H E R
M I S T A K E
※‡‡※
I can't give you me , But I still want you .
※‡‡※
The truth untold . Itulah yang ditonjolkan oleh lelaki itu . Setiap percakapannya ... seakan punya maksud tersendiri dilengkapi perbuatan . Misteri namun ...
Lirikan matanya yang ... punya rahsia sendiri . Mendebarkan jiwa ... pada masa sama memerangkap setiap hati . Terkunci . Terperangkap dalam biasan matanya yang berbicarakan bisu .
" ... tolong jangan banyak gerakkan tangan awak ni . Kalau tak ... saya takut dia tak baik terus "
Nasihat doktor itu dibalas anggukan pendek . Senyuman kecil dilemparkan buat doktor lelaki itu .
Seusai memeriksa keadaannya , doktor itu bingkas bangun menyimpan segala peralatannya sebelum ...
" berapa lama kau ... kenal Demerez ? "
Elise diam . Sedikit kaget dengan pertanyaan itu namun pandangan kosong dipalsukan diwajah .
" kenapa ? "
Perubahan wajah doktor muda itu tidak lari daripada tenungan Elise . Juga , apabila senyuman sinis meleret di wajah lelaki itu ..
" ... kau nampak macam perempuan-perempuan lain . Like ... his one-night-stand ? "
Mata Elise mengecil . Memerhati tajam doktor lelaki itu sebelum decitan sinis sengaja diluah halus .
" jangan risau . You tak akan jumpa perempuan baru selain dari muka I lepas ni . So , doctor ... do recognise my face from now on hum "
Air muka doktor itu berubah kelat , mata saling bertentang . Elise sedar , bukan sahaja dirinya diubati hari ini namun ...
Collection ... list ...musuh semakin bertambah . Meski , dia kurang pasti mengapa kebencian jelas meluap-luap dalam diri doktor muda itu .
" after those slut ...gold digger ... now ... he found .. a bitch . I'm not surprise " sindiran doktor itu membuatkan Elise tanpa sedar mengepal penumbuknya .
" ...a...aah ? Tak sayang jari ke , perempuan ? " senyuman sinis melebar di wajahnya sambil mata melirik terus ke jari Elise yang berbalut .
Lambat-lambat doktor itu menghampiri Elise yang duduk di birai katil . Tajam anak mata menikam wajah pesakitnya .
" ... kau tak akan berada dalam rumah ni ..untuk tempoh masa panjang . Remember that " perlahan dan tegas selaran berbuar amaran itu menampar gegendang telinga Elise .
" ... everythings okey ? "
Suara mendatar Demerez membuatkan keduanya berpusing . Masing-masing melirik lelaki itu yang berdiri di muka pintu .
Doktor itu dengan pantas menghampiri Demerez bersama senyuman kecil .
" nothing serious . "
Demerez mengganguk faham , matanya refleks melirik wajah Elise buat beberapa saat sebelum kembali ke wajah doktor itu .
" aku dah rawat dia , so ...can we talk now ? "
Elise pantas menjeling tajam pada doktor itu . Entah mengapa... rasa tidak suka pada lelaki itu menjulang tinggi . Rasa ini seperti ...
Mungkin ... dia hanya takut . Iya . Takut kehilangan satu-satunya ... insan yang prihatin padanya pergi . Obsesif atau hanya possesive .
Apabila mata menangkap kedua - dua lelaki itu ingin menapak pergi pantas diseru nama Demerez tanpa sedar .
Berjaya . Buat masa ini .
Demerez menoleh padanya , seakan menanti sebarang alasan daripada tindakannya menyeru nama lelaki itu .
Kekuatan jadi bekalan .
" you nak pergi mana ? " pertanyaan itu bukan sahaja menambahkan rasa malu dalam diri Elise namun pandangan dingin Demerez padanya jelas seakan satu tamparan ke wajah .
Benar . Dia tersilap percaturan apabila ketegasan nada Demerez menikam telinganya.
" ... aku tak perlu report semua perkara pada kau ... terutama dalam rumah aku . Right ? "
Sinis . Tajam .
Kedinginan lelaki itu membuatkan Elise bungkam . Mata tanpa sedar meniti di senyuman sinis yang melebar , hadiah daripada doktor itu .
" am I wrong ... Elise ? "
Sekali lagi Elise pegun . Mungkin kerana soalan ' am I wrong ' yang sering menjadi trademark Demerez atau ... kerana ...
namanya ...disebut di bibir itu .
Rasa aneh menyelinap ke dalam jiwa . Dingin menggigit tubuh . Matanya tidak mampu lari dari renungan tajam Demerez . Renungan yang begitu dalam, memerangkap dirinya .
Hanya bertahan seketika , apabila lelaki itu menyambung bicaranya .
" take a nap . You need it . "
Akur . Elise menghantar kedua manusia itu pergi lewat ekor matanya . Sempat matanya menangkap senyuman berbaur ejekan oleh doktor muda itu . Hati terbakar namun kembali pulih tatkala mengingati kembali namanya meniti dibibir Demerez sebentar tadi .
Tidak mampu ditahan senyuman mekar dibibir .Mekar bak bunga seri pagi .
Namun, senyuman itu perlahan-lahan luntur . Kerisauan ...mulai bersarang dalam dada .
Terlalu mudahkah ? Dirinya jatuh hati ...
Tidak . Dia hanya ... sukakan kehadiran lelaki itu mengisi kekosongan hidupnya.
She ... just ...attracted to him .
Just ... an attraction . A crush ?
Demerez melabuhkan duduk di sofa kulit itu sementara doktor aka sahabatnya duduk di sofa bertentangan .
" apa yang kau nak cakap , Luke " mendatar pertanyaan Demerez . Tenang .
Luke sempat melepaskan keluhan pendek , " ... siapa perempuan tu ? "
Demerez membisu . Tiada ura-ura mahu menjawab pertanyaan itu . Jemarinya mengetuk perlahan permukaan kulit sofa , sementara mata dialihkan ke luar halaman rumah yang dipisahkan dengan sliding door .
" she's no good for you Rez "
Mata Demerez berubah dingin . Tajam dilirik pada wajah doktor itu . Mata saling bertentang buat seketika sebelum Demerez sendiri mematahkannya .
" kerja kau dah selesai . Balik . "
" Demerez . Aku cuma nak pastikan keadaan kau . And ... aku nak lawat pusara aunty . Kau ... pun tak melawatnya lagi kan ? "
" aku tak akan jejak kaki ke situ . Kau tak boleh ubah keputusan aku . "
Luke meliriknya tajam , menambahkan ketegangan antara mereka . Masing-masing membisu . Membenarkan masa berlalu sebegitu sahaja .
" kau tak seharusnya ubah diri kau sampai macam ni sekali Rez . Kau .. aku ..tahu siapa kau ... di masa lalu . Bukak ' topeng ' kau ... and face the truth Demerez . "
Demerez tersenyum senget , decitan sinis meniti halus di bibir .
" ... what truth huh ? Kebenaran soal kematian ibu aku ... ? Helena ? Atau ... " senyuman sinis Demerez mati apabila pandangannya jatuh pada Luke .
" antara kau dan ..aku ... whose the one wearing the mask of lie ? "
Sejurus soalan itu meluncur laju dari bibir Demerez , riak wajah Luke berubah . Mengembalikan senyuman sinis Demerez atas kemenangannya .
Tangan ditongkat ke dagu , mata Demerez bosan melirik pada lelaki berjubah putih itu . Provokan asas .
" ... jadi stop . Stop beri pandangan simpati pada aku Luke . Kau tahu aku tak perlukannya . Sebab ia tak akan ubah apa-apa "
Kebisuan Luke memberi satu kemenangan sementara buat Demerez ,
" kau tahu pintu keluar di mana . And , yes ... thanks for your services "
Usai sahaja melontarkan kata-kata itu , Demerez pantas mengorak langkah meninggalkan doktor itu .
Derapan tapak kasut lelaki itu yang bergema membuatkan Luke angkat muka . Memerhati tubuh yang kian menjauh sebelum hilang dibalik dinding batu .
Otot wajah menegang . Rahang diketap kuat . Pelbagai kerisauan meracuni mindanya tika itu .
Silauan cahaya samar-samar menyuluh pandangan mata . Kerutan melata diwajah Elise yang masih tidur . Terganggu dek pancaran yang menyilaukan itu ,ditambah pula dengan kicauan burung -burung membuatkan wanita itu sedar ... hari sudah mulai siang . Malam sudah ditinggalkan .
Kelopak mata dicelik , menyesuaikan penglihatannya dengan suasana yang cerah . Mata dilirik ke arah jendela sebelum diliarkan ke sekitar bi ——
Jantung terhenti berdegup sesaat . Tubuh bagai direntap jatuh dari bangunan tinggi .
Matanya terpaku pada wajah Demerez . Lebih tepat , matanya bertaut tepat dengan mata lelaki itu yang berdiri benar-benar dihujung katilnya .
Tidak terluah apa yang terlintas dihati dek kerana rasa terkejut yang menyelubungi tubuh . Otak ibarat hilang fokus seketika . Kosong .
Lelaki itu berpeluk tubuh , masih matanya menikam wajah Elise dalam bentuk renungan yang ... intense .
" w-what ? "
Dingin mata Demerez melirik wajahnya . Masih kebisuan menjadi jurang antara mereka . Janggal .
" I've a deal for you " mendatar ungkapan Demerez , halus menyentuh jiwa wanita itu seakan halusnya sutera menyentuh tubuh .
" in this ..early morning ? "
Senyuman Demerez kecil , cukup untuk membuktikan lelaki itu terusik dengan bicara Elise .
" well, I must admit . It quite a pretty sight for me . " ujar Demerez sambil matanya meneliti keadaan diri Elise yang masih berselubung comforter tebal .
Wajah terasa berbahang . Hangat . Elise sekali lagi kalah , dengan mudahnya keyakinan diri selama ini terbang pergi hanya dengan usikkan lelaki itu.
Lemah . Hatinya mulai berkata-kata . Berperang dengan diri sendiri . Cuba , mencari satu alasan bagi membela diri ...
Yes , she attracted to him . Yet , she is afraid of him .
Tanpa sedar , lelaki itu sudah menapak menghampirinya . Jurang dihapuskan sedikit demi sedikit .
Matanya hanya memerhati dengan teliti setiap tindak tanduk lelaki itu . Sehinggalah , matanya jatuh pada dua benda yang diletakkan di atas comforternya .
Sekeping cek dengan angka 7 kosong dibelakangnya ...
Dan ...
Matanya pantas naik menemui wajah Demerez . Cuba mencari sebuah jawapan ... keyakinan ...
" ... be my prize and wear that ring .... or take the money and leave "
Terbuntang kedua mata Elise , menganalisis bicara yang baru menampar gegendang telinganya sebentar tadi .
Mata refleks jatuh pada sebentuk cincin silver kosong yang bersebelahan dengan keratan cek itu .
Jantung berdetak gila , menghenyak pekungan dada sekerasnya .
Darah gemuruh naik menyelububi tubuh . Sekali lagi , matanya naik menatap wajah Demerez yang kosong .
Keputusan ditangannya ... namun mengapa masih ada keraguan ?
Kerana ... kata-kata doktor tadikah ?
Atau ... kerana kewarasannya yang masih ingin bertahan ...
Atau mungkin keegoaannya yang tidak mahu runtuh ...
" so ... you will be mine ? " pertanyaan itu terluah jua dari bibir Elise , perlahan namun cukup untuk didengari oleh lelaki itu .
Renungan lelaki itu berubah gelap , biasan di birai mata itu seakan kelam saat soalan itu dilontarkan oleh Elise .
Mata Demerez meniti pada kedua-dua 'hadiah' yang diletakkan di atas comforter itu . Pertanyaan Elise dibalas kebisuan .
" pick your price ... and let fate decide for me and you "
※‡‡‡※
What's your 'price' ..
and can you bear the consequences ...
Let fate decide
※‡‡‡※
Tbc
Vote | comment
#gameOn
#WinTheDevilOrYouMightBurnInHell