My Baby Oh

By MuMuyAs

9.3K 1K 132

Kim Minseok dan Oh Sehun adalah musuh bebuyutan. Dimanapun mereka berada mereka selalu bertengkar atau minima... More

02
03
04
05
06
07
08
09
10
11

01

1.9K 124 15
By MuMuyAs

My Baby Oh

Oh Sehun
Kim Minseok

.
.
.

Romance, school life, YAOI

.
.
.

Maaf kalau ada kesamaan tokoh latar juga cerita, ff ini aku buat terinspirasi dari banyaknya ff yang ku baca

Happy Reading

.
.
.

"Ups sorry aku sengaja" Sehun menyeringai ke Minseok yang sedang menatap horor bajunya yang tertumpah kopi yang dibelinya.

"Ya! Oh Sehun" Minseok menatap tajam Sehun.

"Kenapa? Seorang maniak kopi yang tertumpah kopi. Itu bagus" kata Sehun dan langsung meninggalkan Minseok yang mukanya memerah marah.

"Pergi sana kau ke neraka Oh sialan!!" maki Minseok.

Itulah rutinitas mereka berdua kalau bertemu bahkan ini baru didepan gerbang sekolah. Luhan -sahabat Minseok hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya.

"Min sebaiknya kau hentikan saja pertengkaranmu dengan Sehun sebelum kau jatuh cinta dengannya" nasehat Luhan.

"Hei tuan rusa jangan bicara omong kosong" kata Minseok lalu berjalan ke toilet dia ingin mengganti bajunya yang kotor.

"Huuh setidaknya mereka tidak sekelas. Akan pusing kalau mereka sekelas"

.....+++++.....+++++.....

Sepanjang pelajaran Minseok selalu mengipasi tubuhnya, karena baju olah raga nya yang begitu tebal. Minseok memaki orang yang telah mendesain baju ini. Dan juga memaki orang yang telah membuat bajunya kotor dan terpaksa harus memakai baju sialan ini.

Ini semua gara-gara Oh sialan itu, awas saja aku akan balas dendam.

"Woi Minseok! Mau sampai kapan kau melamun begitu"

Minseok tersadar karena teriakan Luhan. Ternyata kelas sudah selesai, seberapa lama dia melamun.

"Kenapa masih diam disitu, mau ikut ke kantin tidak!" Luhan berkacak pinggang kesal.

"Iya iya" Minseok langsung berlari mengejar Luhan yang sudah berjalan duluan.

Sesampainya di kantin mereka berdua berpisah, Luhan yang mencari tempat duduk dan Minseok yang memesan makanannya. Saat asik mengantri mata kucingnya melihat sang rival. Minseok menyeringai. Setelah mendapatkan pesanannya Minseok berjalan cepat menuju Sehun yang berjalan dan asik memainkan ponselnya.

Bruk

"Ups maaf aku sengaja tuh, hihi maniak bubble tea yang tertumpah bubble tea nya keren juga haha" setelah mengejek Sehun Minseok langsung pergi ke tempat Luhan.

"Kim Minseok mati sana!!!" Sehun sudah akan mengejar Minseok dan membalas perbuatannya tapi ditahan oleh Jongin sahabat Sehun.

"Kau tidak malu dilihat banyak orang" kata Jongin sambil melirik sekitarnya yang memang semua orang memandang kearahnya.

Sehun mendengus dan langsung pergi untuk mengganti bajunya yang kotor.

Sedangkan dimeja Minseok, anak itu tertawa sekeras yang dia bisa dia puas telah membalas Sehun.

.....+++++.....+++++.....

"Uhg malas sekali harus ke lab kimia, pasti kita akan disuruh mencampurkan bahan-bahan dengan bau busuk itu" kata Minseok, saat ini dia Luhan juga teman sekelasnya sedang menuju ke lab Kimia.

"Sudahlah jangan mengeluh Kim, nilaimu akan turun jika kau seperti itu terus dan kau akan kalah dengan Sehun"

"Kau ini ada di pihak siapa sih, selalu saja membela albino itu" Minseok mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aku hanya menasehatimu Min"

Minseok sewot langsung masuk ke lab disana sudah berjajar rapi meja panjang masing-masing ada dua nama di meja panjang itu. Minseok mencari namanya dan namanya ada dipojok paling belakang.

Dan dia melihat Luhan ada jauh didepan sana, ck aku tidak bisa meminta bantuan Luhan.

Minseok lalu melihat siapa orang yang semeja dengannya siapa tahu dia bisa dimintai tolong. Dan Minseok melotot melihat nama Oh Sehun disana.

Kenapa ada nama albino itu disini?

Pertanyaan Minseok terjawab saat segerombolan siswa memasuki lab itu, itu adalah kelas Sehun. Mata pelajaran mereka sama jadi mereka menggunakan lab bersama.

Minseok menatap tajam Sehun sejak namja tinggi itu masuk lalu mendengus saat Sehun sudah berdiri disampingnya.

"Kenapa? Kau takut kalah huh? Aku ahli lho dalam pelajaran ini. Dan hari ini pasti aku yang jadi nomer 1 lagi"

"Jangan mengejekku aku ini orang pintar"

"Cuma pintar? Aku itu seorang jenius" Sehun tersenyum miring.

"Kita buktikan saja siapa yang nomer satu hari ini" Minseok menatap kedepan mendengar instruksi gurunya.

Minseok memasukan sedikit cairan berwarna biru lalu melirik Sehun yang ternyata menatapnya.

"Loser" kata Minseok.

Sehun yang tadinya datar sekarang terpancing juga emosinya. Keduanya berduel tatapan tajam tanpa melihat bahan apa yang dicampur hingga......



BOOM

Semua orang menatap ke meja pojok itu dan kemudian ruangan itu penuh dengan suara tawa. Sedangkan dua orang tersangka keadaannya memang sangat konyol dengan rambut yang berdiri keatas serta muka dan baju berwarna putih terkena semprotan cairan itu.

"Oh Sehun Kim Minseok, bersihkan wajah kalian dan temui aku diruang BP"

Minseok dan Sehun menelan ludahnya mendengar suara datar guru killer itu.

Mati aku sekiranya itulah yang ada di benak mereka berdua.

.....+++++.....+++++.....

"Kalian berdua ini sudah mengacaukan kelasku. Kalian boleh bertengkar dimanapun asal jangan di kelas ku"

"Maaf Saem" koor mereka berdua.

"Kalian bersua tidak lulus dalam pelajaran ku dan mengulang minggu depan"

"A-apa?" mereka mendongak menatap guru kimia itu.

"Dan juga kalian harus dihukum" guru kimia itu menatap tajam keduanya membuat keduanya menunduk lagi.

"Kenapa harus dihukum Saem, kan kita sudah minta maaf" kata Sehun pelan.

"Kata maaf kalian tidak berpengaruh tuan Oh, kalian dihukum mencabuti rumput dibelakang gudang. Kalau besok aku masih melihat satu rumput berdiri aku akan tambah hukuman kalian mengerti?"

"Me- mengerti Saem"

Sepulang sekolah seperti kata guru kimia tadi kedua rival itu pergi ke belakang gudang dan keduanya membeku melihat bayaknya rumput disana.

"Sampai malam pun ini tidak akan selesai"

"Sudah jangan mengeluh pendek, cepat selesaikan ini agar cepat pulang" Sehun meletakkan tasnya di meja bekas yang ada diluar gudang dan mulai mencabuti rumput liar itu.

"Ya! Pendek yang utara itu bagianmu!" teriak Sehun.

Minseok hanya menatap Sehun sebentar lalu menggeser tas Sehun dan duduk dimeja itu lalu bersedekap dan menyandarkan punggungnya ke tembok.

"Oi pendek! Kenapa kau malah diam disitu dan tidak mencabut bagianmu!" Sehun berdiri menunjuk bagian Minseok.

Minseok malah memejamkan matanya, "Bisa kau saja yang melakukannya. Aku akan menemanimu disini"

Sehun geram lalu mendekati Minseok dan menarik namja mungil itu.

"Cepat lakukan sekarang!!"

Minseok terkejut mendengar teriakan keras Sehun, "i- iya iya"

Sehun lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Minseok masih memandangi rumput didepannya. Dia memutar otaknya dan mencari cara agar terbebas dari hukuman ini.

"Oh Sehun~~ bagaimana cara melakukannya?" kata Minseok diimut-imutkan. Sehun rasanya mau muntah mendengarnya.

"Kau itu bodoh ya tinggal mencabutnya saja tidak tahu" Sehun menanggapi tak melihat ke Minseok.

"Aku benar-benar tidak tahu, bisa kau kasih contoh~"

Sehun menghampiri Minseok, "Bisa kau berhenti bicara seperti itu"

"Jadi~ mau kan kau memberi contoh padaku~~"

"Aish kau tinggal melakukannya seperti ini" Sehun berjongkok dan mencabuti rumput di bagian Minseok.

"Oh~ begitu" Minseok melangkah mundur.

"Iya jadi cepatlah lakukan agar kita bisa-- Ya! Kau mau kemana pendek!!" Sehun berteriak melihat Minseok yang berlari kabur.

"Terima kasih sudah membantuku Sehun. Cabut yang bersih ya~ kau tidak mau kan mendapat hukuman dari guru killer itu, babai~" Minseok terus berlari tak perduli teriakan kemarahan Sehun.

"Sialan kau pendek!!!"

.....+++++.....+++++.....

"Hweee Luhan" Minseok berlari masuk kekamar Luhan dan tengkurap di kasur nya.

"Ada apa kau dikerjai Sehun lagi" Luhan menutup bukunya dan bergeser mendekat Minseok.

Minseok membalikkan badannya lalu duduk bersila didepan Luhan.

"Bukan! Aku habis dipecat bos ku hweee" Minseok mengusak wajahnya.

"Sekarang aku harus makan apa? Lalu siapa yang akan membiayai sekolahku. Luhan tolong aku" lanjutnya.

Luhan memutar bola matanya malas, "Kau bisa meminta ke orang tuamu. Paman dan bibi kan orang kaya uangnya tidak akan habis karena memberi makan dan membiayai sekolahmu"

"Tidak! Aku itu sudah berjanji akan mandiri jadi aku akan mencari uangku sendiri tanpa bantuan appa dan eomma"

"Kalau begitu cari saja pekerjaan lain yang bisa menyamakan jam mu" Luhan mengambil bukunya lagi malas menanggapi Minseok.

"Luhan~~~ bantu aku ya ya ya~" Minseok mengamit tangan Luhan dan sedikit beraegyo.

"Kau bisa cari di internet gampang kan" Luhan melepaskan tangan Minseok.

"Aku tahu, makanya bantu aku biar cepat dapat kalau dua orang yang mencari" Minseok merengek lagi.

"Iya iya" lebih baik segera membantunya dan makhluk ini segera pergi dari rumahnya dari pada mendengar rengekannya.

Mereka berdua sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Minseok bagaimana dengan ini, jam kerja mulai jam 3 sore sampai jam 10 malam kalau weekend dari jam 7 pagi"

Minseok menaruh ponselnya dan mendekat ke Luhan.

"Kerja apa?"

"Baby sitter"

"Kau gila huh, kau tahu kan aku tidak suka anak-anak" Minseok memukul keras lengan Luhan.

"Coba saja dulu Min gajinya lumayan loo"

Minseo merebut ponsel Luhan dan membaca lowongan pekerjaan itu. Matanya membola melihat nominal gaji yang akan dia dapatkan setiap harinya.

"Oh aku hanya harus bekerja satu bulan saja, baiklah akan aku coba Lu"

Minseok mengambil ponselnya dan menghubungi nomor yang tertera disana.

"Yeoboseyo, saya melihat iklan pekerjaan di internet dan ingin melamar apa masih kosong"

"...."

"Oh begitu baiklah, terima kasih"

Minseok memutus panggilannya.

"Bagaimana Min?"

"Aku disuruh langsung kerumanya. Mereka akan mengirim alamatnya nanti"

Tak lama kemudian ponsel Minseok bergetar dan ada pesan masuk. Minseok membukanya dan isinya alamat rumah.

"Lu aku pergi dulu doakan aku ya" Minseok menepuk bahu Luhan dan langsung melesat pergi.

.....+++++.....+++++.....

Minseok sampai didepan sebuah rumah besar, dia melihat ponselnya memastikan alamatnya benar. Minseok menata gerbang tinggi itu, dahinya mengkerut karena dia melihat ada tulisan 'OH family'.

Semoga Oh yang ini tidak menyebalkan seperti Oh sialan itu.

Minseok berjalan agak kepinggir dan memencet bel nya.

"Siapa?"

"Saya yang melamar pekerjaan"

"Baiklah tunggu sebentar"

Tak lama gerbang tinggi itu terbuka dan seorang pelayan wanita membawanya menuju kedalam rumah.

"Tuan tunggu disini saya panggilkan nyonya dulu" wanita pelayan itu pergi.

Saat asik melihat-lihat isi rumah Minseok mendengar suara langkah kaki dia melihat seorang wanita paruh baya yang masih cantik sedang menuruni tangga sambil menggendong anak perempuannya.

Minseok berdiri dan membungkuk hormat, wanita itu tersenyum dan menyuruh Minseok duduk lagi.

"Aku kira perempuan yang melamar ternyata seorang remaja lelaki seperti mu. Siapa nama mu nak?"

"Kim Minseok nyonya"

Nyonya Oh memiringkan kepalanya sepertinya dia sering mendengar nama itu.

"Mimseok-ssi aku Oh Sena dan ini anak saya Oh Sehi" Sehi melambai ke Minseok dan dibalas Minseok.

"Apa dia yang akan sayaa asuh nyonya?"

"Oh bukan, bukan Sehi yang kau asuh tapi anakku yang satunya"

Minseok hanya mengangguk.

"Aku harus menyusul suamiku ke luar negeri, karena anakku itu harus sekolah jadi aku tinggal dirumah. Makanya aku cari baby sitter" jelas nyonya Oh.

Sekali lagi Minseok hanya mengangguk, mungkin anaknya nyonya Oh yang satunya masih sekolah dasar.

"Apa ada hal khusus untuk mengasuhnya nyonya?"

"Tidak dia tidak rewel, kau hanya harus menemaninya saja"

"Apa aku juga harus mengantarnya sekolah"

"Tidak perlu dia biasa sekolah naik mobil"

Mungkin ada sopir yang mengantarnya pikir Minseok.

"Nah Minseok-ssi kau boleh bekerja mulai besok, dan apa kau mau bertemu anakku?"

Minseok mengangguk, nyonya Oh berdiri menyuruh Minseok mengikutinya. Mereka berjalan terus kedalam lalu berbelok ke kiri disana ada sebuah halaman dengan rumput hijau serta bayak bunya warna-warni. Minseok masih mengikuti nyonya Oh dan baru berhenti tepat didepan ayunan. Minseok yang ada tepat dibelakang nyonya Oh tidak dapat melihat bagaimana anak itu.

"Sayang ayo temui pengasuhmu sebentar" kata nyonya Oh dan agak menyingkir membuat Minseok dapat melihat anaknya.

"Kau!!"

"Kau!!"

"Kenapa kau ada disini Oh Sehun" Minseok menunjuk Sehun.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada dirumahku?"

"Oh kalian saling kenal itu bagus. Minseok-ssi anakku inilah yang harus kau asuh selama sebulan"

"Apa!!!?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Hai hai sudah berapa lama ya Mumuy gak muncul ????? Hihi

Vote+ment juseyo

Jangan marah ya mumuy muncul bawa ff baru 😳

Continue Reading

You'll Also Like

729K 67.9K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
508K 22.4K 36
REVISI DULU YA MANISS!! Gleen seorang gadis berusia 20 tahun. membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih muda jiwa nya ber...
165K 12K 87
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
69.9K 6.4K 31
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...