[1]MISTAKE; happier | Lee Jen...

By littlejoypandaa

729K 63.9K 4.5K

[17+] Masalah ini muncul karena kesalahannya sendiri. mungkin saja, Jeno bisa menyelesaikan nya. Terinspirasi... More

πŸ’š00
πŸ’š01
πŸ’š02
πŸ’š03
πŸ’š04
πŸ’š05
πŸ’š06
πŸ’š07
πŸ’š08
πŸ’š09
πŸ’š10
πŸ’š11
πŸ’š12
πŸ’š13
πŸ’š14
πŸ’š15
πŸ’š16
πŸ’š17
πŸ’š18
πŸ’š19
πŸ’š20
πŸ’š21
πŸ’š22
πŸ’š23
πŸ’š24
πŸ’š25
πŸ’š26
πŸ’š27
πŸ’š28
πŸ’š29
πŸ’š31-the end.
πŸ’ši love u 3000
πŸ’šdone up
πŸ’šbefore MISTAKE
πŸ’štwo STORY'S Part 2
πŸ’šFirst Room; Part 3

πŸ’š30

18.2K 1.7K 162
By littlejoypandaa

Kok ga rame ya:(








"Gimana sama Jisa?" tanya Jeno pada mamanya yang baru saja keluar dari kamar.

"kita harus bawa dia ke rumah sakit, Jisa udah pembukaan tiga. Kamu bantu kemasin pakaiannya Jisa ya?" setelah mengucapkan itu, sang mama pergi untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan nanti.

Jeno langsung saja masuk kedalam dan menemukan Jisa yang tertidur sembari merintih kesakitan. Ia lalu duduk disamping wanitanya, mengelus rambut, dan menggenggam tangan Jisa.

"Jisa, kamu kuat. Kamu ga lemah,hm?"

Jisa membalas tatapan Jeno dengan mata yang berair. "Jen, sakit"

Jeno mengelap keringat yang berada didahi Jisa, "iya, gaakan lama. Percaya, kamu bisa lewatin semuanya, sebentar lagi. Oke? Aku ada disamping kamu terus, jangan takut. Ingat kata kata mama, kamu gaboleh nangis"

"tunggu sebentar, aku kemasin pakaian kamu. Papa udah dibawah nyiapin mobil"

Tepat saat Jeno mengatakan itu, kedua papa mereka masuk dan Jeno langsung berdiri.

"ambil baju baju Jisa, perlengkapan bayi juga jangan lupa" papa Jisa mulai menggendong anaknya dan papa Jeno juga membantu.

Mereka mencoba untuk tak panik, semua diselesaikan harus dengan keadaan yang tenang. Agar Jisa juga tidak kaget sendiri dengan keadaan seperti ini.

.

"anaknya Jeno, udah mau lahir" Jaemin menatap Siyeon yang duduk berdiam diri disampingnya. Mata Siyeon terlihat sayu karena gadis ini sakit.

Siyeon di rumah sendirian, jadi Jaemin datang hanya untuk sekedar menjenguk. Ya sekalian menemani.

"mau jenguk ga nanti?" tanya Jaemin pelan.

Sedangkan Siyeon masih diam. Lalu detik berikutnya ia mengangkat kedua bahunya, dan menggeleng. "....gatau"

Jaemin menarik sudut bibirnya, dan menunduk. "kalau bilang gatau, berarti kamu masih suka sama Jeno" kemudian menatap Siyeon.

Mendengar itu, Siyeon mengangkat kepalanya untuk memandang kedepan.

"engga tau. Jaemin, jangan bahas ini. Kamu pulang aja, aku gapapa sendirian"

"kamu lagi sakit, Yeon"

"gapapa, cuma sakit biasa. Udah, aku mau balik ke kamar"

Siyeon berdiri dan pergi meninggalkan Jaemin yang masih duduk di halaman rumah belakangnya sendirian.

Jadi, sebenarnya apa yang dirasakan Jaemin saat bersama Siyeon? Dan begitu sebaliknya.

.

Jisa benar benar menahan sakit, ia juga menggenggam erat tangan Jeno saat ia mengejan.

Jeno yang disamping Jisa, ia hanya membisikkan kata kata yang cukup membuat Jisa merasa tenang. Tapi tetap saja, ia harus melewati sakit ini. Sakit yang ia rasakan seperti tulangnya akan patah.

"pelan pelan ya, tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan dengan perlahan. Kamu bisa, ayo dicoba lagi" aba aba dari ibu dokter itu membuat Jisa mencoba mengejan sekali lagi.

Mata Jeno pun juga berair dan berkeringat melihat Jisa yang terlihat kesakitan.

"kamu bisa Sa, percaya" gumam Jeno pelan, tepat disamping telinga Jisa.

"enghhhhhhhh-hahhhhhh"

Dan, suara bayi memenuhi ruangan itu.

19 September 2019, lahirnya putri pertama Lee Jeno dan juga Lee Jisa. Lee Jeni.

Nafas Jisa masih terengah engah. Tubuhnya benar benar lemas. Ia dapat melihat bagaimana wajah bahagianya Jeno saat putrinya sudah lahir. Tentu, terharu.

Jisa mengatur nafasnya, dengan matanya yang sayu, ia juga dapat melihat Jeno sudah menggendong putri mereka. Tapi berikutnya, penglihatan Jisa mulai mengabur, dan gelap.

"Jisa anak kit— Jisa?" Jeno mendekat dan melihat Jisa yang tak sadarkan diri.

"d-dokter istri saya—"

"maaf, tolong anda keluar" salah satu suster mengambil bayinya dan segera dibersihkan. Jeno yang matanya bergetar menatap Jisa, merasa sangat panik.

"Jeno?! Kenapa, gimana bayinya? Jisa gapapa kan?" bertubi tubi pertanyaan yang Jeno dapatkan, tapi ia hanya mengusap rambut nya kasar. Ia duduk dan menahan tangisnya.

"Jeno, Jisa kenapa?!" teriak mamanya Jisa. Jeno menggeleng. "Jisa... gasadarkan diri"

Kedua mamanya terkejut dan menahan nafas. Terutama mama Jisa. Beliau menangis.

"tenang, Jisa baik baik aja, papa yakin." kata papa Jeno.

Jeno menangis, ia terisak sambil menunduk. Bahunya bergetar. Ia benar benar takut kehilangan Jisa. Ia tidak mau.

.

Dua bulan kemudian....

Jeno tersenyum tipis menatap anak bayi yang tertidur pulas di ranjang yang khusus untuk bayinya itu.

Perlahan, Jeno mengelus pipi sang bayi dengan jarinya yang lembut.

"cantik anak papah"

Sang bayi sedikit terusik karena sentuhan dari Jeno. Tapi kembali, bayi itu tidur dengan nyenyaknya.

Airmatanya kembali menetes karena mengingat bagaimana, Jisa yang mati matian menahan sakit saat mengeluarkan sang bayi.

"Jen?"

Jeno menghapus airmatanya dan berbalik, menemukan Jisa sambil membawa alat pompa asi.

"hm? Kenapa?"

Jisa menaruh alat itu di nakas, dan mendekati Jeno.  "kamu nangis? Kenapa?"

Jeno mengalihkan pandangannya. "engga, siapa yang nangis. Gaada"

"bohong, itu keliatan" Jisa mengusap ujung mata Jeno yang terlihat basah.

"kenapa nangis?" tanya Jisa lagi.

Mendengar suara Jisa yang pelan nan lembut itu, Jeno merunduk, dan memeluk pinggang Jisa dengan posesif.

"makasih, kamu udah lahirin Jeni. Dan kamu yang menahan semuanya. Aku takut banget kamu pergi ninggalin aku, jangan pergi. Gaboleh pokoknya" Jeno menahan tangisnya dengan menenggelamkan kepalanya diantara bahu dan juga leher Jisa.

Jisa tersenyum, dan ia mengecup kepala Jeno. "iya, sama sama. Kalau gaada kamu, aku juga gaakan bisa. Makasih Juga"

Jeno semakin erat memeluk istrinya. Begitupun Jisa, yang memeluk bahu lebar milik Jeno.

"udah dong peluknya, aku mau pompa asi dulu. Biar nanti Jeni ga rewel nunggunya"

Jeno melepas pelukannya dan menatap Jisa. "belum bisa keluar juga asi kamu?"

Yang ditanya hanya menggeleng. "belum" jawabnya dengan senyuman miris.

Tangan Jeno mengusap rambut Jisa yang diikiat namun dengan asal itu. "gapapa, mungkin belum, nanti juga bisa. Kamu itu kecapean, istirahat yang cukup, biar aku nanti yang begadang jagain Jeni. Nanti aku pijatin kamu juga."

Tersenyum, dan berjinjit untuk mencium pipi Jeno, Jisa kemudian memeluk Jeno bergantian. "iya, makasih udah jadi suami yang bertanggung jawab."



✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

End?

Hot daddy ini namanya!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

15.8M 991K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
9.8M 636K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
15.3M 217K 8
Sudah terbit