My BASTARD Prince [LEONIDAS#1]

By daasa97

26.2M 1.5M 210K

Anggy Putri Sandjaya, berusaha membebaskan diri saat namanya digunakan untuk menutupi skandal mantan tunangan... More

foreword
trailer & aesthetic
blurb
Cara membeli koin 🪙
MBP | Part 1 - The Drama
MBP | Part 2 - What Should I Do?
MBP | Part 3 - The Hiding Truth
MBP | Part 5 - Like I Lost My Brain
MBP | Part 6 - Failed Mission
MBP | Part 7 - The Thing That He Knows
MBP | Part 8 - The Angel War
MBP | Part 9 - Meet The Grandparents
MBP | Part 10 - The Party
MBP | Part 11 - About Him
MBP | Part 12 - Don't fall, he such a bastard!
MBP | Part 13 - Shut up
MBP | Part 14 - The Breakfast
MBP | Part 15 - I Won't Love Him
MBP | Part 16 - Be Caught
MBP | Part 17 - Anger
MBP | Part 18 - Do I love him?
MBP | Part 19 - The Truth & The Kiss
MBP | Part 20 - Kiss Kiss Five Minutes
MBP | Part 21 - Between Jabear, Angel, and the Dolphin-Shit!
MBP | Part 22 - He Knew
MBP | Part 23 - Distracted
MBP | Part 24 - Trapped
MBP | Part 25 - The Truth
MBP | Part 26 - Forgettin
MBP | Part 27 - Sick
MBP | Part 28 - Worried
MBP | Part 29 - A Deal With Jabear
MBP | Part 30 - Good Day and Thomas
MBP | Part 31 - Jealous & Lucas
MBP | Part 32 - Old Friend & Memories
MBP | Part 33 - The Party (I)
MBP | Part 34 - The Party (II)
MBP | Part 35 - A Man & Jealous Fiance
MBP | Part 36 - No More Again
MBP | Part 37 - When The Feelings Feel Deeper
MBP | Part 38 - First, Second, and Third Love
MBP | Part 39 - Princessa Adams
MBP | Part 40 - This Is A Dream
MBP | Part 41 - The Puppy
MBP | Part 42 - Wrong
MBP | Part 43 - Wedding, Venus, and Lucas
MBP | Part 44 - World War III
MBP | Part 45 - Thomas Jenner
MBP | Part 46 - A Date
MBP | Part 47 - Trust
MBP | Part 48 - A Future
MBP| Part 49 - Disappointed
MBP | Part 50 - Try To Believe
MBP | Part 51 - Fixed Him
MBP | Part 52 - Yours
MBP | Part 53 - Gone
MBP | Part 54 - Imagination
MBP | Part 55 - The Mistakes
MBP | Part 56 - Proposal
MBP | Part 57 - Come Back
MBP | Part 58 -Meet Again
MBP | 59 - Can We...?
MBP | 60 - 2U
MBP | 61 - Invited
MBP | Part 62 - Giving Up
MBP | Part 63 - Revealed The Truth (I)
MBP | Part 64 - Revealed The Truth (II)
MBP | Part 65 - Truth
MBP | Part 66 - Kidnapped
MBP | Part 67 - Take You Home
MBP | Part 68 - Changed
MBP | Part 69 - Really?
MBP | Part 70 - Please, don't!
MBP | Part 71 - This is The END?
The First Time He Fell

MBP | Part 4 - The Bad Night

396K 29.2K 1.8K
By daasa97

4 : The Bad Night


Helaan napas panjang dari Javier keluar ketika dia tiba di apartemennya. Masih berusaha menghindari pertanyaan dari Olivia tentang apa yang telah dia lakukan, Javier lebih memilih untuk tidak kembali ke mansion-nya dulu. Lagipula, Javier berpikir tidak semua hal yang dia kerjakan harus Ibunya tahu. Ia sudah sangat besar untuk dapat melakukan apa pun sesuai keinginannya, termasuk menghukum Anggy Sandjaya.

Berbicara tenang wanita itu, seperti yang telah Javier tebak sebelumnya, Angel tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang telah ia katakan. Ya, memang benar Angel mengangguk seakan percaya dengan apa yang dia katakan. Namun, pandangan mata biru Angel yang Javier lihat? Javier yakin ia tidak salah ketika ia melihat keraguan di sana.

"Sudah Mommy tebak kau tidak akan pulang dan lebih memilih tidur di sini."

Suara yang Javier dengar begitu dia masuk ke apartemennya lebih dalam, membuat Javier terlonjak kaget. Dan benar saja, di hadapannya Olivia sudah duduk manis di atas sofa dengan tangan yang memegang remot televisi. Sementara mata cokelat wanita itu menatap Javier dengan pandangan lelah.

"Kenapa Mommy di sini?"

Pertanyaan bodoh. Dan pertanyaan itu kemudian membuat Olivia berdiri dari duduknya untuk bergerak menghampiri putranya.

"Hanya menghampiri putra Mommy yang hilang. Sekaligus memberitahu calon menantu Mommy ke mana biasanya calon suaminya menghilang."

Apa? Javier tidak habis pikir dengan apa yang Ibunya katakan.

Calon menantu? Calon suami? Kata-kata macam apa itu! Mengingat tidak ada satu pun keinginan untuk menikah di kepala Javier setelah Angeline dipastikan akan menikah sebentar lagi.

Ya, Angeline akan menikah.

Dengan Rafael.

Rafael yang itu, si bajingan plin-plan. 

Pemikiran itu membuat mood Javier langsung jatuh. Biarkan saja dia dibilang lelaki gagal move on, Javier tidak peduli. Karena sampai detik ini, sebenarnya masih sangat sulit merelakan Angel untuk yang lain.

Apalagi Angel masih setia datang di dalam mimpi Javier.

"Apa yang sedang Mommy katakan?" Javier bertanya sembari berusaha membuka ikatan dasi yang terasa mencekik lehernya. Namun kepala Javier langsung bisa memutar jawaban atas pertanyaannya sendiri ketika ia melihat wanita itu muncul dari arah dapur dengan celemek yang menutupi tubuh bagian depannya.

Oh, God! Bagaimana bisa Javier melupakan kebiasaan Olivia? Seharusnya Javier tidak melupakan fakta jika disaat Olivia tidak bisa menggali pernyataan dari dirinya, Ibu tersayangnya ini pasti akan mengorek informasi dari sumber yang lain.

Dan ya.... Itu dibuktikan dengan kehadiran Anggy Sandjaya disini. Wanita dengan nama tengah yang sangat absurd dan kemungkinan besar telah memberikan informasi yang cenderung merugikan Javier.

"Mommy, makanannya sudah siap...." Anggy mengatakannya dengan riang, sangat berbanding terbalik dengan wajah Javier yang terlihat seperti tak sengaja meminum susu basi sekarang.

"Ah, kau sudah pulang, Baby?" Anggy berkata lagi, kali ini sembari menatap Javier dengan senyum yang mengembang seolah dia baru saja menyadari kehadirannya.

Javier semakin menggeram, ini sudah pasti merupakan sesuatu yang tidak baik. Dan apa panggilannya tadi? Baby? Apa sebenarnya yang sedang wanita ini rencanakan? Dan tanpa sadar Javier sudah membunyikan alarm waspada dalam kepalanya.

"Wah benarkah?" Suara Antusias Olivia membuat Javier mengalihkan perhatiannya. Matanya tidak bohong ketika ia melihat Olivia sudah berjalan menuju Anggy kemudian memegang bahunya seakan mereka perdua sudah akrab sekali.

"Aku tidak percaya ketika kau berkata kau akan memasak kau benar-benar melakukannya. Ayo, Jav.... Mommy sudah lama sekali tidak memakan makanan Indonesia...." Olivia berkata dengan antusias, dan ejekan yang Anggy keluarkan dari matanya membuat Javier tidak melakukan apapun selain menggeram.

"Memangnya Mommy senang makanan Indonesia?" Anggy menekankan ucapannya di kata Indonesia. Tidak terlalu dalam, tapi itu sanggup membuat Javier paham.

"Tentu saja, Paman Javier mendirikan resort disana. Sayang sekali kami tidak pernah mengunjunginya lagi...." Olivia menjawab seiring langkah mereka yang menuju meja makan.

Anggy sedikit menoleh untuk melihat apakah Javier mengikuti mereka. Dan ternyata iya. Itu membuat senyum penuh ejekan terpasang cantik di wajah Anggy sekarang.

"Javier pernah ke Indonesia?" Anggy bertanya penasaran.

"Dia terakhir pergi kesana bulan yang lalu."

Bruk! Javier merasakan sebuah beton dijatuhkan di atas kepalanya begitu Ibunya mengatakan hal ini. Dasar! Menyebalkan sekali melihat senyum kemenangan terlihat di wajah Anggy saat ini.

"Ah.... Bulan lalu...." Anggy mengulangi perkataan Olivia. Tentunya dengan seringaian jahatnya pada Javier.

"Apakah Javier perlu membawa peta kesana, Mom? Kau tahu, ada orang yang berkata padaku jika Indonesia itu adalah negara antah berantah."

"Orang yang berkata padamu mungkin tidak pernah lulus pelajaran Geography. Salahkan orangtuanya yang tidak mengajarinya dengan benar," canda Olivia. Namun candaan Olivia ternyata mampu membuat Javier tersedak oleh tawanya sendiri.

"Kau kenapa, Jav?" tanya Olivia heran. Wanita itu kemudian menatap Javier dan Anggy yang sedang memindahkan mangkok dari pantri ke meja makan secara bergantian.

"Tidak, Mom... Aku baik." Javier masih menahan tawanya. Sungguh aneh, mengingat beberapa menit sebelumnya moodnya terjun bebas melihat wartawan menyebalkan ini ada disini.

"Kuharap kalian suka bubur ayam," ujar Anggy begitu ia sudah duduk di atas kursinya. Tugasnya sudah selesai, itu bisa dilihat dari semangkuk bubur dengan suwiran ayam di atasnya yang sudah tersaji di depan masing-masing orang.

"My favorite one. Terimakasih, Sayang." Olivia mengatakannya dengan girang. Dan di detik kemudian ia sudah menyuapkan sendok demi sendok bubur itu kemulutnya dengan ekspressi wajah seakan ia benar-benar menikmatinya.

"Kau perlu aku suapi, Baby?" Pertanyaan ini Anggy tujukan untuk Javier, mengingat sampai saat ini Javier masih diam dengan tangan yang sudah memegang sendok.

Javier lantas menatap Anggy dengan pandangan curiganya. Bisa saja karena terlalu kesal Anggy menaruh bubuk racun ke dalam sini, bukan?

"Itu enak, Jav.... Namanya bubur ayam," ujar Anggy, sengaja mengabaikan pandangan curiga Javier. Wanita itu lantas bergerak mengambil sendoknya, sebelum berhenti untuk berbicara pada Javier lagi.

"Kau bisa melafalkan namanya, Jav? Sepertinya tidak, mengingat kau saja tidak bisa melafalkan nama tengahku." Anggy berkata dengan wajah sedih, dan setelah itu Anggy menyendok bubur di mangkoknya sebelum mengarahkannya pada mulut Javier.

"Ayo makan Jav...," ucapan penuh paksa Anggy membuat tidak ada yang bisa Javier lakukan selain membuka mulutnya. Bukan karena Javier takut pada Anggy, tetapi Ibunya di seberang sana sudah menatapnya penuh peringatan.

"Anak pintar. Bisa aku pastikan jika saat ini kau bisa menyebutkan kata Putri maupun bubur ayam." Anggy tertawa geli bersamaan dengan mata Javier yang melotot ketika bubur itu sudah masuk ke dalam mulutnya.

Demi apa.... Ini pedas sekali! Wartawan ini benar-benar....

Entah sudah berapa cabai yang Anggy masukkan kedalam bubur yang dia suapkan pada Javier. Yang jelas rasa pedasnya sangat melebihi rasa pedas yang pernah Javier rasakan sebelum ini.

Dengan segera Javier meraih gelas berisi air di depannya. Cukup membantu, meskipun tidak banyak. Javier masih merasakan dengan jelas jika saat ini ia masih merasakan lidahnya terbakar.

"Tidak, woman... Aku sudah kenyang...," tolak Javier ketika Anggy sudah akan menyuapkan makanan terkutuk itu padanya setelah ia minum.

"Baby... Aku sudah memasak ini susah-susah untukmu...."

"Tapi aku benar-benar sudah kenyang, Sayang...." Javier mengatakan itu dengan penekanan di setiap katanya sembari melirik Olivia.

Ya, Javier memutuskan untuk mengikuti permainan Anggy juga. Karena jika tidak, Olivia akan mengetahui jenis drama kebohongan apa yang ia buat, dan sudah pasti tidak membutuhkan waktu lama bagi Angel untuk menemukan bukti jika apa yang telah ia katakan hanyalah sebuah kebohongan.

"Makanlah, Jav.... Daddymu saja selalu memakan masakan Mommy meskipun dia sudah kenyang." Olivia menyahut, dan itu membuat Javier menghembuskan napas pasrah.

Daddynya-Kevin Leonidas memang seringkali terpaksa menghabiskan makanan masakan Ibunya walaupun itu seringkali tidak bisa disebut sebagai makanan. Rasanya sangat-sangat parah.

Tapi yang pasti Javier tahu itu itu dilakukan Daddynya karena beliau tahu, Olivia sudah berusaha. Ibunya memasaknya dengan penuh cinta. Berbanding terbalik dengan medusa di sampingnya sekarang. Karena tanpa perlu menjadi paranormal, Javier tahu apa yang ada di kepala Anggy Sandjaya. Wanita ini ingin meracuninya. Itu terlihat jelas di matanya yang bersinar senang saat ini.

Ya, Tuhan.... Tambah volume nyawaku.... Javier berdoa dalam hati, sebelum bersiap-siap membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Anggy. Dan sekali, dua kali, tiga kali, bahkan berkali-kali kemudian Javier harus menahan mulutnya yang terasa terbakar.

"Kau tahu, Anggy... Federick dan Christine, sepupu Javier... Saat ini menetap di Indonesia. Mereka mendirikan bisnis pariwisata mereka disana." Disela penderitaan Javier, Olivia malah bercerita pada Anggy. Dan sialnya, topik pembicaraan mereka tidak lepas dari negara pencipta makanan sial ini.

"Benarkah? Di Indonesia bagian mana Mom?"

Satu lagi hal yang membuat tidak hanya lidah Javier yang terbakar, tapi juga kepalanya. Kenapa ia baru sadar jika Anggy juga turut memanggil Ibunya Mommy?

"Papua, mereka mendirikan resort disana." Anggy mengangguk paham dengan tangan yang kembali menyodorkan suapannya pada Javier, sementara mata Javier sudah mulai memerah saat ini.

"Mommy sudah selesai... Mommy pulang dulu. Tumben sekali Javier makannya lama sekali," goda Olivia yang tidak tahu situasi.

"Hati-hati, Mom... Mommy tidak mau membawa pulang dia juga?" Javier bertanya dengan nada suara tersiksa. Itu membuat Olivia melotot memperingatkan dan segera beranjak meninggalkan mereka.

Dan setelah Olivia menghilang dari sekitar mereka, tanpa menunggu lama Javier langung menenggak sisa air di gelasnya sementara Anggy langsung tertawa kencang.

"Javier... Javier... Javier.... Bagaimana? Kau sudah bisa menyebut namaku sekarang?"

"KAU!" Javier berteriak sembari bangkit dari duduknya. "Apa yang kau katakan pada Mommy? Dan untuk apa kau kemari!" Javier menatap Anggy tajam, sementara jemarinya terlihat menyugar rambutnya frutasi.

Anggy tersenyum sembari membenarkan posisi tubuhnya. "Tidak, Jav... Aku hanya mengikuti permainanmu...." Anggy tersenyum manis.

"Selain itu.... Aku adalah pemegang istilah; keep your friends close, and your enemy closer," lanjut Anggy dengan senyum menyebalkannya.

"Kau menantangku?" Javier bersuara dengan nada rendahnya. Ia sangat heran, bagaimana wanita udik ini begitu berani terhadapnya?

Anggy bangkit dari duduknya dan menatap Javier tanpa rasa takut. "Aku tidak pernah menantangmu, Javier... Aku menanggapi permainanmu," ujar Anggy sebelum wanita itu bergerak menuju pintu.

Anggy kemudian berhenti, dan menoleh pada Javier lagi.

"Kau tidur di luar ya? Tunanganmu ini lelah dan ingin tidur. Selamat malam, Javier..."

Javier hanya diam merespon perkataan Anggy. Dan disaat Javier sudah tersadar dengan apa yang Anggy katakan.... sudah terlambat.

Anggy sudah menutup pintu kamarnya tepat di depan wajah Javier setelah usaha lari Javier yang ternyata sia-sia.

"Anggy! Buka pintunya!" teriak Javier yang sama sekali tidak di respon Anggy.

Benar sekali, Javier Leonidas sudah kalah telak dengan Anggy Sandjaya malam ini.

Benar, malam ini dia kalah. Tapi hanya malam ini.


***

Continue Reading

You'll Also Like

Damian By 23

Romance

167K 8.5K 5
Damian Manuel Regata Pria kaku, dingin tak tersentuh, tapi memiliki mulut yang pedas serta kontrol emosi yang begitu payah. Dia tidak mengerti dengan...
1.2K 57 2
[ON GOING] [Min Yoongi] "Entah akan berujung bagaimana, nanti kita lihat saja bersama. Semoga aku dan kamu tetap menjadi kita." Terinspirasi dari ; H...
5.6M 291K 58
Serina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal o...
1.5M 6.7K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...