KOOKMIN : KOOK [TOP]MIN [BOT]
BOY X BOY [YAOI]
HOMOPHOBIC OUT!!!
TYPO!!!!
Jimin bertemu dengan keluarga jungkook, canggung tentu saja melanda jimin, bagaimana tidak? dia berada diantara orang penting negara saat ini
"em.. nak jimin?"
"eh? iya..."
"bukannya kau reporter yang mewawancarai kami waktu lalu ya?"
"ah.. iya pak, itu saya"
ayah jungkook mengangguk singkat sembari tersenyum
"lalu sebenarnya kalian berdua ini ada hubungan apa?"
kini sang ibu mulai bertanya , jimin menggaruk tengkuknya bingung. dia mau menjawab apa? apa dia harus menjawab kalau dirinya adalah seorang tawanan?
"dia pacarku eomma"
jungkook menyela dengan cepat, membuat jimin melotot kaget serta kedua orang tuanya juga ikut kaget
"pacar? sejak kapan kau punya pacar jungkook?"
"tidak lama, baru-baru ini. aku harap kalian bisa menerima jimin dengan baik, dia orang yang aku cintai"
"bu-bukan pak.. bu..."
jimin tentu saja gugup dan khawatir sendiri, kebohongan ini pasti akan berdampak pada dirinya bagaimanapun juga
"kami tidak masalah kok"
ayah jungkook berucap pelan
"nak jimin juga terlihat baik"
ibu jungkook menimpali sembari tersenyum pada jimin , mau tak mau jimin juga ikut tersenyum
"eomma dan appa akan ke kamar untuk istirahat, kau juga istirahatlah.. bawa jimin istirahat di kamar tamu"
ayah jungkook berucap tegas sembari berdiri menggandeng tangan isterinya
kini hanya tinggal jungkook dan jimin di ruang tamu itu
"mau istirahat?"
jungkook menawarkan , dibalas gelengan oleh sang empu
"mau makan dulu?"
"aku mau bertemu eommaku, pasti dia mengkhawatirkan diriku"
"tidak, aku sudah menyuruh bawahanku menelepon eommamu dan bilang kau baik-baik saja"
"ta-tapi aku.."
"kau berjanji tak akan kabur kan? mau sesuatu terjadi pada eommamu?"
jimin menggeleng lemah
"kalau begitu ayo, kuantar ke kamar tamu"
jimin mengikuti jungkook , rumah ini cukup besar, dia tidak ingin tersesat dan dikira pencuri nantinya
tak lama, jimin berhenti di pintu kayu yang terlihat snagat classic
"ini kamarmu, tidurlah disini"
jimin membuka dengan ragu pintu kamar itu , matanya terbelalak kaget ketika melihat isi kamar itu
gila!
apa ini tidak terlalu berlebihan untuk sebuah kamar tamu?
"kenapa diam? kau tidak suka? mau ke kamar lain?"
"ti-tidak, aku suka"
"kalau begitu masuklah dan istirahat, aku akan memanggilmu untuk makan nanti"
jimin mengangguk perlahan dan mulai masuk ke kamar itu, tak lupa menutup kembali pintu kamarnya
"gila... rumah ini mewah parah. jeon jungkook benar-benar mafia kaya raya"
jimin mendudukkan dirinya di ranjang king size yang ada
"bahkan ranjang ini terlalu empuk untuk kutiduri"
jimin merebahkan dirinya sembari melihat langit langit kamar itu , bahkan langit-langitnya saja terlihat mewah
"bagaimana kalau jeon jungkook tertangkap? bagaimana reaksi kedua orang tuanya? dan bagaiaman pikiran publik tentang ini?"
jimin menghela napas pelan
"jeon jungkook seorang mafia bahkan tak pernah terlintas di benakku , setahuku dia anak yang ceria dan banyak bicara... ternyata itu hanya topeng belaka, memang semua orang memiliki 2 sisi dalam dirinya... aku percaya itu sekarang"
jimin memejamkan matanya , angan-angan tentang jungkook yang membunuh sahabat serta kekasihnya terus terngiang , jika mengingat lagi dia benar-benar sakit hati , ingin dia membunuh jeon jungkook
tapi dia sadar, bahwa kabur dari jeon jungkook sama dengan cari mati
.
.
'tok'
'tok'
'aku masuk'
jimin masih terbaring meringkuk di ranjang , ia dapat mendengar samar suara yang masuk ke dalam kamar , tapi dia terlalu lelah... jadi dia pikir itu hanya halusinasi
"kau tidur dengan nyenyak, kau bahkan tak mendengar orang masuk park? bagaimana kalau itu orang jahat yang ingin memperkosamu?"
jimin berjingkat kemudian membuka kedua mata sipitnya, ia terduduk ketika melihat jungkook ada di sisi ranjangnya
"se-sejak kapan kau disini?"
"10 menit aku mengetuk pintumu, dan kau tidak membukanya... aku masuk karena lelah menunggu, dan kau tahu apa yang kulihat? seseorang dengan enaknya tidur dan mengabaikanku"
"ma-maaf, aku lelah"
"aku senang kau tidur dengan nyenyak, sekarang ayo makan, kau belum makan kan?"
tak dapat dipungkiri perut jimin mengaum ingin segera diisi
"kita akan makan diluar kan?"
jungkook terdiam sejenak
"kau ingin makan diluar?"
"aku ingin jajanan jalanan"
"itu tidak mengenyangkan, mari kita makan dulu di rumah lalu beli jajanan"
"kita?"
"iya.. kau, aku , appa dan eomma"
"ta-tapi aku tidak enak makan bersama ibu dan bapak presiden"
"mereka akan segera jadi mertuamu, tenang saja"
jimin memukul lengan jungkook cukup keras
"jangan main-main, aku tidak akan menikah dengamu"
"benarkah?"
"tentu saja! kau boleh menyanderaku, tapi kau tidak bisa memaksaku untuk mengikat hubungan yang bahkan tidak aku kehendaki"
jungkook tersenyum remeh
"benarkah? bagaimana kalau aku membuatmu terikat agar kau tidak bisa kabur hm?"
"h-hah?"
jungkook menyunggingkan senyuman mengerikan , dia mendorong tubuh kecil jimin dan menindihnya
"kita lihat , memang apa yang bisa kau lakukan"
TBC