiyoo  mendongak dengan mata berkedip-kedip karena rintik kecil air langit berjatuhan.

"Dengan senang hati." Ujar Beomgyu lalu melakukannya, dirinya pun memeluk bahkan mengangkat Jiyoo dan berputar di tengah gemercik air yang kembali membentuk hujan.

"Biar dunia dan hujan tau, kita sudah bersatu!" Teriak Beomgyu, Jiyoo sungguh terkejut dibuatnya. Beomgyu pun menurunkan Jiyoo.

"Sekarang kita segera ke rumahmu. Tidak baik berlama-lama di tengah hujan." Tutur Beomgyu lalu merangkul kekasihnya ini berjalan berdampingan untuk kembali ke kedai.

.
.




"Paman, maaf membuat paman menunggu lama. Tapi, bisakah paman antar aku ke rumah Jiyoo dulu."sahut Beomgyu setelah mereka sampai dan mendapati paman Jang tengah tidur di kursi dan meletakkan kepalanya di lipatan tangan yang tersinggah di atas meja.

"Tentu saja, ayo ayo."responnya setelah bangun dan mengumpulkan nyawa.

"Pakai jaket ini saja, agar tidak terlalu basah."ucap Beomgyu mengeluarkan jaket di tas kain yang Jiyoo bawa tadi. Beomgyu pun membantu Jiyoo melepas jaket basahnya dan memakaikan jaket kering itu, Jiyoo begitu gugup.

Kini, keduanya pun segera ke dalam mobil.   

"Ayo paman." Pinta Beomgyu setelah sudah duduk nyaman.

"Kau jangan aneh-aneh Beomgyu, sebaiknya antarkan aku pulang saja, setelah itu kau pulang, ganti pakaian dan istirahat, masih ada waktu untuk istirahat."celoteh Jiyoo sambil menggigil. Baru saja mau menjawab sambil ingin membawa Jiyoo kesandarannya, tapi Jiyoo menolak.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa."gelengnya dan melipat kedua tangannya untuk disembunyikan dari hawa dingin.

"Malu dengan paman Jang? Dasar. Paman, ini Jiyoo kekasihku."seru Beomgyu dan berucap pada paman Jang.

"Ooh kekasih, sungguh serasi."ujar paman Jang merespon baik.

"Tidak perlu gengsi begitu~ kau sudah sangat kedinginan itu, aduh."cerocos Beomgyu membawa Jiyoo dalam dekapannya secara paksa. Akhirnya Jiyoo pun mendekap prianya ini.

"Eh eh, ya ya aku tau, aku ini memang nyaman untuk dipeluk."ucap Beomgyu terkejut namun akhirnya malah membual.




.
.

Park home.

Tercetak timbul di pintu utama rumah yang begitu sederhana namun bersih dan membuat nyaman.

"Ini rumahku, maaf tidak seperti apa yang ada dalam ekspektasimu." Ujar Jiyoo lalu membuka pintu, karena saat pergi tadi, Jiyoo membawa kunci duplikat.

"Rumah ini indah dan nyaman. Untuk apa meminta maaf."celetuk Beomgyu meneliti beberapa penjuru.

"Menurutku tidak. Sudah ayo masuk."

"Aku tidak berbohong, Ji."ucap Beomgyu masih membahas.

"Aku akan membangunkan appa dan eomma."ujar Jiyoo tak menghiraukan Beomgyu. 





.
.
.

















Setelah satu jam lamanya mengobrol, minum teh, meminta Beomgyu berganti pakaian, sekarang Beomgyu harus berpamit, paman Jang juga sudah berapa kali membisik agar segera cepat-cepat.

"Bibi, paman, terima kasih telah mengizinkan aku untuk menjalin kasih dengan Jiyoo. Aku akan lama berada di Seoul, aku sangat menunggu bibi dan paman juga Jiyoo untuk datang ke sana, nanti beri kabar saja." Celoteh Beomgyu sebelum pergi.

"Sama-sama nak. Karena kalian saling mencintai, untuk apa ada larangan. Semoga kau sukses, kami akan selalu berdoa untukmu." Balas ibu Jiyoo.

"Terima kasih terima kasih. Jadi, apa bibi dan paman akan ikut mengantarkan keberangkatanku ke Seoul?" Tanya Beomgyu akhirnya.

"Kau sungguh nak?" Tanya ayah Jiyoo merasa tidak nyaman.

"Ya paman, aku sangat senang jika bibi dan paman mengantarkanku."

"Tapi kami-"

"Kenapa?" Tanya Beomgyu merasa heran.

"Eu, tidak. Kami akan ikut mengantarkanmu, pukul berapa nak?" Elak ayah Jiyoo.

"Pukul tiga dini hari. Baiklah, aku dan paman Jang permisi, terima kasih atas waktunya, annyeong." Tutup Beomgyu.

Orangtua Jiyoo tersenyum dan mengangguk, Jiyoo hanya diam saja. Memikirkan hal yang menguras pikirannya.

Beomgyu sudah memasuki mobil bersamaan dengan paman Jang. Setelah suara klakson terdengar, mobil melaju.

"Jiyoo.."

"Eomma dan appa tenang saja. Jiyoo ada ide," sergah Jiyoo akhirnya bersuara.







.

.

.











3AM KST

Beomgyu baru saja sampai di Bandara bersama paman Jang. Hanya dapat tidur dua jam saja,

"Jiyoo dan orangtuanya kenapa tidak ada tanda-tanda datang?" Tanya Beomgyu meneliti sekitar.

"Eum, Beomgyu-a.."

"Ya?"

"Sudah cek pesan group? Di sana PD-nim mengirim pesan berisi peraturan bagi artis dalam agensi kami, saat aku baca.."

"Aku tidak sempat, apa? Maaf, coba paman ceritakan~"

"Aku mengkap peraturan yang sangat penting. Seharusnya kau juga sudah tau mengenai ini, karena ini sudah menjadi perjanjian mutlak artis di agensi manapun, meskipun mungkin tidak semua agensi." Oceh paman Jang.

"Apa? Apa paman, aku menjadi penasaran," sela Beomgyu yang tengah sibuk mengirim pesan pada Jiyoo.

"Salah satu peraturannya yaitu... artis agensi kami dilarang menjalin kasih, cukup fokus pada pekerjaan, dunia keartisan dan agensi yang menaungi." Jelas paman Jang, seketika membuat Beomgyu membisu.
"Jika menetanng, terpaksa akan dikeluarkan dari agensi."

"Tapi, tapi paman- Jiyoo, aku dan Jiyoo baru saja memulainya." Ujar Beomgyu kalap.

"Ya aku tau, tapi peraturan sudah ada sejak agensi kami berdiri." Jelas paman Jang, "itu sebabnya aku sangat terkejut saat mendengar kau menjalin kasih dengan gadis itu."

"Paman.. aku tidak bisa menuruti peraturan itu, bagaimana?" Beomgyu dibuat kalut.

"Tapi karier mu baru akan dimulai. Sudah susah payah bekerja keras, melawan ribuan orang saat audisi, menjadi trainee . Apa tidak teringat pada perjuantrain itu?" Ujar paman Jang membuka hal yang membuat Beomgyu merasa menjadi orang tergigih.

"Ya aku ingat, aku akan terus mengingat hal itu. Tapi ini masalah perasaan paman, tidak mungkin aku memutuskan Jiyoo, itu hanya membuat Jiyoo sakit hati. Aku tidak ingin.."

"Aku paham. Keputusan ada di tanganmu." Ujar paman Jang memberi kebebasan pada Beomgyu.

"Beomgyu!" Panggilan dari Jiyoo, membuat Beomgyu semakin kalut.

"Jiyoo, ku kira kau tidak akan datang." Ucap Beomgyu memcoba santai.

"Maaf, jalanan macet."

"Iya nak, kami sungguh kesal dibuatnya." Tambah ibu Jiyoo.

"Ah tidak apa-apa. Maafkan aku telah menyulitkan. Woah, bibi dan paman keren sekali."

Syukurlah, untung saja aku bergerak cepat menghubungi Hyemin untuk meminjam pakaian orangtuanya, batin Jiyoo merasa senang sekaligus sedih.

"Terima kasih." Ujar ibu Jiyoo disertai tawa malu karena telah dipuji.

"Umm, keberangkatan duapuluh menit lagi, paman bibi aku ingin bicara dengan Jiyoo, bolehkah?"

"Ah tentu saja, silahkan." Jawab ayah Jiyoo.

"Paman dan bibi duduk saja dulu, paman tolong pesankan sesuatu untuk orangtua Jiyoo, ayo Jiyoo." Celoteh Beomgyu dan pergi membawa Jiyoo ke tempat lain.






.

.









"Jadi, hubungan kita akan berakhir?"

"Eu-"

"Aku bodoh, sudah tau peraturan artis selalu ada hal seperti itu," sela Jiyoo mulai dibuat menyesal.

"Tidak, ini masalah keadaan. Aku tidak akan memutuskanmu, dengar, aku tidak akan memutuskanmu, Jiyoo. Kita tetap bersatu, bersama, ya." Ujar Beomgyu memberi pengertian.

"Karier mu?"

"Karier ku akan dimulai dan berjalan, tapi aku akan mengorbankan hubungan kita, bolehkah?"

"Maksudmu?"

"Kita tetap menjalin hubungan tanpa ada yang mengetahui, cukup kedua orangtuamu dan paman Jang. Kumohon beritahu orangtuamu untuk tidak memberitahu siapapun bahwa kau ini kekasihku, kumohon Jiyoo,," pinta Beomgyu merasa ini tidak benar, "Kau merasa tidak nyaman ya? Aku tidak menghargai hubungan kita ini? Aku jahat padamu ya? Kau kecewa padaku?" Tanya Beomgyu merasa diamnya Jiyoo sekarang adalah bentuk kekecewaan.

"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kau minta." Jiyoo berujar hal diluar perkiraan Beomgyu.

"Ji? Sungguh..."

"Ya, anggap saja inj pengorbanan cinta."

"Terima kasih!" Beomgyu memeluk Jiyoo begitu erat, ada rasa bersalah karena pilihan ini merupakan pertimbangan terberat yang pernah Beomgyu lakukan.

"Beomgyu... berjanji padaku, bahwa dihatimu hanya akan ada aku." Pinta Jiyoo membalas pelukan kekasihnya ini.

"Pasti, pasti. Pegang janjiku." Ujar Beomgyu dan kini melepas pelukan, menggenggam tangan Jiyoo begitu erat dan mengecupnya berulang.
"Aku sangat mencintaimu, sangat." Ucap Beomgyu begitu tulus dari hati terdalamnya.

"Aku mencintaimu, sangat sangat!"

"Boleh aku menciummu?" Tanya Beomgyu mendekat.

Bagaimana bisa Jiyoo menolak. Pesona Beomgyu mengalahkan gengsinya.

Beomgyu mengecup bibir Jiyoo, membuat Jiyoo agak terkejut. Beomgyu memperdalam ciuman diantara mereka, membuat keduanya seakan ingin jujur, bahwa hubungan jarak jauh itu berat.

Suara pemberitahuan penerbangan membuat mereka melepas tautan yang memabukkan ini. Beomgyu dan Jiyoo pun saling beradu kening, melihat rasa berat hati untuk memulai hubungan berjarak kedepannya.

"I love you," ucap Beomgyu pelan.

Jiyoo tidak membalas dengan ucapan, melainkan memberi ciuman di pipi kanan Beomgyu.

"Jiyoo, jangan membuatku semakin berat meninggalkanmu," rengek Beomgyu.

"Apa kabar denganku? Aku akan sangat merindukanmu. Sukses untuk karier mu, tetap menjadi Beomgyu yang ku kenal, tetap bersekolah, terus berlatih, kau sangat keren. Aku sungguh mencintaimu.."

"Ahh kau manis sekali, sungguh hangat. Tidak salah aku mencintaimu. Kau juga harus semangat, kau pandai, sukses untuk dirimu. Kita akan terus bersama, walau jarak menjadi pemisah."

"Hum, iya." Angguk Jiyoo setengah yakin, entah kenapa.

"Jiyoo, aku mencintaimu. Jiyoo aku hanya milikmu, Jiyoo aku sangat menyayangimu, Jiyoo aku senang kau jadi milikku, Jiyoo kau hanya milikku!"

Detik itu pula, tangis Jiyoo menyeruak. Tidak disangka, Beomgyu memiliki rasa yang sama terhadap Jiyoo, bahkan mungkin lebih dari perasaan yang Jiyoo miliki.

"Saat kau di Seoul dalam waktu yang lama, jangan lupakan aku, berjanjilah.."

"Aku berjanji.." sela Beomgyu cepat. Kelingkingnya pun bergerak mengapit kelingking milik Jiyoo.
"Beomgyu untuk Jiyoo selamanya.."

Ya, selamanya, selamanya.. entahlah, ada keraguan dalam hatiku, tapi, aku yakin ucapanmu dan perasaanmu tulus, aku sungguh mencintaimu, Gyu.. batin Jiyoo menatap Beomgyu begitu dalam.

"Aku pun berjanji," timpal Jiyoo

".. kita untuk selamanya." Ucap Beomgyu dan Jiyoo bersamaan.

chu

Lagi, ciuman Beomgyu daratkan di area kesukaannya, bibir chery, tipis dan manis.

Mmph-

Beomgyu mengecupi yang lain, pipi, kening, hidung, puncak kepala, hingga terakhir leher- saat dirinya memeluk Jiyoo.

"Kau sungguh menyebalkan,"

"Yang membuatmu sebal tapi aku sangat menyukainya~" kekehnya.

"Beomgyu kau sekarang mesum,"

"Mesumnya hanya untuk, Choi Jiyoo."

"Eii, itu bukan margaku!"

"Tidak lama lagi akan menjadi margamu, I love you sayang~"

"Beomgyu cukup!"

"Aku ingin menciummu lagi!"

"Tidak! Pesawatmu akan terbang!!!"

"Ya sudah, aku ingin peluk saja."

Beomgyu pun memeluk Jiyoo begitu erat, Jiyoo yang memang tidak pernah diperlakukan seperti ini, bahkan dekat dengan pria saja tidak pernah, sampai seperti ini, hanya Beomgyu yang melakukannya, untuk pertama kalinya bagi Jiyoo.

Jiyoo pun membalas pelukan prianya ini, rasanya ingin menangis, tapi kembali ditahan karena sang kekasih harus pergi, jangan membuatnya berat untuk pergi.

"Jiyoo aku mencintaimu,"

"Aku mencintaimu, Gyu."

"Gyu?" Tanya Beomgyu masih setia memeluk.

"Panggilan kesayanganku untukmu, sudah lama panggilan itu aku simpan."

"Aku suka. Panggil aku Gyu mulai sekarang, aku juga akan memberimu panggilan kesayangan.."

"Baiklah, Gyuuu~ um, apa panggilan sayang untukku?"

"Yuji, jika disatukan jadi Gyuji, menggemaskan."

Mereka pun saling berhadapan, Jiyoo mengusap wajah Beomgyu lembut,

"Yuji? Terdengar seperti gunung fuji, haha, Yuji membalikkan namaku."

"Gyu juga terdengar seperti permen gummy. Ah lucu sekali."
























































TBC♡

Continue Reading

You'll Also Like

54.1K 7.3K 32
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
29.1K 4.8K 17
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...
57.3K 10.1K 29
kisah seorang jenderal yg di permalukan setelah kekalahan yg di alaminya. seorang jenderal agung pemimpin 300.000 pasukan di khianati hingga menyebab...
736K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...