PARAGRAF

youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... Еще

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 13 ; Confession

2.1K 319 6
youraraa_

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk membentakmu."

"Turunkan aku."

Saga menurunkan Runa dari gendongannya dengan lesu. Ia menyadari jika Runa memang sedang kesal kepadanya. Ia hanya mengkhawatirkan kaki Runa yang terkilir, tetapi rasa khawatirnya itu malah ia luapkan dengan melontarkan kata-kata yang terkesan jahat kepada Runa. Evan dan Wira segera mendekat pada mereka, berusaha untuk mencairkan suasana yang terlihat suram di antara keduanya.

"Untung kami menunggu kalian di sini, mau kami antar ke kamar sekarang? Ku lihat kalian berdua juga sudah kelelahan."

Runa hanya mengangguk pada Evan tanpa menjawab, lalu ia meminta bantuan kepada salah satu dari mereka untuk membantunya berjalan karena kakinya masih terasa sakit. Saga yang baru tersadar dari lamunannya itu segera menyuruh Wira untuk membantunya membawakan es batu dan handuk, dan ia menyuruh Evan untuk membantu Runa ke kamar.

"Ku lihat sepertinya kalian sedang bertengkar. Bukankah tadi bang Saga menciummu?"

"Ciuman itu hanya kecelakaan. Entahlah, aku merasa kesal setiap kali Saga mulai marah-marah."

"Haha, perlu kamu tahu, bang Saga bahkan selalu memarahi kami dan juga Sean setiap hari karena kamu selalu menghindar darinya. Sean sampai menangis setiap malam dibuatnya. Bang Saga memang seperti itu, tetapi jauh di dalam hatinya, dia adalah lelaki yang sangat lembut. Sifatnya yang sekarang sangat berbeda dengan sifatnya yang dulu sebelum kecelakaan."

Evan mengoceh panjang lebar dalam perjalanannya menuju kamar sambil membantu Runa yang masih berjalan pincang. Sedangkan wanita itu hanya mengangguk, ada rasa menyesal karena ia meragukan Saga. Ia pun kembali mengingat perlakuan Saga padanya tadi. Sebenarnya Saga memarahinya dengan alasan agar kaki Runa tidak semakin parah, tetapi tetap saja Runa merasa merepotkan Saga yang harus berjalan kesusahan seperti itu.

Mereka tiba di kamar, bersamaan dengan kedatangan Saga dan Wira beberapa saat kemudian. Wira dengan sigap membantu Saga untuk duduk di pinggir ranjang, lalu kedua sepupu itu keluar dari kamar karena tidak ingin mengganggu keduanya. Runa bingung mengapa ia ditinggalkan hanya berdua saja dengan Saga, dan dengan entengnya Saga mengatakan jika mereka berdua akan tidur di kamar yang sama.

"Aku bisa tidur di sofa nanti. Sekarang julurkan kakimu, akan aku kompres dulu sebelum semakin bengkak."

Runa menuruti perkataan Saga dan menjulurkan kakinya tepat di samping tangan Saga berada. Saga meraba pergelangan kaki Runa, lalu dengan perlahan ia mulai mengompresnya. Suasana menjadi hening karena keduanya sama-sama terdiam. Runa hanya meringis menahan dingin dan ngilunya dalam diam, sedangkan Saga terfokus pada kaki Runa.

"Kamu marah padaku, Runa?"

"Hah? Tiㅡtidak."

"Maaf. Maaf karena aku membentakmu seperti tadi. Maaf juga jika kata-kataku telah menyakitimu."

Runa hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata. Ingin rasanya ia menangis saat ini ketika ia mengingat hal-hal yang selalu Saga lakukan untuknya. Ketika ia ketakutan malam itu hingga Saga menenangkannya, ketika Saga meminjamkan kamarnya, ketika Saga menemaninya mengikuti seminar, ketika Saga mengajaknya jalan-jalan, dan ketika Saga menggendongnya dengan keterbatasan yang dimilikinya.

Airmata yang sudah coba ia bendung akhirnya tidak bisa ia tahan lagi. Runa menundukkan kepalanya sembari terisak pelan, dan suara isakannya tersebut terdengar oleh Saga. Saga menghentikan aktivitasnya untuk mengompres kaki Runa untuk memeluk wanitanya sembari mengusap-usap punggungnya dengan lembut.

"Maafkan aku, Saga. Sejak awal aku merasa selalu menyusahkanmu. Hatiku rasanya sakit, dan aku tidak tahu mengapa rasanya seperti ini."

"Sudahlah, tidak apa-apa. Aku juga merasa menyesal karena selalu berkata kasar padamu sejak awal. Anggap saja kita impas sekarang. Runa, kamu adalah wanitaku. Jadi aku tidak masalah jika harus direpotkan olehmu. Tidak usah pedulikan mataku, anggap saja aku seperti lelaki normal lainnya."

***

"Runa, kamu adalah wanitaku."

"Kamu, adalah, wanitaku."

"Wanitaku."

"Wanitaku."

Dugh!

"Argh! Sial."

Runa terhenyak kaget begitu mendengar suara teriakan Saga. Betapa bodohnya karena ia malah melamun sejak tadi, sedangkan Saga bersusah payah untuk berjalan menuju ke kamar mandi. Buru-buru ia turun dari ranjang dan memaksakan kakinya untuk berjalan, lalu membantu Saga untuk menghapal seisi ruangan kamar yang akan mereka tempati selama semalam.

Dengan telaten, Runa menuntun Saga dan mengarahkan lelaki itu untuk berjalan ke seluruh penjuru ruangan, beserta memberi tahu perabot apa saja dan letak perabot tersebut. Terakhir, ia kembali mengajak Saga untuk menuju kamar mandi, karena Saga bilang ingin mandi setelah mengompres kaki Runa tadi.

"Terima kasih. Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot mengajakku berkeliling ruangan seperti ini. Tapi sayangnya perilakumu ini semakin membuatku menyukaimu."

Pipi Runa memerah, lalu ia berjalan tertatih kembali ke ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, sembari menutupi badannya dengan selimut karena hari ini Saga benar-benar membuatnya gila.
Dari mulai menyatakan perasaan hingga sekarang berada di kamar yang sama. Sepertinya Runa benar-benar mengalami keberuntungan yang luar biasa semenjak menginjakkan kaki di Busan.

Hampir satu jam berlalu, Saga akhirnya selesai membersihkan badannya. Ia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe yang telah tersedia karena ia tidak membawa pakaian ganti. Dengan perlahan ia berjalan sambil meraba benda-benda yang ada di sekitarnya, sembari mengingat tata letak ruangan setelah dijelaskan oleh Runa tadi.

Tangannya berhasil menyentuh pinggiran ranjang, dan kini ia hendak memanggil Runa untuk membersihkan diri, tetapi ternyata wanita itu telah tertidur lelap. Dengkuran halus dari Runa yang terlihat kelelahan itu membuat Saga tersenyum. Alhasil, ia tidak tega untuk membangunkan Runa, dan kini ia memilih untuk berbaring di samping Runa secara perlahan.

'Maaf, aku tidak jadi tidur di sofa karena aku ingin tidur bersamamu.'

Saga tersenyum lebar, ia berhasil berbaring di samping Runa tanpa membangunkannya, dan kini ia berusaha memposisikan tidurnya menghadap Runa, berharap ia bisa memandang wajah Runa ketika sedang tidur. Namun sayangnya ia tak dapat melakukannya. Dengan helaan napas yang terdengar pelan, Saga menyentuh wajah Runa untuk mengusap pipinya, tetapi sentuhannya tersebut membuat Runa terbangun.

"Saga?"

"Oh, apa aku membuatmu terbangun? Maaf, aku tidak bermaksud untuk membangunkanmu."

"Tidak apa-apa. Tidak masalah juga."

"Kamu tidak ingin mandi?"

"Besok saja. Aku terlalu lelah untuk menggerakkan badanku. Ah, apa aku bau? Kalau begitu biar aku saja yang tidur di sofa."

"Tidak perlu. Tidur di sini saja bersamaku."

Saga mengunci badan Runa hingga dirinya tidak bisa melepaskan diri dari Saga. Runa menjadi semakin heran dengan tingkah Saga yang di luar dugaannya ini, karena ia memang tidak tahu bagaimana sifat asli Saga sebelum mengalami kecelakaan. Namun jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Runa benar-benar menyukai perlakuan manis Saga kepadanya.

"Mulai besok, tinggal saja di rumahku. Rumah itu berhantu, aku tidak mau mendengarmu berteriak lagi karena ketakutan."

"Tapiㅡ"

"Aku mencintaimu, Runa. Waktuku untuk bersamamu hanya tinggal seminggu lagi. Aku tidak mau menyesal setelah kamu kembali nanti."

Darah Runa terasa berdesir. Jantungnya berpacu dengan cepat. Badannya terasa panas dingin, dan ia merasa seperti akan pingsan hanya karena kalimat sederhana yang baru saja dilontarkan oleh Saga. Matanya menatap tepat ke arah mata Saga yang kosong, dan ia tidak menemukan suatu kebohongan pun di sana.

"Apa kamu gila?"

"Ya, aku gila karenamu."

"Ini masih terlalu cepat bagiku, Saga. Aku takut traumaku kembali lagi. Aku masih takut jika nantinya kamu juga akan menyakitiku seperti lelaki lainnya."

"Aku berjanji tidak akan menyakitimu. Kalau aku berbohong, aku akan menanggung akibatnya. Aku bersumpah."

"Tidak perlu sampai bersumpah seperti itu, atau aku akan semakin ragu denganmu."

Saga menghela napas dengan kasar sembari meraba wajah Runa untuk mencari letak bibirnya. Namun Runa memegang tangan Saga sebelum lelaki itu berhasil menemukannya, dan Saga terlihat kecewa karena sepertinya Runa tidak akan membalas perasaannya. Namun di luar dugaan, Runa malah mengecup bibir Saga dengan kilat, lalu menyembunyikan semburat merah di pipinya dengan bersembunyi di bawah selimut.

Saga tersenyum senang, membuatnya memeluk Runa dengan posesif, seakan-akan tidak ingin membiarkan Runa berpaling darinya. Kini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara untuk membahagiakan Runa selama sisa waktu satu minggu ini, dan bagaimana caranya agar Runa tetap akan menunggunya hingga mereka dapat bertemu lagi suatu saat nanti.

"Dalam seminggu ini, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanmu. Sekarang tidurlah, aku tahu kamu pasti sudah sangat mengantuk."

"Terima kasih karena telah menyukaiku, Saga."

"Tentu, sekarang tidurlah, Runa."

***

Продолжить чтение

Вам также понравится

Heartbeat Mutiara Azmi Hasibu...

Подростковая литература

20.9K 2.4K 60
Antara fajar dan senja, aku tidak tahu siapa yang meninggalkan malam. Teruntuk lelaki yang detakan jantungnya abadi sekalipun dia pergi, demi membukt...
Bintang Caluyyy

Короткий рассказ

41.2K 3.2K 16
Aku dan Kau, Bintang.
RELINA [END] today_is_amanda

Подростковая литература

8.8K 851 22
Relina Maheswari gadis cantik, yang mengira bahwa keluaraganya selalu baik-baik saja, tetapi nyatanya? Itu semua palsu, Keluarganya benar-benar sanga...
istri mungil nya Gus Agam Zimoy

Любовные романы

1.1M 53.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...