AQUAMARINE

By kkeenth

277 38 1

Semua berawal dari sepasang cincin yang mereka beli di tempat lelang sewaktu muda hingga mengantarkannya pada... More

PROLOGUE
#01
#03

#02

52 7 0
By kkeenth

Terhitung sudah dua bulan lebih semenjak hari pemakaman dan ini pertama kali bagi si kakek untuk kembali mengunjungi pusara sang sahabat.

Bukan tanpa alasan dia melakukannya.

Semalam dia baru saja bermimpi tentang Jimin muda yang mengenakan tuksedo hitam lengkap dengan tatanan rambut yang dibuat sedemikian rapi, membuat dirinya terkesima melihat wajah berseri nan tampan sang sahabat.


Di dalam mimpinya Jimin tak berkata apa-apa, hanya memberikan senyuman khas miliknya sembari mengulurkan tangan. 


Awalnya dia sempat ragu untuk menyambut uluran tangan tersebut, hingga ketika tangannya terangkat untuk menjabat, sosok Jimin perlahan bergerak menjauh. Ia pun memutuskan untuk mengejar namun yang ia dapatkan hanya udara kosong. 


Hampa.


"Aku sudah di sini, apa kau masih merindukanku?" si kakek berujar lirih. "Ini kubawakan lagi bunga kesukaanmu." Ia meletakkan sebuket kecil bunga krisan perak, menyandarkannya pada batu nisan. 


Setelahnya hening. Si kakek tak lagi mengucapkan kata, sepertinya ia sedang berpikir sembari menatap pusara di depannya.


Anehnya sebuah senyum tergurat kecil di wajah keriputnya. Dia baru saja menyadari satu hal yang menurutnya lucu dan—mungkin—aneh.


Serius, ia bahkan berani bertaruh jika orang lain yang melihatnya pasti juga akan berpikir, kenapa ada bunga krisan perak di pemakaman? Memang pantas disebut aneh lantaran orang-orang biasa membawa bunga anyelir, lily, gladiol ataupun mawar sebagai lambang berduka cita.


Tetapi dia tidak pernah berpikir begitu. Jimin menyukai krisan perak, dan Jimin sering memberinya bunga tersebut ketika mereka memiliki hari perayaan.


Dulu sekali ia sempat bertanya pada Jimin kenapa selalu memberikan bunga yang sama padahal dia tidak terlalu menyukai krisan perak. Dan jawaban yang ia dapat cukup membuatnya tertegun sekaligus geli pada saat itu.


Jimin menjelaskan bahwa krisan perak merupakan simbol cinta untuk sahabat. Karena mereka bersahabat dan Jimin sangat menyayangi dirinya, maka dia selalu memberinya bunga tersebut.


"Bagaimana kabarmu di sana? Apa kau sudah bertemu bidadari cantik?" ia diam sebentar, sesudah itu ekspresinya berubah lesu. "Ah, enaknya. Sementara aku di sini hanya semakin tua dan lemah."


Baginya waktu berjalan begitu cepat sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa mereka—hanya Jimin—sudah berada di akhir perjalanan.


Rasanya baru kemarin mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri, bercanda, bertengkar, berbagi keluh-kesah, membangun mimpi bersama hingga akhirnya bertemu dengan pasangan hidup masing-masing dan memiliki keturunan. 


Tanpa disadari waktu telah mengubah mereka untuk menjadi terbiasa hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain.


"Aku iri," ujarnya lirih nyaris berbisik. Ujung jemarinya bergerak pelan di atas ukiran nama dengan pandangan mulai kosong. "Tidak bisakah kau mengajakku bersamamu?" dia menunduk kala merasakan sudut matanya sedikit berair.


Padahal sewaktu berangkat tadi ia sudah menyiapkan hati, namun tetap saja rasa galau itu masih menerpanya. Meski begitu sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak menumpahkan kesedihannya di sini.


Ingat, Tae. Kau tidak boleh menangis di depannya. Otaknya mencoba terus mengingatkan sambil mengusap kedua mata.


Tangannya mengeratkan jaket sekilas dan membenarkan topi yang ia kenakan saat udara dirasa semakin dingin menyentuh kulit pucatnya. "Sepertinya aku harus segera pulang. Lain kali aku akan datang lagi." Dia berpamitan seakan-akan makam Jimin bisa mendengarnya.


Ketika dia akan beranjak matanya tanpa sengaja menangkap sebuah benda kecil berkilauan di samping pusara. Rasa penasaran mendorongnya untuk mengambil benda tersebut hingga ia dibuat kaget sekaligus heran oleh benda itu.


Bukankah ini cincin milik Jimin? 


Ia sepenuhnya yakin jika benda itu benar milik mendiang sahabatnya, karena saat ini dia juga mengenakan cincin yang sama seperti cincin itu. 


Tapi kenapa bisa ada di sini? Apa benda ini tidak ikut dipasangkan ke jasad Jimin?


Dalam hitungan detik otaknya dipenuhi pertanyaan. Ia pun melihat cincin miliknya sendiri yang tersemat di jari kanan, kemudian beralih melihat cincin yang ia temukan dan mencoba membandingkan. 


Benar. Tidak salah lagi. 


Kedua cincin ini memiliki model dan bahan yang sama. Cincin miliknya bermata batu aquamarine warna biru kehijauan sementara milik Jimin bermata batu aquamarine warna biru tua. 


Sepertinya dia harus mengembalikan cincin Jimin pada keluarganya. 


Dia lantas berdiri seraya mengantongi cincin tersebut. Tanpa ingin membuang banyak waktu lagi ia segera mengayunkan tungkai panjangnya, bergerak menuju gerbang makam.


Tetapi lagi-lagi dia dibuat terkejut ketika mengangkat pandangan ke depan. Pada jarak sepuluh meter di depannya dia sudah tak bisa melihat letak gerbang makam karena tertutup kabut tebal yang entah datang dari mana dan sejak kapan. Bahkan kabut itu sepertinya menyebar semakin dekat. Tanpa ingin ambil pusing ia kembali berjalan menembus kabut. Dia harus segera pulang.


Dahinya sempat mengerut saat menyadari tidak ada rasa dingin ataupun lembab yang biasa dia rasakan ketika pagi maupun malam seusai hujan lebat. Kabut ini terasa kering, kosong dan semakin ia berjalan semakin ia tidak menemukan ujung.


Kedua tungkai panjangnya akhirnya memilih berhenti, takut kalau-kalau dirinya sudah berada di tengah jalan raya.


Jalan raya! 


Seharusnya ia bisa mendengar suara kendaraan dari sini, mengingat letak jalan yang—seharusnya—tidak jauh dari posisinya sekarang. Tapi dia tidak mendengar suara apapun. 


Sangat sunyi tapi entah kenapa ia merasa begitu damai. 


Selama beberapa saat dia masih berada di sana dengan posisi yang sama, hingga kedua netranya menangkap seberkas cahaya yang sangat menyilaukan datang dari ujung depan, membuatnya tak kuasa untuk tidak menutup mata.





TBC
.

.

Cast 1.0

(Taehyung Kim, 71 tahun)

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 146K 73
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus...
163K 933 15
cie kepo!! sabar ya ubah alur ubah judul wkwk
226K 11.5K 32
"eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasu...
86K 5.2K 19
Aileen Zovanka harus mati sia-sia karena terlampau kesal dengan ending novel yang ia baca, ending yang begitu buruk dan menyebalkan tentunya. namun m...