ORKANOIS (END)

By KacangMas

17.5K 1.6K 481

Ini adalah kisah yang 'gila'. Bagaimana tidak? Kisah ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Maraby... More

-(00)- Prolog Bab 01 (Maraby)
(01) Bully
(02) Menolong
(03) Orkanois
(04) Masa Lalu
(05) Mehdiard
(06) Sayap Putih
(07) Pedang Slaz
(08) Karena
(09) Aku Datang
(10) Mysteries of the Universe
(11) Berita
(12) Pembantai
(13) Galang
(15) Korup
(16) Kebangkitan
(17) Mencari
(18) Hujan Sang Penipu
(19) Terjun - [[akhir bab Maraby]]
-(00)- Prolog Bab 02 (Orka)
(01) Raja Orma
(02) 12 Kesatria
(03) Kedatangan
(04) Hellios
(05) Kekuatan
(06) Duel Angkasa
(07) Perang Mehdiard
(08) Keruntuhan
(09) Kiamat
(10) Sampai Di Sini (end)
Epilog -Potongan Semesta
(Bonus Cerita - 01) Lubang Kehidupan
(Bonus Cerita - 02) Satu-Satunya Cara
(Bonus Cerita - 03) Misi Mulia

(14) Eksekusi

405 42 6
By KacangMas

Sudah 3 hari Mar tidak masuk sekolah tanpa kabar yang jelas. Ketidakhadirannya mendorong Fia bertanya kepada Yuzarsif ketika bel pulang berbunyi.

"Sif! Mar ada kabar?" tanya Fia.

"Umm, nggak tahu. Tapi, abis ini aku mau nengok si Mar," jawab Yuzar.

"Em, boleh aku ... ikut?" pinta Fia dengan suara tipis seraya memutar ujung kaki kirinya.

"Uhuk!"

"Euh, bukan gitu. Maksudnya, ya ... takutnya ada apa-apa. Sama, mungkin Mar butuh salinan pelajaran. Ya, ya, mau ngasih buku catatan." Fia Mengelak.

"Yaudah ikut ya tinggal ikut. Nggak ada yang larang." Di balik perkataannya yang santai, sesaat Yuzar berpaling dan terlihat agak kesal.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar ketuk pintu rumahnya. Mar bergegas membuka pintu.

"Hai Mar!" sapa Yuzarsif.

<><><>

Jam dinding di kamar Mar menunjuk ke angka 10 malam.

"Orka! Kau dengar aku?" Mar bertanya menggunakan telepati kepada Orkanois yang sedang berada di hutan.

"Ya, aku mendengarmu. Lama sekali, dari mana saja?"

"Ada tamu."

"Berhari-hari kau tidak keluar dari sarangmu. Sebaiknya kau jangan sampai lupa kehidupan, atau orang-orang akan curiga."

"Ya ya, ok! Sudah berapa orang yang tertangkap?"

"91 orang. 43 dari para pembully, 20 dari penyebar berita palsu, dan 28 dari para penjahat yang kebetulan aku temui 'berserakan' di jalan. Mereka semua dalam keadaan terikat dan tertidur saat ini. Aku sudah mengumpulkan mereka di tengah hutan sesuai keinginanmu."

"Bagus. Orkanois, boleh aku ke sana?" pinta Mar.

"Tidak."

"Sudah kuduga. Baiklah. Sebagai gantinya, tolong kau katakan ini kepada mereka ...."

Sementara itu, 91 orang dalam keadaan kaki dan tangan terikat di pepohonan mulai terbangun. Salah seorang dari mereka ada yang melihat jam tangannya yang menunjuk ke pukul 11 malam. Ketika membuka mata, mereka hanya melihat kegelapan malam di sekitarnya.

"Tolong! Tanganku terikat! Tolong!"

Tentu saja mereka semua langsung panik dan berteriak meminta tolong, ketika tiba-tiba terbangun dalam keadaan terikat di batang pohon besar, yang membisikkan suara daun tertiup angin malam, dengan dingin yang begitu menusuk kulit. Keringat dan bulu kuduk pasti berdiri, kala terbangun di hutan tanpa penerangan, seolah gelap menyatu dengan mereka. Suara di sekitar hutan malam pun diisi dengan irama ketakutan dari tiap orang yang bernapas di sana.

"DIAM!" teriak suara yang menggema menyuruh mereka tenang.

Tak cukup sampai di situ, mereka tiba-tiba tersengat aliran listrik yang berasal dari tali pengikat mereka. "Aarrrrhhhh!" jerit kesakitan tak tertahan, dan setelahnya, mereka semua pun terdiam.

Suara menggema yang datang entah dari mana itu melanjutkan pembicaraannya, "Kalian semua tahu, mengapa kalian terikat di pohon ini? Ya, kalian adalah buruanku kali ini."

"S-si-siapa kamu?!?" tanya dari salah satu mereka dengan nada ketakutan.

"Aku hanyalah pembersih sampah. Bukan 'Pahlawan' seperti kabar yang beredar di luar sana," jawab Orkanois yang mulai menampakkan dirinya di balik kegelapan. Orang-orang yang melihat wujud aslinya begitu terkejut dan sangat ketakutan. Karena saking lemasnya setelah menerima sengatan listrik, mereka tidak punya cukup tenaga untuk berteriak.

"Pem-pembersih?" tanya lemas dari salah seorang yang sedikitnya mampu bertahan.

Orkanois mendekatkan wajahnya ke muka orang itu. "Pembersih planet bumi yang indah ini dari virus bernama manusia yang telah menggunakan aksiku sebagai penyebar berita palsu untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Bahkan aku dengar setelah ini akan ada rencana demo besar-besaran." Orkanois menengok ke semua orang, "dan kalian yang telah menindas mental Ris Laura di sosial medianya, hingga ia bunuh diri, secara tidak langsung kalian adalah pembunuhnya. Beberapa dari kalian adalah yang ketahuan melakukan aksi kejahatan yang jelas-jelas merugikan manusia lain."

"Arrrrrggh! Hahaha ... hahahaha ... HAHAHAHAA!" teriak dan tawa dari salah seorang pria yang berpostur tubuh tegap dan besar.

"Mengapa kau tertawa? Adakah suatu hal yang lucu? Sampah!" tanya Orkanois mendekatinya.

"Cuma gara-gara itu doang, kita disekap? Monster tahu apa soal urusan manusia?!?"

Orkanois memperlihatkan salah satu kabel yang keluar dari zirahnya. "Hanya dengan menyentuh kepalamu dengan ini, semua informasi hidupmu bisa aku ketahui."

"Hoo, gitu. Kenapa nggak sekalian juga tangkap penjahat yang sebenarnya, hah? Bagaimana dengan mafia? Pengedar narkoba? Pejabat korup?!? Aparat yang nggak becus?!? Lucu sekali. Lucu!"

Orkanois menanggapi, "jawabannya adalah, semuanya dilakukan setahap demi setahap. Kau tahu, belum pernah ada yang selamat dari buruanku selama ini. Kau mungkin tidak akan tahu, kalau sesudah ini aku akan memburu mereka. Mengapa kau tidak tahu? Coba tanya! tanya aku!" bentak Orkanois.

"Karena apa?"

"Karena kau dan kalian semua ... akan mati sebentar lagi."

"Apa segala kesalahan manusia harus dibayar dengan nyawa?!? Ya Tuhan! Apa monster sepertimu nggak tahu, nyawa manusia begitu berharga di hadapan pencipta-Nya?!?"

"Begitukah? Tetapi, mengapa kalian ras manusia, tidak menghargai nyawa kalian sendiri, tidak menghargai nyawa sesama kalian? Kalian telah menyia-nyiakan tubuh kalian, mata kalian, tangan-kaki kalian, mulut dan jemari kalian," balas Orkanois.

"Manusia belajar dari kesalahannya. Manusia selalu punya kesempatan untuk memperbaiki dirinya dan dia akan menjadi pribadi yang lebih hebat jika berhasil menaklukan kesalahannya yang lalu. Ah bicara apa aku, monster sepertimu nggak akan ngerti."

"Jika tidak? Aku dengar dari temanku, manusia seperti kalian akan terus mengulang kesalahannya. Tapi masih ada satu cara, yakni dengan membasminya."

"Maka kau akan membasmi orang yang punya niat agung. Ya memang. Manusia memang jahat, aku juga termasuk. Akulah yang membuat fitnah kepada pemerintahku sendiri. Tapi aku mempunyai alasan ... itu semua kulakukan demi kebaikan di negeriku ini!"

"Aku heran denganmu? Kau yang paling berisik di sini, tapi omongannya yang paling tidak jelas. Sebagus apa pun niatmu, 'memfitnah lebih kejam dari membunuh'. Aku tahu kata-kata itu dari mulut manusia," balas Orkanois.

"Kalau gitu, bunuh kami! Untuk apa kau memainkan nyawa kami, hah?!? Psikopat! Monster! Mati anjing! Cuih!" teriaknya menggila.

Orkanois menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kau sudah gila. Kau sudah kehilangan akal sehatmu."

Lalu ia bertanya kepada Mar menggunakan telepati, "Mar, memangnya kita mau apa? Mereka dikumpulkan di sini untuk apa?"

Mar menjawab, "Bukannya aku tadi udah bilang?"

"Belum."

"Hadeuh. Ok. Aku mau salah satu dari mereka menyiarkan eksekusi ini. Perwakilan aja, tanyakan siapa followers sosmednya yang paling banyak."

"Baik!"

Orkanois kembali berbicara kepada mereka, "Siapa di sini yang akunnya paling popular?"

Seorang lelaki di belakang Orkanois menjawab, "A-aku! Aku punya 4.5 juta pengikut di instagram."

"Kau membawa smartphone-mu?" tanya Orkanois seraya berbalik menghampiri.

"Ya di sa-saku," jawabnya gagap dengan ekspresi datar tanpa harap.

Lalu lelaki itu dipersilakan oleh Orkanois untuk mengambil smartphone-nya. "Hallo Guys!" dan menyapa penonton di siaran langsung.

Tiba-tiba terdengar, "Arrrrhhh! Hah! Aaaa!" teriak salah seorang di balik pohon.

Lelaki itu menyambung, "kalian dengar suaranya? Sepertinya udah dimulai. Teriakan orang-orang yang ... sedang di eksekusi. Lanjut, ya? Nama gua Jana, salah satu admin di @kaknga. Untuk para admin akun @kaknga, maafin gua melanggar peraturan admin, karena memperlihatkan wajah di akun ini." Raut ketakutan dan sedih di wajah lelaki itu mulai terukir.

"Gua nggak tahu ada di mana, yang jelas malam ini gua ada di hutan lebat. Walau ... kayaknya nggak jauh dari perkotaan. Bagi yang tahu ini daerah mana, bisa langsung cepat panggil polisi ke sini. Ya, di sini bakalan ada pembunuhan massal."

Kameranya menghadap ke orang-orang yang bergiliran ditarik oleh kabel Orkanois, "Gua dan orang-orang yang ada di sini ...." satu persatu kepala mereka di penggal.

"Uh creepy, yah? Ya, mereka dan gua sendiri bakal mati sebentar lagi, dan kemungkinan bakal hilang. Karena ... kita yang ada di sini adalah salah satu buruan dari ... si 'Pahlawan'. Katanya, siapa pun yang terdaftar menjadi buruannya, tubuhnya akan hilang dan nggak akan pernah ditemukan." Lelaki itu menyusut air matanya yang menetes, melipat bibirnya ke dalam mulut, dan saking ketakutan, matanya tak henti-hentinya berkedip.

Walau di sekitar hutan gelap, sedikitnya cahaya lampu di layar hp-nya bisa menerangi wajahnya yang terus menunduk. "Gua ada di sini bukan tanpa alasan. Gua ngerasa telah banyak membuat netizen menjadi bar-bar. Gua lah yang menyebarluaskan berita tentang Ris Laura di salah satu postingan, sampai nggak sadar jempol-jempol ini telah membunuhnya. Kematian gua nanti adalah buah hasil kelalaian manusia yang nggak beradab dalam ucapan. Maka dari itu, gua ngebuat pesan terakhir agar kalian, Guys, berhenti mengucapkan kata-kata yang nggak patut, walaupun itu di dunia maya ... mulai dari sekarang! Untuk mengingatkan kalian. Jangan sampai 'Pahlawan' memburu kalian."

Pemuda berumur 20-an itu melanjutkan, "Dan ternyata 'Pahlawan' bukanlah manusia. Entah apa dia, tubuhnya besar, sekitar 3 meter tingginya, dan menggunakan armor warna putih. Ironisnya 'Pahlawan' yang gua kagumi selama ini, justru menghakimi gua. Di sini ada sekitar 100 orang yang lagi di eksekusi. Menyesal pun kayaknya udah nggak berlaku lagi. Oh iya, Guys! Sayangi diri kalian, jauhi narkoba! Pesan terakhir ... love you mom–" Siarannya terputus karena sudah ditarik oleh kabel Orkanois dan kepalanya pun dipenggal.

Sisa dari siarannya memperlihatkan sepotong percikan cahaya lingkaran biru, dan tangan Orkanois yang memasukkan tubuh manusia ke lingkaran itu. Orkanois menginjak hp-nya dan siaran langsung pun terputus.

<><><>

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di kamar Gaza.

"Gaza! Kamu lihat tadi, siarang langsung itu?!?" tanya Pak Tura setelah membuka pintu dengan keras.

"Ya. Perkiraanku meleset. Ternyata ia bukan manusia, melainkan monster. Bapak menyadari ada hal aneh'kan?" tanya Gaza.

"Ya. Sampai saat ini dia belum menghampirimu," jawab pak Tura.

Sebenarnya, di dalam hati ayah Gaza ketika ia membuka pintu kamarnya dengan keras dan melihat anaknya masih ada, beliau sangat bersyukur.

"Padahal dia dengan mudahnya melacak semua orang bermasalah di negara ini. Mencariku bukanlah perkara susah seharunya," gumam Gaza. "Mungkin aja, ada sesuatu yang sedang ia rencanakan. Tapi apa?"

Gaza mendengar banyak sekali suara sirene dan kilapan cahaya biru di luar jendela.

"Bapak! Bapak bawa polisi?"

"Ya, untuk jaga-jaga."

<><><>

Orkanois membuka portal yang langsung terhubung ke rumahnya Mar dan mereka berdua berdiam di kamarnya.

"Mar! Di antara orang-orang itu. Kenapa tidak ada Galang? Secara teknis dialah dalangnya. Apa kau lupa?" tanya Orkanois.

"Hah? Nggak lah! Masa iya lupa. Justru Galang bakal jadi pertunjukan utama dari acara ini," jawabnya.

Setelah beberapa waktu berlalu, suara notifikasi dari channel youtube milik Galang berbunyi. Terlihat Galang sedang siarang langsung di youtube-nya.

"Hallo Semua! Hallo Moturs Sejati! Kembali lagi bersama saya, Galang di MOTU, Mysteries Of The Universe. Saya Galang, ingin memberikan sebuah kejutan di live streaming kali ini. Apa kejutannya?"

Galang memegang topengnya. "Eits! Nggak lah, saya nggak bakal mendadak meperlihatkan wajah. Saya cuma mau memperlihatkan kamar. Karena kulihat di live streaming instagram yang langsung menghebohkan netizen tadi, monster yang disebut-sebut sebagai pahlawan, benar-benar bisa menggunakan telerportasi."

Galang memperlihatkan seisi kamarnya. "Jika saya benar ... saya tantang kamu datang ke sini!" Dua detik berlalu, siaran langsung itu pun berakhir.

Pak Tura yang merekam siarannya itu bertanya, "Kamu yakin?"

"Sangat yakin," jawab Gaza tegas.

"Monster itu bisa datang kapan aja. Jadi, Bapak bakal nunggu disi–" Tiba-tiba Pak Tura tumbang dan terlihatlah sosok Orkanois di belakangnya sedang menempelkan seuntai kabel di kepala Pak Tura.

Akhirnya Gaza pun bertemu dengan sosok Orkanois. "Sulit dipercaya, apa aku bermimpi?" reaksinya seraya melangkah maju menghampiri Orkanois dengan terkagum-kagum.

"Gaza, Mar ingin bertemu denganmu," ucap Orkanois.

"Mar? Siapa Mar?"

Orkanois menunjuk portal Teeporth yang langsung menuju ke kamarnya.

Gaza pun pergi ke kediaman Mar melalui portal. "Aku sama sekali nggak merasakan keganjilan apa pun setelah melewatinya, selain keajaiban yang luar biasa ini."

Portal teleportasi pun menutup dan pak Tura mulai terbangun.

"Ga-za ... Gaza! GAZA?!?"

<><><>

"Dan ... akhirnya aku bisa lihat mukamu. Maafkan aku cuma menyambutmu di kamar kecil ini, Galang," sapa Mar.

Galang bertanya, "Apa aku akan dibunuh di sini?"

"Ya. Kau adalah manusia rusak dan harus segera dibasmi," jawab Orkanois sambil mengeluarkan pedang slaz.

"Hey Orka! Tenang! Galang ini seorang jenius, dia orang yang aku kagumi. Bahkan dia hampir bisa memancingku lewat triknya. Ia hampir mecahin misteri kita ini," sanggah Mar meluruskan tangannya ke perut Orkanois untuk menahannya.

"Hampir?" tanya Galang yang tadi sempat terhentak, karena terkejut akan gertakan Orka.

"Kau boleh duduk di kasurku ini, biar lebih tenang. Its oke, Orka bersamaku. Biasanya dia tenang, tapi entah kenapa saat ini lagi agak sedikit tempramen." Galang pun menurutinya dan duduk mendengarkan.

"Aku rasa Ris Laura itu bukan mati bunuh diri. Sangat banyak sekali kejanggalan yang terjadi di kejadian ini. Walau sempat aku percaya. Tapi, masa berita tertangkap dan bunuh dirinya mempunyai jeda yang sangat pendek. Kejanggalan lainnya adalah ketika kau langsung membeberkan identitasnya tanpa sebab yang jelas. Kau berusaha membuat dirimu sebagai pelaku agar aku menghampirimu, Galang," jelas Mar.

"Hoo, ketahuan," balas Galang.

"Kecuali, jika kau yang sebenarnya membunuh Ris Laura? Aku siap mengeksekusimu sekarang juga, walau kau orang yang aku kagumi," ucap Mar mengeluarkan pedang slaz kecil dari sakunya.

"Tidak. Ris Laura tidak aku bunuh. Dia benar membunuh dirinya sendiri karena kecanduan obat-obatan terlarang dan akhirnya overdosis," jawab Galang sejuju-jujurnya.

"Jadi ... kalian semua berbohong," ucap Orkanois tercengang. "Lalu untuk apa aku membunuh para cyber bully itu? Apa kalian tidak sadar aku sudah membunuh manusia yang sebenarnya tidak rusak?" gertak Orkanois.

"Tenang, Orka! Kau selalu menenangkanku, tapi dirimu sendiri susah untuk tenang. Para 'cyber bully' yang kau bunuh itu sebenarnya adalah para pengedar narkoba," ujar Mar.

"Hah? Kau bilang mereka adalah penindas yang bisa menyebabkan kematian seseorang karena mentalnya down!" sanggah Orkanois.

"Ya enggaklah. Sesaat aku sadar kalau ini semua triknya si Galang, aku langsung mengganti identitas 43 para pelaku bully dengan pelaku pengedar narkoba. Walau sebenarnya para bullyer memang harus mati sih," jelas Mar.

"Tapi, manusia terakhir yang aku bunuh malam tadi, ia mengatakan kalau ia yang menyebarluaskan identitas Ris Laura," sanggah Orkanois.

"Oh, itu. Itu masuknya ke kategori penjahat penyebar berita palsu, dan emang wajib mati dia. Banyak kasusnya juga, termasuk kasus pengedar narkoba lewat online," jawab Mar.

"Jadi intinya kau menipuku?!?" tanya Orkanois.

"Menipu? Nggak juga, yang penting ini semua masih dalam rencana'kan?"

"Tapi tetap saja. Tindakan menipumu itu ...."

"Tingkah mereka, membuatku bingung. Yang satu bertubuh monster besar, tapi sangat ketakutan jika melakukan kesalahan. Satunya Mar, dia terlihat santai walau dia sudah mengeksekusi banyak orang. Dia juga orang yang sangat cerdas. Sesuai dugaanku," gumam Galang dalam hatinya.

"Apa kau mendapatkan data para pengedar narkoba itu dari kode yang tersembunyi di channel-ku, episode 53?" tanya Galang kepada Mar.

"Yup! Kodenya mengarah ke link download, di mana data-data para pelaku ada di sana," jawab Mar.

"Jujur aja, aku ingin sekali membasmi kejahatan seperti kalian. Aku juga sama, merasa muak dengan tindakan kejahatan. Polisi yang lambat dan hukum nggak adil ini sama sekali nggak menolong. Aku ingin bergerak bebas seperti kalian. Makannya aku bersikukuh ingin menjumpai kalian, sampai aku menantang kalian di videoku tadi," jelas Galang.

"Jika kau ikut kami. Kau berani menentang negara? Bahkan berani menentang duniamu?" tanya Mar.

"Aku sudah sering menentang ayahku, padahal dia detektif kepolisian."

"Lagian kamu juga sudah mengantongi banyak nama para penjahat," tambah Mar.

Orkanois berbicara kepada Mar menggunakan telepati, "Mar, apa kau yakin memercainya?"

"Kau tidak dengar sendiri ucapanya? Mungkin kau bisa masuk ke pikirannya, untuk memastikan sendiri benar atau tidak kata-katanya," jawab Mar.

Galang heran. "Kenapa, kalian berdua dari tadi diam dan saling tatap-tatapan?"

"Ah, tidak-tidak! Bukan hal penting," sanggah Mar.

Mar melihat ke arah Galang."Oke, langsung aja! Galang, apa kau punya data para koruptor?"

Continue Reading

You'll Also Like

293K 1.7K 12
nina and papa (21+)
6.4M 716K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...