"Dalam persahabatan pasti akan ada masalah, seberapa besar masalahmu, selagi ada sahabat disampingmu, maka pecahkanlah bersama sama."
*****
Setelah kejadian kemarin, Ila menjadi pendiam di kelas, ia sama sekali tidak mendekati ketiga sahabatnya lagi, ia lebih suka menyendiri, bahkan saat pulang sekolah pun Ila pulang selalu bareng dengan pacarnya, dan tak peduli apa omongan teman-temannya di sekolah.
Sepulang sekolah, Ifah berjalan kaki sendirian, ia hendak pergi ke tempat biasa, mengerjakan tugas yaitu ke taman, Ifah berdiam diri, ia merasakan rasa sakit dalam hatinya, karena Ila yang kini berubah begitu drastis. Saat Ifah melamun lalu datanglah Yusuf menghampirinya, dan mengagetkan Ifah.
"Assalamu'alaikum Fah."
"Astaghfirullah, kamu yah, ngagetin aja, wa'alaikumussalam."
"Kamu ngapain disini, bengong gitu, sendirian lagih?"
"Eumm, enggak papa kok."
"Bohong banget, tumben gak bareng ketiga sahabatmu?"
"Enggak aja kok, mereka lagi pada sibuk."
"Ouhh gitu, kamu ada masalah ya dengan mereka?"
"Enggak."
"Cerita dong, jangan sedih kayak gitu Fah, nanti cantiknya ilang deh." gombal Yusuf
"Apaan sih, gak ada apa-apa kok."
"Beneran nih, gak mau cerita?"
"Iya bener, sana pergi, aku lagi mau sendiri."
"Ya udah aku pergi dulu dah."
Yusuf pergi meninggalkan Ifah yang masih berdiam di taman.
"Ya Allah, aku bingung dengan keadaan ku hari ini, masalahku begitu membuatku menjadi tak berdaya, membuatku seakan-akan tak bisa bangkit lagi, kuatkan aku ya robb, sekarang orang yang dulu sering bersamaku, orang yang selalu menyemangatiku, ia adalah salah satu sahabatku Khaila, dia membenciku ya robb, padahal aku cuman ingin ia bisa kembali lagi bersama kami, ya robb semoga Ila bisa sadar, dan kembali lagi bersama kami, aku yakin ya robb, di balik pemasalahan ini, akan ada hal yang indah, sabarkan lah aku ya Allah dalam menghadapinya." do'a Ifah di dalam hatinya.
*****
Setelah itu Ifah pulang ke rumahnya, ia masih tetap berwajah cemberut dan masih memikirkan Khaila, Ia berharap Ila bisa cepat-cepat sadar lagi, sesampai dirumah Ifah melihat kedua sahabatnya sedang menunggu di teras depan, mereka adalah Dila dan Nisa, lalu Ifah langsung lari menghampirinya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam, kamu kemana aja Fah? dari tadi di tungguin." Jawab mereka serempak.
"Tadi aku ke taman sebentar."
"Loh ngapain, kamu kok cemberut gitu?"tanya Dila.
"Iya bener, biasanya juga gak kayak gini, cerita dong?"sambung Nisa.
"Aku gak papa kok, cuman masih kepikiran sama sikap Ila."
"Alahh kamu ini Fah, dia tuh udah ngekhianatin kita, ngapain masih di pikirin." kata Nisa.
"Iya bener Fah, lagian dia juga gak mikirin kita kan, dia juga udah gak ngehubungin kita lagi."sambung Dila?
"Bukan gitu, tapi aku aneh aja, kenapa dia begitu bencinya sama aku :("kata Ifah.
"Sudahlah biarin aja, dia mungkin udah bosan sahabatan sama kita."kata Nisa.
"Tapi aku gak mau kita sampai pecah kaya gini Nis, bukan kita akan selalu bersama-sama sampai kapanpun, dan ini juga masalah bersama, jadi kita harus selesaikan bersama, aku gak mau cuman gara gara kesalah pahaman kayak gini, persahabatan kita sampai pecah, hikss." ucap Ifah murung.
"Iya Fah kami ngerti kok, sudah lah kamu jangan sedih lagi, apa yang kamu rasakan juga sama oleh kita rasakan Fah, kita sahabat kan? kita buktikan sama Ila, kalau kita gak akan menyerah mengajak nya lagi untuk bisa bersama kita."
"Bener tuh Nis aku setuju, dan kita harus saling mendoakan satu sama lain, aku yakin kita pasti bisa menghadapi masalah ini sama-sama, selagi kita masih bisa berusaha, dan jangan kita mundur gitu aja."
"Nahh bener tuh Dil, aku setuju sama kamu, lagian kamu kan umminya kami, masa sedih kayak gitu, hehe dan kamu juga pernah bilang dulu sama kami, seberapa besar masalahmu jangan katakan pada Allah bahwa kita punya masalah besar, tapi katakanlah pada masalah kalau kita punya Allah yang Maha Besar, dan setiap kesulitan pasti ada kemudahannya, selama kita gantungkan semuanya kepada Allah SWT, gitukan :)"
"Masyaa Allah Nisa, aku gak nyangka ternyata kamu masih ingat." ucap Ifah sambil tersenyum.
"Ya iya lah, Nisa gitu lohhh, hehehe."
"Terima kasih sahabat, kalian adalah sahabat terbaikku."
Mereka berpelukan bersama dan tertawa bersama, meski masalah menimpa mereka tapi mereka yakin ini adalah letak dari perjuangan persahabatan mereka dalam menghadapi rintangan agar tetap kokoh di jalannya Allah SWT.
*****
Keesokan harinya,
Saat jam istirahat Ifah, Nisa dan Dila tidak pergi ke kantin, karena mereka membawa bekal dari rumah. Setelah itu Nisa mengajak Ila yang hendak pergi keluar kelas.
"La sini! kita makan bareng-bareng, aku bawa makanan terlalu banyak."
"Enggak ah, aku mau ke kantin aja."
"Tapi Laaaa, tunggu!!" teriak Ifah mengejar Ila.
"Apaan lagi sih Fah, kamu mau ngapain ngikutin?"
"Kamu sudah salah paham sama aku La."
"Alahhh sudahlah, aku sudah gak percaya sama kamu."
"Please laaa, aku gak pernah nerima Yusuf jadi pacar aku."
"Hm, bodo amat, tapi yang jelas aku lihat kamu berduaan di pasar, mana mungkin gak ada hubungan apa-apa."
"Laaaa, percaya dong, Ifah sahabat kamu, kami juga sahabat kamu La, jangan egois."sambung Nisa.
"Sudahlah, aku gak percaya sama kalian, aku udah kecewa sama kamu Fah."
Pergi meninggalkan mereka bertiga, tetapi setelah beberapa langkah Ila jalan, Ifah berteriak.
"Laaaaaaaaa, aku yakin kamu pasti kembali lagi sama kami, dan kami gak pernah meminta persahabatan ini pecah kayak gini, kamu salah paham La, suatu saat kamu juga akan bersama lagi dengan kami."
Ifah pergi berlari meninggalkan Nisa dan Dila.
"Fah fah, tunggu kamu mau kemana?" berlari mengejarnya.
*****
Disisi lain, Yusuf , Odi dan Adam melihat kejadian itu.
"Heum jahat banget si Ila :( "gumam Yusuf
"Iya bener Suf." sambung Odi.
"Suf, emangnya lo nembak si Ifah?"tanya Adam.
"Enggak juga sih, cuman ngatain perasaan doang, kalau aku kagum sama dia."
"Lah tapi kok, Ila bilang jadian?"lanjut tanya Odi.
"Dia sudah salah paham, yang ada aku malah di ingetin sama si Ifah, lagian aku juga belum siap kalau jadi pacarnya."
"Oh gitu, iya juga sih, si Ifah juga gak mungkin pacaran."kata Adam.
"Kayaknya kamu harus ngejelasin deh sama si Ila, kalau si Ifah itu gak salah."sambung Odi.
"Bener tuh Suf, kamu gak kasihan, sama si Ifah?"
"Ya kasihan lah, ok nanti aku jelasin deh, kalau suasananya udah gak serumit ini."
"Okehh bagus Suf, baru itu idaman nya si Ifah."goda Adam.
"Idaman apanya?"
"Iya kan mau tanggung jawab atas kesalahannya, hahaha."
"Belum halal juga udah tanggung jawab gitu apalagi nanti ya, hahaha." lanjut Odi.
"Alahhh kalian ini bisa aja ya, hahaha."
Mereka tertawa bersama sama.
*****
#####
Ikuti terus kelanjutan ceritanya ya teman :) semoga kalian suka
So!jangan lupa follow,vote, and comment:) biar saya semakin semangat terus dalam menulis...
Syukron temen;)
####