ANNA (SELESAI)

By sabrina1928

19.7M 1.4M 470K

Young adult romance (sudah terbit bisa beli bukunya di shopee : De gibadesta) #1 fiksi || "Mereka aneh, mere... More

Prolog
one : game
Cast
two : Bian time
Three : why?
four : who is she?
five : jealous
six : she is mine
Seven : Badmood
Eight : Play with Vito
Nine : i'm yours
Ten : Sargas wants me
Eleven : Kissmark
Twelve : Hurts
Thirteen : Bian wanna eats me
Fourteen : Mad
Fiveteen : Sargas or Bian?
Sixteen : Aggressive
Ngiklan
Seventeen : Possessive
Eighteen : sick
Nineteen : Explained
Trailer Anna
Twenty : what should i do?
Twenty 1 : He is Sargas
Twenty 2 : Let's start this game
Twenty 3 : his charm
Twenty 4 : Classmeeting
Twenty 5 : Make me crazy
Twenty 6 : Sargas is Mine
Twenty 7 : Problem
Twenty 8 : hide away
Twenty 9 : Talking about Ladeya
Thirty : she's coming
Thirty 1 : come clean
Thirty 2 : Bian coming
Thirty 4 : Make me crying
Thirty 5 : to forgive
Thirty 6 : Sargas and Anna
Thirty 7 : Bian and Anna
Thirty 8 : break?
Thirty 9 : HangOut
Fourty : Lie low
Fourty 1 : One day
Fourty 2 : unconcerned
Fourty 3 : Sadness
Fourty 4 : she's Sargas mother
Fourty 5 : Courage
Fourty 6 : An embrace of love
Fourty 7 : Pretending
Fourty 8 : in apartment
Fourty 9 : Sulk
Fifty : Leaving
Fifty 1 : Note
Segera Terbit
PO 5 APRIL 2022
Novel Anna (available)

Thirty 3 : Fiance

242K 21.5K 9.3K
By sabrina1928

Terkadang suatu hal yang kita anggap biasa saja justru luar biasa efeknya. Seperti saat ini, Bian mengatakan bahwa ia benar-benar mencintainya. Jadi permainan ini berawal dari Bian.

Lelaki itu yang memulainya, dan lelaki itu yang tidak bisa mengubahnya lalu berharap semuanya berpihak padanya. Anna menunduk merutuki nasibnya saat ini, kini cintanya berlabuh pada sosok yang dingin dan aneh. Aneh karna begitu banyak rahasia yang tidak diketahuinya, lelaki itu terlalu banyak teka-teki membuat Anna sulit menebaknya.

Namanya Sargas, dan sekarang berstatus sebagai kekasihnya. Dulu Anna takut sekali pada Sargas, sekarang dia malah sangat merindukannya. Seharian ini Sargas belum menghubunginya, tapi Anna tidak mau membuat lelaki itu terganggu dengan dirinya yang tiba-tiba menghubunginya.

Anna menatap pesan Sargas hanya di baca olehnya. Tak lama pesan masuk, tapi bukan dari Sargas.

Kak Vito :
Anna? Ada waktu ga hari ini?

Anna mengerjapkan matanya mencoba membaca pesan tersebut. Tumben sekali Vito mengirimnya pesan.

Kenapa, Kak? Aku lagi sendiri di rumah.

Tak lama setelah pesan di baca, Vito langsung menghubunginya. membuat Anna dengan sigap langsung mengangkat telponnya.

"Halo, Kak?"

"Gue kerumah lo ya. Siap-siap!"

"Ma-mau kemana, Kak? Aku-"

"Sargas lagi pergi."

Anna mengernyitkan dahinya.

"Maksud Kakak?"

"Gausah takut sama Sargas. Dia lagi ke bali sama ortunya ngurusin sesuatu. Nggak izin ya sama lo? Nggak keburu keknya, soalnya ada masalah gitu."

Anna menunduk, pantes Sargas tidak menghubunginya seharian ini.

"Tapi...aku lagi males—"

"Ok, gue OTW!" dan sambung terputus. Anna menghembuskan napasnya.

Rasanya ia harus sabar menghadapi Sargas. Karna lelaki itu orang sibuk dan juga banyak urusan bukan hanya mengurusi dirinya di sini. Jadi Anna harus memaklumi Sargas.

Anna dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kamar dan mencari baju yang cocok untuk dipakainya hari ini.

***

"Tunangan? Papa bilang tante Maya sakit—"

"Acara sudah di persiapkan. Kita tinggal memulai saja," ujar Anton menghiraukan ucapan Sargas. Sargas berdecih.

"Saya mau pulang—"

"Selangkah saja kamu keluar pintu, ayah pastikan kamu menyesal Sargas." Sargas terus melangkahkan kakinya sampai dua orang bodyguard ayahnya datang lalu menahannya.

"Lepas!" Ucap Sargas dengan nada rendah.

"Habisi dia kalau tidak mau menurut." Sargas menoleh ke ayahnya yang sudah melangkah pergi, sedangkan Sargas melepaskan diri dari dua lelaki berpakaian serba hitam itu. Sargas menghembuskan napasnya kasar.

Kini dua orang berpakaian hitam lagi datang, menghalangi pintu keluar membuat Sargas berdecih. Kedua orangtua yang sangat pemaksa. Dan dia tahu ini ulah siapa.

Ladeya. Gue akan buat hidup lo nggak akan tenang!

Sargas mempersiapkan dirinya, terpaksa harus melakukan ini. Ia ditipu oleh kedua orangtuanya yang mengatakan bahwa tante Maya sakit parah, dan Sargas tahu betul tante Maya, adik dari ayahnya yang sangat dekat dengannya. Mendengar itu Sargas tentu terkejut dan langsung mengiyakan ucapan sang ibu dan ayahnya.

Sayangnya semuanya omong kosong belaka. Semuanya sudah di Setting, dan saat ini ia masuk ke dalam jebakan kedua orangtuanya dan orangtua Ladeya.

Sargas menatap dirinya dalam cermin.

Lalu ia bangkit dari duduknya membuat sang make over bersuara.

"Tuan, belum—"

Sargas tak mempedulikannya dan sibuk melangkahkan kakinya sampai ke tempat Ladeya berada. Di dalam hanya ada sang make over dan gadis itu. Ladeya terkejut dengan kedatangan Sargas.

"Hm, kamu bisa keluar dulu." lalu perempuan itu meninggalkan Ladeya dan Sargas berdua saja.

"Hai calon tunangan!" panggil Ladeya tanpa rasa bersalah. Sargas menatap Ladeya begitu jijik dengan senyum itu.

"Maksud lo apa?"

"Lho? Aku nggak bermaksud apapun kok—"

"Lo masih kurang jelas dengan yang gue katakan kemarin. Gue udah punya cewek, dan gue juga udah bilang suruh lo ngomong semuanya ke orangtua lo—"

"Iya, aku udah bilang kok suruh di percepat pertunangannya. Di mana letak salahnya?" Sargas menatap gadis di depannya tidak percaya.

"Sinting!"

"Nggak usah gitu, Kak. Lama-lama kamu juga bakal luluh kok sama aku." ucapan percaya diri itu keluar dengan mulus dari mulut Ladeya membuat Sargas sudah tidak mengerti lagi dengan gadis bernama Ladeya ini.

"Yang ada gue bakal nyiksa lo."

"Aku tunggu!"

"Cewek bodoh, kayaknya emang nggak bakal ada cowok yang mau sama lo. Udah bodoh, nggak ada harga diri, licik, childish, lo pikir gue mau sama lo? Sampai mati gue najis."Sargas mengeluarkan segala sumpah serapahnya agar gadis itu sakit hati, dan yah Sargas menang untuk saat ini.

Ladeya sudah berkaca-kaca, namun sesegera mungkin ia mengambil tisu dan menghapusnya agar tidak merusak riasannya.

Lain dengan Sargas yang memandangi ponselnya. Ia ingin sekali menghubungi Anna, memberitahu soal ini, tapi tangannya sulit bertindak. Ia masih takut, takut Anna malah meninggalkannya.

Ia harap Vito tidak buka mulut, karna lelaki itu selalu tahu apa yang sedang di alaminya saat ini.

"Sialan, Vito."

***

Wah, mulut Vito mengatakan itu. Melihat tampilan sederhana dari Anna namun sungguh menarik perhatiannya.

"Siapa ini? Nggak kenal sumpah."

"Apa sih, Kak. Lebay banget," balas Anna seraya tertawa kecil. Lalu Vito mencolek pipi Anna.

"Pas sama Sargas lo makin cantik ya, Kitty. Makin bucin gue," Anna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran pada Vito. Lelaki itu terus melangkahkan kakinya mendahului Anna.

"Ayo, gue ajak lo jalan."

"Hm, aku...apa boleh?"

"Ya boleh lah! Siapa yang larang?"

"Kak—"

"Sargas lagi sibuk. Nggak bakal tahu ini." Anna menunduk lalu mengangguk.

Akhirnya keduanya masuk ke dalam mobil dan Vito mulai melancarkan aksinya dalam mobil.

"Lo tahu nggak soal Bian saat ini?" tanya Vito, Anna menggeleng.

"Keknya dia lagi deket sama Sara deh." Anna menoleh terkejut.

"Maksudnya apa?"

"Deket. Lo tahu arti deket kan? Soalnya gue liat snapgram Bian isinya foto Sara, keknya mereka berdua lagi main deh." Entahlah Anna merasa bingung.

Kemarin sore Bian datang dan mengungkapkan soal perasaannya. Dan keesokannya ia jalan bersama Sara. Sebenarnya apa mau lelaki itu?

"Kak Bian masih suka sama kak Sara ya?"

"Iya kayaknya."

"Kakak juga kan?" Vito menoleh.

"Cewek yang gue suka ada di samping gue btw," balas Vito membuat Anna tersentak. Lalu ia membuang mukanya.

"Hm, kita mau kemana, Kak?"

"Ke tempat yang bakal lo suka." Anna terdiam membiarkan Vito membawanya kemana.

Lama di perjalanan membuat mata Anna tertutup dan mulai merasakan dinginnya AC dalam mobilnya.

Sebuah tangan mengelus pipinya, dan Anna terkejut.

"Udah sampe, Kitty."

"Eh, hm...maaf, Kak."

"Iya, liat ke luar." mata Anna menurut dengan melihat keluar, dan matanya membelalak.

"Indah banget pemandangan."

"Ini di puncak."

"Hah? Kakak bawa aku ke puncak?" Vito mengangguk.

Anna langsung melepaskan seatbeltnya dan mulai menatap sekitar setelah keluar dari mobil. Vito tersenyum saat melihat Anna senang.

"Kenapa bagus banget pemandangannya?" tanya Anna saat Vito berada di sampingnya.

"Nggak ada yang lebih indah dari senyum Annaqilla." Anna menoleh terkejut.

"Kakak kenapa jadi bucin gini sih?"

"Haha! Gue juga nggak tahu anjir. Udah yuk ah, jalan-jalan, liat deh, Villa nya gede kan? Enak banget buat ena—"

"Kak Vito." suara Anna merendah merasa ucapan Vito mulai melantur.

"Haha, bercanda, Kitty. Kamu mah nggak asik!"

"Biarin. Hm, aku belum izin tahu sama Mama, lagian juga aku nggak bawa baju, Kak."

"Kan gue orkay, Na. Lo mah gak manfaatin banget jir." Anna tertawa mendengarnya.

"Jangan senyum!" Anna langsung mengubah rautnya.

"Kenapa?"

"Diabetes gue." lagi, Anna mengambil langkah memukul bahu Vito.

"Udah ayo, Kak! itu tebing ya kesana?"

"Iya menuju kisah cinta kita."

"Serah!"

Keduanya melangkahkan kakinya beriringan. Vito berani mengambil langkah ini sebab ia tahu soal Sargas saat ini. dan ia juga sudah menduga Sargas tidak mungkin membantah kedua orangtuanya.

Punya apa lelaki itu jika meninggalkan kedua orangtuanya hanya untuk gadis seperti Anna.

"Kak Vito bengong aja sih!"

"Lagi mikirin nanti malem gue, pake pengaman atau enggak usah ya?" Anna memukul bahu Vito gemas.

"Nggak usah nginep aja deh."

"Bercanda, Sayang. Lo mah ah!"

"Lagian serem." Vito mengangkat ponselnya.

"Mau difoto nggak?" Anna mengerjapkan matanya.

"Kak Vito mau fotoin?"

"Enggak mau gue dorong lo ke jurang."

"Serem."

"Buruan, lagian banyak nanya." Senyum Anna terukir saat mendengar ucapan Vito, lelaki itu begitu humoris, sama seperti Bian.

Anna berlari menuju jembatan dan mulai membelakangi Vito agar lelaki itu memfotonya dari belakang.


"Udah?" tanya Anna. Vito masih memandangi hasil fotonya, bahkan dari belakang, Anna sudah membuat hatinya berdetak tidak karuan.

Anna menoleh, dan saat itu Vito masih memandangi kameranya.

"Kak Vito!"

"Apa?"

"Udah selesai kenapa nggak bilang?" Vito melangkahkan kakinya mendekati Anna.

"Lupa." Anna memanyunkan bibirnya lalu mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Vito.

Setelah foto dan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Vito dan Anna memutuskan untuk makan berdua di saung yang sudah tersedia di sana.

"Laper kan?" Anna mengangguk. Lalu keduanya duduk. Banyak orang juga di sana yang bersinggah untuk makan, begitu pun Vito dan Anna saat ini.

"Anna, liat deh SG bian." Anna melihat jelas, foto Sara.


"Kak Sara pegang hapenya kan Bian yah?"

"Iya, lagi jalan-jalan kayaknya berdua."

Dalam hati Anna berucap, brengsek. Semua lelaki memang begitu.

Anna memakan makanannya saat datang, ia tidak peduli lagi pada Bian. Biarlah, toh dia sudah punya Sargas.

"Anna, lo tahu soal Sargas nggak?" tanya Vito.

Anna mendongak.

"Tentang apa?"

"Sargas di jodohin?" Anna mengangguk lalu kembali memakan makanannya.

"Lo kaget nggak?" Anna menghembuskan napasnya.

"Kaget, tapi...nggak juga sih. Toh kak Sargas kayaknya juga nggak mau di jodohin." Vito mengangguk seraya menyeruput es-nya.

"Kalo Sargas tunangan sama Ladeya gimana pendapat lo, Na?" Anna mengangkat bahu.

"Nggak mungkin lah." senyum Vito mengembang lalu menyodorkan ponselnya.

"Nih...coba liat." Anna mendongak melihat jelas siapa orang di salam foto tersebut. Sargas kan? Iya Sargas.

"Ini...editan kan, Kak?"

"Sargas ke Bali untuk acara ini." senyum Anna mengembang. Terkejut? Jelas. Sakit hati? Sangat.

Anna menelan salivanya dengan susah payah. Kemudian seseorang datang, menyapa dirinya dan Vito.

"kalian kesini juga?" dan saat menoleh sudah ada Sara dan lelaki di sampingnya.

"Lo sama Vito?" tanya Bian terkejut luar biasa.

Anna bangkit lalu pergi sedangkan Bian langsung mengejar.

Vito yang hendak mengejar Anna terdiam saat Bian mengambil langkah start terlebih dahulu. Vito sengaja melakukannya, kini ketiganya tengah mencoba menjatuhkan satu sama lain. Maka dari itu Vito melakukan itu.

Sara menoleh pada Vito.

"Vit—"

"Nggak usah ngomong sama gue." Sara terdiam.

Sialan.

...
TBC√

Hayo hayo, menurut kalian gimna selanjutnya?

Ada yang berubah tim?

Masih Sargas?

Masih Bian?

Masih Vito?

Sara?

anna?

Ladeya?

Atau tim nunggu takdir dari author? Haha.
4k komen guys
Ayo!

Laksanakan.

Ini vito

Ini Anna

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 125 12
"B-biya udah rusak, Ma." Ketika gadis dengan trauma mental dipertemukan dengan laki-laki yang tak di kenalnya di sebuah kamar villa dengan keadaan ta...
3.2M 85.6K 11
Hanya fiksi semata, ambil baiknya buang buruknya. Natasya Affrani (Natcha) tak pernah mengira takdir mempertemukannya dengan Arllen Atthala Naufal s...
1.4M 116K 37
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
134K 5.1K 46
Deon Arya Dewantara Cowok badboy yang hidupnya sangat rumit keluarganya, kisah cintanya. Setelah menemukan seseorang yang membuatnya benar-benar nya...