I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

138K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

38

1.7K 151 3
By kimjinieya__

Sebelumnya~

"Aku tidak akan membiarkan rencana mereka berhasil! Seokjin hyung dan Dahyun Noona harus selalu bersama!" geramnya.

Kedua tangannya mengepal erat. Dia kesal dengan keempat orang ini yang sudah merencanakan sesuatu untuk sepasang kekasih itu. Setelahnya ia beranjak pergi dari ruangan sebelah ruang yang digunakan oleh Haejin dan kawan-kawannya. Dengan perasaan yang kesal.

💜
💜
💜
💜
💜
💜
💜

Di pagi buta, seorang namja bermarga Kang ini terbangun dengan suara alarm di ponselnya. Dia terbangun di jam yang di mana semua orang masih terlelap dengan mimpi indahnya. Berbeda dengan namja ini. Kang Chani.

Jam 3 pagi dini hari, ia harus bangun di pagi buta seperti ini karena harus menyelesaikan tugasnya yang belum ia lanjutkan. Sebelumnya ia tertidur di kamar karena ia sungguh lelah kemarin. Maka dari itu sebelum tidur dia memasang alarm di ponselnya. Guna untuk membangunkannya. Dengan malas ia menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang kusut itu. Setelah itu ia kembali ke meja belajarnya. Membuka buku pelajaran matematika, menyiapkan alat tulisnya dan segera mengerjakan tugasnya.

Selama mengerjakan tugasnya, ia tidak memperhatikan ponselnya yang sedari tadi berdering pertanda ada yang menghubunginya. Dia terlalu fokus dengan pekerjaan rumahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering lagi. Namun ponselnya berdering karena ada yang mengirimkan pesan.

Hi! You have one a message!
Hi! You have one a message!

Detik itu juga Chani menoleh ke arah ponselnya. Aneh. Kenapa di saat ada yang menghubunginya selalu saja tidak dengar tapi kalau bunyi deringan pesan ia pasti mendengarnya.

Aigooo.... Aneh sekali kan?

"Siapa yang memberiku pesan pagi buta begini?" tanya Chani heran.

Pesan itu dia buka. Ternyata pesan itu dari Eunha.

"Kenapa di jam segini dia belum tidur?"

Baek Eunha

Chani-ya...
Kenapa kau tidak menjawab telfonku?

Chani

Mian.
Tadi aku sedang cuci muka di kamar mandi.
Tapi kenapa kau belum tidur?

Baek Eunha

Aku tidak bisa tidur

Chani

Waeyo?

Baek Eunha

Mollayo...

Chani

Aku telfon kamu ya?

Baek Eunha

Geurae.

Chani segera menghubungi kekasihnya ini. Dia penasaran kenapa gadisnya ini tidak bisa tidur. Apa ada yang mengganggu fikirannya? Itulah yang ada di fikirannya saat ini.

"Yeoboseyo..." lirih Eunha di seberang sana.

"Hei! Kenapa suaramu seperti itu? Ada apa?"

"Seungjae Oppa, Chani-ya..." lirihnya lagi.

"Wae? Hyung wae geurae?"

"Dia...."

Kalimat Eunha terhenti di awal. Sontak kening Chani mengerut penuh tanya.

"Waeyo? Dia kenapa Eunha-ya?"

"Oppa..." jeda Eunha. Ia terdengar tengah menghela nafas kasar di seberang sana. Lalau melanjutkannya lagi. "Seungjae Oppa kecelakaan" lesunya.

"Mwo?! Bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang Chani-ya"

"Ada apa eoh? Jangan membuat aku penasaran chagi-ya"

"Mobilnya di tabrak truk dan saat ini dia koma..." lirihnya serak menahan tangisnya.

"Menangislah, aku akan menemanimu di sini"

"Hikss...."

Seketika Eunha menangis pilu. Dia begitu menyayangi kakak pertamanya itu. Jika kakaknya terluka maka dia juga ikut terluka. Entah kenapa di saat mendengar tangisan pilu dari kekasihnya membuat hatinya berdenyut sakit. Sehingga ia tidak fokus untuk mengerjakan tugasnya.

Selang 1 menit, tangisan Eunha mereda. Walau masih terdengar suara sesegukan di seberang sana. Chani menunggunya tenang.

"Chagi-ya" panggil Chani lembut.

"Hm..."

"Eotte? Sudah tenang?"

"Hm. Gomawo Chani-ya"

"Sekarang kau tidur. Masih ada waktu 2 jam lagi, gunakan tidur untuk sebentar"

"Arraseo"

"Jaljjayo chagi, saranghae"

"Jaljjayo, nado saranghae..."

"Hm"

Pip

Chani menghela nafas setelah mematikan ponselnya secara sepihak. Saat Eunha kekasihnya membicarakan tentang seorang kakak, tiba-tiba ia merindukan sosok kakak yang beberapa hari yang lalu tidak bertemu dengannya. Tapi dia meyakini kalau kakaknya tengah sibuk. Pada akhirnya ia melanjutkan tugasnya hingga pukul 5 pagi.

💜
💜
💜

Jam 5.30 pagi, Chani telah menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Untungnya dia bisa mengerjakannya dengan selesai. Setelah ia mandi dia bersiap-siap untuk menyiapkan buku pelajaran yang sesuai jadwal di hari rabu. Hari ini dia akan pulang sore karena dia harus mengikuti pelatihan terakhir dengan tim basketnya.

Setelah bersiap-siap, Chani keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Kim Ahjumma dan sang Ayah yang tengah membaca koran sembari menyesap kopi buatan Kim Ahjumma.

"Pagi Appa" sapa Chani.

"Pagi juga" balasnya tanpa memperhatikan Chani.

Chani mendudukkan dirinya di kursi makan di tempat biasa dia duduk. Kim Ahjumma terkejut saat ada presensi Tuan Mudanya di sana.

"Eoh! Tuan Muda Chani, selamat pagi"

Chani tersenyum menatapnya. "Pagi juga Ahjumma" balasnya.

"Chani-ya, apa kau nanti pulang terlambat?" tanya sang ayah tanpa mengalihkan atensinya dari koran yang ia baca.

Sang anak beralih menatap Sangwoo. "Ne Appa" jawabnya.

"Jam berapa?"

"Kalau tidak salah jam 6 sore, waeyo Appa?"

"Appa ingin mengajakmu dan Seonji ke sesuatu tempat. Kalau bisa kau pulang dulu, mandi lalu pergi"

Ia mengangkat alisnya penasaran. "Ke mana Appa?" tanyanya.

"Nanti kau juga akan tahu"

"Aisshh! Appa selalu saja begitu"

Sangwoo terkekeh melihat putra keduanya merengut seperti itu. Dia menutup korannya dan fokus menatap putranya. Ia tersenyum lembut.

"Appa mau mengajak kamu bertemu dengan Seokjin"

"Eott~"

"Apa yang baru saja Appa bilang?" sambar seorang gadis berseragam SMA itu.

Spontan keduanya menoleh ke arah sumber suara. Sangwoo sangat terkejut dengan adanya presensi putri semata wayangnya itu.

"Appa tadi bilang akan bertemu dengan Seokjin Oppa?" tanyanya terkejut.

Akhirnya Sangwoo menghela nafas pasrah di saat melihata tatapan keterkejutan dari sang anak.

"Iya sayang, Seokjin sudah kembali dari Amerika"

Seketika kedua manik mata Seonji membulat sempurna. Ia menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Kakaknya sudah kembali? Kapan? Kenapa Ayahmya tidak memberitahunya? Apa Chani Oppanya tahu mengenai hal ini?

Chani. Fikirannya tertuju pada kakak kedunya ini. Ia menoleh dengan cepat ke arah kakaknya ini.

"Oppa, apa kau tahu tentang hal ini?"

Chani terbungkam rapat. Seakan lidahnya kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan tiba-tiba dari adik perempuan semata wayangnya.

"Oppa jawab! Jangan diam saja!"

Habis sudah kesabaran seorang Kang Seonji. Ia menatap tajam ke arah Chani. Wajahnya sedikit berubah menjadi merah padam. Emosinya sedikit tak terkendali.

"Wae?! Wae joyonghae?! Jawab Oppa!!" bentak Seonji.

Mendengar teriakan dari arah dapur sang ibu Hyuna keluar dengan tergesa.

"Hei.. Hei.. Ada apa sayang? Kenapa berteriak seperti itu?" tanya Hyuna lembut sembari mendekati putrinya.

"Eomma diam di situ!" tegas Seonji.

Hyuna spontan menghentikan langkahnya. Ia terkejut, justru saaaangat terkejut melihat putrinya membentaknya.

"Aku yakin Eomma pasti tahu perihal ini!"

"Perihal apa sayang?" tanyanya selembut mungkin.

"Tidak perlu pura-pura tidak tahu Eomma" ia berbalik menatap Hyuna. "Eomma pasti tahu tentang Seokjin Oppa iyakan?!" tanyanya tegas.

Deg

Jantung Hyuna tersentak kaget. Manik matanya membulat. Mulut itu terbungkam rapat tak bisa mengeluarkan suara apapun.

"Eomma, Appa dan Chani Oppa sama saja! Kalian sudah menyembunyikan ini semua dariku! Kalian jahat!" teriaknya.

Setelah berteriak Seonji berlari menaikk tangga menuju kamarnya.

"Seonji-ya!" teriak Chani.

Ia juga ikut berlari mengerjar adiknya. Dia tidak ingin adiknya menangis dan membenci dirinya. Ia terus mengikutinya dan mendengar suara pintu tertutup dengan sangat kerasnya.

Blam

Chani juga mendengar suara pintu terkunci dari dalam. Ia mengetuk pintunya perlahan.

Tok

Tok

Tok

"Seonji-ya.... Dengarkan Oppa dulu... Oppa tidak bermaksud untuk menyembunyikan tentang Seokjin hyung darimu... Seonji-ya"

Tak ada jawaban dari sanga adik. Bisa ia dengar suara samar tangisan dari pemilik kamar ini. Bisa ia yakini adiknya tengah menangis saat ini. Chani terus berusaha mencoba membujuk adiknya yang sangat susah dibujuk ini.

"Seonji-ya... Mianhae. Oppa mengaku salah karena telah menyembunyikannya darimu. Ini semua permintaan dari Seokjin hyung, seharusnya Appa dan Eomma juga tidak tahu soal ini. Tapi karena mereka bertemu dengan Hanseol hyung, maka mereka tahu keberadaannya. Ayolah sayang... Jangan seperti ini... Oppa minta maaf, Seonji-ya..." lirih Chani.

"Tidak seharusnya Oppa diam dan menyembunyikan ini dariku... hiks... aku juga sangat ingin tahu tentang Seokjin Oppa... hiks... Aku sangat ingin bertemu dengannya Oppa..." lirih Seonji di balik pintu kamarnya.

"Buka pintunya dulu. Oppa ingin berbicara denganmu"

Klik

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Menampilkan wajah kacau sang adik dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Chani membawa adiknya ke dalam dekapannya. Dan detik itu juga ia menangis kembali di dalam pelukan kakaknya. Pelukan hangat dari sang kakak membuatnya menghangat. Tidak ada bedanya dengan pelukan hangat yang selalu diberikan oleh Seokjin. Seonji menangis semakin menjadi. Tangan Chani mengusap lembut punggung kecil adiknya ini.

"Oppa, aku ingin bertemu dengan Seokjin Oppa hiks..." lirih Seonji sesegukan.

"Oppa akan bertanya dengan Hanseol hyung"

Perkataan Chani di balas anggukan lesu di dekapan kakaknya ini.

"Sekarang kita turun ke bawah" dia melepas pelukannya dengan adiknya. "Uljimma. Matamu nanti akan bengkak" ujarnya lembut.

Seonji hanya mengangguk sebagai jawabannya. Ia kembali memeluk sang kakak.

"Hei! Kapan kita akan sarapan hm? Kita akan terlambat sekolah sayang"

"Biarkan! Aku ingin seperti ini sampai nanti" lesu Seonji.

Bukannya melonggar justru ia mengeratkan pelukannya pada Chani. Walaupun cairan bening itu sudah tak mengalir, sikap manjanya menguar begitu saja. Sehingga dia bisa bermanjaan dengan kakaknya sendiri. Tak lama sang ibu naik ke lantai atas untuk memanggil kedua anaknya.

Saat ia menatap interaksi kedua anaknya, ia tersenyum teduh. Betapa bahagiaya ia melihat mereka berbaikan seperti ini.

"Duo manja... Tolong jangan terlalu lama pelukannya" ledek Hyuna.

Kedua putra dan putrinya tersentak kaget mendengar ledekan dari sang ibu. Mereka menoleh ke arah ibunya. Chani tersenyum menatap ibunya, sedangkan Seonji memasang wajah cemberutnya ke arah Hyuna. Hyuna terkekeh melihat si bungsu merengut seperti itu.

"Kenapa cemberut seperti itu eoh?" tanya Hyuna lembut.

"Aku tidak manja Eomma!" kesal Seonji.

"Hahahaa... Iya sayang iya. Eomma tidak akan mengatakannya lagi. Sekarang kita sarapan"

Kedua kakak beradik ini mengangguk menyetujui perkataan sang ibu dan mereka segera beranjak melangkahkan kakinya menuju meja makan untuk sarapan bersama.

💜
💜
💜

Kegiatan perkuliahan di SNU tetap terus berjalan. Banyak mahasiswa/i yang tengah  bergurau satu sama lain dengan teman-teman mereka. Seperti yang di lakukan ketiga yeoja yang selalu membuat ulah dengan membully mahasiswi yang tidak sederajat dengan mereka. Bahkan mereka membullynya hingga mahasiswi itu keluar dari kampus.

Saat ini ketiga yeoja ini tengah duduk di taman kampus. Mengobrolkan sesuatu yang bisa dikatakan tidak penting bagi Seokjin dan keenam sahabatnya.

"Eh Haejin-a! Kamu tahu tidak, kemarin aku membeli tas seharga 350 Won. Bagus sekali kualitasnya" pamer Chaeyong.

"Eeyyyy... Lebih mahal tasku, Chaeyong-a. Tasku itu seharga 550 Won. Mahal tempat siapa kalau begitu?" ledek Haejin.

"Iya iya... Mahal tasmu. Aku mengalah saja" rengut Chaeyong.

"Kalian ini selalu saja memamerkan barang yang tak berguna. Pamerkan mobil atau motor yang harganya yang lebih mahal harga tas" sindir Bomi.

"Kalau itu kan aku sudah pernah memamerkannya pada kalian. Mana mungkin aku memamerkannya lagi" ujar Haejin.

"Baiklah, baik... Terserah kau saja" malas Bomi.

Saat mereka tengah bercengkrama di taman tersebut, tak sengaja mereka mendengar sebuah bisikan dari para mahasiswa yang baru saja mendudukan dirinya di kursi sebelah tempat mereka mengobrol. Haejin dan Bomi berinisiatif bertanya dengan salah satu namja di kursi sebelah mereka.

"Hei! Dari tadi aku dengar kalian sedang bisik-bisik sesuatu? Ada apa?" tanya Bomi.

"Aahh... Itu tadi di parkiran, kami melihat ada mobil sport mahal. Lalu orang yang ada di dalam mobil keluar. Ternyata dia seorang gadis, sepertinya dia mahasiswi pindahan. Perkiraan kami sih gadis itu sangat kaya" ujar salah satu namja tersebut.

"Eeyyy... Mana ada gadis yang lebih kaya dari Haejin? Pasti kalian salah lihat" ujar Chaeyong.

"Kalian tidak percaya?" tanya namja yang lainnya.

Ketiganya menggeleng tidak percaya. "Jelas-jelas di sini yang lebih kaya itu Haejin. Kenapa kau menyebut gadis baru itu kaya? Apa buktinya?" tanya Chaeyong tak percaya.

"Hanbin-a, coba kau tunjukkan foto tadi pada mereka" ujarnya.

"Foto mobil saja atau gadis tadi?" tanya namja yang bernama Cho Hanbin.

"Foto mobilnya saja, biar mereka lebih penasaran lagi" jawabnya.

"Chakkaman"

Namja bernama Hanbin itu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mencari foto mobil milik gadis tadi. Setelah itu ia menunjukkannya pada ketiga gadis yang tak percaya itu.

(Anggep aja itu di parkiran ya gaesss wkwkkk)

"Bukankah itu mobil Ferrari F60 America? Aku banyak tahu tentang merk mobil terkenal dan termahal di Korea" jelas Hanbin.

"Maldo andwae! Tidak mungkin dia memiliki mobil ini" geleng Haejin tak percaya.

"Kalau tidak percaya kau bisa melihatnya di parkiran" ujar namja teman Hanbin.

"Siapa nama gadis itu?" tanya Bomi.

"Mana aku tahu. Yang jelas dia gadis terkaya di kampus ini bahkan dia sangat seksi" ujar Hanbin.

"Aku tidak percaya itu! Aku akan melihatnya sendiri!" kesal Haejin.

Setelah mengucapkannya dengan kesal Haejin pergi begitu saja. Meninggalkan kedua sahabatnya yang meneriakkan namanya. Tidak mau di tinggal Haejin, keduanya mengejarnya.

Sesampainnya di parkiran, ketiga sepasang mata itu terbelalak. Benar yang di katakan oleh Hanbin. Mobil yang mereka lihat sangatlah mahal dibandingkan dengan mobil yang di miliki oleh Haejin. Mulut Haejin menganga tak percaya. Ia mendekati mobil tersebut. Begitu juga dengan kedua sahabatnya. Mereka terpukau dengan mobil itu. Namun tatapan mereka langsung teralihkan saat si pemilik mobil itu datang.

"Kenapa kalian menatap mobilku seperti itu?" tanyanya sarkas.

Ketiganya langsung tersentak kaget dan reflek menoleh ke belakang mereka.

Mereka mendapati gadis sang pemilik mobil itu berjalan mendekati mereka. Wajahnya tersirat akan penuh pertanyaan saat melihat ketiga yeoja yang tak ia kenal. Ketiganya terdiam melihat fashion yeoja yang di hadapannya ini. Tatapan mereka tidak lepas darinya.

"Wae? Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

Seketika lamunan mereka buyar. Ketiganya langsung salah tingkah saat di tatap dengan tatapan yang entah tatapan apa itu.

"Ah! Aniyo. Perkenalkan, namaku Lim Haejin. Salam kenal!" ujar Haejin memperkenalkan diri.

Tangan Haejin terulur ingin menjabat tangan gadis ini. Namun tangan itu hanya diacuhkan olehnya. Yeoja itu menatap Haejin dari atas sampai bawah.

'Semua barang yang dia gunakan sangat murahan. Barang palsu di beli. Ck! Membosankan!' batinnya.

"Hm. Kang Nari. Aku mau masuk ke mobil. Menyingkirlah" usir Nari datar.

"Ah! Geurae, mian" ucap Haejin.

Ketiganya langsung menyingkir dari belakang mobil Kang Nari. Begitu ketiganya bergeser, Nari melangkahkan kakinya ke mobilnya. Saat Nari melewati mereka, Haejin menatap tak suka ke arahnya.

'Cih! Sombong sekali! Bergaya sekali dia? Kalau terbukti dia tidak kaya, akan aku jatuhkan dia di depan banyak orang!' kesal Haejin dalam hati.

Ia menggeser tubuhnya mendekati telinga Bomi. "Kita ikuti dia. Aku ingin tahu, seberapa besar rumahnya itu" bisiknya.

"Arraseo" angguknya.

Bomi dan Haejin beranjak pergi menuju ke mobil Haejin diikuti oleh Chaeyong. Mereka berencnaa untuk mengikuti mobil Nari. Nari bersiap untuk menjalankan mobilnya keluar dari kawasan parkiran. Setelah itu dia sungguh-sungguh meninggalkan parkiran SNU. Begitu juga dengan mobil Haejin. Mereka benar-benar mengikuti Nari sampai rumahnya.






























































****

Bertambah lagi deh castnya....

Cheng Xiao as Kang Nari
21 tahun

Jung Haein as Cho Hanbin
22 tahun

****

Gimana?
Apakah seru ceritanya?
Gk bosen kan?

Kalo gitu ikuti terus ya ceritanyaa....
Aku jamin bakalan seru...

Karena konflik percintaan lebih banyak di sini.
Mueheheheeee...

Jangan lupa voment yaaaa..

Gomawo 😍😘

Continue Reading

You'll Also Like

15.8M 991K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
18.8M 1.1M 54
AVAILABLE ON GRAMEDIA DAN TBO COUPLE IN PRIVACY, STRANGERS IN PUBLIC! [ PART DI UNPUBLISH SECARA ACAK ] Zeya menatap sinis. "Gak usah sok baik ke gu...
765K 43.1K 20
[ᴇɴᴅ] Sepenggal cerita tentang Nikah Paksanya Taekook. 19 Oct-16Nov 2019 (END) Hope Chuu Like It💞 👇👇 Warn! BxB Gay ©🅃🄰🄴🄺🄾🄾🄱🅈
13M 1.4M 69
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga kebanggaan di sekolah. Manusia sedingin es y...