Stayed with father

By suchasadgirl

409K 28.3K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

Twelve

8.6K 580 6
By suchasadgirl


  Aaric sedang sibuk membereskan buku yang besok akan mereka bawa. Sebagai keturunan Cosbi mereka harus menjaga nama baik keluarga disekolah. Setidaknya itu yang dikatakan Coolio

Bersama Ates, Aaric pergi membeli perlengkapan yang dibutuhkan. Karena Aaron masih tidak ingin bicara pada siapa pun jadinya dia harus menghabiskan harinya dengan anak Carlo. Meskipun Ates kadang membuatnya kesal dengan kesombongan nya, Aaric tetap bisa melihat bahwa Ates juga orang yang menyenangkan

Saat dia menutup ransel nya, dengan langkah malas Aaron masuk ke kamarnya. Duduk di ranjang dan memperhatikan Aaric

"Tidak mendapatkan Jeep bukan berarti tidak semangat sekolah Aaron, kau terlalu kekanak-kanakan"

Aaron menghela nafasnya berat "Sulit sekali membuat Dady berubah fikiran"

Aaric bangun menghampiri Aaron dan ikut duduk diatas ranjangnya "Momy akan marah kalau kita tidak pergi sekolah"

Aaron menunduk "Aku merindukannya Aaric"

Aaric mengelus punggung Aaron agar saudaranya itu tenang. Walau sebenarnya dia juga butuh penenang sekarang. Dari dulu meskipun Aaron bar-bar, Aaric tidak boleh sepertinya. Karena dari dulu mereka berpasangan. Kalau salah satu dari mereka lemah, harus ada yang kuat menahan agar semuanya baik-baik saja. Dan itu sudah menjadi pekerjaan Aaric dari dulu

"Meskipun kita selalu merasa cukup disini tetap saja kurang kalau tidak ada Momy"

"Sudahlah" Tiba-tiba Aaron bangun dan berjalan keluar kamar Aaric. Tapi dia kembali berbalik

"Cinta untukmu Aaric" dan dia kembali berjalan keluar

"Cinta untukmu juga Aaron" jawab Aaric saat Aaron sudah tidak disana

Dia mematikan lampu kamarnya, dan mulai merebahkan badannya di ranjang. Sedikit melamun, namun rasa kantuknya mengalahkan apapun. Akhirnya dia menyerah dan mulai pergi ke alam mimpinya

.
.
.

Aaric dan Aaron turun kebawah untuk melakukan sarapan sebelum mereka berangkat sekolah. Semua orang sudah berkumpul. Ada Ates juga yang sedang memakan sereal nya

Mereka akan berangkat bersama kesekolah. Karena Ates sudah lebih dulu bersekolah di sana, Carisa berpesan untuk terus pergi bersama Ates

Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka masuk ke mobil yang dikendarai Aaric. Dengan kecepatan normal Aaric mulai melajukan mobilnya

"Kalian akan bertemu banyak tipe manusia disana"

Merasa tertarik dengan perkataan Ates, Aaron yang duduk disebelah kemudi membalikkan badannya

"Seperti apa?" Tanya Aaron "Ates apa kau punya teman? Ayahku bilang kau pecundang"

"Berhenti memanggilku seperti itu!"

Aaron terkejut tapi tak lama karena sekarang dia sedang menertawai Ates yang wajahnya memerah

"Aku bukanya tidak punya teman, hanya saja sulit mendapatkan teman disekolah itu" jawab Ates saat sudah meredakan emosinya "Bahkan Ayahku bilang lebih baik tidak berteman dengan satu orang pun disana"

"Bukankah itu membuatmu jadi kesepian?" Tanya Aaric sambil fokus pada jalanan

"Tidak masalah"

"Kenapa kau tidak pindah sekolah?" Tanya Aaric lagi

Ates menyandarkan badannya "Tidak bisa"

"Kenapa?" Tanya Aaron penasaran

"Ayahku bilang tidak bisa, aku harus tetap disana apapun yang terjadi"

"Kenapa seperti itu?"

"Nanti kalian akan mengerti, tunggu sampai paman Coolio memberitahu kalian saja"

Sisa perjalan mereka habisi dengan obrolan ringan tentang sekolah yang akan mereka datangi sesekali Aaron memanggil Ates pecundang dan mereka akan memulai perkelahian didalam mobil. Aaric tidak perduli, dia lebih perduli pada keselamatan nya

Mereka sampai didepan gedung besar bertuliskan Cultura e cultura Scholl. Ates memeri tahu tempat parkir pada Aaric. Selesai, mereka turun dan memperhatikan gedung didepannya ini


"Wow" Aaric tidak bisa menutup rasa kagumnya pada bangunan didepannya ini. Begitupun Aaron. Mereka tidak menyangka akan menjadi orang kaya sungguhan

"Ayo kalian harus ke ruang kepala sekolah dulu"

Ates memimpin jalan. Aaric dan Aaron mengikuti dibelakang. Sepanjang jalan, semua warga sekolah memperhatikan mereka. Banyak yang berbisik setelah mereka lewat. Dan itu membuat Aaric tidak nyaman

"Tenang Aaric, wajah kita sudah seperti orang latin"  bisik Aaron agar Aaric tidak nervous

Ates menyuruh mereka masuk kesebuah pintu besar didepannya

"Aku akan tunggu sini"

Aaric memberanikan diri masuk terlebih dahulu dan Aaron mengikutinya. Mereka dapat melihat seorang laki-laki tua berdiri membaca sebuah buku

"Mi scusi signore" (permisi pak)

Laki-laki itu melepas kacamata bacanya "Ya?"

"Siamo nuovi studenti qui" (kami adalah siswa baru disini)

"Ah un Cosbi" (ah seorang Cosbi) Laki-laki itu meletakan bukunya dan duduk di kursi kebesaran nya "Per favore, siediti, ah porti le guardie?" (Silahkan duduk, Ah apakah kalian bawa penjaga)

"No, siamo solo con i nostri cugini. Ates" (Tidak kami hanya bersama sepupu kami Ates)

Wajah kepala sekolah itu berubah saat Aaric bilang mereka hanya sendiri tanpa penjaga. Tapi dia langsung merubah wajahnya dan mulai menjelaskan apa yang harus mereka lakukan disini

Kelas pertama akan dimulai 40 menit lagi. Dan itu termasuk waktu yang lama

Mereka akan hendak pergi saat tiba-tiba kepala sekolah kembali bertanya

"Posso sapere il tuo nome?" (Bisa aku tahu nama mu?)

Aaric tersenyum ramah "Sono Aaric, mia sorella Aaron" (Saya Aaric, ini adik saya Aaron)

Kepala sekolah itu mengulurkan tangannya "Il mio nome è sanders, benvenuto a far parte della nostra scuola" (Namaku Sanders, selamat bergabung dengan sekolah kami)

Aaric dan Aaron bergantian berjabat tangan dengan kepala sekolah baru mereka. Merasa sudah cukup, mereka keluar dari ruangan itu

"Bagaimana?" Tanya Ates

Mereka mulai berjalan meninggalkan ruang kepala sekolah

"Kelas kami masih 40 menit lagi" jawab Aaron

"Baiklah, kita tunggu di kantin sekolah saja bagaimana?"

Mereka kompak mengangguk dan mulai berjalan kekantin

Suasana kantin pagi ini cukup ramai. Ates bilang biasanya kantin tidak seramai ini saat pagi

Mereka hanya memesan kopi dan duduk di bangku yang kosong. Menikmati kopi sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang

"Biar ku beritahu"

Melihat Ates memperbaiki duduknya mereka juga ikut memperbaiki posisi duduknya

"Ada banyak kelompok disini tapi hanya satu yang harus dihindari"

"Aku fikir sekolah ini isinya hanya orang bodoh saja" Aaric memukul kepala Aaron karena berbicara terlalu keras

"Sekarang tengok belakang mereka ada di kursi paling pojok"

Aaric dan Aaron kompak berbalik. Ada sekitar 7 orang laki-laki duduk disana, ditengah mungkin ketuanya duduk bersama kekasihnya

Mereka kembali menghadap Ates

"Mereka siapa?" Tanya Aaric

"Aku tidak kenal keseluruhan nama mereka, aku hanya tau nama ketuanya. Lion" jawab Ates "Ayahnya seorang Meksiko, dan kata Padre keluarga nya merupakan pemasok narkoba di daerah mereka tinggal dan katanya Lion juga pengedar di sekolah ini"

"Apa tidak ada yang menangkap nya?"

"Bung ini Italia, city of dreams. Kau bisa lakukan apa saja disini kalau kau punya uang"

"Biar kutebak" Aaron memperhatikan wajah Ates serius "Kau tidak gabung dengan mereka"

Aaric tertawa. Tentu saja Ates marah

"Apa satu sekolah tidak tahu kalau kau cucu Gregory? Ternyata kau hanya bisa sombong didepan kami saja"

Bangga mengejek Ates. Mereka ber high-five

"Aku tidak akan bergabung dengan mereka, uangku sudah banyak" Ates kembali menyombongkan dirinya

Aaron menatapnya tidak suka "Apa urusan nya?"

"Mereka yang duduk disebelah Lion hanya ingin numpang tenar karena Lion banyak uang. Dan juga untuk dapat narkoba gratis mungkin"

"Kudengar Padre juga bisnis seperti itu"

Ates tidak menjawab perkataan Aaric. Aaric sudah menebaknya bahwa itu benar. Bisnis utama keluarga mereka adalah narkoba

"Sudahlah Ates kalau kau berbohong kau semakin terlihat bodoh"

"Kalian bisa tanyakan pada Padre aku tidak bisa menjawabnya"

"Kalau benar Padre berbisnis seperti Ayahnya, bukankah dia lawan kita? Kudengar tidak ada pertemanan dalam dunia mafia"

"Betul" jawab Ates "Bedanya, Ayah Lion hanya bisa menjual sekitar tempat tinggalnya dan sekolah ini. Sedangkan Padre berhasil membangun kongsi dengan negara lain"

Mereka agak terkejut tapi tidak lama

"Berhati-hatilah" kata Ates memperingati "Kabar tidak enaknya, Lion membenci semua Cosbi"

Mereka melihat Ates tidak mengerti

"Ayah Lion pernah dipenjara karena mencoba melawan peradaban Cosbi disini"

"Itu sebabnya dia menatap kita seperti itu?"

Ates mengangguk

Mereka sibuk membicarakan Lion. Sedang Lion ditempatnya sibuk mengatur rencana bagaimana caranya agar bisa menghajar ketiga generasi Cosbi didepannya

.
.
.

Next chapter Will private, you guys must ready

Don't tell my father-Aaron

Continue Reading

You'll Also Like

398K 28.8K 27
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
501K 41.5K 71
Kalaupun ada kehidupan kedua,Emily mungkin lebih memilih mati. Namun,setelah mati Emily benar benar menjalani kehidupan keduanya sebagai anak dari Du...
1.1M 99.9K 47
Arya Giandra dan Arsen Ganendra dua saudara kembar yang terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Arya ikut dengan sang ibu memiliki nasib berun...
Takdir Yang Bergeser By imma

Historical Fiction

20.2K 2.4K 29
Anindita rahayu, mahasiswi sejarah dari salah satu universitas ternama yang begitu mencintai sejarah terutama mengenai perwayangan. Rasa cintanya ini...