I'm Yours

By Shantikaraa

9.1K 402 24

"Heii gendut.. lo bangun apa gue nyuruh mama buat ngebangunin anak gadisnya yang kebo ini?" Teriak Naufal dar... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Baca penting!!
Chapter 30
Chapter 31

Chapter 29

146 9 0
By Shantikaraa


Author POV


❤4689 likes
Zahraakmila ma little nau nauu 🙈👌 @Naufalabd

Lihat semua 28 komentar

Shantikaraa duhh adek gue kaga peka-peka kasian neng zahraa nya menunggu dede :v @Naufalabd @Zahraakmila
Kareninaaa friendzone emang gaenak ya raa :'3 @Zahraakmila
A.C Marcellino cebong dasar yang peka dikit nape sih :v @Naufalabd
J.Alexandro cebong dasar yang peka dikit nape sih :v @Naufalabd Emang gaenak ya nin? @Kareninaaa
Zahraakmila peka apasih kakak kakakku yang cantik dan ganteng :'3 @Shantikaraa @A.C Marcellino @Kareninaa
@J.Alexandro
Naufalabd Araa kok di post omege aib sumpah, liat aja gua bales tau rasa,- @Zahraakmila
Zahraakmila Nau gabole jahat yaaa :) Nau kan baik orang baik disayang tuhan Nau @Naufalabd

Setelah membalas komentar di postingan zahra naufal langsung menyalakan laptopnya dan mencari aplikasi bernama skype itu. Tak lama setelahnya muncul seorang gadis cantik dengan rambutnya yang dicepol asal sedang menyapa naufal dari layar laptop nya.

"Haii nauu? Ada apa tumben ga vidcall aja?"

"Gapapa araa lagi pengen aja, kenapa di posting coba fotoku" Ucap Naufal seraya mengercutkan bibirnya.

"Yalord Nauu gapapa lagi Lo lucu kok difotonya."

"Tapi gue malu araa, awas aja gue bakal bales dendam"

"Apasih gaboleh dendam sama orang Nau itu dosa"

"Gadendam sih cuma pingin jailin orang balik aja"

"Yeee sama aja dodol"

"Yodah sebahagia nya Lo aja"

"Aku tutup ya nauu mau mandi dulu bau nih"

"Iyaudah byee araa ditunggu postinganku yaa"

"Nau gosah jahat sama araa"

Naufal hanya terkekeh mendengarnya, entah kenapa jika apapun yang menyangkut dengan zahraa naufal sangat bersemangat.

Disisi lain zahra yang tadinya bergegas mandipun terpaksa batal karena mendengar ponselnya berdering zahrapun segera mengangkat si penelfon itu tanpa melihat ID Caller nya.

'......'

"Iya saya fazahra akmila ada apa ya pak?"

'.....'

"Ba..bapak jangan main-main deh ini galucu pak, Mama papa saya barusan berangkat ke Aussie koo mana ada mereka kecelakaan"

'.....'

"Bapak bilang sekarang dimana mama saya berada"

'......'

"Baik pak saya akan segera kesana"

Dengan tangan gemetar Zahraa menelfon seseorang ingin meminta bantuan, entah sejak kapan dia menangis yang pasti kini kedua pipinya tengah basah oleh air mata.

'Haloo araa? Ada apa kok telpon lagi katanya mandi'

"Na..nauuu"

'Araa lo kenapa? Lo sekarang dimana? Kenapa nangis heii udah diem dulu sekarang lo cerita ya?'

"Nau.. Nauu bisa kesini ga? Anterin aku ke Siloam Hospital? Nanti aku cerita Nauu pliss bantu aku.." Ucap zahraa dengan terisak.

'Iyaudah araa tunggu situ nauu sekarang jalan kesana yaa'

Entah apa yang ada dalam pikiran zahra sekarang yang jelas dia panik dan sesegera mungkin dia turun kebawah tanpa berganti pakaian ataupun sekedar mandi.

Ketika membuka pintu kamarnya zahra dikejutkan dengan kedatangan tante dan seluruh keluarganya yang kini dilihatnya tengah menangis.

"Zahraa.. Kamu yang sabar ya sayang tante bakalan selalu ada buat zahraa kapanpun zahra butuh. Zahra yang ikhlas ya sayang relain mereka pergi" Ucap Tante Rossa yang berhasil membuat air mata yang sedari tadi ditahan oleh zahra runtuh juga.

"Salah zahra apa tante, om, kakek, nenekk, zahra gamau ditinggalin papa sama mama" Ucap zahra ditengah isakannya.

"Cucu omaa yang sabar ya sayang yang tabah semoga mama sama papa kamu diterima disisinya" Ucap nenek seraya mengecup lembut puncak kepala zahra.

"Cucu opaa yang sabar ya nakk kamu masih punya omaa sama opaa jangan pernah merasa sendirian, sekarang kamu naik ganti pakaianmu" Ucap opaa yang dibalas dengan anggukan kepala.

Kini zahra tengah berada di ruang tamu bersama keluarganya dengan menahan untuk airmata supaya tidak meluruh, zahra yang kini sudah berganti pakaian serba hitam dengan kerudung yang hanya menutupi sebagian kepalanya saja. Saat pikiran nya melayang jauh entah kemana tiba-tiba datang seseorang yang sedari tadi ditunggu zahra, orang yang diyakini bisa menenangkan segala keresahannya.

"Assalamualaikum.." Salam Naufal tanpa berfikir panjang zahra berlari kearah naufal dan segera memeluk temannya itu. Naufal yang melihat zahra bermandikan air mata itupun langsung membiarkan zahra menangis dipelukannya.

"Araa sabar yaa ikhlasin mama sama papa pergi, mereka udah bahagia sekarang udah yaa araa gaboleh nangis lagi. Janji sama Nau kalau nanti Jenazah mama sama papa sampe dirumah araa gaboleh nangis?" Ucap naufal yang hanya dijawab dengan gelengan oleh zahraa.

"A..arraa ga punya siapa-siapa lagi mereka pergi ninggalin araa ar..araa salah apa sampe tuhan setega ini sama araa" Ucapnya dengan suara parau.

"Heii araa udah jangan nangis, araa punya tante, om, kakek, nenek, dan semuanya. Semuanya sayang araa udah ya sekarang araa diem gaboleh nangis" Ucap naufal seraya menenangkan zahrapun telah melepaskan pelukannya dengan mata sembab dan hidungnya yang memerah.

Tak lama setelah itu sirine ambulance terdengar dan pertanda bahwa jenazah mama dan papa zahra telah tiba, rumah yang tadinya sepi kini mulai ramai para tetangga zahra pun berdatangan untuk membantu dan turut ber belasungkawa atas meninggalnya mama dan papa zahra.

Zahraa menangis dalan diamnya ketika jenazah mama dan papa nya tergeletak tak berdaya di ruang tamu dengan muka pucat pasih. Zahra dengan langkah gontai berjalan menuju mama dan papanya yang kini tengah terbujur kaku.

"Mama, pa..papaa insyaallah zahra ikhlas dengan kepergian kalian semoga kalian bahagia disurganya allah semoga kalian diterima disisinya maafin zahraa ya ma, paa kalau zahra masih belum bisa banggain mama dan papa zahraa bakalan rindu kalian" Ucapan zahra terhenti ketika sebuah tangan menepuk pelan pundaknya.
Shanti yang tadinya berada dirumah bersama yang lain kini sudah berdiri disamping zahra dengan senyum yang menenangkan. Zahra melihatnya dan membalas tersenyum walau jelas terpancar kesedihan diwajahnya, entah siapa yang memulai yang jelas kini keduanya tengah berpelukan yang satu menangis karena merasa takdir telah mempermainkan nya dan yang satu berusaha menenangkan dan memberi kekuatan.

"Kakak.. Mam..mama kak mama pergi kak papa sama mama pergi ninggalin zahraa" Ucap zahraa dengan suara yang terdengar parau.

"Zahraa liat sini, jangan pernah berfikir bahwa allah tidak sayang padamu jangan berfikir hidupmu paling menderita didunia ini jangan pernah berfikir untuk membenci takdirmu biarkan semuanya mengalir sayang, allah tau kalau zahra bisa zahra kuat hingga allah beri zahra cobaan sebesar ini, tunjukan sayang kalo kamu itu bisa ngehadapi semuanya dengan ikhlas, udah jangan nangis lagi yaa relakan mereka pergi mereka udah bahagia disamping NYA sekarang" Ucap shanti lalu memeluk zahraa sampai zahra merasa tenang dan berhenti menangis.

Tanpa mereka sadari sedari tadi Arcell,jonathan,naufal,riaa dan alii mendengarkan semua yang sedang shanti dan zahra bicarakan bahkan mereka terperangah dengan apa yang dikatakan shanti yang seakan mampu membangkitkan zahra yang kini terpuruk.

"Kakak gue yalord dia bijak banget sumpah" Ucap naufal disertai gelengan kepalanya.

"Subhanallah baek banget ya tuh anak salut gue" Ucap jonathan yang diangguki oleh riaa.

"Hmm yaudah kita ke zahra yuk buat nyemangatin dia juga masa shanti aja yang bisa" Ucao arcell lalu mereka pun berjalan kearah shanti dan zahra.

*******.

Zahra POV

Entah bisa disebut apa hari ini yang jelas aku tidak akan menyalahkan takdir, tidak akan membenci tuhan, dan tidak akan sedih berlarut-larut. Yang jelas kini aku merasa lega dan sudah mengikhlaskan mereka untuk pergi meninggalkan ku untuk selamanya walaupun sesungguhnya itu memang berat.

Kupandangi wajah mamaku yang tampak bersinar dengan bibir pucat yang menghiasi wajahnya ditambah dengan sedikit senyum yang terukir di bibirnya membuatku tak tahan untuk tidak menetaskan airmata. Dia pahlawanku malaikat tanpa sayap yang dengan senang hati menerima segala yang ada dalam diriku, dia yang selalu aku banggakan didepan semuanya, dia yang selalu mengutamakan kebahagiaanku diatas segalanya. Namun kini sosok itu telah terbaring kaku didepanku dengan mata yang tertutup dan tidak akan pernah bisa melihat senyum indah yang terukir dibibirnya.

Dan disebelahnya terbaring seorang laki-laki yang selama ini menjadi panutanku menjadi contoh teladanku menjadi orang yang sangat aku segani dan salah satu laki-laki yang tidak pernah sekalipun menyakitiku kini terbujur kaku didepanku dengan mulut yang putih pucat aku menetaskan airmata untuk yang kesekian kalinya.

Kurasakan ada seseorang yang kini tengah berdiri disamping ku lalu menepuk pelan pundakku, aku menoleh kearahnya dan melihatnya tersenyum kubalas senyumannya dengan senyum sebisaku namun tatapannya seolah menyuruhku untuk meluapkan semua yang kini telah ada dipikiranku, tak butuh waktu kama kini aku telah menangis dipelukannya.

"Kakak.. Mam..mama kak mama pergi kak papa sama mama pergi ninggalin zahraa" Ucapku dengan suara yang terdengar parau. Dia hanya mengusap pelan punggungku lalu menangkup kedua pipiku dan menatapku disertai senyum tulus yang terpancar dari bibirnya.

"Zahraa liat sini, jangan pernah berfikir bahwa allah tidak sayang padamu jangan berfikir hidupmu paling menderita didunia ini jangan pernah berfikir untuk membenci takdirmu biarkan semuanya mengalir sayang allah tau kalau zahra bisa zahra kuat hingga allah beri zahra cobaan sebesar ini, tunjukan sayang kalo kamu itu bisa ngehadapi semuanya dengan ikhlas, udah jangan nangis lagi yaa relakan mereka pergi mereka udah bahagia disamping NYA sekarang" Ucap kak shanti lalu memelukku sampai aku merasa tenang dan berhenti menangis.

"Zahraa yang sabar ya cantik yang tabah semoga mama dan papa ditempatkan ditempat yang paling mulia" Ucap kak riaa lalu memelukku.

"Zahra jangan nangis ya udah kaya zombie sekarang yang sabar yang ikhlas kita semua selalu ada buat lo kok"Ucap kak jonathan sambil mengelus puncak kepalaku dan akupun memeluknya.

"Mungkin berat sih ditinggal sama orang yabg udah berarti banget buat hidup kita tapi kita cuma bisa pasrah but this is life it must go on zahra gabisa stuck dan diem aja disini zahra harus kuat dan tabah ya cantik" Ucap kak Arcell seraya memelukku.

"Kak alii turut berduka cita ya zahraa semoga orang tuamu diterima dengan baik disisinya" Ucap kak alii.

"Hmm, araa? araa yang sabar yaa jangan sedih terus gue ada disini buat lo jangan pernah ngerasa sendiri lagi okey? Jangan pernah mikir gaada yang perduli sama lo inget gue peduli sama lo bukan karena gue kasian sama lo dan jangan mikir kalo araa gapunya siapa-siapa lagi inget ya raa, araa masih punya Nauu disini udah jangan sedih lagi" Ucap naufal yang berhasil membuat airmataku meluruh seketika, melihat aku menangis sontak naufal menghapus airmataku dengan kedua ibu jarinya.

"janji nanti kalau dipemakaman gabakal nangis?" Tanya nya seraya menyodorkan jari kelingking nya padaku.

"I'm promise Nau" Ucapku dengan suara sedikit serak.

"GoodGirl" Ucapnya seraya mengacak puncak kepalaku dan membawaku kedalan pelukannya.

Waktu seakan cepat berlalu kini aku ditemani Kak Shanti dan Kak riaa tengah berjalan menuju pemakaman kedua orang tuaku, dan tiba saat nya papaku dimasukkan keliang lahat aku melihatnya sontak menangis tanpa suara.

"Papaa aku mengikhlaskanmu pergi semoga papa bahagia disurganya allah jagain araa dari sana ya paa maaf belum bisa jadi apa yang papa inginkan" Batinku,

Kini berganti mama yabg dimasukkan keliang lahat, aku melihat Nau yang dengan senang hati ikut turun kedalam liang lahatnya dan membantu proses pemakaman mamaku.

"Selamat tinggal mamaa araa ikhlas mama pergi araa relaa mama pergi ninggalin araa semoga mama bahagia disurganya allah semoga mama tenang disana" Batinku yang membuatku terisak.

Kurasakan pelukan yang begitu menghangatkan dari kedua sisi kiri dan kananku, dan mereka yang membuatku merasa kuat sekarang.

"Ikhlas ya zahraa jangan bikin kedua orang tuamu sedih dengan lihat lo nangis gini" Ucap Kak shanti lalu kubalas dengan anggukan.

"Karenina turut berduka cita maaf dia gabisa dateng karena dia lagi ada di aussie buat ngurus pindah sekolahnya" Ucap kak riaa.

"Iyaa kak gapapa kok" Ucapku lalu melangkah gontai menuju gundukan tanah yang tengah mengubur habis kedua orang tuaku.

Maaf ya feel nya gadapet:'Maklum lah penulis abal-abal
Hope you like it!
Dont forget to vote and comment yup gaes!!

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 98.7K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.8K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
1.8M 196K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
693K 20.3K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...