peran pendukung

By bkai88

25.5K 3.7K 607

Tiba-tiba sekolah dan temannya berubah dalam semalam... Joy berusaha menyesuaikan diri dengan dunia baru yan... More

prolog
pengenalan tokoh
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

9

848 163 13
By bkai88

Hai
Udah lama ya nggak update...
Langsung aja nggak usah banyak curhat kayak biasanya
Aturannya kayak biasa ya

Jangan lupa vote ya
Typo is my life

Happy reading....

......
Joy menatap film horor di depannya. Sebenarnya tidak terlalu buruk melihat film genre romantic horor. Joy suka film horor. Yang jadi masalah Joy tidak suka saat adegan kissing seperti sekarang.

Secara otomatis ia menutup wajah dah berpaling ke samping. Ke arah vino lebih tepatnya. Dari jarak seperti ini ia bisa mencium aroma parfum vino. Aroma mint yang segar. Kenapa si penulis terlalu terobsesi dengan peran di novel sih sampai-sampai aroma tubuh vino baunya seperti mint yang dingin.

"Apa sudah selesai?" Tanya Joy dengan posisi yang sama.

Alasan Joy benci adegan skinship yang berlebih adalah karena sensasi geli. Joy geli melihat hal itu. Klise memang. Padahal kalau di pikir Joy itu jomblo dari lahir. Mana tau rasanya ciuman.

"....."

Tak ada jawaban dari vino. Manusia es ini lagi-lagi diam tak mau bicara. Sepertinya sifatnya kembali seperti semula.

Joy membuka tangannya. Jarak wajahnya dengan pipi vino lumayan dekat. Kalo boleh jujur pipi putih vino terlihat mulus tanpa jerawat. Joy mengerjap beberapa kali. Benar-benar tampan.

Untuk kesekian kalinya Joy harus berkata kenapa penulis novel selalu membuat gambaran second lead sesempurna ini? Kalau ia jadi Irene mungkin ia akan memilih vino daripada jinno yang kadang menyebalkan. Entahlah... Empat orang ini memang terlalu sempurna sampai-sampai hampir semua laki-laki didunia novel ini terlihat jelek jika dibandingkan dengan ke empat orang ini. TT

Joy kembali memandang ke arah layar didepan. Ekspresi vino tadi terlihat marah. Mungkin vino merasa tak nyaman dengan skinship.

Joy menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya ada apa dengan vino? Dia seperti sedang marah pada seseorang. Apa vino marah padanya? Tapi apa kesalahannya? Apa karena wajahnya terlalu dekat dengan vino tadi?

Joy mencoba fokus ke dalam film yang dilihatnya sekarang. Tapi beneran, Joy berfikiran kayak gini bukan karena ia mesum ya. Pipi vino tadi terlihat cium able banget. Untung Joy masih waras sehingga nggak langsung nyium pipi vino tadi. Kan aneh kalo Joy tiba-tiba nyium gitu aja.

Film yang Joy tonton berakhir begitu saja tanpa terasa. Joy dan vino menghela nafas bersamaan. Mereka berdua bertatapan hingga lampu teater dinyalakan. Bahkan gestur tubuh mereka berdua sama. Sayang sekali Vino dan Joy sibuk dengan pikiran masing-masing dan hanya mereka sendiri yang tau apa itu. Yang pasti situasi sekarang agak canggung menurut Joy.

"Akhirnya selesai juga..." Eunwoo merenggangkan badannya.

"Aku lapar..." Ucap jinno.

"Ayo makan sesuatu yang enak." Ajak sehun. Dia berdiri paling awal.

Joy mengalihkan pandangannya. Tuh kan vino terlihat marah. Ia buru-buru berdiri dan mendahului mereka keluar gedung teater. Ini benar-benar acara nonton film yang kacau.

"Kau mau kemana Joy??" Cegat Irene. Ia menahan tangan Joy.

"Maaf teman-teman aku harus pulang sekarang." Joy mencoba tersenyum paksa. Senyum andalannya.

"Ayolah Joy... Kau tak ingin merayakan hari jadian ku dengan Irene??"

Joy menatap ke arah tangan jinno yang merangkul Irene tanpa berkedip. Mungkin ia lupa caranya. Yang pasti ia merasa kaget dengan apa yang di ucapkan jinno barusan.

Kalau jinno terang-terangan seperti ini bagaimana dengan perasaan vino? Joy melirik ke arah vino. Wajahnya tetap sama. Mungkin ini alasan vino terlihat marah dari tadi. Kita semua bisa menebak apa yang akan terjadi di dalam novel bukan?

Hati kecil Joy ingin menangis rasanya sekarang. Walau Joy tak pernah merasakan secara langsung tapi pasti sakit rasanya jadi vino. Bayangkan tunanganmu berpacaran dengan sahabatmu di depanmu. Apalagi ditambah kau menyukai tunanganmu itu.

"Hahahhaha.... Lihat ekspresimu itu Joy. Kau seakan mau menangis sekarang." Jinno menunjuk ke arah wajah joy.

"Tenang saja aku hanya bercanda"

Ingin rasanya joy menelan hidup2 jinno sekarang. Sungguh lelucon yang garing.

'Dasar jin tomang pengganggu ketentraman hati manusia. Mati saja kau'
Joy berusaha tidak mengumpat sekarang.

"Berhenti menggoda ibu dengan leluconmu itu jin..." Eunwoo bergelayut manja di tangan Joy.

"Benar jangan ganggu Joy ku." Irene memukul punggung jinno bertubi-tubi. Hal itu membuat rasa kesal di hatinya sedikit terobati saat mendengar suara kesakitan jinno.

"Aku ada jadwal pemotretan sekarang. Ayo Joy sekalian aku antar kau pulang." Ajak vino dengan muka dinginnya.

Sebenarnya Joy takut dengan vino sekarang. Tatapannya terlihat marah. Tuh kan. Pasti sebesar itu rasa sukanya pada irene. Poor uri vino. Tapi kalau ia pulang bersama vino itu bisa menghemat uang bukan? Joy mencoba menimbang antara pulang dengan vino atau tetap bersama mereka.

"Kau tidak asik sekali sih. Ayolah... Kapan lagi kita berkumpul seperti ini?" Bujuk jinno dengan segala ketidakpekaannya.

Kenapa irene menyukai jinno yang seperti itu?? Joy merasa gemas ingin menendang jinno sekarang. Apa semua tokoh utama selalu seperti ini?

"Hei.... Ini sudah mulai malam. Sebaiknya kita pulang saja. Ayo eunwoo kita pulang. Bukankah kita harus bertanding PUBG?"

"Ahh... Aku baru ingat. Kita duluan teman-teman."

Ingin Joy ikut mereka. Tapi mereka sudah pergi tergesa-gesa. Dasar game sialan. Sekarang harapan terakhirnya adalah Irene. Memang sebegitu enggannya Joy pulang bersama vino yang terlihat seperti orang PMS.

"Joy kita duluan ya." Jinno menarik Irene pergi membuatnya hanya berdua dengan vino.

Ada apa dengan orang-orang hari ini. Seakan semua sudah direncanakan dari awal. Joy kan tidak mau dijutekin vino selama perjalanan nanti. Apalagi dengan vino dengan mode senggol bacok seperti ini.

"Ayo Joy kita pulang." Vino jalan duluan di depan.

Baiklah Joy, jangan sampai memancing singa yang sedang tidur. Semua akan baik-baik saja selama kau tak menambah masalah.

"Jalanmu lama sekali." Vino menarik tangan Joy dan menggenggamnya agar Joy bisa sejajar dengannya.

Tangan vino ternyata terasa hangat. Entah mengapa tangan besar terasa pas saat menggenggamnya. Padahal ia kira tangan vino akan terasa dingin sedingin sikapnya. Tapi kali ini Joy keliru. Ada sesuatu yang menghangat di dadanya sekarang.

Selama perjalanan Vino hanya diam saja. Hari ini ia tidak memakai supir. Padahal biasanya pak min selalu standby menemaninya kemanapun vino pergi.

Sesekali vino meliriknya. Apa yang salah dari dirinya? Padahal Joy tidak melakukan kesalahan apapun.

"Vin... Ucapan jinno tadi..."

"Aku tau. Bukankah mereka pasangan yang serasi?"

Kata-kata vino barusan membuat mata joy berkaca-kaca. Pasti rasanya sakit bila di posisi vino. Menahan cinta sepihak selama bertahun-tahun itu terasa lebih menyakitkan. Perjuangan bertahun-tahun tanpa ada balasan. Pantas vino marah tadi. Perasaan marah, sedih sakit yang bercampur menjadi satu.

"Pasti rasanya berat sekali." Guman Joy. Ia mencoba menyeka air mata yang keluar. Joy tak bisa menghentikan air matanya yang terlanjur keluar. Ia merasa sangat sakit sekarang padahal ia tidak di posisi Vino saat ini.

Vino meminggirkan mobilnya. Ia menatap ke arah Joy intern. Sifat Joy yang unik ini cukup membuatnya terkejut. Tiba-tiba saja gadis ini menjadi melankolis. Sebenarnya apa yang membuat Joy menangis seperti ini? Seakan-akan Joy sendiri yang mengalaminya.

"Aku berharap kau bahagia vin."

Joy sungguh-sungguh mengatakannya. Tangisnya pecah. Ia sudah banyak membaca cerita novel picisan dulu. Dan ia sudah hafal dengan jalan ceritanya. Dan sesuatu yang selalu ia benci adalah ketika yang bahagia hanyalah si main lead saja meninggalkan second lead seperti Vino menahan rasa sakit sendirian.

Joy benar-benar ingin semua orang bahagia. Terutama vino yang menjadi second lead. Kalau bisa ia ingin mengenalkan gadis lain agar vino melupakan Irene. Tapi pasti percuma karena pesona Irene terlalu besar. Karena didalam hati Alvino pasti sudah terpatri nama Irene.

"Joy..." Panggil Vino dengan suara lembut. Suara bassnya terdengar penuh perhatian.

Joy menatap ke arah Vino masih dengan tangisannya. Tangisan yang bahkan membuat siapapun yang melihat bingung.

"Jangan menangis. Tak ada yang bisa di tangisi." Vino menyeka air mata Joy lalu memberikan sapu tangan. Tatapan berubah sendu.

"Tapi aku ingin kau bahagia lebih dari apapun. Walau bukan dengan Irene, ku harap kau selalu bahagia." Bukannya berhenti Joy malah tambah menangis.

Vino diam menatap Joy sedih. Ia benci melihat Joy menangis lebih dari apapun. Cukup sekali ia egois hingga hampir kehilangan Joy.

Andai Joy tau siapa yang menjadi pusat kebahagiaannya sekarang. Sayang takdir tak berpihak padanya lagi kali ini. Tak ada yang berjalan lancar di dalam kamus cintanya.

"Aku lebih ingin melihatmu bahagia Joy." Lirihnya. Terlalu lirih hingga hanya dirinya saja yang bisa mendengar.

Selalu ada prioritas didalam hidup. Begitu pula bagi Joy dan vino. Joy yang ingin kebahagiaan temannya dan akhir cerita happy ending untuk semua orang. Dan alvino yang ingin melindungi Joy dari sang ayah.

.......

Tambah aneh ya....
Maaf buat updatenya tambah lama

Cuman berharap semoga vino sama joy bisa bersama..... Ada yang sama nggak?? 😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 60.5K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
4.6M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
7M 48.1K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
298K 13.4K 43
Hubungan masa lalunya yang mengalami kegagalan, membuat Kayana menutup hatinya untuk orang-orang yang menyukainya. Bahkan Kayana bertekad untuk tidak...