Just Say Yes,Please!?!

By TembokPutih

394K 8.7K 124

Dia yg tidak seharusnya kukenal Dia yg tidak seharusnya mndapatkan perhatian Kepadanya hatiku terlanjur jatuh... More

Ray Gerrick Anderson
He or She,Who's Crazy?!?
"Little Naughty Girl"
Introduce Of Me
Yes or No!!?!
What Happen to The Angel?!?
TikTok,It's a Long Time
Rain Make it Happen
Different
Look Around
He's not good but not bad too

Weird Position

9.2K 202 2
By TembokPutih

Still krick pov,

Tanpa terasa sudah sejam berlalu dan aku hanya berdiri memandangi gerbang panti ini tanpa melakukan apapun. Aku tahu kehidupan yang kujalani sekarang adalah yang paling terbaik yang kudapatkan seumur hidupku. Memiliki seseorang yang berarti bagiku untuk kulindungi dan kujaga. Walau selama ini tentunya zian tidak akan pernah tahu dan yah aku juga tidak berniat memberitahunya. Hanya saja mendengar apa yang drian katakan tentang bagaimana dia akan kembali menjauhkan aku dari zian membuat aku.... sedikit takut. Drian selama ini telah melakukan banyak hal berusaha membuatku terbujuk dengan tawarannya. Tentunya dia yang memang sudah menyimpang itu berusaha membuat aku seperti dirinya. Aku menyesal telah mengenalnya dan melakukan ide gila itu dulu. Mungkin kalau tidak kulakukan apakah zian juga dapat dekat dan percaya padaku melebihi siapapun seperti saat ini? Itu yang membuatku ragu dan menggangguku saat ini. Sayangnya tepat untukku mengadukan kekesalan, kesedihanku dan kecemasanku sudah tak ada lagi. Bahkan zian tidak pernah mendengar keseluruhan kisah hidupku. Aku menutupinya, karna terlanjur ingin menarik perhatiannya. Aku terlanjur menyukainya hingga membuatku lupa bisa saja setelah zian tahu aku ini seorang pembohong yang mengatakan masa kecilnya bahagia ini akan membuatnya juga membenciku. Terlepas dia tahu atau tidak soal kebohonganku yang lainnya tentunya.:D

Aku berjalan meninggalkan gerbang itu beserta mobil yang tadi kubawa. Aku melangkahkan kakiku tanpa ada tujuan. Kebiasaan lama yang telah kulakukan untuk menghilangkan kegelisahanku sejak bunda dewi pergi. "Hahh kenapa aku jadi merindukan kalian sih para bunda??" Aku menendang kerikil di jalan dengan kesal. Berbicara dengan diriku sendiri sepertinya tidak membantu. Cinta sebuah keluarga yang sempat kudapatkan setelah aku diangkat anak oleh seorang malaikat baru yang memintaku memanggilnya bunda Windu. Nama seorang malaikat yang cantik kan, Winduri. Bunda windu bersama suaminya yang saat ini mungkin tidak benar-benar menganggapku anaknya lagi itu menjadikan aku anak angkat mereka tepat setelah sebulan kepergian bunda dewi. Sepasang suami istri yang tidak memiliki anak dan sangat mencintaiku itu,membuat aku sempat merasa lebih hidup dari sebelumnya. Tapi lagi-lagi tentunya kesialan tak ingin melepaskanku begitu mudah. Bunda windu telah lama mengidap penyakit kanker rahim stadium tiga yang kuketahui setelah aku mulai memasuki masa kuliah. Cinta bunda windu yang begitu besar padaku membuat beliau sangat suka mengkhawatirkan aku berlebihan. Hingga suatu hari telponku mati ketika aku ingin mengabari bunda kalau aku pulang terlambat malam itu. Kupikir bunda akan mengerti dan mungkin akan menungguku saja di rumah. Tapi seperti yang kubilang, hati dan kepalanya sama-sama keras. Bunda pergi ke tempat kuliahanku hanya untuk melihatku aman dan selamat saking khawatirnya beliau karna tak mendapat kabar dariku. Tanpa memberitahu ayah mengenai kepergiannya, bunda pergi sendiri padahal saat itu penyakitnya kambuh dan bunda harusnya beristirahat di rumah. Hahahaha kebodohanku dan ketidakpekaanku dengan perasaan bunda windu membuatku harus menerima kenyataan pahit itu, lagi.

Bunda windu sedang dalam perjalanan menuju ke kampusku menaiki sebuah taksi. Tapi dalam jarak kurang dari seratus meter dengan kampusku, bunda windu dan taksi yang ia naiki ditabrak truk yang remnya blong hingga membuat mobil yang bunda windu naiki terguling dan hancur berantakan setelah menabrak tiang listrik di dekat lampu merah yang berjarak 50 meter dari mobilnya. Aku bahkan hingga saat itu terjadi tidak juga menyadari siapa yang mengalami kecelakaan tidak jauh dari kampusku itu. Aku sedang sibuk berusaha mencari taksi ditengah kemacetan yang disebabkan kecelakaan itu. Aku takut bunda windu khawatir jadi aku berusaha secepat mungkin untuk pulang. Hingga yang kudapati ketika sampai di rumah setelah kemacetan panjang yang kualami hanpir satu setengah jam adalah rumahku ramai dengan mobil polisi dan sebuah ambulance. Aku kaget dan berlari kedalam rumah untuk melihat apa yang terjadi. Disana, kulihat ayahku menangis histeris sambil memeluk seseorang yang tengah ditutupi sehelai kain. Aku terdiam, dengan langkah pelan aku berusaha melangkahkan kakiku mendekati ayah.

"A-ayah, aku pulang. Mm-mana bunda yah?" Aku berusaha memanggil ayahku yang hampir tidak menyadari keberadaanku didekatnya. Tapi ketika mata ayahku melihat ke arahku dia kemudian meninju wajahku tepat di dekat bibirku hingga kurasakan bibirku sedikit sobek.

"Seharusnya kami tak mengambilmu sejak awal! Dia jelas-jelas sedang sakit tapi bisa-bisanya masih mengkhawatirkanmu, kau tahu?!! Istriku mencarimu ke kampus dan dia harus mati seperti ini dan itu hanya karna kau anak angkatnya!! Bahkan kau tidak punya darah yang sama denganku,kenapa dia harus sebegitunya padamu?! Dia... diaa istrikuu!! jangan pergi begini jangan... Aku harus apa kalau kau tidak ada. Kau bilang kita akan hidup bersama selalu, kau ini benar-benar bodo, istriku. Oh tuhan..." Ayahku kembali terisak di dekat sosok yang tertutup kain itu. Sosok yang ternyata adalah bunda winduku. Napasku tercekat. Hatiku remuk bahkan aku tak tahu apa yang kulakukan setelah itu, tapi ketika esok harinya aku sadar aku ternyata pingsan dan di kepala dan tanganku ada bekas luka yang baru saja dijahit. Ternyata tadi pagi bunda telah dimakamkan bahkan tanpa membangunkan aku. Aku pingsan setelah menangis tak henti-hentinya sambil menggumamkan kata maaf disebelah mayat bundaku. Aku memukul dinding dengan begitu keras mengggunakan tanganku dan menghantamkan kepalaku juga di dinding. Aku terpuruk begitu menyadari kenyataan aku harus kembali kehilangan sosok malaikatku untuk ketiga kalinya. Ibu kandungku yang bahkan tidak menginginkanku, bunda dewi dan sekarang bunda windu. meninggalkannya lagi untuk ketiga kalinya. Bahkan semua yang kulakukan, hingga wajahku yang membuat banyak orang begitu baik padaku ternyata tidak Semua orang di dekatku mengatakan kalau ini semua bukan salahku tapi itu bahkan tidak dapat membuat ayah kembali melihatku seperti sebelumnya. Ayah memutuskan memulai kehidupan barunya di Australia, jauh dariku tentunya. Ayah yah beliau masih menginjinkan aku memanggilnya ayah setelah semua yang terjadi. Pesan bunda windu pada ayah untuk tidak boleh membenci dan meninggalkanku bahkan ketika beliau telah tiada. Sebuah pesan yang ternyata telah beliau siapkan karna tahu cepat atau lambat dirinya akan menemui kematian itu sendiri. Ayah memberikan aku tempat tinggal sebuah apartemen di daerah jakarta selatan sebelum kemudian pergi meninggalkanku kembali sendirian. Aku tetap bersyukur karna hingga saat ini ayah masih mau kutelpon walau tentu saja hanya sekedar saling bertanya kabar dan kemudian sedikit basa basi sebelum beliau memintaku menutup telpon dengan alasan beliau sibuk, selalu begitu. Ya, dalam waktu yang sangat kuhargai itu aku bersyukur sempat diberikan kesempatan untuk mencicipi rasanya memiliki keluarga, kan?:D

'Krick antonio'...

Nama yang diberikan bunda dewi seolah menjadi kutukan bagi kehidupan orang-orang disekitarku. Selama 4 tahun kuhabiskan dengan menyelesaikan kuliahku dan bekerja paruh waktu untuk mengisi waktuku agar tidak begitu lama berada di rumah. Bagaimana tidak begitu membuatku khawatir jika sekarang kehidupan orang yang kusayangi, malaikatku yang terakhir kembali terancam diambil dariku lagi. Aku sungguh sangat bersyukur berkat pertemuan pertamaku dengannnya sepulang kunjunganku ke kedua makam bundaku aku melihat zian. Gadis yang menangis di tengah jalan dengan baju setengah sobek dan tanpa alas kaki, cukup menyedihkan bagi seorang gadis untuk terlihat seperti itu di malam dimana hujan turun cukup deras. Gadis yang awalnya ingin kuhiraukan tapi tidak bisa kutinggalkan karna ditengah hujan yang deras itu, di bawah payungku, aku kembali melihat sosok bunda dewi dalam diri gadis itu. Seperti halusinasi, tapi cukup membuatku mengira gadis itu benar-benar bunda dewi. Sebelum aku kembali tersadar kalau ini bisa jadi jalan yang diberikan tuhan untukku memperbaiki masalalu. Bunda dewi dan bunda windu nampaknya menitipkan seorang malaikat lagi padaku. Malaikat yang cantik, benar-benar cantik...

8 tahun sebelumnya,

Krick berjalan sambil membawa payung ditengah hujan yang cukup deras setelah keluar dari area pemakaman yang tak berada jauh dari rumahnya. Malam itu menunjukan pukul sepuluh malam. Hari terasa semakin dingin, sehingga krick mempercepat langkahnya untuk pulang kerumah. Tapi saat ia akan berbelok menuju gang rumahnya, di tengah jalan yang sepi itu ia melihat seorang gadis tengah duduk sendirian dari kejauhan. Krick ingin mengabaikannya dan melanjutkan kembali perjalanan pulangnya, tapi ketika ia melihat sekali lagi kearah gadis itu. Krick seolah melihat siluet gadis itu mirip dengan bunda dewinya, malaikat yang sudah lama ia rindukan itu. Krick tersentak dan langsung berlari ke arah gadis itu untuk mencoba mendekatinya tapi kemudian ia melihat punggung gadis itu bergetar. Namun krick tidak mendengar suara tangis atau semacamnya. Krick mendekatinya pelan dan cukup kaget melihat kondisi gadis itu benar-benar cukup buruk.bajunya robek sana sini dan ada beberapa luka lebam yang sudah membiru di sudut bibir dan tulang pipinya. Rambutnya yang bewarna coklat kemerahan itu terlihat berantakan,seperti benang kusut tak terurai. Hati kecil krick tersentuh untuk menolong gadis itu.
"Emn..hai,kw baik-baik saja?ayo ikut aku biar kuobati dirimu". Krick bertanya ragu-ragu takut gadis itu akan takut padanya. Tapi gadis itu sepertinya tidak mendengarnya.

Krick kemudian berjalan kedepan gadis itu, dan mencoba menarik perhatiannya lagi," Jelek, gak boleh nangis" Krick terpesona pertama kalinya, saat wajah gadis itu menoleh kearahnya, memperlihatkan wajah gadis polos dengan mata coklat madu yang sangat indah tertutup oleh butiran air mata yang jatuh disudut pipinya. Pipi yang sedikit chubby terlihat sangat lucu saat ia menangis seperti itu. Bibirnya terlihat kecil dan penuh sedikit bewarna pink tapi agak kelabu dan terlihat gemetar karena kedinginan. Sorot matanya tajam dan kosong menatap nanar pada krick yang seketika itu juga mengulurkan tangannya membantu gadis itu berdiri.
"Terima kasih..." Jawaban pendek itu terdengar sangat pelan dan rintih di telinga krick. Perlahan gadis itu berdiri dibantu dengan krick yang memapah tubuhnya. Kakinya tidak beralaskan apapun dan ternyata ada darah di kaki kanannya membuat krick bergidik dan sangat sedih melihat kondisi gadis itu. Krick memasangkan gadis mungil itu jaketnya menutupi tubuhnya yang penuh luka tersebut. Krick memutuskan sesuatu yang tak pernah ia sangka akan keluar begitu saja dari mulutnya. Hal yang kemudian di masa depan sedikit krick sesali.
"Namamu siapa?aku krick antonio.hmm begini aku tinggal sendiri dan kupikir kau tidak memiliki tempat tinggal. Jadi kau mau tinggal bersamaku?aku tidak akan macam-macam padamu kok,hehe."krick berusaha bercanda pada gadis itu,ia pikir gadis itu akan marah tapi wajah kaku tanpa senyum itu hanya melihat krick dengan diam. Tanpa jawaban apapun dia hanya mengangguk. Krick kaget tak percaya tapi dia memang ingin seorang teman yang dapat mengerti dirinya dan menjadi orang paling dekat dengannya, seorang keluarga...

Flashback off...

Mungkin bagi para pembaca, aku terlihat aneh atau mesum ya? hahaha tapi aku benar-benar tidak berpikir kesana kok. Saat itu aku hanya ingin menolongnya, benar-benar tulus karna hati kecilku tergerak oleh rasa iba. Namun aku begitu gencar mendekatinya setelah itu. Mencoba berada di sisinya, menjadi orang terdekatnya, orang yang dapat ia percayai, selalu ada bahkan begitu peka dengan apapun yang ia rasakan. Menjadikan aku begitu terobsesi untuk membuatnya betah bersamaku, dan tidak memilih pergi. Hingga seperti yang kuceritakan sebelumnya, kepercayaannya justru muncul karena hal itu. HAHAHAHAH aku benar-benar bahagia saat itu, jadi mau bagaimana lagi,kan?^_^

Aku tersadar dari lamunanku,hingga tak kusadari aku telah berjalan cukup jauh. Waktu di jamku menunjukan pukul setengah delapan. Aku tak begitu tahu dimana aku saat ini, tapi nampak seperti sebuah perumahan mewah yang tak begitu jauh dari panti. Hingga aku melihat seorang gadis yang kukenal betul berdiri di sebuah halte seberang jalan dari tempatku berada. Aku langsung menghapus sudut mataku yang sedikit berair dan langsung berlari menuju gadis itu.
"Hai honeyku,apa yang kau lakukan disini?kok tak mengabariku ingin pergi? kan kalau mau kemana gitu biasanya aku anter zi" Aku menyapa gadis yang langsung kukenali dari jauh itu ketika telah berada di depannya. Aku yang begitu senang melihat gadisku disini justru dikagetkan dengan ekspresi pertamanya yang bahkan tak pernah kulihat sebelumnya. Wajah gadisku terlihat memerah dan seperti linglung. Saat menatapnya kulihat seberkas cahaya bersinar terlihat di mata hitamnya yang selama ini hanya terlihat gelap itu. Aku terpaku dan langsung berusaha memeluk gadis di depanku saat ini. gadis yang sudah ia kenal selama 6 tahun itu dan gadis yang selalu membuatnya melakukan berbagai hal demi melihatnya bahagia.
"Hmm ehh krick! eh k-kau disini? Oh.. eh aduhh jangan peluk mendadak gitu krick, nanti dili.. eh maksudku aku itu lagi memikirkan sesuatu, jadi jangan gitu!" Zian langsung menepis tanganku yang berada di bahunya. Sebelumnya zian tak pernah menolak aku memeluknya, dan hanya akan mengatakan kata-kata kasar padaku bukan kalimat seperti ini yang biasanya terucap dari bibir mungil gadis di depanku ini.

Aku tersentak kaget,"Kenapa?kau ada masalah?apa ada orang yang melukai mu?? apa jangan-jangan kau habis diculik?! berani betul ada yang menjahatimu,bilang siapa aku akan menghajarnya untukmu!!!eh tapi biasanya kau kan sudah bisa menghajar pria yang berusaha berbuat jahat padamu,apa kau kalah darinya?? apa dia mengancammu? kau dirampok? kau baik-baik saja kan honey?atau ada masalah lain honey? jangan buat khawatir aku gitu" Aku memberondongnya dengan beragam pertanyaan. Mengingat tempat kami memang bukan daerah yang kukenal membuatku khawatir dan menyesal menginggalkan zian di kantor tanpa menitipkan pesan kalau aku pergi tadi.

Tapi balasan zian sungguh tak kusangka,"Aku bingung krick,aku sepetinya sudah gila. Rasanya ini jelas salah dan tak mungkin aku merasakan hal seperti ini. Setelah semua masalaluku, tapi aku tidak bisa.. Tapi kenapa justru rasanya nyaman walau disatu sisi aku takut itu kembali membuatku kembali taku..tapi aku...adduh hhahaha apa yang terjadi padaku ya krick? ini tidak beres deh. Aku merasa sangat malu,uhh. Ahh, apa aku juga perlu cek ke dokter, badanku rasanya panas krick!". Gadisku pertama kalinya bercerita padaku sambil tertawa kecil seperti itu. Tawa kecil paling jujur yang pernah kudengar darinya, Bahkan kulihat matanya yang menatapku sendu berusaha menutupi semburat bahagia yang muncul di sudut bibirnya dalam bentuk senyuman kecil itu. Wajah dingin dan datar itu hilang hari ini. Mukanya yang memerah dan terlihat gugup seolah tertangkap tengah menutupi sesuatu. Hal yang tak pernah dia perlihatkan padaku, dan bahkan tak pernah dapat muncul ketika bersamaku. Gadisku, zianku terlihat berbeda. Salah tingkah dan terlihat malu-malu itu bukan zianku yang biasanya. Dia adalah perempuan bar-bar yang selalu bertingkah menyebalkan, liar dan hanya akan selalu mengatakan kata-kata buruk atau membuat keusilan paling gila yang pernah kukenal. "Ayo pulang zian, aku capek!" Aku menarik tangan gadisku yang hanya diam mengikutiku menaiki busway yang tak lama kemudian datang. Zian gadisku, dia gadisku. Aku sadar gadisku kini sedang kenapa,tapi mengetahui hal ini benar-benar mulai membuatku takut...

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 254K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
542K 42.4K 18
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
2.4M 109K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.8M 60.5K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...