My Coldest Doctor [TFBOYSWJK]

By watashiwayou

37.9K 2.7K 256

"Kau itu sangat dingin, tapi menyebalkan disaat waktu yang bersamaan. Kau aneh. Benar-benar aneh. Menjadi dok... More

Prolog
New Carrier #1
What? #2
Engaged #3
First of All #4
Wedding #5
Young Doctor Meeting #6
Will Come #7
Date?! #8
That Girl She was Say #9
Phobia #10
With You? #11
Osaka Trip #12
A Sweet Smacker #13
A Giant Ferris Wheel #14
My Second Kiss #15
Cutiest #16
Telephone #17
Dad's Funeral #18
Ex- ? #19
Busy Boy #20
That Girl She was Say (2) #21
Memori Deletion #22
She, My Lover #23
Notification
HAI!
Amusement Day #25
FINAL: Our Way

Lips Memory #24

1.2K 80 13
By watashiwayou

Aku sedang duduk didepan meja riasku. Aku melirik kearah arloji yang kebetulan juga tengah melekat dipergelangan tanganku. Aku tengah bersiap siap untuk sebuah acara non-formal. Yah. Bukan acara terlalu formal dan penting. Irene hanya mengajakku dan Junkai, tentu saja, ia juga mengajak Zhihong, untuk pergi berjalan jalan kesebuah amusement park.

Kebetulan, dia juga ingin menghabiskan waktu waktunya di China sebelum nantinya ia akan kembali ke Amerika. Ia harus memanfaatkan waktu waktu ini.

Dan aku,

Aku menyetujui apa yang diminta oleh Irene—entah kenapa. Kupikir, aku juga butuh sebuah refreshing setelah sekian lama menghadapi banyak masalah.....benar, 'kan?

Aku terus menatap pantulan diriku di cermin.

Aku pikir, ini benar benar cukup. Aku tak tahu harus memakai riasan apa lagi. Aku bodoh dalam hal berias.

"Putri ku masih sibuk berdandan?" Junkai tiba tiba muncul dibelakangku. Ia tersenyum manis, lalu memelukku erat dari arah belakang. Junkai menyandarkan dagunya pada pundakku. Ia ikut menatap pantulan diriku didepan cermin. "Kau tetap cantik kok walaupun tidak dirimu tidak memakai riasan apapun...."

Aku sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Junkai. Yah, meskipun ini sudah termasuk hal biasa. Junkai sering mengejutkanku dengan cara seperti ini. Namun, tetap saja, aku masih tetap tidak terbiasa—entah kenapa.

Wajahku memanas saat Junkai mengatakan kalimat terakhirnya. Rasanya, darahku berdesir dengan sangat cepat dan tiba tiba terhenti dipipiku.

"Diamlah." ucap ku cuek. Aku mencoba untuk membuat diriku terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan Junkai, berbeda jauh dengan keadaan jantungku sekarang.

Jantungku sangat berdegup kencang. Lebih kencang dari apapun. Sungguh.

Junkai masih tetap menyandarkan dagunya pada bahuku, lalu menoleh kearahku. Ia tersenyum miring.

"Kau tak bisa menyembunyikan perasaanmu, nona Wang." ucap Junkai masih tetap tersenyum miring. Aku pikir, senyuman itu adalah senyuman seringaiannya. "Kau tak cukup ahli dalam bidang tipu-menipu rupanya,"

Sungguh.

Aku benar benar kesal sekarang ketika aku mendengar perkataannya barusan. Aku memberikannya lirikan tajam, lalu mendengus sebal.

"Aku tidak pernah berbohong sepertimu, dokter menyebalkan!" dengusku, aku sengaja menekan nada semua kalimatku.

Aku kembali mengalihkan pandanganku dari Junkai, dan kembali sibuk berias. Aku sengaja mencari kesibukan lain untuk menetralkan perasaanku ketika Junkai sedang berada sedekat ini denganku.

Padahal, aku rasa, riasanku ini sudah cukup. Tidak perlu ditambah-tambah lagi dengan apapun.

Junkai hanya menanggapi kalimatku barusan dengan tawaan geli.

Namun, tawaan itu tak berlangsung lama.

Ia langsung menghentikan tawaan nya, dan raut wajah nya berubah menjadi raut wajah heran dalam seketika.

Ia melihat kearahku.

"Nona? Kenapa kau memakai lipstik tebal sekali?" tanya Junkai bingung.

Aku terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh Junkai. Mataku sedikit lebih membesar dari biasanya. Aku melirik kearah lipstik yang —entah kenapa— bisa berada ditanganku.

Aku menatap pantulan diriku di cermin, dan semakin terkejut.

Aku tak pernah memakai lipstik setebal ini sebelumnya!

Aku hanya terbiasa memakai lip tint setiap harinya, bukan lipstik!

Namun...kenapa sekarang...

Terdengar tawaan meremehkan dari Junkai. Ia menoleh kearahku, lalu tersenyum menyeringai.

"Kau benar benar sedang gugup karena berada didekatku atau..." Junkai sengaja mengjeda perkataannya, ia tetap mengulas senyuman seringainnya. Kali ini lebih terlihat seperti seringaian jahil. "Atau kau memang sengaja melakukan itu untuk menggodaku agar aku menciummu? Mana yang benar?" ucap Junkai sekali lagi, ia menyambungkan perkataannya yang tadi. Deru nafasnya terasa menyentuh kulit leherku.

Oke.

Kurasa,

Dia sengaja melakukan itu!

Ck! Argh.

Jantungku semakin berdetak dengan tidak beraturan. Wajahku langsung memerah seperti kepiting rebus. Aku cepat cepat mengambil tisu, dan menutup mulutku. Aku mendorong Junkai, dan secepat mungkin aku segera bangkit dari kursi meja riasku, lalu menyingkir dari setan sepertinya. Aku menjaga jarak dengan Junkai, dan memandangnya was-was.

"Pergi dari sini! Sekarang!" tegasku kesal. Aku masih tetap menutup mulutku, aku menatap Junkai tajam.

Junkai malah semakin bertingkah mengesalkan sekarang.

Kini, gantian ia yang menduduki kursi meja riasku. Junkai mendekatkan kursi itu kearahku. Aku menatap Junkai kaget, lalu memundurkan langkahku.

"Berhenti disana!" tegasku sekali lagi. Aku mengadahkan tanganku kedepan, dan tetap menatapnya tajam.

Junkai memang sudah berhenti.

Namun, ia tetap memandangku sambil menyeringai.

Junkai melipatkan kedua tangannya, lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi. Gayanya saat ini benar benar seperti seorang CEO.

"Maaf, cantik. Apa yang kau katakan? Aku tak mendengar apa yang kau katakan dengan cara kau yang seperti itu, nona Wang." ucap Junkai masih tetap menyeringai, senyumnya sangat menyebalkan.

Aku memandangnya tajam sekaligus kesal.

Junkai sedang menyindirku sekarang. Ia menyindirku karena aku terus terusan menutup mulutku.

Aku menyingkirkan tisu yang menutupi bibirku, lalu memandang Junkai dengan pandangan sebal.

"Cepat pergi dari sini!" usirku masih tetap memakai raut wajah yang sama.

Junkai meletakkan tangannya ditelinganya, seakan akan ia sedang mencoba untuk mendengar apa yang kukatakan.

"Apa?" Junkai sedikit terkejut.

Lagi-lagi, aku yakin jika itu semua hanya aktingnya saja.

Ia berbakat menjadi seorang aktor daripada harus menjadi seorang dokter.

Aku masih tetap menatapnya kesal. Aku melipatkan kedua tanganku.

"Kau menyuruh pergi? Kau yakin tidak akan rindu denganku jika aku pergi, hm?" goda Junkai. Ia memasang senyuman polosnya.

Aku terdiam. Padahal, sebenarnya, aku sedang menjerit histeris didalam hatiku. Ia tetap menatapnya dingin, dan kesal.

"Tunggu aku diluar!" gerutuku. Aku menunjuk kearahnya. "Kau, tunggu aku diluar!"

Junkai hanya tertawa ketika mendengar gerutuanku. Ia terlihat senang ketika aku sedang sangat kesal.

Junkai tersenyum puas, dan kemudian bangkit.

"Ah, baiklah. Jangan marah marah begitu, sayang. Kau akan cepat tua." goda Junkai sekali lagi, ia masih tetap tersenyum puas. Senyumannya lama kelamaan menjadi semakin menyebalkan. Geez!

Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya, lalu berjalan mendekat kearahku.

Ia sedikit membungkukkan dirinya, lalu mengelus pipi kananku dengan lembut. Junkai tersenyum miring.

"Aku tunggu kau selama lima menit." bisik Junkai. Ia kemudian kembali menjauhkan wajahnya dari wajahku, lalu tersenyum menyeringai.

Ibu jari Junkai menyentuh bibirku. Ia tersenyum.

"Sebenarnya, kau seperti ini saja juga terlihat sangat cantik, kok." goda Junkai. Ia tersenyum manis, lalu melirik kearah jam dinding untuk beberapa saat.

Junkai melambaikan tangannya kearahku, dan tetap memasang senyuman manisnya.

"Selamat berdandan, sayang." pamit Junkai lembut. Setelah mengatakan hal itu, Junkai sudah lenyap dari peredaran penglihatanku.

Ia sudah pergi.

Aku masih terdiam membeku. Mataku juga melirik sekilas kearah jam dinding.

Waktuku juga hanya tinggal lima menit lagi.

Aku menghela nafasku, lalu berjalan kearah meja riasku. Aku menatap pantulan diriku dihadapan cermin, lalu tersenyum miring. Entahlah. Aku tak tahu ini senyuman apa. Entah senyuman miring, atau senyuman kecut.

Aku memegang bibirku, dan kembali menarik bibirku keatas.

Tadi benar benar kejadian yang memalukan!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hi!! My Coldest Doctor #24 has updated!! 💙
Ah, readers!! I'm sorry! Aku terlambat update!! Aku benar benar minta maaf, karena ga update update selama sebulan <//3. Janji deh, untuk dua chapter ini aku bakal bikin yang baper 😜 #plak.

Maaf untuk chapter ini yang kurang panjang, aku juga ngejar waktu buatnya. Kemungkinan, besok bakal long. Doain ya! XP

Oh iya, aku mau ngucapin SELAMAT ULANGTAHUN BUAT PARA PACAR PACAR IDAMANKU!! ❤❤❤ #PLAK. Maksudku, buat TFBOYS. Happy 4th Anniversary for Them!!❤💙💚 I'll always support you more than 10 years😚😋

Mind to Review ??


Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 295 5
Yibo mati dan bangun di dimensi lain dengan peran ampas, itu adalah... istri(?)
95.1K 9.5K 38
FIKSI
YES, DADDY! By

Fanfiction

317K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
3.6K 667 14
Apakah 2 jenis makhluk dari universe yang berbeda dapat menyatu dan berdamai? Bagaimana jika Lord Lucifer dan Moon Goddes justru menentang keras ada...