PARAGRAF

Autorstwa youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... Więcej

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 10 ; Love Begin

2.3K 335 8
Autorstwa youraraa_

"Apa aku boleh ikut mengantar Runa? Rasanya aku suntuk sekali di rumah."

Evan dan Wira yang masih asyik menyuapkan makanan mereka, tiba-tiba saja tersedak karena perkataan Saga. Mereka kemudian saling pandang, lalu beralih menatap Saga yang terlihat seperti sedang jatuh cinta. Meskipun wajahnya tetap datar, namun terlihat jelas ada yang berbeda di wajahnya.

Sean pagi tadi sudah pergi ke pusat rehabilitasi karena Sean harus tetap rutin menjalani terapi, sedangkan Runa juga sudah kembali ke rumah untuk bersiap-siap pergi. Saga awalnya memaksanya untuk sarapan bersama terlebih dahulu, tetapi Runa menolaknya dengan alasan takut terlambat. Jadilah Saga meminta Evan untuk membuatkan bekal berupa roti pada Runa, dan Saga juga yang bersikukuh untuk meminta Evan atau Wira agar mengantarkan Runa ke kampus.

Kebetulan sekali Evan dan Wira juga ada kelas pagi, sehingga pada akhirnya Runa menyetujui ajakan mereka untuk berangkat bersama. Runa tidak tahu jika ternyata kini Saga malah ingin ikut mengantarkannya juga. Kalau tahu, ia mungkin akan kembali merasa canggung ketika berada semobil dengannya. Tetapi apa boleh buat, ia akan terlambat jika memilih untuk naik transportasi umum.

"Baiklah kalau abang mau ikut. Tetapi nanti abang mau menunggu di mana? Kami berdua ada kelas pagi."

"Di kantin juga tidak masalah. Coba tolong kalian carikan tongkatku. Waktu itu aku lempar dengan asal entah ke mana."

Wira yang sudah terlebih dahulu selesai sarapan itu langsung beranjak dari duduknya untuk mencari tongkat milik Saga. Untung tongkat tersebut tergeletak dekat dengan sofa, dan segera Wira berikan tongkat yang sudah ia lipat itu kepada Saga.

"Baiklah, ayo kita berangkat. Ku lihat Runa juga sudah menunggu di depan rumahnya."

Saga mengangguk ke arah suara Evan dan memanjangkan kembali tongkatnya, lalu ia ketuk-ketukkan tongkat tersebut ke lantai sebagai alat bantunya untuk berjalan. Dengan santainya ia berjalan keluar rumah, hendak berjalan ke rumah Runa sembari menunggu Evan dan Wira yang sedang bersiap.

Lagi-lagi debaran jantung Runa tidak bisa dikontrol ketika ia melihat jika Saga sedang berjalan ke arahnya. Apalagi lelaki itu saat ini tengah memakai kemeja berwarna putih bersih, menambah kesan tampan yang pasti akan membuat wanita lain menjadi lemah ketika menatapnya. Seperti dirinya sendiri yang merasakan kakinya mendadak lemas setelah melihat ketampanan Saga saat ini.

Runa kembali mematung di depan beranda rumahnya, sedangkan Saga terus berjalan menghampirinya, mengira jika Runa masih berada di dalam. Padahal Evan tadi sempat berkata jika Runa sudah menunggu di depan rumah. Secara tidak sengaja, Saga menabrak Runa yang masih berdiri seperti patung, dan wanita itu tiba-tiba saja ambruk ke lantai karena kakinya yang begitu lemas.

"Oh? Apa aku menabrakmu? Maaf, aku tidak tahu. Apa kamu baik-baik saja?"

Saga segera mencari keberadaan Runa dan membantunya untuk bangun, sedangkan Runa hanya bisa pasrah ketika Saga membantunya, sembari menggigiti ujung bibirnya karena lagi-lagi ia terlihat mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Saga.

"Kenapa kamu diam saja? Aku bahkan tidak tahu jika kamu sudah berada di luar."

"Akuㅡaku..."

"Oke, aku mengerti."

Saga lagi-lagi tersenyum tipis ke arah suara Runa, tentu senyuman tersebut langsung membuat perut Runa kembali geli dibuatnya. Semakin banyak kupu-kupu yang bertebangan di dalam perutnya, maka semakin besar pula perasaan sukanya terhadap Saga. Tetapi Runa berusaha untuk menahan diri, ia tidak boleh terlalu mencolok jika memang sedang menyukai lelaki di hadapannya ini.

Ia masih trauma, dan juga ia menyadari jika perasaan sukanya ini masih terbilang sangat dini. Siapa tahu ia hanya sebatas kagum, siapa tahu juga yang dirasakannya memang hanya perasaan suka sesaat saja. Intinya Runa harus menjaga sikap ketika bertemu dengan Saga. Sayang lamunan singkatnya itu pun harus buyar ketika Saga lagi-lagi memegang pundaknya, membuat Runa mendadak cegukan.

"Kamu ini lucu juga ternyata. Izinkan aku untuk mengenalmu lebih jauh, Aruna."

***

"Izinkan aku untuk mengenalmu lebih jauh, Aruna."

"Izinkan aku, untuk mengenalmu, lebih jauh, Aruna."

"Mengenalmu, lebih jauh, Aruna."

"Aruna."

'Oh astaga! Aku sudah gila! Gila! Gila!'

Runa mengacak-acak rambutnya karena isi pikirannya terus dibayangi oleh kata-kata yang dilontarkan Saga tadi. Bahkan selama di perjalanan ke kampus pun ia tetap diam tanpa menghiraukan Saga yang juga ikut mengantarnya. Apalagi kini pikirannya juga semakin tidak fokus, padahal saat ini ia sedang mengikuti seminar budaya.

Lalu Sagaㅡ lelaki itu entah mengapa lebih memilih untuk ikut seminar bersama dengan Runa, dan saat ini tengah duduk di sampingnya. Seminar ini meskipun bagian dari kegiatan kursusnya, tetapi seminar ini dibuka untuk umum. Jadi, daripada Saga menunggu di kantin sendirian, lebih baik ia ikut Runa saja.

"Aku bisa merasakan kalau saat ini kamu tidak fokus mengikuti seminar. Sebenarnya ada apa denganmu? Apa kamu sakit?"

"Ah, tiㅡtidak. Aku baik-baik saja."

"Kalau ku perhatikan, kamu lebih irit bicara sekarang. Apa kamu merasa canggung denganku?"

"Benarkah? Aku merasa biasa saja." Jelas Runa berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja.

"Kalau begitu, malam ini kamu mau menginap di rumahku lagi, tidak?"

"Hmm, sepertinya aku harus fokus mendengarkan seminar ini. Bicaranya nanti saja ya, Saga."

Runa tersenyum kikuk sambil melirik Saga dari samping. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung mendadak jika jantungnya terus saja berpacu dengan cepat seperti ini. Kehadiran Saga membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih, apalagi rasanya planning yang sempat ia pikirkan ketika weekend nanti harus berantakan karena isi pikirannya hanya Saga.

'Apa aku terlalu berbicara terus terang padanya? Aku tidak tahu bagaimana caranya mendekati wanita, tetapi aku benar-benar ingin mengenalnya. Terlebih waktunya untuk tinggal di sini hanya tinggal sebentar. Aku tidak mau menyesal ketika dia telah kembali ke Indonesia nanti.'

Saga pun hanya bisa menghela napas perlahan sembari menggenggam tongkat lipatnya. Seminar yang dihadirinya karena ingin bersama Runa ini membuatnya sangat mengantuk. Sudah lama pula ia tidak menghadiri perkuliahan semacam ini. Pikirannya pun kini melayang kembali di saat ketika ia masih menjadi mahasiswa dulu.

Saga dulunya memang mengambil pekerjaan sampingan menjadi seorang model ketika dirinya masih berkuliah. Selain itu ia juga memiliki hobi menulis, meskipun sekarang semua itu sudah tidak ada artinya lagi baginya. Ia merasa kehidupannya telah berhenti sejak dua tahun lalu, dan selama itu pula ia juga terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya sendiri, meskipun selalu gagal pada akhirnya. Untungnya ia menyadari jika ia masih memiliki Sean yang harus ia jaga, sehingga membuatnya menjadi sangat protektif terhadap Sean hingga detik ini.

Setelah pindah ke Busan, ia memang langsung memasukkan Sean ke pusat rehabilitasi khusus penyandang autis, dengan harapan agar setidaknya Sean bisa hidup mandiri jika suatu saat dirinya sudah tidak ada. Untung saja kedatangan dua sepupunya bisa sedikit membantunya untuk sembuh dari keterpurukan, meskipun ia masih merasa hidupnya seakan tidak berarti. Hingga pada akhirnya sosok wanita yang duduk di sampingnya ini mengubah segalanya.

Saga yang terkenal sangat tertutup dan tidak mau membuka hatinya ini perlahan-lahan mampu berubah. Pada awalnya ia terus saja menampik perasaannya sendiri, tetapi lama-kelamaan ia tidak bisa menahannya lagi. Apalagi setelah mereka berciuman malam itu, saat itulah Saga menyadari jika ia memiliki perasaan pada Runa.

"Saga? Kamu melamun? Ini seminarnya sudah selesai. Mau ke kantin, tidak?"

"Hah? Oh, cepat sekali selesainya."

"Terasa cepat karena sejak tadi kamu melamun. Ayo, kita menunggu Evan dan Wira di kantin saja."

Saga mengangguk dan berdiri sambil memanjangkan tongkatnya dan mengetukkannya ke lantai. Dengan sigap, Runa segera meraih tangan kiri Saga, lalu ia kalungkan di lengan kanannya. Tidak sia-sia juga ia belajar memahami orang seperti Saga selama ini. Setidaknya sedikit berguna, karena bentuk perhatian kecil seperti ini pun sudah membuat Saga merasa bahagia.

Mereka kini tengah berjalan beriringan keluar dari ruang seminar menuju kantin. Tentu tak luput dari pandangan banyak orang yang menatap keduanya. Terlebih seperti menyayangkan jika lelaki tampan seperti Saga harus memiliki kekurangan pada penglihatannya. Lalu ada banyak juga pasang mata yang saat ini tengah berbisik-bisik ke arah keduanya, meskipun Runa maupun Saga sebenarnya sama-sama tidak peduli.

"Aku benar-benar terkesan dengan caramu memperlakukanku tanpa harus bertanya terlebih dahulu. Kamu orang pertama yang ku kagumi."

"Oh, haha. Perkataanmu itu membuatku merasa bangga. Terima kasih atas pujiannya."

"Apa kamu weekend nanti ada acara? Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan ke tempat yang indah di Busan."

"Ehm... aku belum tahu, temanku bilang dia inginㅡ"

"Aku ingin mengajakmu kencan, Runa. Berkencanlah denganku."

***

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

11.4K 2.4K 22
Hemat ala Kapisa itu dengan cara pacarin cowok kaya. Matre? Bukanlah! Itu namanya realistis. Seri pertama dari : Universe Of Love - © 2022, ontyapin.
1.1M 52.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
8.8K 851 22
Relina Maheswari gadis cantik, yang mengira bahwa keluaraganya selalu baik-baik saja, tetapi nyatanya? Itu semua palsu, Keluarganya benar-benar sanga...
211K 7.4K 13
Ini cerita tentang aku; dimana aku hidup dengan orang-orang aneh berkelakuan ajaib. Astaga, kenapa juga aku harus menceritakan tentang mereka? Yah, s...