Turn Off [OffGun]

By devonnestory

49.5K 4K 478

TAMAT "Aku memang telah pergi, tapi namaku akan selalu terukir dalam hati." . Cerita yang mungkin akan penuh... More

Prolog
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Epilog
Goodbye

Episode 6

2.3K 196 17
By devonnestory

Satu bulan telah berlalu begitu cepatnya. Off dan Gun masih bertahan, menjalani hubungan percintaan mereka yang penuh dengan kontroversi itu. Layaknya pasangan muda pada umumnya yang dilanda mabuk cinta, Off dan Gun pun begitu, selalu merasakan kasmaran di setiap hari mereka, enggan memperdulikan pandangan dan cibiran orang tentang hubungan spesial yang sedang mereka jalani. Tertutup, ya, Off maupun Gun menutup begitu rapat hubungan mereka, bukan karena takut dengan reaksi banyak orang, tapi karena keduanya yang memang enggan membagi kehidupan pribadi mereka untuk dijadikan konsumsi publik.

Pertengkaran kecil tentu mereka alami setelah tali cinta terikat kuat dalam hati mereka, namun keduanya bisa melalui itu dengan mudahnya, kembali memadu kasih, saling bercumbu, dan berpelukan hangat setelah percekcokan menghiasi hubungan mereka.

Seperti siang ini, setelah beberapa saat bertengkar kecil,  keduanya masih bergulung di dalam selimut, bertelanjang tanpa sehelai benang pun melekat pada tubuh mereka yang hanya ditutupi oleh sebuah selimut tebal saja--- kulit keduanya saling bersentuhan, meremangkan bulu-bulu halus pada tubuh mereka. Off memeluk Gun begitu rapat, enggan melepasnya. Si mungil hanya menurut saja sembari menyamankan kepalanya dalam dekapan si dominan yang baru saja menjajah tubuhnya, lelah namun ia sangat menikmatinya.

"Papii~ Gun sebentar lagi ulang tahun." Ucap si mungil masih di dalam dekapan si jangkung

Off melirik Gun yang begitu terlihat nyaman di bawah sana. Mengecup gemas pipi memerah Gun, lalu menatap wajah manis tersebut.

"Lalu? Kau ingin kita merayakannya?" Tanya Off menanggapi ucapan Gun

Gun menatap mata sabit dengan sorot tajam memabukkan itu, lalu mengangguk lugu.

Ah, andai saja Gun tidak meringis kesakitan pada area belakangnya yang beberapa kali dalam waktu seharian ini Off gempur, mungkin si jangkung itu akan segera menjajahnya lagi, tapi karena dirinya tidak setega dan sekejam itu dengan tambatan hatinya, jadilah Off hanya menggeram gemas sembari mengeratkan pelukannya pada Gun saat melihat wajah polos menggoda yang sedang Gun tunjukan padanya itu.

"Hanya berdua?" Tanya Off lagi

Gun tersenyum malu, kemudian memukul dada Off cukup keras

"Ya engga lah, Gun ingin merayakannya bersama yang lain juga. Gun ingin menyewa kafe untuk dijadikan acara pesta, bolehkan?" Oceh Gun menggambarkan keinginannya pada Off sekaligus meminta izin ke si pemilik hati

Off sebenarnya tidak ingin Gun menghamburkan uang hanya untuk merayakan ulang tahun, karena Off sudah hafal betul bagaimana tabiat seorang Gun Atthaphan yang selalu hidup glamor, boros, dan membuang uangnya tidak jelas arah tujuannya. Off yakin Gun akan merayakan pestanya itu secara besar-besaran, mengundang para wanita malam yang menjadi sahabat-sahabatnya itu. Belum dirayakan saja, Off sudah bisa memastikan jika Gun akan membuat pesta ulang tahun ala anak zaman sekarang dengan deretan minuman beralkohol sebagai menu utama, balutan baju-baju terbuka juga pasti akan terlihat seliweran di pesta itu. Off sangat tidak menyukai atmosfir tersebut, tapi berbanding terbalik dengan Gun yang sudah terbiasa dengan atmosfir tersebut.

Off menurunkan egonya, ia tidak bisa melarang Gun menyelenggarakan pesta, apalagi ini adalah perayaan ulang tahunnya yang sangat berharga setiap tahunnya. Mau tidak mau Off mengangguk, meskipun sedikit tidak ikhlas.

"Benarkah? Yeeeeee." Pekik Gun girang sangat jelas begitu bahagia dan itu membuat hati Off menghangat. Sekali pun ia sangat tidak menyukai kehidupan glamor Gun, namun kali ini biarlah Gun berbahagia dengan caranya sendiri, toh Off juga akan berada di pesta itu, mengawasi Gun untuk tidak melakukan hal yang sangat Off larang keras, yaitu mabuk
.
.
.

Akhirnya, Off tersenyum bangga dan mengembang ketika sutradara sekaligus sahabatnya, yaitu Eks mengumumkan jika hari ini adalah hari terakhir bagi Off syuting series terbarunya bersama Gun itu. Semuanya telah rampung, tinggal acara promosi dan mengumumkan waktu series itu kapan akan ditayangkan saja. Setelah syuting yang menguras waktu itu selesai, tandanya Off akan memiliki banyak waktu luang untuk beristirahat dan bercengkrama bersama keluarga, kerabat, serta kekasih hatinya, tentunya Gun juga akan mendapatkan waktu luang yang sama seperti dirinya.

"Off~"

Si Oppa Thai mengangkat wajahnya, menatap seseorang yang baru saja memanggilnya.

"Hmm?"

"Kau sudah ke dokter?" Tanya wanita semampai berambut pendek dengan pakaian ketatnya. Duduk di samping Off yang masih asik dengan permainan di ponselnya

"Phi, kapan kita syuting bersama Arm?"

Kwang mendengus, Off terus saja mengalihkan pembicaraan ketika dirinya dengan bertanya mengenai dokter dan rumah sakit. Selalu menghindar, dan itu justru semakin membuat Kwang khawatir.

"Off~" pekik Kwang kesal

Si jangkung menghela nafas beratnya, mematikan layar ponselnya, sedikit memberikan pijatan lembut pada pelapisnya yang mulai kembali berdenyut nyeri. Berat bagi Off menahan kondisi tubuhnya yang tidak kunjung membaik ini, justru sepertinya semakin memburuk, apalagi ia harus berusaha menutupi kondisinya ini dari Gun.

Off tidak ingin merusak kebahagiaan si mungilnya itu, apalagi sebentar lagi Gun akan merayakan ulang tahun, Off tidak mau Gun justru bersedih di hari lahirnya--- Melihat Off yang demam saja Gun akan menangis sepanjang hari, bahkan pikirannya sudah berpikir yang macam-macam, apalagi jika ia mengetahui kondisi Off yang sering mimisan dan mengalami sakit kepala hebat hampir setiap hari. Membayangkannya saja sudah membuat hati Off sakit dan merasa bersalah. Tidak, biarlah Off menutupi ini sebisa yang ia mampu, cukup Kwang saja yang mengetahuinya, tidak dengan yang lain termasuk keluarganya sendiri.

"Bisa tidak sih kau itu diam, kalau Gun tahu bagaimana? Aku akan memeriksanya, kau tenang saja." Cerocos Off dengan mimik kesal

Kwang tidak kalah kesalnya dengan Off, bagiamana tidak godok jika Off selalu bersikap baik-baik saja di depan orang lain, terutama Gun dalam kondisi buruk seperti ini. Ia bahkan terus saja membual kepada Kwang, sudah dari satu bulan lalu ia meminta Off untuk memeriksakan kondisinya itu, akan tetapi Off selalu menyepelekannya, tidak melakukan apa yang Kwang ucapkan. Si sipit itu bahkan terlalu sibuk dengan dunia barunya bersama Gun, melupakan segalanya, menutupi segalanya, agar semuanya terlihat baik dan bahagia. Penuh kepalsuan. Omel Kwang dalam hati.

"Aku akan memberitahu semuanya pada Gun jika kau tidak memeriksakan kondisimu hari ini." Ancam Kwang yang sudah tidak percaya lagi dengan ucapan Off, mungkin Gun adalah jalan satu-satunya agar Off mau memeriksakan kondisinya itu

"Phi~"

Kini Off yang merengek kesal pada Kwang, namun wanita imut itu tidak bergeming, masih menatap Off dengan tatapan mengancamnya.

"Aku serius Jum." Ucap Kwang tajam

"Ck, khap~ khap~ hari ini kita pergi." Ujar Off mengalah, menurut pad Kwang

Sesungguhnya Off sangat takut dengan hasilnya, maka dari itu ia terus menghindar dan menunda untuk memeriksakan kondisinya tersebut. Off sedang bahagia, menikmati cintanya dengan Gun, ia tidak ingin kondisi tubuhnya yang memburuk ini akan membuat kebahagiaannya hancur. Jika boleh memilih, Off tidak ingin mengetahui penyakit apa yang sedang ia idap sampai sering mimisan, pusing, dan banyak bercak biru keunguan di beberapa titik pada tubuhnya muncul seketika dengan sakit yang luar biasa, ketimbang harus tahu dan merusak segalanya.

Di saat Off tertunduk lesu, Kwang justru tersenyum tipis pada si jangkung itu, mengusap bahunya pelan. Kwang hanya ingin Off sembuh, apa pun yang sedang dideritanya, menyembuhkan sebelum parah itu jauh lebih baik, dari pada harus menunggunya semakin parah dan berujung fatal. Setidaknya saat Off tahu tentang kondisi tubuhnya, ia akan lebih memerhatikan pola makan dan hidupnya, ia juga bisa menganganinya dengan cepat.
.
.
.

Malam hari, Kwang dan Off pergi ke Samyan Mitrtown, menemui Arm dan beberapa staf GMM yang sudah menunggu mereka untuk syuting acara #ShareArm. Di sebuah kafe tempat berkumpulnya mereka semua juga rupanya muncul si mungil Nirin bersama Mel yang akan terlibat dalam syuting kali ini.

Seluruh orang sibuk dengan Nirin yang menggemaskan, mengabadikan momen menggemaskan balita itu yang akan semakin populer nantinya di sosial media.

"Dari mana kita mulai syuting?" Tanya Off setelah selesai make up. Karena acaranya santai, Off tidak perlu repot-repot berdandan begitu formal, ia bahkan memilih hanya mengenakan kemeja ungu dengan motif ala Hawaii. Sederhana namun tampan, itulah definisi seorang Off Jumpol

"Kita berjalan-jalan dulu saja, lalu kemudian menemui Nirin di sebuah toko pakaian bayi home Made" jelas Boytuan yang menjadi pengarah syuting kali ini

Off, Arm, dan Mel mengangguk paham. Off dan Arm berjalan bersama memulai syuting mereka, mengeksplor beberapa toko yang terdapat di Siam Paragon, sedangkan Mel membawa Nirin pergi ke lokasi syuting utama bersama Kwang dan beberapa staf GMM.

"Wah, kita ke sana Arm." Ajak Off ke sebuah toko aksesoris berlian bernama Mad Duck Jewelry, salah satu brand lokal Thailand

"Kau ingin membeli apa di sini?" Tanya Arm masih dalam mode akting untuk acaranya

Mereka terus berbincang di toko perhiasan tersebut, mengamati beberapa berlian, sembari meluncurkan guyonan-guyonan garing khas mereka.

"Kau akan membelinya untuk siapa?" Tanya Arm saat syuting diakhiri

Keduanya masih berada di Mad Duck, lebih tepatnya menunggu Off yang sedang memilah-milih cincin yang tersimpan indah dalam etalase.

"Gun." Jawab Off santai, tak ambil pusing dengan wajah terkejut yang Arm tunjukan

Arm adalah sahabat Off, ia juga dekat dengan Gun, namun meskipun begitu pria berkulit putih itu belum mengetahui jika Off dan Gun telah menjalin hubungan, dirinya hanya mengetahui jika Off dan Gun hanya saling dekat saja, tidak pernah memikirkan hal yang lebih. Kini semua pikiran itu sepertinya sirnah, Arm memicingkan matanya, menatap Off curiga.

Cincin adalah sebuah benda yang sakral, dan penuh dengan jutaan makna dan simbolis cinta. Wajar bukan jika Arm menaruh curiga jika si Jumpol ini telah melangkah jauh dengan Gun, apalagi Arm juga sudah mengetahui jika Mook dan Off telah berpisah, itu semakin membuat kecurigaan Arm menguat.

"Kau dan Gun sudah resmi?"

Arm menyenggol pelan lengan Off, berbisik pelan agar tidak ada yang mendengar.

Mendapati pertanyaan dari Arm, Off masih dengan wajah datarnya, matanya masih fokus mencari cincin yang pas untuk dijadikan kado ulang tahun Gun.

"Carikan aku cincin yang pas Arm, kau kan seleranya sama seperti Gun, pilihkan aku yang menggambarkan pria pendek itu."

Off tidak menjawab pertanyaan Arm, lebih memilih mengalihkan topik yang sedang Arm coba gali darinya tersebut.

Si putih hanya mencibir tanpa suara, lalu memfokuskan matanya untuk membantu Off mencari sebuah cincin yang pas dikenakan Gun.

"Cincin untuk apa, lamaran, menikah, atau apa?" Goda Arm pada Off

"Ck, hanya untuk kado bodoh." Cibir Off kasar, membuat Arm terkikik kecil

"Oh, hanya untuk kado, tapi kok harus cincin ya, padahal kan banyak benda lain yang lebih layak menjadi KADO." Sindir Arm lagi yang masih menggoda Off siapa tahu bisa memberinya sedikit pencerahan mengenai kecurigaan tentang hubungan antara Off dan Gun

"Aish, bawel sekali sih kau ini."

Off melengos pergi meninggalkan Arm, dan berjalan ke sebuah etalase yang berisi cincin ekslusif. Katanya sih yang Off baca pada tulisan di bawah etalase, jika cincin-cincin di dalam sana hanya ada satu, dan tidak akan diperoduksi dengan model yang sama lagi. Off tertarik, dan meminta seorang pegawai memilihkan sebuah cincin kekinian untuk ia beli.

Setelah hampir satu jam memilih, Off akhirnya berhasil menemukan sebuah cincin yang cantik dan elegan jika Gun kenakan nanti. Off langsung membelinya, menyimpannya di tas tangan yang ia bawa, senyuman simpul tercetak jelas di sana, membuat Arm kembali mencibir kelakuan Off yang seperti orang sedang kasmaran itu. Setelah selesai membeli cincin, Off kembali melanjutkan  syutingnya bersama Arm. Mereka bercengkrama dengan Nirin, membuatkan ratu cilik itu beberapa baju untuk ia kenakan sebagai agenda dari acara tersebut.
.
.
.

Lelux Hospital

Sehabis syuting, tepatnya pada pukul sepuluh malam, Kwang membawa Off ke sebuah rumah sakit di kawasan Nakhon, Bangkok. Ia sengaja membawa Off ke rumah sakit yang jauh dari pusat kota, sebenarnya bisa saja Kwang mengajak Off untuk pergi ke Bumrungrad International Hospital yang sangat dekat dengan Siam, namun Kwang memahami Off tentu saja--- rumah sakit itu terlalu populer di Thailand, bahkan jaraknya sangat dekat dengan kediaman Gun dan juga kantor GMM, besar kemungkinannya jika mereka akan bertemu dengan orang yang dikenal, berbeda jika mereka pergi ke Lelux yang jauh dari jangkauan orang-orang yang mengenal keduanya.

Off memakai masker, dan topi untuk menutupi identitasnya, meskipun jauh dari pusat kota, tetap saja ia adalah selebritis besar Thailand yang dengan mudahnya dikenali oleh banyak orang, jadi ia harus menyamar jika tidak ingin keesokan harinya gosip mengenai dirinya bertebaran di seluruh internet--- Apalagi ia bersama Kwang, bisa-bisa gosip lebih gila akan muncul tentang mereka.

"Off Jumpol Menghamili Manajer-nya sendiri"

"Kwang Periksa Kandungan, anaknya dengan Off?"

"Off Meminta Kwang menggugurkan kandungan di Rumah Sakit Terpencil Kota Bangkok."

Membayangkannya saja sudah membuatnya meringis ngeri. Bagaimana jika itu benar terjadi, beritanya sungguh-sungguh turun kepermukaan, iyuhhhh apa pasti teman-teman mereka akan meledek, dan pastinya Gun akan mencurigainya. Curiga tujuan tentang Off dan Kwang yang ke rumah sakit.

"Kenapa?" Tanya Kwang yang heran melihat wajah Off samar-samar terlihat mengerut

Wanita itu juga ikut menyamar, mengenakan kacamata hitam, dengan masker yang hanya menutupi mulutnya.

Off hanya menggeleng, mengubah kembali ekspresi wajahnya, lalu kembali melenggang pergi menuju ruang periksa.

Malam ini keadaan rumah sakit sangat sepi, mungkin karena ini juga sudah larut malam, hanya terlihat beberapa pasien rawat inap atau keluarga pasien mungkin yang berlalu lalang di sana, selain tentunya para staffnya rumah sakit. Malam ini juga untungnya Gun sedang berada di rumahnya, menemani Pim yang sedang tidak enak badan, jadilah Off sedikit lebih tenang, dan tidak mengkhawatirkan Gun akan curiga nantinya.

"Bagaimana hasilnya?"

Kwang berdiri dengan raut yang jelas begitu cemas saat Off menampakan raganya dari balik pintu ruang pemeriksaan.

"Tidak tahu." Jawab Off acuh menggesekkannya bahunya, lalu berjalan menuju left, Kwang mengekorinya dari belakang

"Offffff~"

"Hasilnya baru akan keluar dua Minggu lagi phi, berhenti kepo kenapa sih." Amuk Off dengan wajah kesalnya

Kwang benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman, semakin membuatnya takut, dan cemas. Susana hati Off sedang menurun, ia masih mengingat ketika dokter menghela nafas, menatapnya tajam dan intens seolah mengetahui sesuatu namun disembunyikan. Hanya hasil lab satu-satunya yang bisa memberitahu Off tentang kondisinya ini.

Mendapat kata-kata pedas dari Off, mulut Kwang membungkam. Wanita 30 tahun itu paham kenapa Off bersikap demikian padanya, tidak mudah bagi pria jangkung itu melalui semuanya, dan Kwang kini hanya memilih untuk diam, tidak ingin membuat Off semakin terbebani, dan enggan membuat pikiran sahabatnya itu semakin keruh. Kwang memeluk Off hangat, berjalan masuk ke left, dan keduanya diam, sampai Off berhenti di sebuah rumah Amerika Klasik yang menjadi tempat Kwang tinggal bersama keluarganya.

"Terima kasih Jum sudah mengantar. Hati-hati na jika kau butuh bantuan kumohon beritahu aku, jangan melakukannya seorang diri."

Off itu tipe manusia individual yang melakukan semaunya sebisa mungkin sendiri, tidak ingin merepotkan semua orang. Bagus sih, tapi ada kalanya karakter Off itu membuat para sahabatnya khawatir karena Off selalu memendamnya seorang diri, merasakan sakit sendiri, dan itu justru membuatnya mudah tertekan, sakit, serta depresi.

"Khap phi." Off tersenyum lembut pada Kwang, wajahnya sudah tidak sesedih sebelumnya

Kwang membalas senyuman itu, lalu membuka seatbelt kemudian berniat turun dari mobil Off.

"Phi tunggu." Cegah Off seketika membuat Kwang mengurungkan niatnya

Off menatap Kwang, menghembuskan nafasnya perlahan, sebelum berbicara pada sahabat dekatnya itu.

"Phi bisakah kau merahasiakan ini dari Gun, aku tidak ingin membuatnya khawatir?"

"Off tapi Gun harus tahu, kau tidak bisa menyembunyikan kondisimu darinya."

Kwang sangat ingin memberitahu Gun mengenai kesehatan Off yang sedang menerima ini. Gun adalah orang yang paling dekat dengan Off, bahkan mereka sering bersama-sama, tidur bersama, dan beraktivitas di luar dari pekerjaan bersama. Setidaknya pria mungil itu bisa merawat Off, mengingatkan Off untuk menjaga kondisinya. Kwang selama ini berdiam diri, karena sudah terlanjur berjanji pada Off, ia sudah terlalu hafal dengan sifat Off yang individual itu, dan enggan mencampuri permasalahan Off terlalu jauh, namun setelah dirinya terlalu sering memergoki Off mimisan, mengerang kesakitan bahkan sampai mencengkram tangan kecil Kwang begitu erat untuk menahan denyutan nyeri pada kepalanya, Kwang ingin ada orang yang bisa menjaga Off, tapi Off justru kekeh untuk menyembunyikan semuanya dari banyak orang sampai saat ini.

"Aku akan memberitahunya saat hasil lab-nya keluar." Jawab Off cepat membuyarkan lamunan Kwang tentang dirinya

Kwang tidak bisa berbuat banyak, memaksa pun tidak ada gunakanya, Kwang menghembuskan nafasnya, mengangguk pelan, lalu tersenyum simpul pada Off.

"Terserah padamu Off, aku hanya bisa menurut saja, toh itu adalah hakmu."

"Terima kasih phi."

"Kha, aku pamit ya."

Off mengangguk, lalu sedetik kemudian Kwang keluar dan berjalan masuk ke rumahnya.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

230K 23.9K 40
lakiĀ² bisu yg tak mendapat kasih sayang!
168K 8K 46
Bagaimana kehidupan brightwin setelah 2gether the series???? "Bolehkan sekali saja aku egois dalam mencintai..aku mencintai nya di saat dia sudah mem...
216K 18.3K 36
Berawal dari salah kirim video bokep, off jumpol menahan malu ketika seseorang yang ia kirimi video tersebut adalah adik dari sahabat karibnya di sek...