Bahagia.. tolong jangan cepat berlalu, aku suka kedatanganmu yang membuat semuanya terlihat indah dan berharga.
-Shelin Calista
___________________________
Awtor Pov
6 years laters...
Mella telah menjadi dokter muda yang direkrut oleh rumah sakit ternama di Jakarta. Setelah melalukan uji praktek, uji laboratorium, dan uji kemampuan, dia dinyatakan sebagai dokter multitalent yang dapat menangani macam2 penyakit.
Shelin juga jadi dokter, tapi kalo dia tuh jadi dokter kecantikan ternama di Jakarta pula, tak jauh dari letak rumah sakit tempat Mella bekerja. Dia juga kerja sama dengan beberapa pihak rumah sakit diluar kota.
Bagas juga jadi dokter, dokter ahli bedah di luar negeri, tepatnya di Swiss kadang juga di Inggris, tergantung mood.
Mereka bertiga mengabdi pada profesi sejak 2 tahun lalu, beberapa trophy penghargaan mereka dapatkan dari rekor muri.
Bayangin deh mereka uncang2 kaki aja duit ngalir ke ATM nya, euumm kehidupan idaman.
Lupakan sejenak tentang profil mereka diatas.
Fokus ke Mella dulu yaq heuheu
Mella memarkirkan motornya diparkiran sebuah rumah sakit bernama RS. Health Care yang tak lain dan tak bukan adalah tempatnya bekerja sebagai Dokter yang jabatannya paling tinggi, Dokter Ahli.
Dia segera memasuki ruang kerjanya untuk memakai almamater putih rada panjang khas kedokteran.
Setelah selesai, Mella keluar dari ruang khususnya. Seorang perawat menghampirinya
"Permisi Dokter Mella, ada pasien yang menunggu anda untuk memeriksa keadaannya dengan segera. Pasien menunggu anda di ruang periksa No.9"
-perawat
"Baik, terima kasih" -mella
Mella melangkah menuju ruang yang dimaksud perawat tadi, langkahnya tersorot oleh mata para keluarga pasien yang sedang berlalu lalang di lorong jalan, mengagumi paras wajahnya yang cantik dan anggun.
R. Periksa No.9
Mella membuka knop pintu, membuat orang yang ada didalam ruang itu menoleh
Mella menegang ditempatnya berdiri, memandang lurus ke arah lelaki ber jas kasual didepannya, jantungnya berdegup kencang, tangan yang menggenggam sepasang sarung tangan pun sampai menjatuhkan benda itu karna terlepas dari genggaman.
Sedangkan lelaki disebrangnya berlari ke arahnya lalu memeluknya, erat, erat sekali.
Mella tetap mematung saat lelaki itu merengkuh kuat bahunya.
Orang yang dia rindukan selama ini,
Pelukan yang ada dikhayalannya skrg jadi nyata,
Menjerat tubunya kuat, seakan tak membiarkan perpisahan menarik salah satu dari mereka.
"Mellon..." -kelvin
@$;@!#-+($!#+@!@ -mella
"C-chan..." -mella
Kelvin menitihkan air mata, seolah sangat merindukan sosok Mella yang lama tak ditemuinya.
"M-mau periksa?" -mella
"Iya" -kelvin
"Sakit apa?" -mella
"Asma, Mellon..." -kelvin
"Punya penyakit itu?" -mella
"Sejak SMA" -kelvin
"Gajadi periksa, keadaanya udah membaik"
-kelvin
"Kok bisa?" -mella
"Karna barusan gue peluk lo" -kelvin
Mella bersemu, pipinya terasa hangat.
"Mau sarapan bareng?" -kelvin
Mella menyetujui ajakan Kelvin, karna kebetulan dia belum sarapan dan pasien pun belum berdatangan.
Sesampainya di cafe yang berada di dekat rumah sakit,
"Masih suka keju?" -kelvin
"Masih, makin suka malah" -mella
"Sama gue masih suka ngga?" -kelvin
"Eh?" -mella
"Sama gue masih suka ngga?" -kelvin
"E-emmm anu g-gue..." -mella
"Maaf" -kelvin
"Jessnya mana?" -mella
Kelvin menunduk, mengambil napas dalam2
"Dia udah pergi, ga akan kembali lagi"
-kelvin
"M-maaf.." -mella
"Dia meninggal sejak 4 tahun lalu, kanker otak dan kerusakan syaraf. Lo tau sebelum meninggal apa pesannya?" -kelvin
"Apa?" -mella
"Dia nyuruh gue buat cari lo, karna dia yakin cuma lo yang tepat buat gue. Gue sedih, disaat sekarat aja dia masih sempat2nya mikirin gue" -kelvin
Mella ikut merasa sedih,
"Gue mau jelasin lagi, boleh?" -kelvin
Mella mengangguk
"Maaf sekali lagi. Dulu gue pilih Jess karna gue mau tepatin janji ke dia pas kelas 2 SMP dulu. Sesuai pendapat lo malam itu, gue ga mau kecewain Jess. Gue pilih menjauh dari lo, buat rawat dia, temenin dia check up, berobat, segala macem gue lakuin buat membangkitkan semangat hidup dia. Tapi takdir tetep takdir, nyawanya ga selamat karna kanker otak yang udah stadium akhir" -kelvin
"Semangat ya, dia pasti liat lo dari kejauhan. Doain dia terus biar dia seneng, Chan" -mella
Chan ngangguk
"Mellon, apa gue masih bisa dapet kesempatan dari lo?" -kelvin
"Jawabannya NGGA!" -bagas
Bagas datang dari arah belakang Kelvin. Itu membuat Kelvin bediri dihadapan Bagas.
"B-bang gue minta maaf. Tentang masa lalu itu, gue nyeselin keputusan bodoh itu"
-kelvin
"Gue bilang apa waktu itu? kalo lo nyesel, gue gaakan biarin Mella nerima sepatah kabar dari lo. Skrg udah berapa patah kabar yang ade gue denger hah?" -bagas
"Bang! udah sih maafin, tuhan aja maha pemaaf, masa ciptaannya angkuh karna dendam semata?" -mella
"Gue cuma gamau lo disakiti lagi sama dia"
-bagas
"Gue tau, tapi jujur gue selama ini masih sayang sama Chan, masih mikirin dia, kangen sama dia, berkhayal gue sama dia bertemu lagi dan kedepannya bahagia. Plis bang, gue cinta sama Chan.." -mella
"Gue akan buktiin keseriusan gue sama Mella bang" -kelvin
"Dengan cara?" -bagas
"Gue akan nikahin dia secepatnya, gue minta restu dari lo bang. Gue juga cinta sama Mella, ini tulus bukan sekedar pernyataan" -kelvin
"Oke gue restuin lo berdua. Tapi inget lagi! sekali lagi lo bikin ade gue sedih, gue patahin semua tulang belulang lo, gue sumbangin ke museum sekalian!" -bagas
Kelvin memeluk Bagas, bahkan mengangkat tubunya karna kesenengan dan bersyukur kesempatan masih memberinya jalan untuk mendapatkan kebahagiaan yang telah lama hilang.
"Aaaa makasi makasi makasi bang makasi lo doang dah ganteng yang lain mah tampan"
-kelvin
"Sialan bocah gila!" -bagas
Pelukan Kelvin beralih ke Mella, dia juga menggendong tubuh Mella membuat pengunjung cafe terkekeh melihatnya
"MELLOOOOON I LOVE YOU I MISS YOUUUUUUU SO BAAAAD" -kelvin
Kelvin mencium kedua pipi Mella yang sedang tersenyum bahagia berada di tangkupannya.
"Eh eh turunin ade gue! cumbu cumbu manjanya nanti aja kalau udah sah yaa"
-bagas
"I love you more, Chan:)" -mella
"Woy hargai lah ini jomblo yang lagi ada ditengah2 lo, busetdaaa gue dianggap kentut apa ya?" -bagas
"Makanya cari doi sana!" -mella
"Tau nih, ganteng ganteng jomblo" -kelvin
"Heh anak rusa jangan sekate-kate lu! gue cabut restu auto nangis darah lo kambing!"
-bagas
"E-eh jangan dong bang, just kidding. Tos dulu tos dulu kita kan pren he he" -kelvin
Saat Kelvin akam beradu telapak tangan dengan Bagas, secara gc tangan Bagas melenceng ke ubun-ubun kepala Kelvin lalu menjitaknya
"Aduuuuuh!" -kelvin
"Rassaiiiiiin ha ha ha" -bagas
"Ha ha ha ha ha" -mella
🔥🔥🔥
Bentar lagi selese mel, semungat😄
Silahkan vote dengan pencet tanda ⭐ yaa kalau kamu suka sama cerita ini:)