Childhood Love

By indiegorose

13.5K 1.3K 190

Drabble SasuHina saat masa kanak kanak, kisaran umur antara 5-12 tahun. ~Enjoyyy~ More

HALLOWEEN
New Student
otouto-zone
Imunisasi

Bad mood

2.1K 235 18
By indiegorose

"Pokoknya sasuke nggak mau ikut!"

Brak

Bantingan pintu terdengar. Sesaat kemudian ada kerusuhan di garasi rumah saat putra bungsu uchiha mengambil sepedanya dengan tergesa. Memakai helm sepedanya asal, ia segera mengayuh sepeda miliknya sekencang mungkin dengan wajah masam.

"Sasuke!! Mau kemana! Hei!"
Mikoto, mama dengan dua anak tampan itu berkacak pinggang. Ia mengeleng gelengkan kepalanya. Makan hati dengan sifat si bungsu yang susah diatur.

"Itachi! Kenapa diam saja? Kejar adikmu, bagaimana jika dia diculik!?"

"Maa, jangan memperlakukan sasuke seperti anak kecil-"

"Dia memang masih kecil!"
Si mama berubah emosi. Nggak habis pikir dengan sikap santai Itachi, anak laki laki pertamanya yang terserang keriput usia dini akibat mikoto yang sering marah marah saat mengandungnya.

Eh, emang ada begitu?

"O-oke, tenang dulu ma, kalo marah marah bisa nambah keriput. tarik nafaaas keluarkan"
Mikoto menuruti putra bungsunya. Bener juga, mikoto nggak mau punya keriput seperti anaknya.

"Sasuke nggak kemana mana kok. Palingan cuma ke rumah hinata-chan buat memperbaiki moodnya yang rusak, itachi yakin, pulang pulang pasti sasuke bakalan senyum senyum nggak jelas lagi sambil melamun"

Si sulung benar juga. Hinata, anak manis kepunyaan keluarga hyuuga itu memang seperti mood booster bagi anak bungsunya. Nah, kalau gini kan mikoto tenang.

"iya ya, pasti kerumah hinata chan ya? yaudah deh, kalo gitu mama tenang. Oh iya chi, beresin kamar sasuke ya"

"Lah, kok itachi maaa?"

"Ya mau gimana lagi, adikmu sedang pergi memperbaiki moodnya. Papa kerja, Mama mau ke pasar, yang tinggal cuma kau sendiri dirumah, yaudah, byeeee~"

"Yah..yah..Iih, kalo tau gini pasti sasuke nggak aku biarin pergi"
.
.
Kesal, sasuke sungguh kesal. Ia baru saja dipaksa untuk ikut ke pesta ulang tahun anak perempuan yang hobinya nempelin sasuke mulu kaya ikan remora. Kalau ia tidak mau datang juga, mamanya  mengancam akan menunjukkan foto sasuke 4 tahun yang didandani menjadi anak perempuan pada hinata.

Huft

Curang

Mau taruh dimana mukanya jika hinata sampai tahu.

Ckiiiit

Gesekan antara rem dan ban menimbulkan decitan. Sasuke berhenti di depan rumah bergaya tradisional. Helm nya ia lepas, Sepedanya ia parkir sembarangan. Urusan marahnya neji tak ia pikirkan. Yang terpenting sekarang, ketemu hinata buat memperbaiki mood.

Tanpa mengetuk pintu, sasuke langsung masuk. Jangan salah faham dulu, bukan karena mama mikoto tak pernah mengajari putranya tata cara masuk rumah orang dengan baik dan benar. Ini rumah keluarga hyuuga, mungkin bisa dibilang rumah kedua sasuke. Jika sasuke masuk dengan mengetuk pintu terlebih dahulu, nyonya besar pemilik rumah pasti bilang.

'Aduuh...masuk langsung aja sasuke, nggak perlu ketuk pintu. Anggap aja rumah sendiri'

Nah, Karena sasuke itu bocah tipe  'apa apa dibawa serius' jadilah sasuke menganggap serius perkataan ibu si anak manis.

Nggak salah kan?

Sampai di ruang tengah, sasuke tak menemukan tanda tanda kehidupan. Tumben, Biasanya, jam segini nyonya hyuuga sedang beres beres sambil nyanyi nyanyi.

Baru saja ia akan teriak memanggil nama adik neji itu, suara manis hinata telah sampai ke telinganya. Sasuke mendongkak, yakin betul si unyu ada di lantai dua, dimana kamarnya berada.

Dengan senyum mengembang, bungsu uchiha yang biasanya bermuka datar itu lari menuju 'istana' si kecil hyuuga. Tanpa mengetuk lagi, ia langsung menyentuh kenop pintu putih dengan gantungan bertuliskan 'nyamuk dilarang masuk'.

Cklek

"Hinata, ayo kelu...ar?"
Sasuke membisu. Ekspresinya nyaris cengo.

'Syok akuuh'
Mungkin itu yanga ada dalam pikiran bocah uchiha.

Bagimana tidak, disana, ada hinata dengan anak merah yang kecil kecil hobinya bergadang. Dengan posisi berpelukan! Tangan kanan hinata mengusap usap rambut berantakan si anak yang sedang menangis, sedangkan yang kiri menepuk nepuk punggungnya.

widiii...apa-apaan ini!

sasuke aja, yang udah kenal hinata dari jamannya norman kamaru masih viral sampai sekarang dimana pak eko yang viral nggak pernah digituin.

Ini diskriminasi namanya!
Teriak sasuke dalam hati.

Berbeda dengan sasuke yang gerah hati dan body, dua bocah yang masih setia berpelukan itu malah selo aja. Bahkan si kecil gaara semakin mempererat pelukannya. Sasuke yang nge- notice semakin melotot. Oh, si bocah merah cari masalah namanya, Pikirnya.

"HINATA! SINI!"

Tanpa ba-bi-bu, bocah pencemburu itu langsung menarik lengan hinata, Memposisikan putri hyuuga di belakangnya. Matanya memicing tajam pada anak laki laki yang masih sesenggukan.

Yang jelas, sasuke sudah seperti seorang ayah yang memergoki anak gadisnya beremesraan dengan pria nggak beres.

Anak laki laki yang jadi korban tuduhan tak beralasan sasuke semakin menangis. Tangisannya semakin keras, hal itu membuat hinata khawatir.

"S-sasuke-kun, lepas! Gaara-chan kasihan!"

"Biarin aja! Siapa yang suruh dia meluk hinata!"

"T-tapi gaara-chan masih kecil, papanya tadi pergi sama papa hinata, dia nggak boleh ikut jadinya gaa-chan nangis, makanya hinata peluk"

"Aku juga masih kecil! Papa aku juga pergi! Tapi nggak dipeluk!"

"Hiks..hiks..huwaaaa!!!hinata-chaaan!!"
Gaara-chan semakin tak terkendali. Anak berumur 4 tahun itu mengangkat kedua tangannya, antara minta dipeluk atau digendong. Hinata yang nggak tegaan langsung melepas pegangan sasuke secara paksa, Ia segera menyambut uluran tangan gaara dan kembali memeluknya.

"Ssst...gaa-chan jangan nangis, nee chan nggak kemana mana kok"
Kembali, hinata mengusap usap punggung gaara, kali ini gadis kecil yang sedang berlatih menjadi seorang kakak itu juga mengecup pelipisnya, menirukan cara ibunya menenangkan seorang anak kecil.

Sasuke bagaimana?

Oh, dia hampir tepar, Menatap tidak percaya pada hinata. Hinatanya yang imut imut lebih memilih orang yang baru saja dikenalnya ketimbang sasuke? Jika seperti ini, bukannya memperbaiki mood, yang ada semakin menghancurkan mood hingga menjadi butiran debu. Terlebih saat sasuke sampai pada satu kesimpulan : hinata bosan padanya.

Ok, fine! i leave!

dengan wajah yang ditekuk, sasuke berbalik, meninggalkan kamar hinata dengan perasaan tak terima. Oh, jika perlu tambahkan backsound 'aku pulang' dari sheila on 7.

Aku pulang,
Dengan dendam,
Tak terima kekalahanku~

Oh, itu lirik versi hati kecilnya sasuke.

Braaaak

Pintu ditutup, bersamaan  sasuke yang pergi dengan mood  yang hancur.
.
.
.
.
.

Sekarang Dimana dia?

Oh, nggak jauh jauh, hanya delapan langkah dari kamar hinata, tepatnya di halaman belakang kediaman keluarga hyuuga. Mencoba ngomong sama hyuuga momo, kucing gembul kesayangan hinata.

Kenapa? Kalian berharap sasuke langsung pulang? Maaf saja, walaupun anggapan hari ini hari sialnya terbesit, sasuke masih memberi hinata kesempatan untuk minta maaf, eng...sebenarnya ia yang berharap kalau kalau hinata akan mencarinya untuk minta maaf lalu membujuknya untuk main bersama.

Siapa tau kan?

Walaupun hinata udah bikin dia kesel hari ini, sasuke masih yakin hinata tetap milih dia.

"Sasu-kun?"

Tuh kan bener! Hinata pasti dari tadi udah nyariin sasuke. Wajah yang tadinya ditekuk sedalam mungkin kini berubah girang. Ia segera berbalik, mendapati hinata dengan dress birunya yang manis. yakin benar hinata sekarang tengah menyesal dan menemuinya untuk minta maaf. Karena teringat gengsi, uchiha bungsu kembali ke ekspresi awalnya, konsisten dengan wajah cemberut.

Sasuke dapat mendengar suara langkah kecil hinata. Setelah itu kursi kayu yang didudukinya berderit. Ia melirik, Hinata duduk disampingnya, kaki mungilnya ia goyang goyangkan. Walaupun begitu, sasuke belum mau mengubah raut wajahnya, masih menunggu kata maaf dari hinata.

"Sasuke-kun.."

Nah, ini dia yang ditunggu

"K-kenapa masih disini?"
.
.

Ha?

Nani!?

Itu jelas pengusiran terselubung. Bukannya kata maaf dengan dengan wajah manisnya yang menyesal, yang keluar malah pertanyaan kejam yang tak hinata sadari.

Ugh, sakit bung!

"Emangnya kamu mau aku pulang!?"

"Eh, E-enggak, hinata kira sasuke-kun langsung pulang gara gara ada gaara-chan"

"Uda ah! Kalo gitu aku pulang aja!"
Uchiha yang belum menerima kata maaf itu berdiri, bersiap melangkah menuju sepedanya di depan rumah.

"Eeh, jangan! Hinata minta maaf!"

'Nah, gitu dong'

Puas dengan kata maafnya, sasuke batal pulang. Kalau menurut hinata, sikap sasuke jadi kaya mamanya pas nawar. Pura pura pergi gitu, abis itu balik karena udah dipanggil.

"Yaudah aku maafin, ayo keluar, kita ke taman konoha. Aku bawa sepeda"

"Ng-nggak bisa, hinata gak mau ninggalin gaara-chan sendirian. Dirumah nggak ada siapa siapa"

Dahinya kembali berkerut, lagi lagi karena anak itu.

"Bibi hikari kan ada"

Hinata menggeleng "Mama pergi keluar, sama mamanya gaara. Mamanya gaara minta ditemenin ke mall"

"Ishh, jadi mau ngapain?"

"Main dikamar hinata aja yuk, sekalian liatin gaa-chan."

Ugh!

"Emang anak itu siapa sih!? Kayaknya kamu suka banget sama dia!"

"Dia anaknya temen papa hinata" jawabnya kalem

"kok bisa disini? Ganggu!"
Membalikkan badannya, ia bersidekap. Hinata yang serasa ngurusin batita menghela nafas.

"U-udah ya, ke kamar hinata aja ya?"
Si unyu yang sedang memasang wajah memohon tak dapat ditolak sasuke uchiha, terlebih saat hinata menggenggam lengannya, menariknya dengan lembut untuk masuk ke dalam rumah. Kalau sudah begini, sasuke bisa apa.

"Hn"
.
.
.

Sabaku gaara, anak papa sabaku rei dan mama karura.  sering dioper oper ke rumah rumah tetangga ataupun kerabat dengan alibi kesibukan. Jika kalian bertanya kenapa tidak dititipkan pada baby sitter ataupun tempat penitipan anak, jawabannya cuma satu ; nggak percaya.

O, jika alasannya seperti itu, kenapa sekarang malah dititipin ke putri tengah keluarga hyuuga yang umurnya masih menginjak 7 tahun? Entahlah.

"Dia imut banget kan?"

Sasuke menatap gaara yang tertidur. Wajahnya tampak tenang dan polos dengan jempolnya yang ia kulum. Dahinya disinggahi keringat, mungkin lelah sehabis menangis.

'Ah...masih imutan aku kali'

Ya, sasuke yakin dia lebih imut  dilihat dari sisi manapun. Anak anak perempuan dikelasnya yang bilang. Sasuke itu anak  ganteng dengan sentuhan imut.

"Gaa-chan kasihan ya, dia ditinggal papanya pergi. Padahal tadi papanya udah janji mau ke konoha park sama dia."

Kalo soal ini, sasuke setuju, Memang kasihan soalnya. Walaupun sasuke sempat tak suka dengan gaara karena menganggap ia telah merebut hinata, tapi sasuke tak cukup jahat untuk mebencinya mengingat penjelasan hinata tadi.

"Hn...lumayan kasihan"

Dua menit mereka habiskan melototin gaara. Eng, istilah melototin hanya berlaku untuk sasuke sebenarnya.

"Sasuke-kun, gaara-chan pasti nggak nyaman ya tidur ngga pakai bantal. Gimana kalo kita kasi bantal. Sasuke kun yang ngangkat kepalanya, hinata yang naruh bantalnya, gimana?"

Hinata yang mulai ngenotice ada yang kurang dari gaara yang sedang tidur menyampaikan usul. Sasuke nurut kata hinata aja, ia beranjak dari posisinya, begitu pun hinata.

Hinata berjinjit, mengambil bantal berbentuk anak ayam dari ranjangnya, hadiah dari sasuke. Setelah itu ia segera berbalik, namun dengan segera matanya membulat ketika mendapati cara sasuke  mengangkat kepala gara yang kelewatan extreme.

"Sasuke-kun! Jangan tinggi-tinggi diangkatnya!"

"Uuh, dia berat, jadi mau gimana, aku lepas ya"

"Jangan dibanting! Jangan dibanting! Sasuke-kun!!"

Wajah hinata berubah panik. Enak aja asal banting kepala anak orang. Ia berlari, menghapiri sasuke yang hampir melepas kepala gaara. Segera Meletakkan batal empuk itu dibawah kepala gaara, jaga jaga jika sasuke serius dengan perkataannya.

"Jangan dibanting!! Pelan pelan!"

"Iyaaaaaa"

Sepuluh senti lagi kepala berambut merah itu menyentuh bantal, pemiliknya membuka mata. Ia berkedip kedip sebentar, sasuke dan hinata membeku. setelah penglihatan si kecil gaara jelas dan mendapati bukan wajah hinata yang ia lihat, perlahan alisnya mengerut, bersiap kembali menangis.

"Ngghh...hinata-chan...hiks..hiks..huwaaa!!"

"Gaa-chan!"

Bruk

Ups.

"Sasuke-kuun!"

"Nggak sengaja"

Wajah itu tanpa dosa Setelah melepas kepala gaara dari ketinggian sepuluh senti. Untung saja bantal telah standbay, beruntungnya lagi bukan bantal bulukan yang sudah tipis. Sasuke yang sedang cemburu memang patut diwaspadai.

"Kenapa dibanting!?"

"dia ngeselin, kenapa manggil kamu hinata chan!? Seharusnya kan hinata-nee! Nggak sopan! Kenapa juga harus pakai bantal yang aku kasih, kan waktu itu aku udah bilang, yang boleh gunain bantal itu cuma kamu!"

O-ow, Mode keran bocornya sasuke on. Gaara si pemilik kepala yang menjadi korban bantingan memperkeras tangisannya, kepalanya ia pegang, terus menggumamkan kata 'ittai' saambil guling guling.

"Cih! caper"

Hinata yang merasa jadi ibu segera berlari ke arah gaara dan kembali memeluknya, ia mengelus elus belakang kepala merah itu, membisikkan kata kata penenang.

"Gaa-chan, Mana yang sakit?"

"Tck. Dia aja terus yang dipeduliin!"

Gerutuan sasuke tak lagi dihiraukan hinata. Tetu sasuke semakin kesal dibuatnya.

"Kok kamu diem aja!? Masa lebih milih anak itu daripada aku!?"

"Sasu-kun kenapa sih? Dari tadi marah marah aja"

"Aku kan marah marah karena kamu!"

"Loh, Kenapa hinata?"

"karena kamu peluk dia! Abis itu dia dicium lagi!"

"J-jadi?"

"Isss, jadi kalo dia kamu cium, aku kok enggak?!"

Ooo, itu sumber kekesalannya, pikir hinata. Kenapa tidak bilang dari tadi?
Hinata melepas gaara, menimbulkan protes dari anak laki laki itu. Kali ini Ia mendekat ke sasuke.

Cup

Cengo. Otaknya serasa mati seketika.

'T-t-tadi itu'

Iya, tadi itu Sentuhan bibir lembut hinata dipipi sasuke yang masih tembam, yang dengan ajaib membekukan otaknya.

"Udah kan?"

BLUSSSSH~~~

"U-u-udah aaaaaah!!! Aku pergi!!!"

Anak kalem yang kali ini wajah dan telinganya memerah sempurna itu berlari keluar secepatnya. Sesekali hampir jatuh karna tersandung kakinya sendiri.

Mengambil sepedanya yang diparkir asal, ia segera menungganginya, kemudian menoleh ke kanan dan kiri dengan cepat, mempertanyakan keberadaan helm sepedanya.

"U-udah ah!!!"

Sasuke si merah pergi, mengayuh sepedanya sekuat tenaga menjauhi rumah keluarga hyuuga. Alasan malu  menjadi alasan pokok.

"Sasuke-kun kenapa?"
.
.
.

"Chi, adik kamu kenapa? Kok seneng banget keliatannya"
Mama mikoto dengan keranjang belanjaannya bertanya, merasa heran dengan keabnormalan putra bungsunya.

Orang yang dipanggil Chi, alias itachi menoleh ke belakang. Disana, tepatnya diatas sofa, ada sasuke yang tengah memegangi pipi kanannya. pipinya yang agak tembem memerah, diikuti dengan telinganya. Setelah itu sasuke tersenyum, namun sayang ia segera menenggelamkan wajahya dibalik tangannya yang dilipat.

"Nah! Bener kan, kan itachi udah bilang, pulang pulang dari rumah hinata-chan pasti dia bakalan senyum senyum gak jelas lagi"

"Tapi nggak biasanya wajahnya merah begitu"

Ibu dan anak itu kembali menoleh kearah anggota keluarga uchiha termuda. Oh, telinganya masih merah.

'Entahlah' pikir mereka.

.....

Berapa lama coco nggak nulis? Entahlah😂

Continue Reading

You'll Also Like

57.4K 7K 33
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
69.8K 6.4K 31
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
YES, DADDY! By

Fanfiction

316K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
154K 15.3K 27
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...