I'm Fine • Hwang Hyunjin ✔

By Guanlensss

472K 57.2K 5.9K

Gimana rasanya sahabatan bertiga? semuanya indah tapi.... bukankan harus ada perasaan yang berkorban? dan itu... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
Cast
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Halo?
69
70
71
73
74
75
76
77
78
79
Sorry
80
81
82. End
Epilog

72

3.6K 441 48
By Guanlensss

Hyunjin pov

Jadi gini? Seperti ini sakitnya? Kecewanya Chani saat itu, jadi seperti ini?

Gue tersenyum masam yg ketepatan dengan Chani yg mengalihkan pandangannya ke gue, sepertinya dia sempat lupa kalau gue ada disini.

Chani tersenyum ke arah gue dan gue balas senyumannya dengan senyuman masam.

Gue menarik lengan Yoora buat ngedeket ke gue, Yoora yg tertawa terbahak-bahak karena tingkah yg di buat Lucas ke Chani pun menoleh dan mengernyit bingung.

"Kenapa jin?" Tanya Yoora sembari beringsut mundur menyamakan posisinya dengan gue.

"Ke rumah yuk ra, aku mau cerita sama kamu" Bisik gue dan Yoora langsung mengangguk mengerti dengan keadaan gue.

Yoora berdiri terlebih dahulu dan menarik tangan gue untuk berdiri juga, ternyata Yoora yg berdiri menarik perhatian semua orang yg ada disana termasuk Chani yg menatap bingung Yoora yg tiba-tiba berdiri sembari menarik tangan gue.

"Mau kemana ra?" Tanya Chani menyuarakan pemikirannya sembari matanya menatap Yoora dan gue secara bergantian.

"Eh, aku sama Hyunjin balik duluan ya" Ucap Yoora dengan tersenyum tak nyaman.

Chani sempat terdiam beberapa saat dengan wajah datarnya dan matanya menatap gue meminta penjelasan sebelum akhirnya gue menjawabnya dengan mengangguk kaku dan tersenyum.

Chani merengut menatap gue dengan bibirnya yg mengerucut sebal.

"Yaudah" Jawabnya singkat dan memalingkan wajahnya kembali berbincang dengan Jeno.

Gue menghela nafas berat karena Chani masih belum mau menatap gue kembali.

"Jin Chani marah" Bisik Yoora dengan sedikit menunduk karena gue masih belum juga berdiri.

Gue mendongak menatap Yoora dan mengangguk setuju dengan ucapan Yoora.

Akhirnya gue berdiri menyusul Yoora "Ayo ra" Ucap gue sembari menarik Yoora ke arah pintu, sebelum pintu kamar Chani tertutup sempurna gue sempat mendapat tatapan tajam dari Jaemin yg gue abaikan.

•••

Gue memasuki rumah gue dan mendapati bunda yg terduduk di sofa, menatap heran kedatangan gue dan juga Yoora.

Kalau gue sih gak kaget lagi liat bunda bertingkah kayak gitu, bunda memang terkadang bersikap aneh yg membuat gue sebagai anaknya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Loh kok cuman berdua?" Tanya bunda yg menghentikan langkah gue buat ke kamar.

Gue menautkan alis gue, melihat bunda yg juga menatap gue.

"Maunya berapa bun? Sekomplek?" Ucap gue asal yg langsung mendapat lemparan bantal dari bunda sedangkan Yoora hanya tertawa melihat bantal yg bunda lempar tepat sasaran ke muka gue.

Karma dari Chani nih kayaknya.

Gue memungut bantal sofa dan meletakkannya kembali ke dekat bunda, hampir saja gue tertawa kala mengingat wajah kesal Chani tadi yg gue lempari bantal tapi urung karena bunda yg sudah berseru kesal.

"Bunda balikin ke perut lagi tau rasa kamu!" Seru bunda dan menatap gue berang.

Gue berdecak malas melihat bunda yg mode sensitif seperti ini "Ahh bunda baperan, kan Hyunjin gak ngerti maksud bunda"

"Maksud bunda itu Chani kemana?!" Balas bunda gemas sendiri dengan gue.

Yoora tersenyum dan menjawab pertanyaan bunda "Chani ada dirumahnya bun, lagi ada temennya dia" Jelas Yoora yg membuat bunda mengangguk mengerti dengan mulutnya yg berbentuk 'O'

"Udah kan?" Tanya gue dengan malas dan bunda lagi-lagi mengangguk tanpa menatap gue.

"Yaudah Hyunjin mau keatas" Lanjut gue lagi yg hanya mendapati bunda yg mengendikkan bahunya acuh tak acuh.

Sabar jin sabar, untung bunda lo cantik.

Gue membuka pintu kamar gue dan menghempaskan tubuh gue di kasur yg membuat Yoora menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Kayak habis darimana aja kamu jin" Ucap Yoora dan duduk di pinggir kasur gue sembari tangannya yg telaten mengangkat kepala gue dan meletakkan bantal untuk gue pakai.

Yoora juga ikut merebahkan tubuhnya di samping gue dengan pandangan lurus ke atas.

"Baru keluar dari neraka rasanya ra" Ucap gue dengan asal yg membuat Yoora tertawa nyaring.

Dengan tawanya Yoora berbalik menatap gue dan mendorong pipi gue sampai wajah gue berpaling dari Yoora.

"Apasih, asal aja" Jawab Yoora yg masih berusaha meredakan tawanya.

Gue mengerucutkan bibir gue kesal sembari menatap Yoora yg sudah berhasil meredakan tawanya dan menatap gue dengan senyumannya.

"Ra" Panggil gue sembari memposisikan tubuh gue untuk menghadap Yoora.

"Hmm" Jawab Yoora hanya dengan deheman singkat.

"Cemburu gak?" Tanya gue dengan tiba-tiba, Yoora sempat terdiam sebelum akhirnya tertawa renyah dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu cemburu?" Tanya Yoora yg gue tau dia cuma pura-pura tak paham dengan ucapan gue tadi.

"Iya cemburu, kamu juga gak?" Kejar gue lagi mencoba mencari jawaban.

Yoora menghela nafasnya panjang "Kamu bicara apa jin?" Tanya Yoora dengan matanya yg menghindari tatapan dari gue.

"Yaudah kalau gak mau jujur" Ucap gue dan memilih duduk sembari menyandarkan kepala gue di kepala ranjang gue.

Yoora ikut duduk menghadap gue tapi Yoora menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya gugup membuat gue tertawa gemas karena tingkahnya.

"Kok ketawa?" Tanya Yoora heran dan gue menggeleng masih dengan tawa yg tidak bisa di tahan.

"Gausah gugup kali ra" Ucap gue dengan kekehan yg langsung mendapat pukulan di lengan gue.

"Apasih jin!" Ujarnya dengan kesal, gue mengacak rambut Yoora dan setelahnya tangan gue menarik pipinya yg gumpal itu.

"Gapapa kali, Lucas ganteng kok" Ucap gue sembari menahan tawa gue sedangkan Yoora semakin menundukkan kepalanya dan meringis kecil.

Jemari Yoora menutupi pipinya yg sudah memerah seperti kepiting rebus.

Usaha gue sia-sia pada akhirnya gue kembali tertawa dengan keras.

"Udah jin" Cicit Yoora dengan nada suaranya yg memelas.

"Astaga ra, lucu banget sih!" Ucap gue yg masih tergelak, akhirnya Yoora mengangkat wajahnya dan menarik bibir gue gemas yg mau tidak mau membuat gue menghentikan tawa gue.

"Udah udah, gak usah diledekin gitu" Ucap Yoora yg sejak tadi tidak mengeraskan suaranya mungkin dia malu, dan gue hanya tersenyum menggoda ke arah Yoora.

"Oke aku diam" Ucap gue yg langsung membuat Yoora tersenyum dan mengangguk setuju, mungkin Yoora masih belum siap menceritakan semuanya.

Gue tau semuanya juga dari menyimpulkan sendiri dan ternyata benar, selama ini Lucas yg sudah menempati hati Yoora.

"Yaudah, kamu ngajak pulang kenapa?" Tanya Yoora yg sudah mengambil posisi bersila di atas ranjang gue dan menatap gue serius.

"Kasian kamunya cemburu liat Lucas yg nempel Chani terus" Jawab gue dan jawaban gue membuat Yoora memekik sembari tangannya yg mencubit lengan gue.

"Kamu kali yg cemburu dari tadi diem-diem aja!" Bela Yoora yg menjulurkan lidahnya.

"Nah itu, jadi sekarang kamar aku jadi tempat perkumpulan orang cemburu nih?" Tanya gue menggoda dan Yoora langsung tertawa terbahak-bahak dan mengangguk setuju.

"Sejak kapan ra?"

"Udah lama"

"Setia juga ya kamu" Ucap gue dengan kekehan.

Yoora berdecak "Ck, bedain setia sama bodoh deh jin"

"Oh ya?"

"Hmm, setia itu buat orang yg saling memiliki dan tetap memilih pasangannya bahkan setelah beberapa tahun berlalu, dan bodoh itu aku"

"Kamu selalu dapet peringkat 1 kok"

Yoora memukul lengan gue beberapa kali karena godaan gue tadi.

"Gak gitu jin!" Serunya, bibirnya mengerucut membuat pipinya menarik perhatian untuk gue cubit dengan gemas.

"Ya terus gimana? Kalau kamu bilang bodoh itu karena tetap nunggu bertahun-tahun demi orang yg di cinta, aku juga masuk dalam bagian orang bodoh itu ra, Chani juga termasuk tuh"

"Tapi setidaknya Chani tau perasaan kamu jin dan juga sebaliknya" Ucapnya dengan lirih.

Sesakit itu ya ra?

Rasanya gue ingin menanyakan kalimat itu, tapi gue gak sanggup karena tanpa berucap apa pun hanya mendengar nada suaranya gue tau, Yoora yg tersakiti disini.

Akhirnya gue memilih menarik Yoora untuk gue rengkuh.

"Lucas gak tau jin, dia gak pernah tau tentang perasaan aku" Ucapnya sembari memposisikan kepalanya di bawah dagu gue.

"Awalnya aku gapapa sama keadaan ini, jatuh cinta diam-diam yg kata Mami itu hal yg indah"

"Kata mami itu hal yg bisa mengukur rasa tulus aku buat seseorang, sebesar apa hati aku buat orang yg di cinta"

"Bener apa kata mami, kalau itu hal yg indah, cuma sekedar bicara sama Lucas bisa buat aku bahagia, Lucas menyapa aku dengan ramah sudah menimbulkan rasa puas di hati aku, Lucas yg dengan segala godaannya buat aku walaupun aku tau dia gak cuma ke aku kayak gitu tapi itu udah bisa mengukir senyuman aku dengan pipi aku yg bersemu merah"

"Sesederhana itu aku bahagia dulu jin"

"Tapi ternyata semuanya gak segampang itu, gak sesederhana dengan apa yg aku kira, gak seindah dengan apa yg di ucapin mami"

"Kamu terluka ra?"

Pertanyaan gue di jawab anggukan pelan Yoora di dada gue.

Gue menghela nafas dan menepuk punggungnya beberapa kali, mencoba menenangkan Yoora.

"Aku selalu terluka jin dengan ngeliat Lucas sama cewek lain aku merasa sakit tapi puncaknya saat Lucas mendatangi aku dan menanyakan tentang Chani"

"Disitu puncaknya aku merasa hancur, tapi aku bisa apa? Aku seorang perempuan yg sudah memilih jalan aku sendiri, dengan jatuh cinta diam-diam"

"Aku gak bisa mengeluh, aku gak bisa berucap, aku gak bisa cerita, aku cuma bisa mendem semuanya sendiri jin. Karena aku sadar, dari awal aku yg salah"

"Coba aja dari awal aku jujur sama kamu kalau aku punya perasaan sama Lucas mungkin aku gak harus merasa sendiri saat itu"

"Pada akhirnya aku nyaksiin gimana Lucas yg berjuang buat Chani, aku berusaha menerima semuanya dan memilih tersenyum, mencari kesempatan apapun untuk bisa melihat Lucas, walaupun harus mengikuti Chani dan merengek ke kamu untuk ikut kegiatan mereka"

"Sempat menyesal karena dengan aku yg meminta kamu terus sama aku untuk ikut teman-teman Chani membuat jarak antara kamu sama Chani semakin merenggang, tapi saat itu cuma kamu harapan aku satu-satunya jin, gak mungkin aku bergantung ke seorang Chani, di saat Chani menjadi perempuan yg dicintai pria yg aku suka"

"Aku gak bisa jin, seikhlas apapun aku melihat Chani sama Lucas pasti ada sudut hati aku yg merasa terluka, aku gak sebaik itu jin, aku juga bisa merasa iri, merasa sakit hati, merasa kesal, tapi karena orang itu Chani aku memilih diam, cukup aku yg terluka aku gak mau Chani juga ikut terluka di saat dia tau kalau dia sering menghabiskan waktu bersama pria yg dicintai sahabatnya"

"Aku kenal Chani dengan sangat baik, pasti dia akan terluka karena sikapnya sendiri nanti saat tau aku suka sama Lucas, dia pasti akan nyalahin dirinya sendiri makanya aku memilih diam sama perasaan aku, karena aku sayang sama Chani seperti saudara"

"Dan akhirnya aku memutuskan satu hal aku bahagia setiap melihat Lucas, itu keputusan aku jin tapi apa aku masih bisa bahagia kalau yg aku liat Lucas sedang memperjuangkan perempuan lain?"

"Nggak jin, aku gak bahagia tapi pada akhirnya aku tetap harus tersenyum seperti biasanya kan? Itu Yoora yg orang kenal, dan aku harus tetap seperti itu"

"Tapi jin... apa yg lebih menyakitkan dari pura-pura bahagia?"

"Maaf ra" Ucap gue, gue bener-bener merasa kecewa sama diri gue sendiri karena selalu berpikir Yoora baik-baik saja tanpa tau dia pernah merasa sendiri.

"Kamu gak salah Hyunjin, udah ah!" Ucap Yoora dan menarik diri dari pelukan gue.

Yoora tersenyum manis di hadapan gue, tapi setelah mendengar semua penjelasan Yoora tadi ada satu hal yg terlintas di benak gue.

Apa saat ini Yoora benar-benar ingin tersenyum?

Apa yg di sembunyikan dari senyuman manis itu?

Apa Yoora baik-baik aja?

Seolah paham dengan pemikiran gue, Yoora kembali bersuara "Aku yg sekarang baik-baik aja Hyunjin, mungkin karena terlalu terbiasa dengan perasaan ini selama bertahun-tahun membuat aku gak merasakan sakit seperti dulu lagi, aku yg sekarang lebih kuat. Percaya sama aku!" Ucapnya dengan tatapan yakin yg membuat gue tertawa dan mengusak rambutnya lalu beralih menarik pipinya.

Pada akhirnya Yoora kembali membahas sahabat kesayangannya itu.

Chani, Chani, dan selalu Chani.

Yoora sangat menyayangi Chani, dia bahkan rela memilih diam saat tau Lucas mencintai Chani demi menjaga hubungannya dengan Chani tapi sialnya gue yg merusak tali persahabatan mereka saat itu.

Yoora tertawa terbahak-bahak saat gue menceritakan kekonyolan Chani sewaktu masih kecil.

Gue tersenyum simpul memperhatikan Yoora "Kenapa bisa gini sih ra?" Tanya gue tiba-tiba yg langsung mendapatkan tatapan bingung Yoora.

"Apanya?" Tanya Yoora tak paham.

"Gak tau" Jawab gue dan Yoora langsung berdecak kesal sembari memutar bola matanya dengan malas.

"Kenapa? Masih mikirin perasaan Chani ya?" Tanya Yoora yg gue jawab dengan anggukan.

"Udah gak usah khawatir gitu, Chani sama Jaemin cuma temenan kok. Mereka udah sepakat gitu" Jelas Yoora seolah mengerti keresahan gue.

"Kok kamu tau?" Tanya gue penasaran.

Yoora menggumam dan mengangguk tidak jelas, gue berdecak "Yg jelas dong ra" Pinta gue.

Yoora menghela nafasnya dan menatap gue tanpa minat "Tadi Chani yg cerita sama aku" Jawabnya membuat gue semangat mendengar ceritanya.

"Terus?" Tanya gue tak sabar.

"Ya gitu, katanya Jaemin gak mau nahan Chani lagi terus nyuruh Chani ngasih kesempatan sama kamu" Jelas Yoora membuat lengkungan senyum tercipta di bibir gue.

"Tapi jin" Ucapan Yoora membuat gue menatapnya harap cemas, gue takut mendengar kalimat yg membuat gue tidak punya harapan lagi untuk mendapatkan Chani.

"Kenapa?"

"Chani bilang dia gak ngerti sama perasaannya"

Gue mengernyit bingung "Maksudnya?" Tanya gue.

Yoora mengemam bibirnya sebelum berucap "Dia gak mau kehilangan Jaemin, kamu ngerti kan maksud aku?" Tanya Yoora dengan matanya yg menatap gue cemas.

Gue mengangguk paham dan tersenyum masam "Chani masih belum bisa ngelepas Jaemin?" Tanya gue dengan lesu yg sama sekali tak mendapat jawaban dari Yoora.

"Yakan ra?" Tanya gue meminta jawaban yg jelas.

Yoora menghela nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaan gue "Jin denger, sekarang Chani cuma lagi bingung sama perasaannya dan tugas kamu cuma meyakinkan Chani kalau Chani masih cinta sama kamu. Aku rasa dia cuma terguncang aja dengan Jaemin yg tiba-tiba ninggalin dia jadinya ya gitu, aku heran deh kenapa orang-orang di sekitar aku gak paham sama perasaannya sendiri dulu kamu sekarang Chani, pusing Yoora" Ucap Yoora dengan tangannya yg memijit pelipisnya.

Gue tersenyum dan menyerang Yoora dengan kalimat yg membuat Yoora gelapan "Jadi kamu paham sama perasaan kamu yg udah jadi hak milik Lucas?" Tanya gue menggoda dan menyenggol lengannya pelan.

Yoora sempat terhenyak sesaat sebelum akhirnya berdiri dan berlari ke arah pintu dan berteriak "Hyunjin berhenti bicara gitu! Aku pulang!" Teriak Yoora yg sudah hilang di balik pintu, sedangkan gue masih tertawa.

Gue mengalihkan tatapan gue dari pintu ke arah figura di nakas "Gue tinggal ngeyakinin lo kan Chan?" Gumam gue dan memilih melangkah ke balkon memperhatikan kamar Chani yg masih ramai dengan suara-suara tawa dan pekikan Chani.









•••

🐻 : jangan keseringan berdiri deket bunga ra.
🌼: Hyunjin berhenti sama gombalan basi kamu itu.
🐻: lah aku beneran loh, kasian bunganya nanti gak laku.
🌼: hah? Jangan ngaco deh!
🐻: gimana pelanggan mau beli bunga, disaat bunga yg katanya indah memilih ngelilingin kamu yg lebih indah dari bunga, pasti orang-orang lebih tertarik ke kamu lah Yoora sayang.
🌼: oh halo Chani!
🐻: Nah gimana ra gombalan aku buat Chani bagus kan? Sebenernya itu buat Chani loh ra bukan buat kamu.
🌼: hahaa aku bercanda tuh, gak ada Chani. Dasar penakut!
🐻: Yoora sialan!
🌼: hahaha kalau kamu masih ngerdus sana-sini, aku aduin Chani wlekkkk😜






Oke aku gabut.
Maafkan ketidakjelasanku ini yeorobun

Menurut kalian karakter Yoora ini gimana sih?
Sebenernya bukan cuma Chani yg terluka, tapi Yoora juga tapi sayangnya Yoora lebih milih diem.
Kayaknya kalo Yoora milih beraksi dia bakal jadi cewek jahat deh, tapi aku gak pernah bisa buat karakter jahat.

Karena pengalaman aku sendiri ya, setiap baca ff terus ada aja yg jahat pasti gak aku lanjutin saking keselnya wkwk.

Tanggapan kalian buat karakter Yoora gimana?

Jangan lupa vommentnya yeorobun.
Selamat bermalam minggu,
Akibat gak ada kerjaan jadi up terusss
Maapppp yaaaa

Ciyuuuuu💜

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

317K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
156K 15.6K 27
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
165K 2.6K 15
Disini berisikan oneshoot/twoshoot Jeno sub, atau pihak bawah. and related to sex.
80.7K 8.8K 89
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...