Air Mata Anne

By RonaBukit17

2.8K 112 17

Kekuatan hati yang dimiliki Anne tidak melepaskan dirinya dari keterpurukan. Anne, seorang anak yang tidak p... More

Prolog
Bersemayam dibalik senyum
Pemilik kekuatan
Walaikumsayang
TTM
Danau Saksi Bisu
Balasan berbuat baik
Kesurupan
Hati yang terciduk
Pengakuan
Terkuaknya Kebenaran
Pedih
Persimpangan
Dibalik Cinta Pak Indra

Pillihan

486 10 2
By RonaBukit17

            Ujung Batu Rokan menjadi pemberhentian akhir bus Pinem, Anne dan Lika. Dua gadis yang memulai persahabatan semasa kuliah, Anne yang terkenal dengan kepintaran dan kepiawaiannya dalam memahami dan menyikapi masalah, bertolak belakang dengan Lika yang gegabah dan mengambil jalan keluar dari suatu masalah atas persepsi yang di benarkan oleh penilaiannya.

Dua sahabat yang memutuskan menjalani kehidupan jauh dari keluarga, tepatnya itu untuk Anne, karena tempat itu sebenarnya sudah menunggu saudara kandung dari ibunya Lika.

Petapahan, desa kecil di daerah Riau yang menjadi awal kisah untuk Anne.

Kursi yang tepat di belakang bapak supir, siapa yang tau hati seseorang, Anne yang sangat pintar menyimpan sendiri masalahnya, selalu melontarkan tawa, walau terkadang keadaan lebih pantas menertawainnya. Tapi itulah dia, dia selalu memberikan warna cerah bagi orang di sekitarnya. Dia tidak pernah mempedulikan perasaannya. Sama seperti kali ini. Bukan keinginannya, tapi karena rasa simpati terhadap Lika yang membutukannya sebagai mentor dalam mengajarkan ilmu kepada para anak didik.

Mereka berdua baru lulus dari sekolah tinggi ilmu keguruan, mengadu nasib di perantauan tidak menjadi masalah besar bagi Anne yang memang mempunyai watak dan pola fikir yang keras dan cerdas. Anne tertawa terbahak saat supir menggodanya dan mengatakan kalau raut wajahnya itu menunjukkan kalau dia akan menjadi seorang yang besar dan punya kedermawanan tinggi, dia hanya berfikir, hanya Allah yang berhak mengatakan itu. Lika melengos dan membalikkan punggung menatap keluar yang hanya tersisa pekatnya malam.

                                                                                    ***

Dua bulan sebelum mereka ada di dalam bus bersama, tepatnya sidang kelulusan untuk mereka. Anne ditetapkan menjadi mahasiswi terbaik dengan nilai teratas.

Bukan untuk kali pertama Anne menjadi pemenang dalam hal kepintaran. Sorak-sorai tepuk tangan peserta sidang pertama dalam bulan Januari menggisi ruangan kubus bernuansa putih.

"Selamat Anne Juliyanta " salah satu dosen menjulurkan tangan kanannya kearah Anne. Anne meraihnya dengan hangat.

"Fikirkan tawaran saya." Anne membalasnya dengan senyuman. Pak Dedi seorang dosen yang mengetahui kepintaran Anne dan langsung mengajaknya bergabung menjalakan sekolah yang sudah lama dikelolanya. Sudah dua semester, ajakan Pak Dedi hanya dibalas oleh Anne dengan kalimat "tunggu lulus ya pak, mau fokus skripsi dulu."

"annee..anneee..." seorang gadis menarik dan memeluk Anne dengan eratnya.

Sambil melompat Anne membalas pelukan itu. Lika, sahabat yang Anne dapatkan sejak pertengahan semester lima. Kedekatan mereka adalah sesuatu yang tidak pernah diduga oleh mereka berdua. Berawal dari hubungan yang terbilang sangat biasa berubah menjadi sahabat sejati yang tak terpisahkan. Hari itu mereka menghabiskan waktu dalam kemenangan, walau Lika tidak sepintar Anne, tetap saja nilai Lika tidak buruk. Disamping menjadi teman dekat sang juara, Lika juga adalah anak dari salah satu dosen dari kampus mereka. Jadi tidak mungkin angka menjadi hal yang menakutkan bagi Lika.

Berfoto dengan delapan anak Prodi Pendidikan Matematika, lengkap menjadi sepuluh dengan Anne dan Lika. Bersalaman dengan para dosen pembimbing dan penguji.

"Selamat. Kalian telah menjadi seorang Sarjana. Saya berharap kalian bisa menjadi pendidik yang membanggakan negara, mengubah karakter anak bangsa menjadi lebih baik."

Sepenggal isi pidato Bapak Rektor. Diakhir acara, para peserta sidang bersalaman dengan Rektor sebelum meninggalkan ruangan. Anne dan Lika sengaja menunggu hingga akhir, karena mereka tidak terlalu suka dengan kerumunan.

"Anne sudah lulus, kamu sudah menentukan pilihannya ? Bimbel saya siap menampung. Hehehe..." bisik Pak Fajar selaku Rektor.

"gampang itu boss, hehehe..."dengan memberikan hormat begitulah balasan Anne yang menganggap dosen sudah seperti kawan lama.

Karakter Anne yang mudah diterima oleh orang disekitarnya, bertolak belakang dengan dia yang tidak semudah itu menerima orang memasuki kehidupannya.

Lika menggandeng erat tangan sahabatnya itu menuruni anak tangga menuju gerbang kampus.

" gak terasa ya nek, sekarang kita udah sarjana. Udah bisa kerja"

Nek adalah panggilan akrab Lika kepada Anne

"iya bo, ntar lagi kita kerja, hahaa kita udah dewasa ternyata."

Dan bo adalah panggilan akrab Anne kepada Lika. Libo (Lika Kebo), Lika si tidur kebo.

Sepanjang delapan semester, hanya Lika yang berhasil menjadi sahabat untuk Anne. Lika, sosok yang ingin di dekati oleh sebagian besar mahasiswa, karena kartu yang dia pakai. "seorang anak dosen".

"gimana nek, jadi kita kesana ?"

"ish kau itu, nanti dulu lah, istirahat dulu, gak capek apa kau ?"

"gak terlalu sih, ya kalo kita udah kerja kan enak. Minggu depan Paman Musa acara nyunatin anaknya, kita disuruh kesana sekalian ngecek lokasi. Kesana kita yah ?" Lika memberikan tampang melasnya.

"hmm... iya lah"

Bukan Lika namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau dan bukan Anne namanya kalau tega melihat orang yang disayanginya merasakan sakit hati.

Perjalanan malam, dua belas jam sampai di desa yang terbilang terpenncil, Petapahan Kecamatan Kampar. Tempat yang lumayan ramai untuk ukuran desa terpencil.

"Anne Paman!" Anne menjulurkan tangan kanannya.

"Oh kau yang namanya Anne, cantik kau ya!"

Anne melotot menatap Lika, mengisyaratkan mata, bertanya apa maksudnya.

Lika hanya mengangkat bahu.

Paman Musa menutup matanya sejenak. "Aku sukak samamu Anne, kau boleh tinggal disini."

Apa lagi maksudnya ini ucap Anne dalam hati.

Rumah Paman Musa yang cukup aneh, diatas pintu masuk rumah itu menggantung lukisan seekor harimau yang menyeramkan.

Mata Anne tertuju pada gambar itu.

"Kalo orang punya niat jahat sama rumah ini, harimau itu menjelma keluar jadi asli, dan orang yang punya niat jahat itu jadi ketakutan seumur hidup." Ucap Paman Musa sambil menggoyang-goyangkan kepalanya keatas kebawah dan mata yang memandang Anne dengan tidak berkedip sedikit pun.

Perasaan Anne mulai tidak enak, ada yang aneh dengan keluarga ini, walau Lika sudah menceritakan sedikit tentang Paman Musa, tetap saja ada rasa takut yang menjalar disekujur tubuhnya.

Berpindah dari Paman Musa ke Paman Kadir, berkenalan dengan Paman Kadir tidak semisterius Paman Musa, tapi tetap saja rumah itu juga berasa aneh, ada satu ruangan tidak boleh ada yang masuk kecuali Paman Kadir. Ruangan tanpa jendela dan tanpa penerangan.

Ya Allah tempat apa ini ucap Anne dalam hati.

Melangkah menuju rumah yang akan Anne dan Lika tinggali, rumah yang cukup besar untuk mereka tinggali berdua. Rumah papan, dua kamar, kamar mandi yang luas, teras dan halaman yang juga luas. Rumah itu diapit oleh rumah Paman Musa dan Paman kadir.

Mengelilingi kampung dengan kereta Bibi Sena (Istri Paman Musa).

"Bo, kok kayak serem disini ya bo ?"

"tenang aja nek, nanti jugak kau terbiasa. Baek kok pamanku, karna baru kenal aja itu."

Roda kereta yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan ladangan membuat Anne dan Lika panik bukan main, ternyata bensin habis.

Karena perjalanan yang tidak direncanakan, mereka bahkan tidak membawa uang sepeserpun.

Pasrah menanti orang yang lewat plus berbaik hati memberi pertolongan.

Lima belas menit berlalu, ternyata doa mereka berbalas.

seorang lelaki yang mungkin seumuran mereka kebetulan lewat dan berhenti tepat di depan mereka.

"Kenapa kak ?" ucapnya kearah Lika yang duduk di pinggiran jalan, Anne yang berdiri di tegah jalanan terabaikan oleh lelaki itu.

"Bensinku habis bang, boleh minta tolong ngambil bensin ?" ucap Lika

"owh bensin, aku juga kebetulan baru beli bensin, bapakku nunggu, bensinny jugak abis."

"kok kebetulan kali ?" samber Anne.

"Jodoh mungkin" balasnya menatap Lika, yang ditatap memberikan senyum terpaksa.

Akhirnya, selesai sudah masalah ini, bensin yag di bawa lelaki itu dibagi jadi dua.

Keahlian Lika yang tidak dimiliki Anne adalah kepintaran dalam merayu, ditopang dengan paras Lika yang luar biasa cantik. Tubuh yang proporsional, kulit putih bersih, rambut lurus yang selalu terurai dengan indah.

"dasar kau bo, bisa aja ngerayu cowok"

"kalok aku gak ngerayu dia tadi nek, gak mungkin bisa jalan sekarang ni kereta. Kau mau kita sampe malam di ladangan itu apa ?"

"ya enggak sih, tapi kan.. yaudahlah"

"apa sih nek, kau itu kalok ngomong keseringan gak sampek, nanti cintamu juga gak sampek baru tau kau."

"ya gak ada hubungannya kali bo, kau tu apa-apa di sambung-sambungin semua."

Siang berganti menjadi malam. Suara-suara aneh mulai diperdengarkan. Ada suara burung hantu, burung gagak, dan suara aneh lainnya, tempat itu memang masih terbilang sepi, jarak antar rumah pun tidak berdekatan.

Anne tak kunjung bisa memejamkan mata, bukan karena takut, tapi suasana yang sangat aneh itu membuatnya sangat tidak nyaman.

"Bo, kebelet pipis" Anne menggoyang-goyang tubuh Lika

"Libooo..." Anne kembali meneriaki keras telinga Lika, hingga mau tidak mau Lika terbangun.

"ayoklah... kau pun ah, benci kali aku lah..." kesal Lika karena tidurnya digangggu.

Toilet yang terpisah dengan rumah, berjarak seratus meter di belakang rumah.

Mereka melangkah bergandengan berdua,

Kuk..kukuk..kuk..kukuk..kwaaaaaakkkkkk.. suara burung hantu dan burung gagak.

Aaaaaaaaaaaaa.......... teriak Anne dan Lika. Mereka kembali kerumah tanpa sampai ke toilet.

Hanya semalam mereka menghabiskan waktu di tempat itu, Anne meminta pulang karena tidak betah. Lika menyetujui walau dengan berat hati.

                                                                                     ***

"Aku tau nek, kau pasti gak mau lagi kan balik ke Petapahan. Aku lihat mukamu saat pulang. Kayaknya kau sangat ketakutan." Ucap Lika kepada temannya itu.

"Anne, Ibuk tau kalau kau itu pintar, banyak orang yang mau mempekerjakan kau, tidak satu dosen yang mau ngambil kau jadi asisten bahkan jadi staff nya. Tapi satu yang perlu kau tau, hidup merantau itu perlu. Disitu nanti kita tau hidup mandiri, gak ngandalkan orangtua. Lihat Paman Musa dan Paman Kadir, dulu mereka dari nol, tapi lihat sekarang! Paman Musa udah jadi wakil kepala sekolah, kau pun nanti sama kayak dia. Fikirkan! Jangan nanti salah pilih!" tambah Ibuk

Ibuk Lika sudah sama seperti Ibu sendiri untuk Anne.

Kalimat panjang diatas yang tidak mampu Anne abaikan begitu saja. Anne yang tak akan pernah sanggup melihat orang disekelilingnya kecewa karenannya.

Teringat ucapan Ibunya sendiri "Anne, Ibu gak akan paksa kau untuk memilih. Apapun keputusan kau, ibu dukung sepenuhnya. Ibu percaya kau, kau selalu mendapatkan apa yang kau mau. Kau selalu yakin dengan apa yang akan kau putuskan. Ibu serahkan semua padamu."

Sholat tahajjud dilanjut istiqarah, Anne menganggkat kedua tangan menundukkan kepala memohon kepada sang kuasa.

"Ya Allah, bantu hamba dalam mengambil keputusan yang terbaik tanpa harus menyakiti hati siapapun. tolong ridhoi langkah yang akan hamba Ya Rabb. Hamba yakin hamba percaya Engkau tidak akan pernah meninggalkan hambamu yang berjalan menujuMu. Tetapkan hati ini Rabb dalam satu kepastian. Biarkan langkah ini selalu dalam koridorMu. Subhana rabbika rabbil 'izzati 'amma yasifuun wasalamun'alal mursalin walhamdulillahirabbil"alamiin.

Anne menyapu wajah nya yang kebas karena air mata.

Wajah Lika melintas begitu saja menjadi bayangan di pejaman matanya.

Anne menarik nafas dalam dan menghembuskannya lega.

Terimakasih Allah.    

Continue Reading

You'll Also Like

18.6K 314 16
°•Nadine is a fourteen year old girl who has been struggling since before she can remember. Everything she touches goes to shit. Everyone she loves...
6.2M 47.5K 56
Welcome to The Wattpad HQ Community Happenings story! We are so glad you're part of our global community. This is the place for readers and writers...
54.4M 387K 69
Stay connected to all things Wattpad by adding this story to your library. We will be posting announcements, updates, and much more!
105K 6K 145
𝐭𝐡𝐞 𝟐𝐧𝐝 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐨𝐥𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐫𝐨𝐝𝐫𝐢𝐠𝐨 𝐚𝐧𝐝 𝐲/𝐧'𝐬 𝐦𝐞𝐞𝐭-𝐜𝐮𝐭𝐞𝐬/𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢�...